Anda di halaman 1dari 59

Production Planning & Control

(PPC)

Inventory

Dzakiyah Widyaningrum, S.T., M.Sc.


Inventory (Persediaan)
• Arti Persediaan :
Material yang tersimpan dalam keadaan idle atau tidak sempurna, yang menunggu
untuk digunakan, ditranformasikan atau dijual pada masa yang akan datang.

• Tipe Persediaan :
- Persediaan Supplies - Persediaan Dalam Proses
- Persediaan Bahan Baku - Persediaan Barang Jadi
Klasifikasi Persediaan
• Repetitiveness • Knowledge of Lead Time
1. Single Order 1. Constant Lead Time
2. Repeat Order 2. Variable Lead Time
• Supply Source • Inventory System
1. Outside Supply 1. Perpetual
2. Inside Supply 2. Periodic
• Knowledge Of Demand 3. Material Requirement
a. 1. Constant Demand Planning
2. Variable Demand 4. Distribution Requirement
b. 1. Independent Demand Planning
2. Dependent Demand 5. Single Order Quantity
Klasifikasi Persediaan - Inventory System

1. Perpetual adalah sistem persediaan yang menyatakan pesan produk jika


persediaan mencapai level tertentu (Re-order point). Dalam sistem ini
pencatatan data permintaan sangat diperlukan baik untuk menentukan untuk
mengetahui status persediaan dan kinerja sistem
2. Periodic adalah sistem persediaan yang menyatakan pesan produk jika telah
mencapai waktu siklus yang telah ditetapkan. Keadaan sistem hanya
ditentukan pada saat siklus tersebut dan keputusan tingat pengadaan akan
berbeda-beda setiap siklus
3. MRP adalah sistem persediaan yang menyatakan pesan produk disesuaikan
untuk memenuhi perencanaan kebutuhan produksi, dimana produk yang
dianalisa dapat diuraikan menjadi komponen-komponen
4. DRP adalah sistem persediaan yang menyatakan pesan produk disesuaikan
untuk memenuhi pusat-pusat ditribusi dalam multi eselon jaringan.
5. Single Order System adalah sistem persediaan yang menyatakan pesan
produk disesuaikan untuk memenuhi permintaan yang bersifat unik (tidak
pernah terjadi pada masa lalu) dan jangka pendek.
Klasifikasi Persediaan
• Fungsi Persediaan
1. Faktor Waktu 3. Faktor Ketidakpastian
2. Faktor Diskontinuitas 4. Faktor Ekonomi

• Klasifikasi persediaan berdasarkan Fungsi :


1. Working Stock (Lot Size Stock)
2. Safety Stock (Buffer / Fluctuation Stock)
3. Anticipation Stock (Seasonal / Stabilization Stock)
4. Pipe Line stock ( Transit / WIP Stock)
5. Decoupling stock
6. Physic Stock

• Kinerja dari Sistem Persediaan


1. Service Level
2. Total Biaya Persediaan
Klasifikasi persediaan berdasarkan Fungsi
• Working Stock (cycle or Lot Size Stock) adalah persediaan yang diperoleh dan
dipegang dalam kaitan pemenuhan permintaan sehingga pesanan dapat
diselesaikan dalam satu lot produksi tidak disesuaikan dengan kebutuhan.
Persediaan ini tujuannya untuk meminimalkan biaya-biaya persediaan
• Safety Stock (Buffer / Fluctuation Stock) adalah persediaan yan dipegang untuk
memproteksi dari ketidakpastian supply dan demand
• Anticipation Stock (Seasonal / Stabilization Stock) adalah persediaan yang
dibangun untuk mengatasi permintaan yang memuncak pada masa-mas
tertentu (permintaan musiman, promosi, dll)
• Pipe Line stock ( Transit / WIP Stock) adalah persediaan yang diletakkan di
posisi transit dan memungkinkan untuk dipindahkan ketempat/tahap
berikutnya yang dituju untuk digunakan pada tahap tersebut.
• Decoupling stock persediaan yan diakumulasi antara aktifitas-aktifitas atau
tahap-tahap yang bertujuan mengurangi permintaan untuk mengsinkrionisasi
operasi-operasi secara menyeluruh
• Physic Stock adalah persediaan yang berada di retail display dan berfungsi
sebagai pengganti orang penjualan.
Biaya Persediaan
1. Biaya Penyimpanan ( Holding / Carrying Cost )
Biaya yang berkaitan dengan investasi dalam persediaan dan memelihara
persediaan ( biaya timbul akibat menyimpan barang)

