Good Governance
Kelompok 9 :
Raniya Farha (11171020000027)
Shanifa Dianmurdedi (11171020000036)
Muzaik Zuhuuriyah Kamas (11171020000037)
Jubaidah (11171020000084)
Salsabila Ineke Putri (11171020000088)
Good Governance
1. Pengertian Good Governance
2. Prinsip-Prinsip Dasar Good Governance
3. Negara, Masyarakat, dan Swasta
4. Program Pemerintahan yang Baik dan Bersih
5. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pelayanan
Publik
Pengertian
Istilah “Good Governance” merupakan wacana baru
dalam kosakata ilmu politik yang muncul pada awal 1990-an.
Secara umum, istilah good governance memiliki pengertian
akan segala hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku
yang mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhi urusan
publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
Di Indonesia, substansi wacana good governance dapat
dipadankan dengan istilah pemerintahan yang baik, bersih, dan
berwibawa.
Pemerintahan yang baik adalah sikap dimana kekuasaan
dilakukan oleh masyarakat yang diatur oleh berbagai tingkatan
pemerintah negara yang berkaitan dengan sumber-sumber
sosial, budaya, politik, serta ekonomi. Pemerintahan yang
bersih dalam praktiknya adalah model pemerintahannyang
efektif, efisien, jujur, transparan, dan bertanggung jawab.
2. Penegakan Hukum
Penegakan hukum yang berwibawa dalam pelaksanaan pemerintahan
demi tercapainya pemerintahan yang profesional yang mengandung
unsur unsur seperti supermasi hukum, kepastian hukum, hukum
yang responsif, penegakan hukum yang konsisten dan
nondiskriminatif, dan independensi peradilan
3. Transparansi
Hal ini dilakukan demi tercapainya pemerintahan tanpa korupsi
yang memiliki 8 unsur, yaitu penetapan posisi, jabatan atau
kedudukan, kekayaan pejabat publik, pemberian penghargaan,
penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan,
kesehatan, moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik,
keamanan dan ketertiban, dan kebijakan strategis untuk
pencerahan kehidupan masyarakat.
4. Responsif
Dalam pelaksanaan good governance, pemerintah harus tanggap
terhadap persoalan persoalan masyarakat. Pemerintah harus
memahami serta proaktif terhadap kebutuhan masyarakatnya .
5. Konsensus
Setiap keputusan harus diambil melalui proses musyawarah
yang dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak.
6. Kesetaraan
Setiap pelaksanaan pemerintahan harus bersikap dan
berperilaku adil dalam hal pelayanan publik tanpa mengenal
perbedaan keyakinan, suku, jenis kelamin, dan kelas sosial.
9. Visi Strategis
Visi strategis merupakan pandangan-pandangan strategis untuk
menghadapi masa yang akan datang. Hal ini penting dalam
rangka realisasi good governance.
Negara, Masyarakat, dan Sektor Swasta
Secara umum governance diartikan sebagai kualitas hubungan
antara pemerintah dan masyarakat yang dilayani dan
dilindunginya, private sectors (sektor swasta/dunia usaha) dan
masyarakat. Oleh sebab itu, Good governance sektor publik
diartikan sebagai suatu proses tata kelola pemerintahan yang
baik, dengan melibatkan semua komponen (stakeholders) dalam
berbagai kegiatan perekonomian, sosial politik, dan
pemanfaatan berbagai sumber daya seperti sumber daya alam,
keuangan dan manusia bagi kepentingan rakyat yang
dilaksanakan dengan menganut asas keadilan, pemerataan,
persamaan, efisien, transparan, dan akuntabilitas.
Dalam konteks Indonesia, Koesnadi Hardjasoemantri menyatakan good
governance hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga
yang melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah
sebagai berikut ;
1. Negara, dalam hal ini bertugas :
Menciptakan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang stabil
Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
Menyediakan public service yang efektif dan accountable
Menegakkan HAM
Melindungi lingkungan hidup
Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik
2. Sektor swasta memiliki kewajiban :
Menjalankan industri
Menciptakan lapangan kerja
Menyediakan insentif bagi karyawan
Meningkatkan standar hidup masyarakat
Memelihara lingkungan hidup
Menaati aturan yang berlaku
Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi pada
masyarakat
Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
3. Masyarakat sipil harus didorong untuk :
Menjaga agar hak-hak masyarakat dilindungi
Memengaruhi kebijakan
Berfungsi sebagai sarana checks and balances pemerintah
Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah
Mengembangkan SDM
Sebagai sarana berkomunikasi antar-anggota masyarakat
Program Prioritas Pemerintahan Yang
Baik dan Bersih
Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih
berdasarkan prinsip-prinsip pokok good and clean governance
dapat dilakukan melalui pelaksanaan prioritas program, yakni:
1. Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan
2. Kemandirian lembaga peradilan
3. Profesional dan integritas aparatur pemerintah
4. Penguatan partisipasi masyarakat sipil (civil society)
5. Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi
daerah
Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi hakikatnya adalah upaya melakukan
pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-
aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process)
dan sumber daya manusia atau aparatur pemerintah.
Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja birokrasi dan menjadi fokus
kerja Reformasi Birokrasi adalah :
1. Manajemen organisasi dalam menerjemahkan dan
menyelamatkan tujuan birokrasi.
2. Budaya kerja dan organisasi pada birokrasi; kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki birokrasi; dan kepemimpinan birokrasi
yang efektif dan koordinasi kerja pada birokrasi. Selain itu,
kinerja birokrasi dimasa depan akan di pengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut :
Struktur birokrasi sebagai hubungan internal
Kebijakan pengelolaan
Sumber daya manusia
Sistem informasi manajemen
Sarana dan prasarana yang dimiliki
Pada praktik nya, kegiatan reformasi birokrasi ini akan menuntut
setiap lembaga untuk menjalankan tahapan dekorasi sebagai
berikut:
1. Manajemen perubahan
Yang diimplementasikan dalam Kegiatan pembentukan tim
manajemen perubahan, penyusunan strategi manajemen perubahan
dan strategi komunikasi serta sosialisasi dan internalisasi
manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi.