Anda di halaman 1dari 44

Data laporan hasil survey yang dilakukan

oleh penanggung jawab UKS dan puskesmas


di SD “R” sebagai berikut: jumlah siswa 100
orang, 20% siswa pemeriksaan feses ditemukan
menderita cacingan, kuku jari tangan siswa
panjang dan hitam, siswa suka jajan di
pedagang yang berjualan diluar sekolah, dan
makanan yang dijual kebersihannya tidak
terjamin. Hasil wawancara dengan beberapa
siswa tidak suka cuci tangan dan memotong
kuku. Orang tua juga mengeluh bahwa
prestasi dibawah rata-rata sebanyak 35%
siswa, sebanyak 20% siswa sering absen karena
sakit setiap harinya, dan konsentrasi siswa
ketika belajar di sekolah kurang baik.
Sebagai model perilaku Memfasilitasi klien untuk ikut terlibat
kesehatan dalam promosi kesehatan

Dalam kasus 3 tentang Peran perawat tersebut


promosi kesehatan di membantu memfasilitasi
sekolah SD “R” tentang alat promosi kesehatan
siswa yang banyak terkena seperti dalam kasus 3
cacingan dalam peran mencuci tangan dan
perawat sebagai model memotong kuku.
perilaku kesehatan seperti Perawat menyediakan
mencontohkan bagaimana sabun air dan potong
cara mencuci tangan yang kuku untuk praktek
baik dan benar. mencuci tangan dan
memotong kuku
Memberikan
Mengajarkan pendidikan
strategi Membantu klien untuk kepada klien untuk
perawatan meningkatkan derajat menjadi konsumer
mandiri kesehatan pelayanan
kesehatan yang
efektif.

Dari kebiasaan dan kegiatan Dalam promosi


Peran perawat juga sebagai
yang telah dilakukan selama kesehatan diberikan
diatas agar pasien dapat
promosi kesehatan pendidikan juga agar
melakukan sendiri kegiatan
diharapkan dapat pasien tahu manfaat
yang telah diajarkan dalam
meningkatkan derajat dan tujuan dari cuci
promosi kesahatan dan
kesehatan pasien setelah tangan yang baik
menjadi kebiasaan yang
diberi penyuluhan dan
sehat. Seperti pasien dapat dan benar dan
promosi kesehatan. Setelah ptong kuku dan juga
mencuci tangan dengan baik
diberi promosi kesehatan dan dampak tidak
dan benar dan bisa
melakukan perawatan memotong kuku dan
memeotong kuku sendiri
mandiri tentang cuci tangan cuci tangan yaitu
yang baik dan benar dan terkena penyakit
potong kuku pasien dapat cacingan. Ciri-ciri,
menigkatkan derajat gejala, dan
kesehatan.
penanganan
penyakit cacingan.
2. Konsep promosi
kesehatan dalam belajar
mengajar yang terkait
dengan kasus.
Perubahan Perilaku dan Pendidikan
Kesehatan
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan
yang memepengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Faktor
perilaku dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Kedua upaya
tersebut dilakukan melalui :
1. Paksaan (koersi)
Upaya ini pada umumnya perubahan perilaku ini tidak lama,karna perilaku yang dihasilkan dengan
cara ini tidak didasari oleh pengertian atau kesadaran diri yang tinggi,tetapi cara ini biasanya
menimbulkan dampak yag lebih cepat terhadap perubahan perilaku. Tekanan secara langsung.
Melalui tekanan-tekanan (fisik atau nonfisik), sanksi-sanksi, dan sebagainya
2. Pendidikan (education)
Upaya agar masyarakat perilaku kesehatan dengan cara bujukan,imbauan,ajakan,memberikan
informasi dan memberikan kesadaran. Dampak yang timbul dari cara ini terhadap perubahan
perilaku masyarakat memakan waktu yang lama tetapi akan bertahan lama pada perubahan
perilaku kesehatan masyarakat.
Prinsip Belajar Mengajar Yang Berkaitan Dengan
Kasus.
• Sekolahbekerjasamadenganpelayanankesehatan.
Sekolahharusmengupayakanagarmempunyaiaksesun
tukdilaksanakannyapelayanankesehatandisekolahsep
1. ertidikasustersebutyangbekerjasamadenganpenangg
ungjawabUKSdanpuskesmas.

• Perhatiandanmotivasi.Memberikanedukasikepadasis
waterhadapperhatiandanmotivasibelajarmengajaruntuk
mendorongsiswatidakmalasmencucitangan,menggunti
2. ngkuku ,dantidakjajansembaranglagidiluarsekolah.