Biaya ini meliputi


- Interest Rate karena kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan karena adanya persediaan
- Kerusakan dan Penyusutan - Gudang, Listrik
- Obsolence (kadaluwarsa) - Asuransi, Pajak,
- Administrasi dan Material Handling
Rumus :

CH  ch  IH
ch  f  b
IH max IH min
IH   l1
2
CH = Biaya Penyimpanan / tahun b = Harga barang perunit
ch = Biaya penyimpanan /unit/tahun IH max = Persediaan Maksimum
IH = Persediaan rata-rata IH min = Persediaan Minimum
l1 = Fraksi waktu terjadinya kelebihan barang
f = Fraksi biaya penyimpanan
2. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
ada 2 jenis biaya pengadaan
- Ordering Cost : Semua biaya yang timbul akibat mendatangkan barang dari luar
- Set-up Cost : Semua biaya yang timbul akibat mempersiapkan produksi
Rumus

CR  cr  IR
D
IR 
Q

CR = Biaya Pengadaan / tahun D = Demand / tahun


cr = Biaya untuk tiap pengadaan Q = Jumlah setiap kali pesan
IR = frekuensi pemesanan
3. Biaya Kekurangan (Shortage Cost)
Biaya yang timbul akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan,
terganggunya proses produksi, kehilangan konsumen.
Biaya ini dapat diukur dengan :
- Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi (biaya penalti)
- Waktu pemenuhan
- Biaya pengadaan darurat
Rumus :
CS  cs  IS
IS max  IS min
IS   l2
2
CS = Biaya Kekurangan / tahun IS max = Kekurangan Maksimum
cs = Biaya kekurangan /unit/tahun IS min = Kekurangan Minimum
l2 = Fraksi waktu terjadinya kekurangan IS = Kekurangan rata-rata
4. Biaya Pembelian (Purchasing Cost)
Biaya yang yang dikeluarkan untuk pembelian barang
Rumus :

CB  b  D

Sehingga Total Biaya Persediaan Adalah

TC  CH  CR  CS  CB
Sehingga Total Incremental Biaya Persediaan Adalah

TC  CH  CR  CS
Sistem Klasifikasi ABC
• Kebanyakan perusahaan mempunyai ribuan
jenis inventory

• 20% dari jumlah item memiliki nilai 80% dari


total nilai inventory

• Inventory yang mahal harus dikendalikan


dengan ketat
Contoh Klasifikasi ABC
Percentage of items Percentage of dollar value

A items 10 percent 50 percent

B items 30 percent 40 percent

C items 60 percent 10 percent


Contoh
ABC Classification - Contoh
KLASIFIKASIKAN ITEM BERIKUT DALAM A,B, ATAU C.
Annual Annual Dollar
Item Demand Unit Cost Volume Classification
1 1,000 4,300 4,300,000 A
2 5,000 720 3,600,000 A
3 1,900 500 950,000 B
4 1,000 710 710,000 B
5 2,500 250 625,000 B
6 2,500 192 480,000 B
7 400 200 80,000 C
8 500 100 50,000 C
9 200 210 42,000 C
10 1,000 35 35,000 C
11 3,000 10 30,000 C
12 9,000 3 27,000 C
PPC With Classical Method

Decoupling

RAW FINAL FINISHED


SUPPLIERS PROCESS I WIP PROCESS II WIP CUSTOMERS
MATERIAL ASSEMBBLY PRODUCT

When ? ROP When ? ROP


What ? SS What ? SS
How Much ? How Much ?
Jenis model persediaan
• Independent demand: EOQ/EPQ
– Produk jadi
– Produk yang dibuat atas permintaan konsumen
– Memerlukan peramalan

• Dependent demand: MRP


– Part yang merupakan bagian dari suatu produk
– Tidak perlu diramalkan
Sistem Pengendalian Inventory
• Fixed-order-quantity system (Continuous)
– Pemesanan konstan pada saat inventory mencapai
jumlah tertentu (reorder point)

