Anda di halaman 1dari 17

JOURNAL

READING
TES BERJALAN 6 MENIT: TES YANG
BERGUNA DALAM PENGELOLAAN
PASIEN GAGAL JANTUNG
DISUSUN OLEH:
Luthfi Adijaya Laksana (G991905034)
Handy Nugraha Putra (G99172084)

PEMBIMBING:
dr. AMINAN, Sp. JP(K), FIHA
Pendahuluan

 Gagal jantung (HF) adalah penyakit epidemik yang modern di seluruh dunia →
2% dari populasi dunia → meningkat seiring meningkatnya usia harapan hidup
 Pasien dengan HF umumnya mengeluhkan gejala berkurangnya kemampuan
fungsional, toleransi olahraga yang buruk dan sesak napas saat beraktivitas
yang mengakibatkan rendahnya kualitas hidup.
 Penurunan kapasitas fungsional pada pasien gagal jantung telah dikaitkan
dengan prognosis yang lebih buruk dan peningkatan beban sosial ekonomi
dan telah menjadi target dari berbagai medis dan intervensi modalitas
pengobatan.
Pendahuluan

 Klasifikasi NYHA mengenai status fungsional digunakan untuk


membuktikan efek yang menguntungkan dari berbagai obat pada
mortalitas dan morbiditas pada pasien dengan HF
 Gold standard ukuran standar kapasitas latihan → cardiorespiratory peak
oxygen consumption (peak VO2) dalam uji latihan kardiopulmoner/CPET)
→ metode mahal dan ketersediaan alat terbatas
 Tes berjalan 6 menit (6MWT) yang merupakan sebuah tes sederhana dan
murah yang ditoleransi oleh pasien.
 Tes 6MWT dianggap sebagai alternatif untuk tes CPET, mengingat risiko
pada pasien dengan HF.
Metodologi 6MWT

 Tes 6MWT dapat digunakan sebagai alat untuk dapat mengukur status fungsional
pasien, terutama pada kasus penyakit kompleks dengan beberapa penyakit
penyerta yang tidak bisa melakukan tes olahraga yang lebih berat dan sulit,
seperti pasien dengan HF, penyakit paru obstruktif kronik atau cystic fibrosis.
 Tes 6MWT ini telah diindikasikan untuk dilakukan sebelum dan setelah perawatan
untuk menilai respon intervensi medis di banyak populasi pasien HF, dan juga
untuk membantu proses rehabilitasi jantung.
Metodologi 6MWT

 Tes dilakukan di Koridor lurus yang dengan dasar yang datar dan keras
 biasanya minimal panjang 30 meter.
 Pasien diinstrusikan untuk
 Tenang
 Sudah meminum obat-obatnya
 Mengenakan pakaian dan sepatu yang nyaman.
 Petugas pemeriksa mencatat
 Saturasi oksigen
 denyut jantung
 tekanan darah arteri brakialis
 skala Borg untuk menilai dispneu dan kelelahan.
Metodologi 6MWT

 Rangkaian berjalan harus ditandai setiap 3 meter dan


dianjurkan untuk menempatkan cone block di perputaran.
 Selama pengujian peserta harus berjalan pada tingkat
yang sesuai dengan kondisi mereka dan mereka diizinkan
untuk menghentikan atau memperlambat jika mereka
merasa tidak kuat dan melanjutkan berjalan kaki sesegera
mungkin.
 Pada akhir tes, petugas pemeriksaan mencatat lagi skala
Borg untuk dispneu dan kelelahan dan kemudian (opsional)
mengukur tekanan darah arteri, denyut jantung dan saturasi
oksigen.
 Jumlah lap dan tambahan jarak yang ditempuh dicatat
dan hasil tes 6MWD dinilai.
 Dua pengukuran telah disarankan dan telah diusulkan
pada penilaian awal untuk memastikan keakuratan tes.
 Efek pengukuran ini mungkin kurang efektif pada pasien
yang lebih tua dengan gangguan pernapasan berat dan
HF berat.
Metodologi 6MWT

