Anda di halaman 1dari 27

Achmad Fathi, S.Kep, Ns.

, MNS

* Gangguan = Kerusakan = Impaired


 Definisi Gangguan Pertukaran Gas
 Faktor Predisposisi dan Presipitasi pada Gangguan Pertukaran Gas
 Proses Terjadinya Gangguan Pertukaran Gas pada Kondisi Efusi Pleura dan
Pneumonia
 Pengertian Difusi
 Tempat Pertukaran Gas
 Tekanan Parsial pada Paru
 Tekanan Gas Alveoli
 Pertukaran Gas antara Alveoli dengan Kapiler
 Intervensi Keperawatan Secara Umum pada Pasien dengan Diagnosa
Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas.
 Berlebih atau berkurangnya oksigenasi
dan/atau eliminasi karbon dioksida pada
membran alveoli-kapiler.

GAS EXCHANGE, IMPAIRED


(0030) (1980, 1996, 1998)

Definition: Excess or deficit in oxygenation or carbon dioxide elimination at


the alveolar-capillary membrane.
 Gangguan suplai oksigen
 Perubahan pada membran alveoli-kapiler
 Gangguan aliran darah paru
 Gangguan kapasitas pembawa oksigen di
dalam darah
 DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan dyspnea
2. Keluhan pusing saat bangun tidur
3. Keluhan gangguan penglihatan
 DATA OBJEKTIF
1. Nilai AGDA abnormal 9. Hypercapnia
2. Nilai pH arteri abnormal 10. Hypercarbia
3. Frekuensi, irama, dan 11. Hypoxia
kedalaman pernafasan 12. Hypoxemia
abnormal 13. Irritabilitas
4. Warna kulit abnormal 14. Pengembangan cuping
(pucat, kebiruan) hidung/nasal flaring
5. Bingung (konfusi) 15. Gelisah
6. Cyanosis pada 16. Somnolen
bayi/neonatus 17. Takikardi
7. Penurunan nilai CO2
8. Diaphoresis
?
?
3 tahapan proses fisiologi pernafasan:
1. Ventilasi
2. Transportasi:
a. Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler
paru (respirasi eksterna) dan antara darah
sistemik dan sel-sel jaringan.
b. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar
dan penyesuaiannya dengan distribusi udara
dalam alveolus
c. Reaksi kimia dan fisik dari O2 dan CO2
dengan darah.
3. Respirasi Sel atau Respirasi Interna
 Difusi adalah proses terjadinya pertukaran
gas (oksigen dan karbon dioksida) pada
tempat pertemuan udara-darah.
 Membran alveolar-kapilar merupakan tempat
yang ideal untuk difusi karena permukaan
membran yang luas dan tipis (tebalnya
kurang dari 0,5 µm).
 Pada orang dewasa normal, oksigen dan
karbon dioksida mengalir bebas menembus
membran alveolar-kapiler
 Membran alveoli-kapiler
 Kekuatan pendorong terjadi proses difusi
adalah selisih tekanan parsial antara darah
dan fase gas.
 Tekanan Parsial Oksigen (PO2) atmosfer:
158/159 mmHg
 PO2 pada trakea menurun karena
dihangatkan dan dilembabkan jalan nafas
menjadi: 149 mmHg
 PO2 pada alveoli menurun karena tercampur
dengan udara dalam ruang mati anatomik
pada saluran jalan nafas, menjadi: 100 - 103
mmHg
 PO2 dalam darah vena tersaturasi (PvO2) di
kapiler paru sebesar 40 mmHg dimana lebih
rendah dari PO2 pada alveoli (100 – 103
mmHg) sehingga O2 mudah berdifusi
kedalam aliran darah.
 Perbedaan tekanan parsial CO2 pada alveoli
(PCO2 alveoli = 40 mmHg) yang lebih rendah
dari tekanan parsial CO2 pada vena tersaturasi
(PvCO2 = 46 mmHg) menyebabkan CO2
berdifusi ke dalam alveolus.
 Walaupun selisih tekanan kecil (6 mmHg)
kecepatan difusi CO2 lebih tinggi 20 kali
dibanding O2 karena daya larutnya yang lebih
besar.
 CO2 kemudian dikeluarkan ke atmosfer
PO2 158/159 mmHg
PCO2 0,3 mmHg
PN2 596 mmHg
PH2O 5,7 mmHg
PO2 100-104 mmHg
PCO2 40 mmHg
PN2 573 mmHg
PH2O 47 mmHg
PvO2 40 mmHg
PvCO2 46 mmHg
PaO2 97 mmHg
PaCO2 40 mmHg
 Dalam keadaan beristirahat normal, difusi
dan keseimbangan antara O2 di kapiler darah
paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25
detik dari total waktu kontak selama 0,75
detik.
 Hal ini menunjukkan bahwa paru normal
memiliki cukup cadangan waktu difusi.
 Pada saat berolahraga, waktu kontak total
berkurang sehingga dapat menyebabkan
terjadinya hipoksemia.
 Pada beberapa penyakit (ex: fibrosis paru),
membran alveolikapiler menjadi menebal
dan difusi melambat, sehingga juga dapat
menyebabkan terjadinya hipoksemia.
 AIRWAY MANAGEMENT
1. Clear the airway
2. Encourage long and lasting breathing,
effective cough
3. Set the appropriate humidity for oxygen
therapy
4. Set the position to reduce dyspnea
5. Monitor frequency of breath associated with
oxygen adjustment
 RESPIRATION MONITOR

1. Monitor rate, rhythm, depth and effort to breathe


2. Note the movement of the chest, chest symmetry,
and intercostal muscle retraction
3. Monitor nasal breathing, the snoring
4. Monitor breathing patterns, bradipnea, takipnea,
hyperventilation, Kusmaul respiration, etc.
5. Palpation similarity of lung expansion
6. Anterior and posterior chest percussion of both
lungs
 RESPIRATION MONITOR
7. Monitor the diaphragm muscle fatigue
8. Auscultation breath sounds
9. Monitor restlessness, anxiety and anger
10. Note the characteristic of cough and duration
11. Monitor respiratory secretions
12. Monitor dyspnea and monitor the development
and progression of events
13. Perform maintenance nebulized therapy if
necessary
14. Place the patient laterally to prevent aspiration
 ACID-BASE MANAGEMENT
1. Send a laboratory examination of acid-base
balance (eg, blood gas analysis, urine and serum
levels)
2. Monitor blood gas analyzer for low PH
3. Position the patient for optimum ventilation
perfusion
4. Maintain the cleanliness of the air (suction and
chest therapy)
5. Monitor respiration pattern
6. Monitor respiratory rate

Anda mungkin juga menyukai