• Fixed-time-period system (Periodic)


– Pemesanan dilakukan setelah mencapai waktu
tertentu yang tetap dengan jumlah pemesanan
tidak tetap
Sistem Pengendalian Inventory
Sistem P
Sistem Q terima
Stock tersedia
terima Yes
Stock tersedia
Demand

Stock > demand


Demand
No
N Backorder/Los
o t sale
Hitung posisi
stock Perioda review tercapai
Yes
Posisi stock  Tentukan posisi stock
No ROP
Tentukan order quantity Q*
Yes Max.stock – stock position
Pesan sebesar
Q* Pesan sebesar Q*
Lot Sizing Model
Lot Sizing Models

Dynamic Lot
Static Lot Sizing
Sizing

Economic Order
Quantity Simple Optimum Heuristic

Economic
Production
Quantity Fixed Period Silver Meal
Wagner- Whitin

Resource Least Unit Cost


Constraints Period Order
Quantity

Fixed Order Part Period


Quantity Lot For Lot Balancing
ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

PESANAN INVENTORY
DATANG MAKSIMUM

IH Maks

SAAT ORDER QUANTITY


PEMESANAN

Persediaan
REORDER
POINT Habis

IH Min

REORDER CYCLE
t
LT =Lead Time
Persediaan Awal Persediaan Maksimal
Kuantitas

Mulai Pesan

ROP

0
LT
1 Siklus Waktu
• ECONOMIC ORDER QUANTITY CH  ch  IH
(EOQ) ch  f  b
• Asumsi Dasar Metode Economic IH max IH min
IH  l
Order Quantity (EOQ) 2
– Tingkat permintaan diketahui, konstan Q0 Q
IH  1 
dan kontinyu 2 2
– Lead Time diketahui dan konstan
  f  b 
Q Q
– Tingkat penambahan persediaan tak
CH  ch 
2 2
terhingga (semua quantiti order yang
dipesan masuk ke dalam persediaan CR  cr  IR
sekaligus pada suatu saat)
– Harga perunit konstan (tidak diskon) D
IR 
– Biaya penyimpanan dan biaya pemesanan Q
diketahui dan konstan
D
– Tidak boleh terjadi kekurangan CR  cr 
– Item yang akan dianalisa adalah single Q
product
D
TIC   f  b   cr   
– Tidak terdapat batasan pada luas tempat Q
persediaan, kapasitas, finansial.
2 Q
TIC  CH  CR
Biaya Total
Biaya

Biaya Simpan
Biaya Terkecil

Biaya Pesan

Ukuran Pemesanan dgn Biaya Terkecil (Q*) Ukuran Pemesanan


CH  CR
( f  b )  Q  cr  D 
  
2  Q 
( f  b ) Q 2
 cr  D
2
2  cr  D
Q2 
( f b )
2  cr  D
Q*   Jumlah Pesanan Yang Optimal
( f b )

Q*
t  Waktu satu siklus
D

TIC *  2.ch .cr .D  Minimum Incremental Inventory cost

ROP  Demand selama Lead Time

ROP = d × L
The Reorder Point (ROP) Curve
Q*

Slope = units/day = d
Inventory level (units)

ROP
(Units)

Time (days)
Lead time = L
Contoh
Setiap tahun PT WM membeli 8000 unit produk X dengan harga
Rp. 10 per unit. Biaya pesan adalah Rp. 30 per sekali pesan dan
biaya simpan adalah Rp. 3 per unit per tahun.

Hitung:

• EOQ

• Biaya total tahunan


ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)
Dengan Adanya Kekurangan
A E
IH Maks

INVENTORY
Q MAKSIMUM
Maks imum
Surplus
M

+ OREDR QUANTITY
Pe rs e diaan
Habis
t2
IH Min B D F

- Maks imum
t1 Shortage

G C

REORDER CYCLE REORDER CYCLE


t t
TIC  CH  CR  CS
D
TIC  ch .IH  cr .  cs .IS
Q
IH max  IH min
IH   l1
2
D
M  0 BD
IH  
2 t Q M

