Anda di halaman 1dari 47

AMINOGLIKOSIDA

Our Team

ALFIYAH AZ MUZAIK NUR ISRA HANNY ALDILA


ZAHRA ZUHUURIYAH K. KAUTSARI PUTRI
11171020000032 11171020000037 11171020000038 11171020000045

NISA FAIKHOTUS NADHIA PUTRI GHINA REVINA


SARIFA KARIMAH KHALIDAH AMORITA
11171020000046 11171020000050 11171020000078 11171020000087
Aminoglikosida adalah
golongan antibiotika
AMINOGLIKOSIDA
bakterisidal yang terkenal toksik
pada saraf otak VIII kompenen
vestibular maupun akustik
(ototoksik) dan terhadap ginjal
(nefrotoksik). Antibiotik ini
merupakan produk berbagai
streptomyces atau fungus
lainnya
Sejak tahun 1943 sampai
sekarang berbagai derivat
aminoglikosida telah
dikembangkan misalnya
streptomisin, neomisin,
kanamisin, paramomisin,
gentamisin, tobramisin,
amikasin, sisomisin, dan
SIFAT UMUM AMINOGLIKOSIDA
Sifat fisik dan Kimia

Aminoglikosida mempunyai sebuah cincin


heksosa berupa treptidin (pada streptomisin)
atau 2-deoksistreptamin (pada aminoglikosida
lainnya), berbagai gula amino melekat melalui
ikatan glikosidik.

 Larut dalam air


 Stabil dalam larutan
 Lebih aktif pada PH basa daripada asam
 Stabilitasnya cukup baik pada suhu
kamar, terutama pada keadaan kering.
MEKANISME KERJA
Aminoglikosida adalah inhibitor ireversibel sintesis
protein, tetapi mekanisme pasti efek bakterisidal
belum diketahui.

Proses 1 : Difusi pasif melalui saluran porin


menembus membran luar
 Obat secara aktif diangkut menembus membran
sel menuju sitoplasma melalui suatu proses
dependen-oksigen
 Gradien elektrokimia transmembran memasok
energi untuk proses ini, dan pemindahan ini
dikaitkan dengan suatu pompa proton
 Keadaan anaerob dan pH ekstrasel yg rendah
menghambat pengangkutan dengan mengurangi
MEKANISME KERJA
Sintesis protein dihambat oleh aminoglikosida paling sedikit
dgn 3 cara :

Kesalahan pembacaan RNA,


yang menyebabkan
terpasangnya asam-asam
amino yg salah ke dalam
peptida sehingga terbentu
03
protein non-fungsional/ toksik

01 02 Penguraian polisom
menjadi monosom
non-fungsional

Interferensi terhadap
kompleks inisiasi
pembentukan peptida
MEKANISME RESISTENSI

Step
Pembentukan suatu enzim 3
(-enzim) transferase yang
menginaktifkan
aminoglikosida dengan
adenililasi, asetalisasi, Step
atau fosforilasi Step 2 2
Protein reseptor di
subunit 30S ribosom
Step mungkin lenyap atau
1 berubah akibat suatu
Gangguan masuknya mutasi
aminoglikosida ke
dalam sel
FARMAKOKINETIK

 Aminoglikosida sebagai polikation bersifat sangat polar


sehingga sangat sukar diabsorpsi melalui saluran cerna.
Kurang dari 1% dosis yang diberikan absorpsi lewat
saluran cerna, dan hampir seluruh dosis oral
diekskresikan di feses setelah pemberian oral.
Setelah penyuntikan di intramuskulus, aminoglikosida
diserap dengan baik menghasilkan konsentrasi puncak
dalam darah selama 30-90 menit.
Aminoglikosida biasanya diberikan secara intravena
sebagai infus. Waktu paruh normal aminoglikosida dalam
serum adalah 2-3 jam, meningkat menjadi 24-48 jam jika
pada pasien dengan gangguan signifikan fungsi ginjal.
FARMAKOKINETIK