 Kontraindikasi absolut:
 Infark miokard akut atau angina tidak stabil (fase akut)
 Aritmia tidak terkontrol menyebabkan gejala atau coprimised hemodynamic
 Miokarditis akut atau pericarditis
 Dekompensasi HF tidak terkendali akut (edema paru akut)
 Emboli paru akut
 Suspek dissecting aneurysm
 Hipoksemia berat saat istirahat atau gagal pernapasan akut
 Gangguan non-kardiopulmoner akut yang dapat mempengaruhi kinerja olahraga
atau diperburuk oleh latihan (seperti infeksi, gagal ginjal, tirotoksikosis)
 Gangguan mental yang mengarah ke ketidakmampuan untuk bekerjasama.
Metodologi 6MWT

 Kontraindikasi relatif:
 Resting HR > 120 kali / menit
 Tekanan darah sistolik> 180 mmhg atau tekanan diastolik > 100 mmhg

 Tes harus segera dihentikan jika terjadi


 Nyeri dada
 Sesak tidak tertahankan
 Kram kaki
 Diaforesis
 Ada keluhan merasa tidak enak badan

 Tes 6MWD pada orang dewasa yang sehat telah dilaporkan berkisar 400-700 m
6MWT pada Populasi dengan HF

 Studi sebelumnya menunjukan hanya ada sedikit korelasi antara status fungsional yang
dinilai dengan klasifikasi NYHA dengan 6MWT
 Dalam sistematic review terbaru menunjukkan bahwa nilai korelasi antara NYHA kelas II-IV
dan 6MWT, namun ditemukan nilai yang sama (overlapping) antara pasien dengan
derajat NYHA I dan II
 Beberapa studi menunjukkan korelasi sedang-kuat antara 6MWT dengan VO2 puncak
pada CPET populasi HF
 Pada pasien yang dievaluasi untuk dilakukan transplan, hasil 6MWT <350m mempunyai sensivitas
71% dan spefisitas 60% untuk menilai VO2 max <14 ml/kg/min.
 Pada penelitian lain, pasien HF geriatri dengan gangguan ejection fraction menunjukkan
bahwa hasil 6MWT tidak memiliki korelasi dengan hasil CPET → oleh karena itu
penggunaan 6MWT untuk menilai kapasitas fungsional pada populasi pasien geriatri
diragukan
6MWT pada Populasi dengan HF

 Studi sebelumnya menunjukan hanya ada sedikit korelasi antara status fungsional yang
dinilai dengan klasifikasi NYHA dengan 6MWT
 Dalam sistematic review terbaru menunjukkan bahwa nilai korelasi antara NYHA kelas II-IV
dan 6MWT, namun ditemukan nilai yang sama (overlapping) antara pasien dengan
derajat NYHA I dan II
 Beberapa studi menunjukkan korelasi sedang-kuat antara 6MWT dengan VO2 puncak
pada CPET populasi HF
 Pada pasien yang dievaluasi untuk dilakukan transplan, hasil 6MWT <350m mempunyai sensivitas
71% dan spefisitas 60% untuk menilai VO2 max <14 ml/kg/min.
 Pada penelitian lain, pasien HF geriatri dengan gangguan ejection fraction menunjukkan
bahwa hasil 6MWT tidak memiliki korelasi dengan hasil CPET → oleh karena itu
penggunaan 6MWT untuk menilai kapasitas fungsional pada populasi pasien geriatri
diragukan
6MWT pada Populasi dengan HF

 Tes 6MWT memberikan informasi prognostik sangat mirip dengan penilaian peak
oxygen uptake pada pasien dengan HF dan penurunan ejection fraction
 Tes 6MWT, sebagai ujian submaximal, dapat memberikan informasi prognostik yang
dapat melengkapi atau mengganti informasi yang diberikan oleh puncak VO2
pasien ketika CPET tidak tersedia.
 Pada pasien dengan HF parah, dan ketika CPET tidak tersedia, tes 6MWT dapat
berfungsi sebagai indikator latihan maksimal.
Faktor yang menentukan hasil 6MWT
pada pasien HF