Lihat segitiga AGC t2

BD AB M
  0
t1
T AG Q
M2 t3
IH 
2Q
IS max  IS min
IS   l2
2
(Q  M )  0 DF
IS  
2 t
Lihat segitiga ACE
DF CF (Q  M )
 
t CE Q
(Q  M ) 2
IS 
2Q
M2 D (Q  M ) 2
TIC  ch  cr  cs
2Q Q 2Q

2crD cs
M 
*

ch cs  ch
2crD cs  ch
Q 
*

ch cs
Contoh(1)
Setiap tahun PT WM membeli 8000 unit produk X dengan
harga Rp. 10 per unit. Ongkos pesan adalah Rp. 30 per
sekali pesan dan ongkos simpan adalah Rp. 4 per unit per
tahun. Bila backorder dengan ongkos per unit per tahun
sebesar Rp 5, maka hitung EOQ, M* dan ROP
Contoh(2)

2 x30 x8000 4  5
Q*   464,75  465
4 5

2 x30 x8000 5
M*   258,2  258
4 45

Misalkan
1 tahun = 52 minggu
Lead time = 2
DL 8000 x 2
ROP   (Q  M )   207  100,69  100
52 52
Quantity Discounts (1)
Harga produk per unit diketahui:
Po untuk 1Q U1
P1 untuk U1 Q U2
.
.
.
Pj untuk Uj Q

Jenis quantity discount:


• All-units quantity discount
• Incremental quantity discount
Quantity Discounts (2)
Langkah-langkah

1. Mulai dengan harga terendah, hitung EOQ pada setiap tingkat harga
sampai EOQ yang valid diperoleh

2. Hitung ongkos total tahunan untuk EOQ yang valid dan untuk setiap
kuantitas yang lebih besar dari EOQ pada semua price break

3. Tentukan ukuran pemesanan dengan ongkos total minimum


ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)
Dengan Adanya Diskon
b1  Rp. / unit  Q  k 
bi   
b 2  Rp. / unit  Q  k 
Total Cost

TC  CH  CR  CB
Qbi  D
TC (bi )  ( f .bi ).  cr.  bi .D
2 Q
Qb1 D 2  cr  D
TC (b1 )  ( f .b1 ).  cr.  b1.D  Q * (b1 ) 
2 Q ( f  b1 )
Qb 2 D 2  cr  D
TC (b2 )  ( f .b2 ).  cr.  b2 .D  Q * (b2 ) 
2 Q ( f  b2 )
k D
TC (k | b2 )  ( f .b2 ).  cr.  b2 .D
2 Q
Quantity Discounts (3)
Hitung EOQ
pada harga A
terendah
Hitung total ongkos
untuk EOQ valid dan
EOQ Ya Gunakan seluruh kuantitas pada
valid? EOQ price break yang lebih
No besar
Hitung EOQ
pada harga
lebih tinggi Pilih kuantitas
dengan total ongkos
EOQ No terendah
valid?

Ya
A Stop
Contoh (1)
Perusahaan SC membeli 8000 unit produk X
per tahun. Pemasok menawarkan harga
sebagai berikut: Rp. 10 untuk Q < 500
Rp. 9 untuk Q  500
Bila ongkos pesan adalah Rp. 30 dan ongkos
simpan adalah 30% dari harga beli per unit per
tahun, hitung EOQ
Contoh (1)
2x8000x30 2x8000x30
Q 
*
10  400 Q 
*
9  422
0,3x10 0,3x9

Q10 adalah valid, tetapi Q9 adalah invalid


(karena harga Rp. 9 seharusnya untuk
nilai Q  500). Ongkos total untuk Q10
adalah T10 =Rp. 81.200. Ongkos total
pada price break (Q = 500) adalah T9 =
Rp. 73.155. Dengan demikian maka
ukuran pemesanan adalah Q = 500 unit
Contoh (2)
Departemen maintenance menggunakan pembersih cair
sebanyak 816 kantong/tahun. Biaya pesan adalah $12, biaya
simpan adalah $4 per kantong per tahun, dan table daftar harga
dapat dilihat di bawah. Tentukan EOQ dan total cost..
D = 816 kantong/tahun
Order Price Per cr = $12
ch = $4 per kantong per tahun
Quantity Box
1 to 49 20.00
50 to 79 18.00
80 to 99 17.00
100 or more 16.00
Contoh (2)