• Pemecahanmasalah.Guruberperanmembimbingsiswa
untukmemecahkanmasalah,denganmasalahsiswamala
smenucitangandisanaguruberperanmemberitahukepad
3. asiswadampaknegatifkalosiswatersebuttidakmencucita
ngan. Danbukanhanyaguru ,tetapisemuaorang
yangterlibatdilingkungansekolahmaupunkeluarga.
1. Mengadakan promosi
kesehatan/pendidikan kesehatan
2. Berusaha untuk menciptakan
lingkungan yang sehat
3. Memberikan pendidikan kesehatan
sekolah
Teori belajar kognitif

Kognitif berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Berbeda dari


teori belajar behavioristik, teori kognitif lebih menekankan pada
bagaimana suatu informasi dapat diproses. Berdasarkan kasus, jika diberi
pendidikan kesehatan, diharapkan para siswa SD “R” dapat memproses
dan mengorganisir informasi dan ilmu pengetahuan yang mereka dapat,
lalu menyimpannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan
kemudian menemukan hubungan antara ilmu pengetahuan baru dengan
ilmu yang sebelumnya sudah didapat.
Teori belajar humanistik

Teori belajar humanistik menekankan isi yang dipelajari. Tujuan dari


proses belajar teori ini adalah memanusiakan manusia itu sendiri dan mencapai
tujuan yang diinginkan. Maksudnya, seseorang harus mampu memahami
lingkungan mereka sendiri dan diri mereka sendiri. Berdasarkan kasus,
diharapkan para siswa SD “R” dapat memahami lingkungan mereka sendiri,
apakah lingkungan yang mereka tempati itu lingkungan yang bersih dan sehat
atau tidak, apakah jajanan yang sering mereka makan kebersihannya terjamin
atau tidak. Para orang tua siswa yang peduli dengan kebersihan makanan
anaknya, biasanya menyiapkan bekal yang kebersihannya terjamin untuk
dimakan anaknya di sekolah dan ini juga bertujuan untuk mencegah cacingan
pada anak. Lalu diharapkan para siswa SD “R” dapat memahami diri mereka
sendiri, apakah diri mereka sudah bersih atau belum. Sebelum makan, tangan
mereka sudah bersih atau belum. kuku mereka sudah dipotong atau belum.
 Dari kasus diatas jika dikaitkan dengan prinsip belajar
mengajar pada promosi kesehatan, bahwa promosi
kesehatan di SD “R”.
 Prinsip yang pertama melibatkan semua pihak yang
berkaitan yaitu siswa, orang tua siswa dan para
pedagang diluar sekolah maupun organisasi-
organisasi di masyarakat. Karena banyaknya siswa
yang menderita cacingan, kuku jari hitam dan
panjang, siswa suka jajan di pedagang luar sekolah
yang tidak dapat di jamin kebersihannya.
 Prinsip selanjutnya Sekolah harus mengupayakan
agar mempunyai akses untuk dilaksanakannya
pelayanan kesehatan di sekolah seperti di kasus
tersebut yang bekerjasama dengan penanggung
jawab UKS dan puskesmas.
Konsep PHBS yang berkaitan dengan kasus
• v
Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
• Proses pemberdayaan masyarakat
• Upaya perubahan perilaku yang disertai upaya
mempengaruhi lingkungan
• Bersifat promotif (peningkatan)
• Diikuti advokasi dan bina suasana
• Berpatokan pada PHBS
• Adanya peran kemitraan
• Menekankan pada proses
Pendekatan Pencegahan
dalam Promosi Kesehatan
Pendapat Leavell dan clark (Prepathogenesis
Phase & Pathogenesis phase)

1. Prepathogenesis (Primary Prevention /pencegahan primer)


a. Health Promotion
b. General and Specific protection
2. Pathogenesis Phase
a. Secondary prevention
1) early diagnosis and prompt treatment
(diagnosis dini & pengobatan segera)
2) disabiliy limitation (pembatasan
kecacatan)
b. Tertiary prevention (pencegahan tersier)
Ruang Lingkup dan Sasaran
Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup dan Sasaran Promosi Kesehatan

1. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


2. Sasaran Promosi Kesehatan
a. Primer
b. Sekunder
c. Tertier
Keterkaitan dengan kasus
I. Prinsip
Pada dasarnya prinsip promosi kesehatan adalah
program kesehatan yang membawa perubahan
yang baik. Perlunya realisasi prinsip promkes di
SD “R”, mulai dari upaya seperti:
a. Preventif (pencegahan)
b. Kuratif (pengobatan)
c. Rehabilitatif (pemulihan)
d. Komperehensif (menyeluruh)
1) Peran Orang tua
2) Lingkungan
II. Pendekatan Pencegahan dalam Promosi
Kesehatan

a. Leavell dan Clark


1) Pencegahan Primer
a) Health Promotion
b) General and Specific Protection
2) Pathogenesis Phase
a) Secondary Prevention (pencegahan
sekunder)
b) Tertiary prevention (pencegahan
tersier)
III. Ruang Lingkup dan Sasaran Promosi
Kesehatan

a. Ruang lingkup promosi kesehatan


b. Sasaran Promosi Kesehatan
1) Sasaran Primer
2) Sasaran sekunder
3) Sasaran Tersier
4. Jelaskan kasus
diatas merujuk pada
model apa dalam
promkes
1. Health Belief Model (Model Kepercayaan
Kesehatan)

Model ini sangat dekat dengan bidang pendidikan kesehatan dan secara
khusus menegaskan bahwa persepsi seseorang tentang kerentanan dan
kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang
dalam perilaku-perilaku kesehatannya. Ada 3 faktor penting dalam Health
Belief Model, yang meliputi:
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya
merubah perilaku
3. Perilaku itu sendiri
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka
menghindari suatu penyakit
Dalam kasus ini, individu tersebut adalah siswa yang terjangkit
cacingan, apakah dia akan siap untuk merubah perilaku dari
yang tidak bersih menjadi bersih

2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya


merubah perilaku
Dalam kasus ini, peran orang tua penting untuk memberi
dorongan kepada anaknya untuk merubah perilaku yang sehat.
Contohnya: membawakan anaknya bekal yang sehat, melarang
anaknya jajan sembarangan, memotong kuku anaknya

3. Perilaku itu sendiri


Dalam kasus ini, apabila si anak percaya dan menjalankan
bahwa apa yang telah dirubahnya membuat ia sehat maka teori
model ini berhasil karena yang membuat mereka berubah
adalah perilaku itu sendiri
Menurut model ini, perilaku dapat ditentukan oleh :
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu.
2. Tingkat keseriusan masalah.
3. Menyakini keefektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan
4. Tidak mahal.
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
2. Model Komunikasi Persuasi

Dalam model ini menegaskan bahwa komunikasi dapat dipergunakan untuk


mengubah sikap dan perilaku kesehatan dan bergantung pada berbagai input
(stimulus) serta output (tanggapan terhadap stimulus). Variabel input meliputi :
sumber pesan, pesan itu sendiri, karakteristik penerima, dan tujuan pesan-pesan
tersebut. Variabel output merujuk pada perubahan dalam faktor kognitif tertentu,
yaitu : seperti pengetahuan dan sikap.
• Pada model ini anak dapat merubah pola hidupnya dengan cara memberikan
penyuluhan kepada mereka tentang dampak apa yang terjadi. Setelah
melakukan penyuluhan perubahan pola hidup tergantung pada pola pikir anak
tersebut untuk melakukan sebuah perubahan agar tidak terkena dampak itu lagi.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pelaksaan
5. Faktor-faktor yang Pendidikan dan Promosi
mempengaruhi pelaksanaan Kesehatan
pendidikan dan promosi
kesehatan
FaktorPredisp FaktorPenduk
osisi ung

Faktor FaktorPenyulu
Penguat h

FaktorProsesP
enyuluh
FAKTOR PREDISPOSISI
MELIPUTI PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP APA YANG AKAN
DILAKUKAN. PADA KASUS 3 PENGETAHUAN YANG DIMILIKI SISWA SD
YANG BELUM MENGETAHUI PENTINGNYA CUCI TANGAN DAN POTONG
KUJU SERTA PENGETAHUAN GURU SERTA ORANG TUA. SIKAP ANAK-
ANAK SD YANG KURANG ATAU BEBERAPA YANG TIDAK KOOPERATIF
DAN KURANG BISA MENSUKSESKAN PENDIDIKAN DAN PROMOSI
KESEHATAN
FAKTOR PEMUNGKIN (ENABLING)
MELIPUTI FASILITAS DAN SARANA. ADANYA
WASTAFEL, ANISEPTIK DI SETIAP PINTU MASUK
RUANG KELAS SERTA ADANYA SARANA
PEMERIKSAAN KUKU DAN GUNTING KUKU YANG
MENUNJANG.
FAKTOR PENGUAT (REINFORCING)
GURU, ORANG TUA YANG MENJADI PENGUAT
UNTUK MEMBERIKAN CONTOH YANG BAIK KEPADA
ANAK
Faktor Penyuluh
Meliputi :
- Persiapan, yaitu persiapan pemberi pendidikan dan promosi kesehatan agar
penyuluhan berjalan dengan lancar
- Penguasaan materi, bertujuan agar materi yang disampaikan sesuai dengan apa
masalah yang sedang di bicarakan. Dan agar dapat memberikan informasi yabg
lebih luas mengenai cacingan, pemotongan kuku, dan kebersihan makanan.
- Penampilan, hal ini juga penting agar menunjang kepercayaan audience untuk
mendengarkan penyuluhan dan terlihat profesional
- Penggunaan bahasa, bahasa yang digunakan juga harus sesuai dengan anak-
anak SD agar mudah dipahami. Serta harus bisa di sesuaikan dengan kehadiran
guru dan orang tua siswa
- Intonasi, intonasi penting untuk mempertegas kalimat-kalimat yang penting
dan agar penyuluhan tidak monoton dan membosankan
- Cara penyampaian, seperti kasus 3 yang sasarannya adalah murid SD maka
penyampaian penyuluhan harus menarik
- Kondisi lingkungan, juga harus mendukung seperti penyuluhan harus
diadakan di tempat yang bersih, nyaman, aman serta terlindung dari hujan
dan panas.
Faktor Proses Penyuluh
- Tempat penyuluhan
- Jumlah sasaran, semakin banyak jumlah sasaran maka faktor penyuluh
harus di
persiapkan
- Alat peraga itu, meliputi gunting kuku, peraga jika sering mengkonsumsi
makanan tidak
bersih
- Metode yang digunakan ceramah
6. PROGRAM PENDIDIKAN
DAN PROMOSI KESEHATAN
Rancangan dan Perencanaan Program Promosi
Kesehatan

1. Prioritas Masalah

• Status kesehatan siswa SD “R” tergolong kurang. Orang tua siswa


kurang memperhatikan kesehatan. Mereka akan pergi ke pelayanan
kesehatan jika kondisi penyakit semakin memburuk
• Pola pelayanan kesehatan kebanyakan berupa kuratif, sedangkan
untuk promotif dan preventif masih belum banyak diterapkan.
• Kesadaran orang tua siswa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di
pelayanan kesehatan setempat masih kurang dimanfaatkan.
• Masalah kesehatan yang muncul berhubungan dengan tingkat
pendidikan orang tua yang rendah. Banyak orang tua yang kurang
mengetahui bahayanya penyakit cacingan di kalangan anak-anak.
2. Tujuan

• Pengetahuan masyarakat sekolah tentang penyakit cacingan


semakin bertambah.
• Orang tua dapat mengenali tanda gejala dan melakukan
penanganan secara dini mengenai penyakit cacingan serta
masyarakat sekolah dan orang tua dapat melakukan
pencegahan agar tidak terserang penyakit cacingan.
• Status kesehatan masyarakat sekolah meningkat dengan
adanya pemberian edukasi.
3. Sasaran
Sasaran dari promosi kesehatan adalah orang tua siswa di SD “R”.

4. Isi Promkes
• Definisi cacingan
• Etiologi cacingan
• Tanda dan gejala cacingan
• Akibat dari cacingan
• Pemberian obat cacing
• Imunisasi
5. Metode
Metode yang akan digunakan dalam promosi kesehaan ini adalah
ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Metode tersebut membuat orang tua
cepat memahami edukasi yang akan diberikan, karena orang tua
dilibatkan langsung untuk kritis dalam menyikapi penyakit cacingan.

6. Media
Media yang akan digunakan dalam promosi kesehatan ini adalah
berupa leaflet, video. Media tersebut dipilih agar orang tua dapat dengan
mudah memahami edukasi yang akan diberikan. Selain memberikan
informasi secara lisan dan tulisan diberikan informasi secara visual,
sehingga orang tua dapat melihat langsung kasus-kasus cacingan yang
sudah terjadi.
7. Rencana Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan pada saat kegiatan promosi kesehatan atau
setelah kegiatan promosi kesehatan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada sasaran (orang tua), sehingga dapat dievalusi pemahaman orang tua
tentang edukasi yang diberikan dapat diterima dengan baik atau tidak.

8. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan promosi kesehatan akan dilakukan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 April 2018
Pukul : 09.00 WIB
Waktu : 45 menit

Anda mungkin juga menyukai