 Secara tradisional aminoglikosida, diberikan dalam 2 atau 3 dosis


dalam sehari pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Namun,
pemberian dosis harian keseluruhan dalam satu kali proses
penyuntikan lebih disukai daripada banyak situasi klinis.
 Aminoglikosida mempunyai peran membasmi bakteri sesuai dengan
konsentrasinya. Mereka juga memiliki efek pasca-anti biotik yang
signifikan, demikian itu membuat bakteri lebih menetap melebihi
obat saat masih terukur.
 Efek pasca-anti biotik dapat bertahan berapa jam. Karena sifat ini,
aminoglikosida dalam jumlah tertentu mungkin memiliki efikasi lebih
baik jika diberikan dosis tunggal dibandingkan sebagai dosis
terbagi yang lebih sedikit. Jika diberikan bersma dengan antibiotik
yang aktif terhadap dinding sel, aminoglikosida merupakan efek
pemusnahan sinergik bakteri-bakteri tertentu.
FARMAKODINAMIK

Aminoglikosida Transfor melalui Setelah masuk kedalam sel,


berdifusi lewat membran dalam aminoglikosid terikat pada
kanal air yang sitoplasma ribosom 30S dan
membutuhkan energi. menghambat sintesis
dibentuk oleh porin protein, terikatnya
Fase transfor yang
proteins pada aminoglikosid pada ribosom
tergantung energi ini
membran luar dari bersifat rate limiting, ini mempercepat transfor ke
bakteri Gram- yang dapat memblockk dalam sel, diikuti dengan
Negatif yang masuk Ca++ dan Mg++, kerusakan membran
ke ruang periplamik. hiperosmoloaritas, sitoplasma, dan disusul oleh
penurunan PH and kematian sel.
aerobiosis..
EFEK SAMPING
AMINOGLIKOSIDA
OTOTOKSI NEFROTOKS
01 02
SITAS ISITAS
Peningkatan kadar kreatinin serum,
Gangguan pendengaran, peningkatan konsentrasi serum
menyebabkan tinitus, dan aminoglikosida
penirinan pendengaran frekuensi Pemakaian bersamaan loop diuretics (mis.
Furosemid, asam etakrinat) atau obat
tinggi, kerusakan vestibula, berupa
antimikroba nefrotoksik lain (mis.
vertigo, ataksia, dan kehilangan Vankomisin atau amfoterisin) memperkuat
keseimbangan Bersifat ireversibel nefrotoksisitas

03
Dalam dosis sangat tinggi dapat
menyebabkan efek mirip kurare
berupa blokade muskulus yg
menyebabkan paralisis pernapasan,
diatasi dengan Kalsium Glukonat,
atau Neostigmin
PEMAKAI
AN
Digunakan untuk bakteri enterik
KLINIS
gram negatif
Kombinasi dgn antibiotik β-
laktam untuk sehingga
mencakup patogen gram positif
Penisilin-aminoglikosida :
Aktivitas bakterisidal dalam
pengobatan endokarditis
enterokokus serta
mempersingkat waktu
pengobatan untuk endokarditis
streptokokus viridans dan
sebagian endokarditis
stafilokokus
OBAT GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA

GENTAMICIN

Gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang


diisolasi dari Microspora purpurea. Obat ini efektif terhadap
organisme gram-positif dan gram-negatif . Gentamisin merupakan
pilihan lini pertama dari golongan aminoglikosida karena harganya
relatif lebih terjangkau dan ampuh melawan sebagian besar
bakteri gram-negatif aerob yang resisten dengan antibiotik lain
(Katzung, 2010).
Indikasi
Untuk pengobatan infeksi serius yang
disebabkan oleh strain yang rentan dari
mikroorganisme berikut: P. aeruginosa,
spesies Proteus (indol-positif dan indol-
negatif), E. coli, spesies Klebsiella-
Enterobactor-Serratia, spesies Citrobacter
dan spesies Staphylococcus (koagulase-
positif) dan koagulase-negatif)

