Anda di halaman 1dari 72

Nur Asiah,S.

Kep, Ns
Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Sistem sirkulasi

Jantung & pembuluh


darah

Sistem
kardiovaskuler
Obat yang
mempengaruhi fungsi
fisiologis & biokimia
kardiovaskuler

Stimulansia SSP
Depresia SSP
Obat otonom
Obat
Efek utama

Jantung & pembuluh darah


 Obat gagal jantung
 Antiaritmia
 Antihipertensi
 Vasodilator
 Antilipidemia
 Pengurangan kontraktilitas otot
jantung  bendungan sirkulasi 
jantung gagal mengalirkan darah ke
jaringan  O2 jaringan tidak
terpenuhi
 Hipertensi
 Kelainan katup jantung
 Anemia berat
 Defisiensi vitamin B1
 Sirosis hepatis
 Gagal ginjal
 PPOK
Menghilangkan bendungan
sirkulasi
 Mengurangi beban jantung
 Meningkatkan kontraktilitas miokard
dengan senyawa yang berefek inotropik
positif
 Menekan preload dan afterload
 Antiaritmia  memperbaiki frekuensi
dan kelainan irama jantung
Vasodilator

 Kaptopril  Hidralazin
 Enalapril  Isosorbid
 Fosinopril  Minoksidil
 Quinapril  Natrium
nitroprusid

ACE Inhibitor
Diuretik
 Bumetanid
 Furosemid
 Hidroklorotiazid
 Metolazon
Inotropik
 Glikosida jantung : digitoksin, digoksin
 Agonis adrenergik : dobutamin
 Inhibitor fosfodiesterase : amrinon, milrinon
Golongan Sub golongan Posologi
Inotropik Glikosida jantung Digitalis, Digoksin,
Agonis β-adrenergik Digitoksin
Inhibitor fosfo diesterase Dobutamin
Amrinon, Mirinon

Diuretik Diuretik Loop Furosemid


Tiazid Hidroklorotiazid
Bumetanid
Metolazon
Vasodilator ACE Inhibitor Kaptopril, Enalapril,
Quinapril, Fosinopril
Relaksasi otot polos Na-Nitroprusid, Hidralazin,
langsung Isosorbid, Minoksidil,
Amlodipin, Felodipin
GLIKOSIDA JANTUNG

Mempunyai efek inotropik positif

Memperkuat kontraksi otot jantung

Curah jantung meningkat


 Efek inotropik positif  melalui
peningkatan ion Ca sitoplasma 
kontraksi otot jantung terpacu
 Meningkatkan kekuatan kontraksi otot
jantung
 Memperlambat frekuensi denyut
jantung
 Menekan hantaran rangsang
 Menurunkan nilai ambang rangsang
Digoksin menghambat pompa Na-K-ATPase

Peningkatan Na dan K intraseluler

Kalium intraseluler meningkat

Peningkatan simpanan Kalium intraseluler di


sarcoplasmic retikulum pada otot jantung

Peningkatan cadangan kalium

Peningkatan kontraksi
Ion Na dan kalium memasuki sel otot jantung setiap kali depolarisasi

Memicu pelepasan kalium intraseluler ke dalam sitosol dari retikulum


sarcoplasam melalui reseptor ryanodine (RyR)

Menginduksi pelepasan kalium

Peningkatan kadar kalium

Kadar kalium sitosol berinteraksi dengan protein kontraktil

Kekuatan kontraksi meningkat


Farmakokinetik & Digoksin Digitoksin
dosis
Absorbsi per oral 40-90% (rata-rata 90-100%
75%)
Ikatan protein IV 95%
plasma
Waktu paruh 1,6 hari 7 hari
disposisi
Eliminasi utama Ginjal Hepar

Siklus enterohepatik Sedikit Banyak

Mula kerja
Per oral 1,5-6 jam 3-6 jam
Per IV 5-30 menit 30-120 menit
Farmakokinetik & Digoksin Digitoksin
dosis
Efek maksimal
Per oral 4-6 jam 6-12 jam
Per IV 1,5-3 jam 4-8 jam
Kadar terapi dalam 0,5-2 ng/ml 10-35 ng/ml
plasma
Dosis rata
Per oral 0,75-1,5 mg 0,8-1,2 mg
Per IV 0,5-1 mg 0,8-1,2 mg
Dosis pemeliharaan
rata2/hari 0,125-0,5 mg 0,05-0,2 mg
Oral 0,5-1 mg 0,8 – 1,2 mg
IV
 Lemah jantung kongestif
 Depresi nodus AV
 Gejala saluran cerna
 Efek pada jantung
 Susunan saraf pusat
 Gangguan penglihatan
Pengurangan volume cairan ekstrasel dengan
diuretik

