Definisi Gangguan Pertukaran Gas Faktor Predisposisi dan Presipitasi pada Gangguan Pertukaran Gas Proses Terjadinya Gangguan Pertukaran Gas pada Kondisi Efusi Pleura dan Pneumonia Pengertian Difusi Tempat Pertukaran Gas Tekanan Parsial pada Paru Tekanan Gas Alveoli Pertukaran Gas antara Alveoli dengan Kapiler Intervensi Keperawatan Secara Umum pada Pasien dengan Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas. Berlebih atau berkurangnya oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada membran alveoli-kapiler.
GAS EXCHANGE, IMPAIRED
(0030) (1980, 1996, 1998)
Definition: Excess or deficit in oxygenation or carbon dioxide elimination at
the alveolar-capillary membrane. Gangguan suplai oksigen Perubahan pada membran alveoli-kapiler Gangguan aliran darah paru Gangguan kapasitas pembawa oksigen di dalam darah DATA SUBJEKTIF 1. Keluhan dyspnea 2. Keluhan pusing saat bangun tidur 3. Keluhan gangguan penglihatan DATA OBJEKTIF 1. Nilai AGDA abnormal 9. Hypercapnia 2. Nilai pH arteri abnormal 10. Hypercarbia 3. Frekuensi, irama, dan 11. Hypoxia kedalaman pernafasan 12. Hypoxemia abnormal 13. Irritabilitas 4. Warna kulit abnormal 14. Pengembangan cuping (pucat, kebiruan) hidung/nasal flaring 5. Bingung (konfusi) 15. Gelisah 6. Cyanosis pada 16. Somnolen bayi/neonatus 17. Takikardi 7. Penurunan nilai CO2 8. Diaphoresis ? ? 3 tahapan proses fisiologi pernafasan: 1. Ventilasi 2. Transportasi: a. Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru (respirasi eksterna) dan antara darah sistemik dan sel-sel jaringan. b. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus c. Reaksi kimia dan fisik dari O2 dan CO2 dengan darah. 3. Respirasi Sel atau Respirasi Interna Difusi adalah proses terjadinya pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) pada tempat pertemuan udara-darah. Membran alveolar-kapilar merupakan tempat yang ideal untuk difusi karena permukaan membran yang luas dan tipis (tebalnya kurang dari 0,5 µm). Pada orang dewasa normal, oksigen dan karbon dioksida mengalir bebas menembus membran alveolar-kapiler Membran alveoli-kapiler Kekuatan pendorong terjadi proses difusi adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. Tekanan Parsial Oksigen (PO2) atmosfer: 158/159 mmHg PO2 pada trakea menurun karena dihangatkan dan dilembabkan jalan nafas menjadi: 149 mmHg PO2 pada alveoli menurun karena tercampur dengan udara dalam ruang mati anatomik pada saluran jalan nafas, menjadi: 100 - 103 mmHg PO2 dalam darah vena tersaturasi (PvO2) di kapiler paru sebesar 40 mmHg dimana lebih rendah dari PO2 pada alveoli (100 – 103 mmHg) sehingga O2 mudah berdifusi kedalam aliran darah. Perbedaan tekanan parsial CO2 pada alveoli (PCO2 alveoli = 40 mmHg) yang lebih rendah dari tekanan parsial CO2 pada vena tersaturasi (PvCO2 = 46 mmHg) menyebabkan CO2 berdifusi ke dalam alveolus. Walaupun selisih tekanan kecil (6 mmHg) kecepatan difusi CO2 lebih tinggi 20 kali dibanding O2 karena daya larutnya yang lebih besar. CO2 kemudian dikeluarkan ke atmosfer PO2 158/159 mmHg PCO2 0,3 mmHg PN2 596 mmHg PH2O 5,7 mmHg PO2 100-104 mmHg PCO2 40 mmHg PN2 573 mmHg PH2O 47 mmHg PvO2 40 mmHg PvCO2 46 mmHg PaO2 97 mmHg PaCO2 40 mmHg Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan antara O2 di kapiler darah paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menunjukkan bahwa paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada saat berolahraga, waktu kontak total berkurang sehingga dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia. Pada beberapa penyakit (ex: fibrosis paru), membran alveolikapiler menjadi menebal dan difusi melambat, sehingga juga dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia. AIRWAY MANAGEMENT 1. Clear the airway 2. Encourage long and lasting breathing, effective cough 3. Set the appropriate humidity for oxygen therapy 4. Set the position to reduce dyspnea 5. Monitor frequency of breath associated with oxygen adjustment RESPIRATION MONITOR
1. Monitor rate, rhythm, depth and effort to breathe
2. Note the movement of the chest, chest symmetry, and intercostal muscle retraction 3. Monitor nasal breathing, the snoring 4. Monitor breathing patterns, bradipnea, takipnea, hyperventilation, Kusmaul respiration, etc. 5. Palpation similarity of lung expansion 6. Anterior and posterior chest percussion of both lungs RESPIRATION MONITOR 7. Monitor the diaphragm muscle fatigue 8. Auscultation breath sounds 9. Monitor restlessness, anxiety and anger 10. Note the characteristic of cough and duration 11. Monitor respiratory secretions 12. Monitor dyspnea and monitor the development and progression of events 13. Perform maintenance nebulized therapy if necessary 14. Place the patient laterally to prevent aspiration ACID-BASE MANAGEMENT 1. Send a laboratory examination of acid-base balance (eg, blood gas analysis, urine and serum levels) 2. Monitor blood gas analyzer for low PH 3. Position the patient for optimum ventilation perfusion 4. Maintain the cleanliness of the air (suction and chest therapy) 5. Monitor respiration pattern 6. Monitor respiratory rate