Penurunan 6MWT
 Usia tua  Depresi
 Perempuan  Insufisiensi renal
 Indeks massa tubuh rendah  Penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri
 Anemia  HHD
 Peningkatan denyut jantung saat
istirahat
 Diabetes
Peran Penentuan Prognosis tes 6MWT
di pasien dengan HF

 Penurunan hasil 6MWT telah dikaitkan dengan peningkatan mortalitas, kejadian


kardiovaskular fatal dan hospitalisasi HF, terutama pada populasi dengan HF ringan
sampai sedang (NYHA kelas II-III), mirip dengan akurasi prognostik dengan puncak
VO2.
 Sebagian besar penelitian setuju bahwa 6MWD ⩽ 300 m merupakan indikasi dari
penilaian prognosis yang buruk, sedangkan 6MWD <200 m bisa mengidentifikasi
pasien dengan HF stabil yang mempunyai resiko kematian. Demikian, pada populasi
pediatrik didiagnosis dengan kardiomiopati dilatasi , 6MWD <63% dikaitkan dengan
peningkatan mortalitas dan transplantasi jantung.
 Dari penelitian lain juga didapatkan rendahnya tingkat hubungan antara perbaikan
di 6MWD dan mortalitas/hospitalisasi dan tingkat moderat korelasi antara 6MWD
dengan kualitas hidup
Peran dari 6MWT dalam penilaian dari
intervensi pasien dengan HF

 Secara umum, variasi 6MWD pada pasien stabil dengan HF dengan periode 6-12 bulan telah terbukti
serendah ~ 36 m; temuan ini mungkin relevan untuk tindak lanjut dari pasien dengan HF serta menilai
perubahan klinis penting dalam 6MWD berikut berbagai intervensinya.
 Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam 6MWD pada pengamatan di sebagian besar populasi
yang menggunakan inhibitor angiotensin-converting-enzyme dan beta blocker.
 Didapatkan hasil 6MWD meningkat di sebagian besar penelitian menggunakan terapi cardiac
sinkronisasi
 Terapi medis modern pada pasien dengan HF, seperti suplementasi zat besi intravena dan
sacubitril/pengobatan valsartan telah dikaitkan dengan peningkatan 6MWD (by ~ 35-40 m) meskipun
peningkatan ini belum terkait langsung dengan prognosis di pasien
 Selanjutnya, perawatan dengan transkateter mitral atau intervensi katup aorta telah terbukti
meningkatkan kinerja 6MWT pada pasien dengan HF menunjukkan efek signifikan pada status
fungsional pasien
 Dalam meta-analisis terbaru dari intervensi mitral percutaneous menggunakan Mitra Klip pada
pasien dengan HF dan mitral fungsional regurgitasi melaporkan rata-rata kenaikan ~ 100 m di 6MWD.
Kesimpulan

 6MWT adalah tes yang mudah dilakukan, tersedia secara luas dan ditoleransi dengan
baik untuk menilai kapasitas fungsional pasien dengan HF dalam praktek klinis sehari-
hari.
 Meskipun tes latihan maksimal, seperti CPET, adalah gold standard untuk menilai
kapasitas fungsional, 6MWT dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya
tentang aktivitas sehari-hari pasien dan prognosis jangka pendek terutama pada
pasien dengan HF dan juga pada pasien dalam keadaan stabil kronis atau setelah
decompensasi akut.
 Penelitian selanjutnya diperlukan untuk menstandarisasi metodologi 6MWT dan
menetapkan peran prognostic dari 6MWD pada pasien gagal jantung dengan fraksi
ejeksi menurun atau meningkat serta pentingnya perubahan 6MWD pada pasien ini.

Anda mungkin juga menyukai