2  D  cr 2  816 12
Q   70
ch 4

Order Price Per EOQ biasa = 70


Quantity Box Terletak di price break kedua
1 to 49 20.00
50 to 79 18.00
80 to 99 17.00
100 or more 16.00
Contoh (2)

Order Price Per


Quantity Box
1 to 49 20.00
EOQ biasa = 70
50 to 79 18.00 Terletak di price break kedua
80 to 99 17.00
100 or more 16.00

Maka,
EOQ dengan quantity discount = minimum (TC(70), TC (80), TC (100))
Contoh (2)
70 816
TC70  (4) + 12 + 18(816) = $14,968
2 70

80 816
TC80  (4) + 12 + 17(816) = $14,154
2 80

100 816
TC100  (4) + 12 + 16(816) = $13,354
2 100

Sehingga, minimal TC ada pada Q* = 100


EOQ with quantity discount = 100
Economic Production/Manufacturing Quantity
(EPQ/EMQ)

• Ongkos total setup turun bila ukuran batch


produksi naik karena frekuensi setup turun

• Ongkos simpan naik bila ukuran batch naik

• EPQ/EMQ adalah jumlah pada saat ongkos


total persediaan minimum
ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

Q
Production
Ends

IH maks

Production Lot Size


)
-D

D
(P

Production Begins

ROP

LT
(Set-up time)
tp

t
Produksi, Permintaan dan Persediaan
Produksi
60
Ukuran Produksi Yang Ekonomis Permintaan
50 Persediaan
40
Quantity

Fluktuasi Persediaan

30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Periode waktu
• Asumsi Dasar Metode Production Quantity (EPQ)
– Tingkat permintaan diketahui, konstan dan kontinyu
– Lead Time diketahui dan konstan
– Tingkat Produksi diketahui, terbatas dan konstan
– Biaya Poduksi perunit konstan
– Biaya penyimpanan dan biaya set-up diketahui dan konstan
– Tidak boleh terjadi kekurangan
– Item yang akan dianalisa adalah single product
– Tidak terdapat batasan pada luas tempat persediaan, kapasitas, finansial.
– Tingkat Produksi lebih besar dari tingkat permintaan
IIInventory Bertambah dengan Tidak ada penambahan
tingkat penambahan sebesar p p=0

Setelah produksi
Selama produksi
persediaan menipis dengan
peningkatan persediaan IHmaks demand sebesar D
sebesar (p-D)

p > D

Inventory dikeluarkan Inventory dikeluarkan


sebesar D sebesar D
IHmaks  ( p  D )  tp
{( p  D )  tp }  0
IH  1
2
( p  D )  tp
IH 
2
Q
Q  p  tp  tp 
p
Q
( p D)
p D Q
IH   (1 )
2 p 2

TIC  CH  CR
TIC  ch  IH  cr  IR
  D Q  D
  ch  
 ( 1  )  
   cr 
  p 2  Q
2  cr  D
Q*   Jumlah Produksi Yang Optimal
 D 
( f  b )
 1  

 p 
Q*
T0   Lama waktu dalam 1 siklus
D
D
M 0  *  Jumlah Siklus
Q
D
TIC *  2.ch .cr .D( 1  ) Minimum Incremental Inventory cost
p
ROP  Demand selama Lead Time
Contoh (1)
Permintaan untuk item X adalah 20.000 unit
per tahun. Pabrik ini mempunyai 250 hari kerja
per tahun dengan tingkat produksi sebesar 100
unit per hari dan lead time sebesar 4 hari.
Ongkos produksi adalah Rp. 50 per unit,
ongkos simpan adalah Rp. 10 per unit per
tahun, dan ongkos setup adalah Rp. 20 per
sekali setup. Hitung EPQ dan ongkos total
yang terjadi
D = 20000 unit/tahun
P = 250 hari * 100 unit/hari = 25000 unit/tahun
cr = Rp 20/setup
ch = Rp 10/unit/tahun
L = 4 hari
2  cr  D 2  20  20000
Q*    200 unit
 D   20000 
ch
 1   101  
 p 
  25000 