Efektif pd mikroorganisme :
 Enteric bacteria and other eubacteria
 Pseudomonas aeruginosa
 Yersinia pestis
 Francisella tularensis
 Serratia marcescens
 Proteus vulgaris
FARMAKOKINETIK
Absorpsi gentamisin melalui pencernaan kurang
baik, dan lebih baik jika diberikan melalui
intravena, intraperitoneal, intramuskular dan kulit.
Waktu paruh gentamisin adalah 2-3 jam dengan
ikatan protein plasma kurang dari 30%.
Gentamisin tersebar di dalam cairan 9
ekstraseluler dan hanya sebagian kecil yang
masuk cairan serebrospinal. Gentamisin juga
dapat melintasi plasenta dan masuk ke dalam ASI
dan diekskresikan melalui urine (Hardjosaputra
dkk, 2008).
FARMAKODINAMIK

Gentamisin adalah antibiotik spektrum luas aminoglikosida.


Aminoglikosida bekerja dengan mengikat ke subunit ribosom bakteri
30S, menyebabkan salah membaca t-RNA, membuat bakteri tidak
dapat mensintesis protein penting untuk pertumbuhannya.
Aminoglikosida berguna terutama pada infeksi yang melibatkan bakteri
aerob, Gram-negatif, seperti Pseudomonas, Acinetobacter, dan
Enterobacter. Selain itu, beberapa mikobakteri, termasuk bakteri yang
menyebabkan TBC, rentan terhadap aminoglikosida. Infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Gram-positif juga dapat diobati dengan
aminoglikosida, tetapi jenis antibiotik lain lebih manjur dan kurang
merusak inang. Di masa lalu aminoglikosida telah digunakan bersama
dengan antibiotik terkait penisilin pada infeksi streptokokus untuk efek
sinergisnya, terutama pada endokarditis. Aminoglikosida sebagian
besar tidak efektif terhadap bakteri, jamur dan virus anaerob.
MEKANISME KERJA
Mekanisme Kerja
Gentamisin akan berikatan dengan ribosomal
01 subunit 30s dan 50s pada bakteri dan
mengacaukan sintesis proteinnya sehingga
terjadi kerusakan membran sel bakteri
(Katzung, 2010).
Gentamisin memiliki efek samping neurotoksisitas,
ototoksisitas (auditori dan vestibular), nefrotoksik
(meningkatkan klirens kreatinin) dengan kejadian lebih dari
10%. Edema, gatal, dan kemerahan adalah reaksi samping
yang terjadi pada kurang dari 10% pengguna. Efek samping 02
lain yang lebih jarang (< 1%) yaitu agranulositosis, reaksi
alergi, dispnea, granulositopenia, fotosensitif, pseudomotor
serebral, dan trombositopenia (Katzung, 2010). Gentamisin
juga bersifat toksik pada berbagai organ seperti ginjal, TOKSIS
hepar, paru-paru, dan kulit karena menginduksi radikal
bebas dan stress oksidatif (Khan dkk, 2011). ITAS
Interaksi Obat
DRUG INTERACTION
(R)-warfarin The risk or severity of bleeding can be increased when Gentamicin is combined with (R)-warfarin.

(S)-Warfarin The risk or severity of bleeding can be increased when Gentamicin is combined with (S)-Warfarin.

1,10- The therapeutic efficacy of 1,10-Phenanthroline can be decreased when used in combination with Gentamicin.
Phenanthroline

4- The risk or severity of bleeding can be increased when Gentamicin is combined with 4-hydroxycoumarin.
hydroxycoumarin

Abacavir Gentamicin may decrease the excretion rate of Abacavir which could result in a higher serum level.

Acarbose Gentamicin may decrease the excretion rate of Acarbose which could result in a higher serum level.

Aceclofenac The risk or severity of nephrotoxicity can be increased when Aceclofenac is combined with Gentamicin.

Acemetacin The risk or severity of nephrotoxicity can be increased when Acemetacin is combined with Gentamicin.

Acenocoumarol The risk or severity of bleeding can be increased when Gentamicin is combined with Acenocoumarol.