Menurunkan preload
 Mengurangi bendungan paru
 Mengurangi edema perifer
Diuretik
 Meningkatkan ekskresi Na & Cl  urine
 Menghambat secara kompetitif
VASODILATOR
Mengatasi gagal jantung yang disebabkan
oleh:

 Hipertensi
 Penyakit jantung iskemik
 Insufisiensi mitral
 Insufisiensi aorta
 Efek arteriodilator & vasodilator
 Mengurangi tekanan pengisian
 Meningkatkan curah jantung
 Dosis lazim 15-20 µg/menit (dewasa)
 Dosis lazim  anak 0,1-8 µg/kg/BB/menit
 Indikasi utama  angina pektoris
 Mengurangi preload menurunkan
tekanan pengisian ventrikel kiri dan
mengurangi edema paru akut
 Merelaksasi otot polos secara
langsung  vasodilatasi 
peningkatan denyut &
kontraktilitas jantung
 Retensi natrium dan air
 Sakit kepala & tachicardi
 Iskemik otot jantung
 Gangguan saluran cerna, kulit,
hepatotoksik
 Suatu medilator  menghambat enzim
konversi angiotensin (Angiotensin
onverting Enzyme; ACE)

 Obat pilihan CHF, lebih baik dari


vasodilator lain
 Efek farmakologi  sistem renin
 Menghambat perubahan angiotensin I
inaktif  angiotensin II aktif
 Mengurangi afterload & peningkatan
curah jantung
 Mengurangi tahanan pembuluh darah
paru & tahanan atrial dan ventrikel kiri
 Bioavailabilitas rata-rata 60%,berkurang
karena makanan
 Pemberian  1 jam sebelum makan
 Konsentrasi puncak plasma  1 jam
 Waktu paruh  2 jam
 Ekskresi : urine 95%, sisanya sebagai
metabolit
 Ekskresi lambat pada pasien gagal ginjal
 Hipotensi , jika diberikan bersama diuretik
 Insufisiensi ginjal pada pasien stenosis ginjal
bilateral
 Kulit merah, gangguan pengecapan, vertigo,
sakit kepala, gangguan saluran cerna
 Tidak dianjurkan pada wanita hamil
Golongan molekul heterogen
(mempengaruhi fungsi elektrofisiologi
jantung)

 Memblok kanal ion (natrium, kalsium,


kalium)
 Mengurangi efek simpatis
Penyekat kanal (Na)

 Disopiramid
 Flekainid
 Lidokain
 Meksiletin
 Prokainamid
 Propafenon
 Kuinidin
 Tokainid
Penyekat β adrenoreseptor

 Esmolol
 Metropolol dan pindolol
 Propanolol
Penyekat kanal K+

 Amilodaron
 Bretilium
 Sotalol
Penyekat kanal Ca+

 Diltiazem
 Verapamil
Golongan obat Cara kerja, contoh & cara kerja obat

Kelas I Obat yang menurunkan respon membran


melalui Na channel blocker :
a. kuinidin, prokainamid, disopiramid
b. Lidokain, fenitoin, tokainid
c. Enkainid, flekainid

Kelas II Menghambat aktivitas simpatisinhibitor


β-adrenergik
a. Propanolol
b. Senyawa β-blocker sejenis
Golongan obat Cara kerja, contoh & cara kerja obat

Kelas III Obat yang memperpanjang potensial akut:


a. Famiodaron
b. Bretilium

Kelas IV Menghambat aliran masuk Ca


a. Verapamil
b. Obat- obat bloker kanal Ca
Golongan Contoh
Inhibitor kanal Na Kuinidin, prokainamid,
disopiramid, aprindin,
lidokain, fenitoin

Inhibitor kanal Ca Amioradon, verapamil,


diltiazem
Simpatoplegia Propanolol, bretilium
 Obat antihiperlipidemia  pasien
dengan kadar kolesterol LDL > 160 mg/dl

 Dosis efektif minimum menghindari


efek samping

 Semua jenis hiperlipidemia dengan obat


jika diet tidak berhasil
 Kolistiramin
 Lovastatin
 Kolestipol
 Niacin
 Probucol
 Suatu amonium kuartener penukar resin
berbentuk garam, menukar klorida untuk
anion lain
 Setelah pemberian, kolistiramin tetap
dalam saluran cerna menukar ion klorida
untuk garam empedu dalam usus halus
 Ekskresi garam empedu tinja meningkat
 Hasil akhir pemberian
kolistiramin  menurunkan
kadar LDL plasma yang
distimulasi oleh katabolisme
kolesterol melalui
perantaraan reseptor
 Tidak larut dalam air
 Tidak diabsorbsi di saluran cerna
(pemberian oral)
 Tidak mengalami perubahan
metabolik saat melewati usus
 Pemberian tunggal
 Konstipasi
 Steatorhea ringan
 Penggunaan dosis besar  gangguan
absorbsi vitamin ADEK
 Suatu resin penukar ion, berat molekul
tinggi

 Mekanisme kerja, efikasi dan toksisitas


mirip kolistiramin

 Menurunkan kadar kolesterol plasma (tidak


menurunkan trigliserid)  mampu
mengikat asam empedu dalam usus
 Tidak memiliki bau dan rasa tidak enak

 Dosis per oral 12-25 g/hari, 3-4 x sehari

 Tidak diserap di saluran cerna

 Efek samping  gangguan saluran cerna

 Pemberian obat  tunggal


 Menurunkan kolesterol & trigliserid plasma
 Diabsorbsi semua bagian saluran cerna
 Kadar puncak dalam darah 30 mg/ml
setengah jam setelah pemberian (1 g)
 Digunakan  pengobatan
hiperkolesterolemia & hipertrigliseridemia
 Efek samping  kemerahan & gatal di kulit
(1-2 jam setelah pemberian)
 Gejala utama penyakit jantung sistemik
nyeri dada hebat menjalar ke lengan kiri
 Nitrat organik: isosorbid dinitrat, nitrogliserin
 Penyekat β : propanolol
 Penyekat kanal kalsium: diltiazem, nifedipin,
verapamil
 Banyak digunakan sebagai
terapi angina
 Kerja  menurunkan tekanan
vena pusat preload jantung
berkurang
 Efek antiangina dihasilkan oleh :
- pengurangan konsumsi oksigen
jantung
- redistribusi aliran darah koroner ke
daerah iskemik
- hilangnya spasme koroner pada angina
varian
 Pemberian berulang pada sediaan otot
polos (in vitro) penurunan relaksasi

 Efek samping utama  hipotensi


postural, sakit kepala
 Inaktivasi cepat  oleh hepar
 Diabsorbsi baik dalam mulut
 Pemberian sublingual  efek
beberapa menit
 Waktu paruh 2 jam
 Durasi kerja 30 menit
Antagonis Kalsium
 Fenilakilamin (Verapamil)
selektif menghambat kanal Ca (90 – 100%)

 Dihidropiridin (Nifedipin, Nikardipin,


Amlodipin)
 Benzotiazepin (Diltiazem)
 Difenilpiperazin (Sinarizin, Flunarizin)
 Diarilaminopropilamin eter (Bepridil)

Menghambat kanal Ca dan Na (50-70%)


 Menghambat masuknya ion
Ca melalui kanal kalsium pada
membran sel otot jantung dan
sel otot polos pembuluh darah
 Absorbsi baik  pemberian oral

 Metobolisme tinggi
 Mengurangi konsumsi oksigen jantung

 Efek pemberian obat:


- Peningkatan frekuensi jantung
-tenaga kontraksi miokard jantung

 Efektif mengurangi serangan frekuensi


serangan angina klasik
 Diserap baik  pemberian oral
 Metabolisme lintas pertama di
hepar
 Ekskresi melalui urine
 Bronkokonstriksi
 Gagal jantung
 Hipoglikemi
 Kelelahan
 Depresi
 Kaki & tangan terasa dingin
Obat antihipertensi
Diuretik

 Bumetanid
 Furosemid
 Hidroklorotiazid
 Spironolakton
 Triamteren
Penyekat β

 Atenolol
 Labetalol
 Metoprolol
 Nadolol
 Propanolol
 Timolol
ACE Inhibitor

 Benazepril
 Kaptopril
 Enalapril
 Fosinopril
 Lisinopril
 Moeksipril
 Quinapril
 Ramipril
Antagonis
angiotensin II
 Losartan
Dengan retensi Na dan Garam Na dari obat (Na-
air penisilin, antasid yang
mengandung natrium)
Obat steroid
NSAIDs
Dengan cara Simpatomimetik
vasokonstriksi Inhibitor MAO (tiramin
cheese reaction
Setelah penghentian Klonidin
obat antihipertensi Metildopa
Antagonis β-adrenoreseptor

Anda mungkin juga menyukai