D
TIC *  2  ch  cr  D(1  )
p
20000
 2 10  20  20000(1  )  Rp 1.600.000 / tahun
25000
ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) MULTI ITEM

untuk 1 Mesin, m Produk


Syarat Utama yang harus diperhatikan pada saat alokasi produk pada mesin yaitu
:
- Syarat Teknis (Ketelitian, Kemampuan Proses)
- Syarat Ekonomis (Kapasitas)

Setelah Proses ini maka akan didapatkan 1 mesin untuk memproduksi m produk
m   D Q   D
TIC   chi   ( 1  i )  i    cri  i
i 1   pi 2   Qi
D Di
Jumlah Siklus , n   Qi  * *
Q n

QA QB QC
crA tA crB tB crC tC cr...
  Di Di n 

chi   (1 
m )   cri  n
TIC     pi 2 
i 1

m
 Di 
 ( chi  
 1    Di )
n* 
i 1  pi 
Jumlah Siklus Yang Optimal
m
2 cri
i 1

IA I I I
 B  C  D  Penentuan Urutan Produksi
DA DB DB DD
CONTOH EPQ MULTI ITEM
Tentukan siklus produksi yang terbaik dari kumpulan produk pada tabel
dibawah ini dengan asumsi hari kerja selama satu tahun = 300 hari. Dan
tentukan total biaya tahunan yang minimal.

Demand/ Biaya Produksi Tingkat Produksi Biaya Simpan Biaya Set-up


Produk
tahun (Unit) ($/Unit) Harian (Unit/hari) ($/unit/tahun) ($/set-up)

1 7000 6, 00 100 1,60 40,00


2 10000 5,00 400 1,40 25,00
3 9450 3,00 350 0,6 30,00
4 15000 4,00 200 1,15 27,00
5 7000 6,00 100 1,65 80,00

n
Di 7000 10000 9450 15000 7000

i 1 pi

100

400

350

200

100
 267 hari
Demand Tingkat  Di 
Biaya Simpan Di  chi  1   Biaya Set-up
/Tahun Produksi
($/unit/tahun)  pi  ($/set-up)
(unit) /Tahun (unit)
7000 30000 1,6 8586.67 40
10000 120000 1,4 12833.33 25
9450 105000 0,6 5159.70 30
15000 60000 1,15 12937.50 27
7000 30000 1,65 8855.00 80
48372.20 202

 Di 
 ( Di  chi 1  p ) 48.372,20
n*   i 
  10,9  11 siklus
2   cr 2  202
Jumlah Produksi TIC 
Demand yang Optimal (Q*) TIC  ( Di  b)
Jumlah Siklus /
  Di   Di n 
  cri  n
/Tahun
(unit)
tahun
chi  1    
  pi   2 
7,000 11 636 830.30 42830
10,000 11 909 858.33 50858
9,450 11 859 564.53 28915
15,000 11 1.364 885.07 60885
7,000 11 636 1282.50 43283
Total 4420.74 226771
Fixed Order Quantity
dimana:
T1  T2  T3
Q1  Q2  Q3

sehingga
2.cr .D
Q 
*
ch
ROP  D .L  SS

Kelemahan Metode ini adalah persediaan harus dilakukan review setiap hari.
FIXED ORDER INTERVAL (INTERVAL PEMESANAN TETAP)

Model Operasi

M
Q2 Q3
D Q1
Waktu
pemesanan

Pesanan
Tiba
SS
L L L

T T T

Keterangan : M = PERSEDIAAN MAKSIMAL T = WAKTU SIKLUS PEMESANAN


SS = SAFETY STOCK L = LEAD TIME
Q = KUANTITAS ORDER D = PERMINTAAN
DESAIN SISTEM PERSEDIAANNYA…

T1  T2  T3
Q1  Q2  Q3

M = ( L + T ) D + SS

SS = Z . D  T + L

D = RATA-RATA PERMINTAAN

D = STANDARD DEVIATION PERMINTAAN


Z = NILAI TABEL DISTRIBUSI NORMAL (1-) SERVICE LEVEL
KEPUTUSAN

KUANTITAS ORDER = PERSEDIAAN MAKSIMAL  ON HAND INVENTORY

Secara teori waktu siklus order dapat dihitung dengan rumus

2cr cr = Biaya Pesan ($/pesan)


T ch = Biaya Simpan ($ per Unit per tahun)
ch.D

Anda mungkin juga menyukai