Acetaminophen Gentamicin may decrease the excretion rate of Acetaminophen which could result in a higher serum level.
OBAT GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA

KANAMISIN
KANAMISIN
Golongan aminoglikosida antibiotika
bakterisidal yang pada umumnya
aktif pada bakteri gram-negative.
Indikasi
Aktif terhadap E.Coli,
Enterobacter, Klebsiella, Proteus,
Salmonella, Shigella, Vibrio, Neisseria,
Staphylococcus dan Mycobacterium.
Kontra Indikasi
1. Pasien dengan hipersensitif/reaksi
toksisitas terhadap kanamisin
2. Wanita hamil dan menyusui
Peringatan
Pasien dengan riwayat gangguan
fungsi ginjal, bayi dan lansia, hindari
penggunaan jangka panjang
KANAMISIN
Efek Samping
1. Tejadi gangguan vestibuler dan pendengaraan, nefrotoksisitas,
ototoksik, hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang
2. Penyerapan mendadak pasca operasi ke rongga peritoneum (3-5 g)
menyebabkan blockade neuromuskulus dan henti napas
Interaksi Obat
1. Hindari kombinasi dengan obat anestesi atau pelumpuh otot, karena
dapat menyebabkan depresi napas.
2. Penggunaan bersama subtitusi darah atau diuretik memperburuk
ototoksisitas atau neurotoksisitas
Farmakokinetik
Waktu Paruh:
Dewasa : 1-7 jam
Anak : 0,7-3 jam
Ginjal terganggu : 4-70 jam

Contoh Merk Dagang


Vial 1g, vial 2g, Kanamycin sulphate meiji
KANAMISIN
Dosis dan Pemberian
1. Pemberian Oral
01 Tersedia kapsul/tablet 250 mg dan sirup 50 g/ml,
dengan dosis:
Dewasa : 8 g sehari
Anak : 50 mg/kg BB sehari dengan 4 kali
pemberian

2. Pemberian Topikal
Larutan mengandung 1-5 mg/ml. Pemberian 02
dibatasi hingga 15 mg/hari. Jika pada dosis tinggi mungkin
cukup banyak obat yang terserap untik menimbulkan efek
toksisitas sistemik
3. Pemberian Parenteral
Suntikan IV jarang diberikan karena IM lebih lebih baik
absorpsinya.
03 Dosis Dewasa: IM: 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg
tiap 12 jam
IV: 15-30 mg/kgBB/hari dalam dosis
terbagi tiap 8-12 jam
*Pada gangguan faal ginjal perlu dilakukan pengurangan dosis, baik
pemberian oral atau parenteral, untuk menghindari toksisitas.
OBAT GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA

NEOMYCIN
NEOMYCIN -Obat yang digunakan untuk mengatasi
infeksi. Neomycin bekerja dengan cara
menghentikan pertumbuhan bakteri di
suatu organ.

-Golongan : Antibiotik
Aminoglikosida
-Kategori : Obat Resep
-Manfaat : Menangani
infeksi pada kullit mata atau
telinga
-Sediaan : Oral dan
topikal
-Merek Dagang : Alletron Compositum,
Bevalex,
Bioplacenton, Conjucto,
Dexaton, Enbatic, Fasolon,
Nebacetin, Otopain, Ximex
Optixitrol
-Dosis obat : untuk salep
mata dan kulit mengandung 5 mg/g
untuk digunakan 2-3 kali sehari. Untuk
oral tersedia tablet 250 mg. Dosis oral
NEOMYCIN
-Peringatan Obat :
 Neomycin topikal tidak boleh diberikan pada bayi dibawah
usia 3 tahun
 Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum
menggunakan neomycin jika sedang mengalami gangguan
fungsi ginjal, penyakit hati, vertigo dan gangguan usus.
 Hindari pemberian imunisasi atau vaksinasi selama
pemakaian neomicyn
 Tidak menggunakan neomycin tetes telinga lebih dari tujuh
hari.

-Efek samping :
 Masalah pendengaran, telinga terasa seperti berdengung
 Sensasi berputar hingga mual
 Hilangnya keseimbangan atau koordinasi tubuh
 Mengantuk
 Hilangnya nafsu makan
FARMAKOKINETIK
Absorbsi dan Distribusi

Neomycin di absorbsi Karena sifatnya polar,


dengan buruk dari saluran sebagian besar
gastrointestinal. Dosis oral dikeluarkan dari sel,
sebesar 3g hanya sistem saraf pusat dan
menghasilkan konsentrasi mata. Volume distribusi
puncak plasma 1-4 µg/ml : nyata 25% dari bobot
dosis harian total 10g selama badan tanpa lemak dan
tiga hari menghasilkan mendekati volume cairan
konsentrasi dalam dalam ekstraseluler. Konsentrasi
darah dibawah konstentrasi tinggi hanya ditemukan
yang menyebabkan toksisitas pada bagian korteks ginjal
sistematik jika fungsi ginjal dan pada bagian
dalam keadaan normal. Absor Distribu endolimfe dan perilimfe
bsi si telinga bagian dalam/
FARMAKOKINETIK
Metabolisme dan Eksresi

Berdifusi dengan saluran Neomycin diekskresi oleh


berair yang dibentuk oleh ginjal. Sekitar 97% dosis
protein porin pada membran oral neomycin tidak
luar bakteri gram negatif diabsorbsi dan dieliminasi
untuk memasuki ruang dalam bentuk tidak berubah
periplasma. Pengangkutan pada feses.
melalui membran sitoplasma
tergantung pada tranpor
elektron, sebagian karena
kebutuhan akan potensial
elektris membran untuk
mengarahkan permeasi Metaboli
sme Eksresii
FARMAKODINAMIK
Neomycin adalah antibiotik aminoglikosida. Aminoglikosida sendiri
bekerja dengan mengikat ke bakteri subunit ribosom bakteri 30S,
menyebabkan salah mengidentifikasi t-RNA, membuat bakteri tidak
dapat mengsintesis protein penting untuk pertumbuhannya.
Aminoglikosida berguna terutama pada infeksi yang melibatkan bakteri
aerob, gram-negatif, seperti Pseudomonas, Acinetobacter dan
Enterobacter. Selain itu, beberapa mikrobakteri termasuk yang
menyebabkan TBC, rentan terhadap aminoglikosida. Infeksi yang
disebabkan oleh bakteri gram-positif juga dapat diobati dengan
Aminoglikosida, tetapi jenis antibiotik lain lebih manjur dan tidak
merusak inang.
Dimasa lalu aminoglikosida telah digunakan bersamaan
dengan antibiotik seperti penisilin pada infeksi streptokokus untuk efek
sinergisnya, terutama pada endokarditis. Aminoglikosida sebagiam
besar tidak efektif terhadap bakteri, jamur dan virus anaerob
OBAT GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA

TOBRAMYCIN
Tobramycin
Golongan aminoglikosida yang digunakan
secara luas untuk berbagai infeksi bakteri, khususnya
bakteri gram negatif. Aktivitas tobramycin sangat baik
terhadap Pseudomonas aeruginosa.

Indikasi
Mengobati bakteremia, osteomielitis, dan pneumonia
Kontraindikasi
Pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap
tobramisina dan antibiotik derivat aminoglikosid lainnya.
Peringatan
Pasien dengan riwayat penyakit ginjal, vestibular, atau
pendengaran
Efek Samping
Menyebabkan nefrotoksik dan ototoksik
Interaksi Obat
Kombinasi dengan penisilin menunjukkan aktivitas yang
buruk terhadap berbagai galur enterokokus.
Dosis
Intravena ataupun Intramuskular: 5-6/kg setiap 8 jam.
Inhalasi: 300 mg/5 mL, 2 x 1 hari (dalam siklus-siklus
berulang 28 hari, diikuti oleh 28 hari stop obat)
Sediaan dan Contoh Merk Dagang
OBAT GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA

AMIKACIN
 AMIKACIN adalah suatu  Indikasi
turunan semisintetik dari abkteremia septokimia, infeksi saluran nafas, tulang
kanamisin. Obat ini kurang dan sendi berat, infeksi sistem saraf pusat, infeksi
toksik dibandingkan dengan pasca operasi
molekul induknya.
 Obat ini resistensi
 Kontra indikasi :
terhadap banyak enzim hipersensitif, kehamilan dan miastenias gravis
yang menginaktifasi  Peringatan:
gentamisin dan tobramisin, gangguan fungsi ginjal pada bayi dan lansia
dan dapat digunakan  Interaksi obat :
terhadap sebagian toksisitas meningkat dengan aminoglikosida lainnya,
mikroorganisme yang polymixin B, colistine, as.etakrinik, forusemide,
resisten terhadap obat-obat diuretik, obat anestesi dan neuromuskular.
tersebut.

 Amikacin bersifat
nefrotoksik dan ototoksik (
terutama terhadap bagian
auditorik saraf kedelapan)

 Kategori kehamilan : D
(ada bukti positif terhadap
mengenai resiko pada janin
manusia, tetapi besar
manfaat yang di peroleh
mungkin besar dari
resikonya)
FARMAKODINAMIK

Amikacin adalah antibiotik aminoglikosida. Aminoglikosida berikatan


dengan bakteri, menyebabkan salah membaca t-RNA, membuat
bakteri tidak dapat mensintesis protein penting untuk pertumbuhan
mereka. Aminoglikosida berguna terutama dalam infeksi pengobatan
yang melibatkan bakteri aerob dan Gram-negatif, seperti
Pseudomonas, Acinetobacter, dan Enterobacter. Selain itu, ada
beberapa mikobakteri, bakteri yang termasuk dapat menyebabkan
penyakit TBC, rentan terhadap aminoglikosida. Infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Gram-positif juga dapat diobati dengan
aminoglikosida, namun antibiotik lain mungkin lebih ampuh dan kurang
toksik bagi manusia.
MEKANISME KERJA

1
Mekanisme utama kerja amikacin sama dengan
untuk semua aminoglikosida, mengikat ke 30S
sub unit ribosom bakteri, mengganggu situs
mRNA dan mengikat akseptor tRNA, yang
dapat mengganggu pertumbuhan bakteri. Hal ini
menyebabkan terganggunya sintesis protein
normal dan produksi peptida non-fungsional.

Amikacin serta aminoglikosida


lainnya, umumnya bersifat
bakteriosidal terhadap bakteri
gram positif dan gram negatif
FARMAKOKINETIK
Absropsi
 Cepat diserap setelah pemberian Distribusi
intramuskular. Penyerapan cepat  Setelah pemberian dosis,
terjadi di peritoneum dan pleura.
 Pemberian IM dosis tunggal
biasanya amikacin ditemukan
amikacin sebanyak 7,5 mg/kg pada di tulang, jantung, kantong
orang dewasa dengan fungsi ginjal empedu, dan jaringan paru-
normal, konsentrasi puncak amikacin paru.
plasma 17-25 µg/ mL dicapai dalam 45
 Amikacin juga didistribusikan
menit hingga 2 jam
 Setelah infus IV dengan dosis yang 01 02 ke dalam cairan empedu,
sama diberikan lebih dari 1 jam dahak, bronkial, dan cairan
konsentrasi plasma puncak obat rata- interstitial, pleura, dan sinovial.
rata 38 µg/mL segera setelah infus, 5,5
µg/ mL pada 4 jam, dan 1,3 µg / mL Metabolisme
pada 8 jam
04 03 diubah untuk mengurangi
Ekskresi kemungkinan rute
Diekskresikan melalui penonaktifan enzimatik,
urine sehingga mengurangi
resistensi bakteri. Banyak
organisme Gram-negatif
yang resisten terhadap
gentamisin dan
tobramycin yang telah
terbukti peka terhadap
Dosis
Dewasa Anak dan bayi yang
15 mg/kgBB/hari, lebih besar
Sekali sehari atau 7,5 mg/kgBB tiap 12
* jam atau 5 mg/kgBB
dibagi dalam 2
jadwal konsumsi. tiap 8 jam

 Dosis dalam sehari Dosis untuk


umumnya tidak lebih tuberkolosis adalah
*
dari 1,5 gram sehari. * 7,5-15 mg/kg/hari
Penyesuaian dosis sebagai injeksi,
perlu dipertimbangkan sekali sehari atau
dalam berbagai dua sampai tiga
keadaaan, adanya * minggu sekali dalam
gangguan faal pada seminggu dan selalu
ginjal memerlukan dalam kombinasi
pengurangan dosis dan dengan obat lain
perpanjangan interval yang mana isolatnya
waktu antara dosis masih sensistif
Efek Samping

 Gangguan vestibular
 Gangguan
pendengaran
 Nefrotoksisitas
 Hipomagnesemia pada
pemberian jangka
panjang
 kolitis karena antibiotik
OBAT GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA

NETILMYCIN
NETILMY
 Aminoglikosida baru yg
CINdipasarkan
Sifat Farmakokinetik dan dosis
penggunaan sama dengan
gentamisin, dan tobramysin
Aktivitas Antibakteri dengan
spektrum luas terhadap basilus
aerob grab-negatif
Tidak dimetabolisme oleh
kebanyakan enzim
penginaktivasi aminoglikosida,
dan aktif melawan bakteri
tertentu yang resisten terhadap
gentamisin
Distribusi dan Eliminasi mirip
NETILMYCIN
EFEK
EFEK
TERAPEUTI
 Mengobati K
infeksi serius MERUGIKAN
akibat
Enterobacteriaceae dan  Menyebabkan
basilus aerob gram- ototoksisitas dan
negatif lainnya nefrotoksisitas
 Efektif melawan patogen- (meskipun tidak begitu
patogen tertentu yang toksik pada hewan
resisten-gentamisin,
kecuali enterokokus
(Panwalker et al., 1978)
Bentu
k EFEK Tersedia dalam bentuk suntikan dalam
vial yg mengandung bahan aktif : 50 mg/2
EFEK
ml; 100 mg/2ml; 150 mg/1,5 ml dan ampul :
TERAPEUTI
Sedia K 300 mg/1,5 ml MERUGIKAN

Dosis Lazim : 5 – 7 mg/kgBB, 1 kali sehari


an Komplikasi infeksi saluran urin

Dan Dewasa : 1,5 – 2 mg/kg setiap 12 jam

Infeksi sistemik lain yang berat


Dewasa : 4 – 6 mg/kg, dalam dosis tunggal
Anak-anak : 3 – 7,5 mg/kg/hari, dalam dosis
terbagi dua/ tiga
Dosis Neonatus : 4 – 6,5 mg/kg/hari, dibagi dalam
OBAT GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA

STREPTOMYCIN
STREPTOMYCIN
Streptomycin adalah obat golongan
antibiotik aminoglikosida yang berfungsi
untuk mengatasi sejumlah infeksi bakteri,
salah satunya tuberkulosis. Obat ini
bekerja dengan membunuh atau mencegah
pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Indikasi
Selain tuberkulosis, kondisi-
kondisi yang juga dapat diobati dengan
streptomycin adalah:
Tularemia
Pes atau sampar (plague)
Endokarditis bakteri
Brucellosis
Meningitis
Phneumonia
Infeksi saluran kemi
Kontraindikasi
Loop diuretics (contoh, furosemide) karena kerusakan parah pada saraf kranial
kedelapan, menyebabkan dapat terjadinya kehilangan pendengaran permanen,
Nondepolarizing muscle relaxants (misal, pancuronium), polypeptide antibiotik (contoh,
polymyxin B), atau succinylcholine karena efek samping dari obat ini dapat bertambah.
Peringatan
Diare, kerusakan saraf kranial kedelapan, infeksi lambung atau usus, atau
gagal ginjal, Dehidrasi (diare, mual atau muntah menyebabkan elektrolit tidak seimbang),
otot lemas atau penyakit Parkinson
Hindari penggunaan streptomycin jika tengah menerima vaksin atau memiliki riwayat
alergi obat terhadap obat aminoglikosida lain.
Hindari menggunakan streptomycin setelah diberikan obat bius atau obat pelemas otot
(misalnya baclofen), karena dapat meningkatkan risiko gangguan saraf, otot, dan sistem
pernapasan.
Penggunaan streptomycin dapat menimbulkan efek nefrotoksik dan neurotoksik. Efek
neurotoksik dan nefrotoksik adalah efek yang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal
dan sistem saraf.
Hati-hati jika Anda menderita atau memiliki riwayat vertigo, myasthenia gravis, dan
gangguan ginjal.
Beri tahu dokter jika tengah menerima obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk
herba.
Segera temui dokter apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis.
 Efek samping apa yang  Dosis
dapat dialami karena Streptomycin untuk orang dewasa
Streptomycin • Tuberculosis
• Feses berwarna gelap • IM 15 mg/kg/hari (maksimal, 1 g) atau 25
sampai dengan 30 mg/kg 2 atau 3 kali
• Merasa terbakar, gatal, mati rasa,
seminggu (maksimal, 1.5 g)
tertusuk, kesemutan
• Penggunaan bersama Agen lainnya
• Nyeri dada, Menggigil
• IM 1 sampai 2 g dosis terbagi setiap 6
• Batuk, Pusing atau pening, Demam
sampai dengan 12 jam untuk infeksi
• Gatal-gatal, bengkak pada wajah, kelopak sedang sampai parah (maksimal, 2 g/hari)
mata, bibir, lidah, tenggorokan, tangan,
Streptomycin untuk anak-anak
kaki, telapak kaki, atau organ kelamin
• Tuberculosis
• Mual
• IM 20 sampai 40 mg/kg/hari (maksimal, 1
• Sakit atau sulit buang air kecil
g) atau 25 sampai 30 mg/kg 2 atau 3 kali
• Merasa berputar seminggu (maksimal, 1.5 g).
• Napas pendek Penggunaan bersama Agen lainnya
• Tenggorokan sakit • IM 20 sampai 40 mg/kg/hari dosis terbagi
• Lambung luka, atau terdapat bintik putih setiap 6 sampai dengan 12 jam, hindari
pada bibir atau mulut dosis berlebih.
• Pembengkakan kelenjar
 Sediaan dan contoh merk
• Tidak seimbang
• Perdarahan atau memar yang tidak biasa dagang
• Rasa lelah atau lemas yang tidak biasa • Injeksi 1 g (1 ea)
INTERAKSI OBAT
• Fludarabine, indomethacin, atau polypeptide antibiotik (misal, polymyxin B)
karena efek samping streptomycin dapat meningkat
• Cyclosporine, methoxyflurane, nonsteroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDs) (misal, ibuprofen), nitrosoureas (misal, streptozocin), parental
cephalosporins (contoh, cephalexin), atau parenteral vancomycin karena
toksisitas pada ginjal dapat terjadi
• Beberapa interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan streptomycin
bersama dengan obat lain adalah:
• Risiko munculnya efek nefrotoksik dan neurotoksik meningkat, jika
digunakan dengan neomycin, kanamycin, gentamicin, paromomycin,
polymyxin B, colistin, tobramycin, atau ciclosporin.
• Risiko efek ototoksik (gangguan pendengaran) dan nefrotoksik meningkat,
jika digunakan dengan manitol atau furosemide.
• Meningkatkan efek samping obat pelemas otot.
• Meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal, jika digunakan dengan
sefalosporin.
• Memperlama kadar streptomycin dalam darah jika digunakan dengan obat
anti inflamasi nonsteroid, seperti aspirin dan ibuprofen.
REFERENSI
George H. Scherr, "Preparation of gentamicin sensitized particles for
agglutination tests." U.S. Patent US4100268, issued August, 1975.
US4100268

Katzung, Bertram G. (2010). Farmakologi Dasar dan Klinik (terjemahan),


Ed.10, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Khan, Gul Nazir & Inamullah, Hafiz Muhammad. (2011). Effect of Students
Team Achievement Division (STAD) on Academic Achivement of
Students. Canadian Center of Science Education, 7(12): 211-215.

Gunawan, gan sulistia. 2007. Farmakologi dan terapi edisi 5. Depok :


Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FKUI2

Team Medical Mini Notes. 2017. Basic Pharmacology & Drug Notes. Makassar
: MMN Publishing

Anonim. 13 juni 2005. Neomycin


http://www.drugbank.ca/drug/DB00994 .

Anda mungkin juga menyukai