Anda di halaman 1dari 13

KODE ETIK DAN PELANGGARAN DI

PASAR MODAL
• Kode Etik
- Perlu karena;
1. Manusia cenderung lebih mementingkan diri sendiri
2. Industri Financial & Pasar Modal adalah mengelola dana
milik orang lain
Elemen dasar ; “Trust and accountability” serta “Good
Corporate Governance”

- Perilaku;
1. Jangan melanggar Undang Undang, peraturan, dan
ketentuan;
2. Jangan melanggar norma norma yang telah disepakati;
3. Jangan melanggar martabat pribadi.
• Dilema Etika
Adanya tindakan yg mendorong “churning” dan
“unfair transaction allocation”
Benturan kepentingan; perbedaan antara
kepentingan ekonomis perusahaan dengan
kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris,
atau pemegang saham utama perusahaan.
Asosiasi WPPE, menerbitkan Kode Etik WPPE yang
antara lain memuat;
• memahami dan mematuhi segala ketentuan,
peraturan, dan perudang-undangan Pasar Modal
di Indonesia.;
• Tuntutan untuk bertindak dan bersikap
profesional;
• Dilarang melakukan transaksi efek baik langsung
maupun tidak langsung untuk dan atas nama
pribadi;
• Dalam melaksanakan Amanat, kepentingan
Nasabah didahulukan berdasarkan prioritas
waktu dan prioritas harga
• Fiduciary Duties;
Prinsip yang merujuk kepada kemampuan dan
kehati-hatian (duty of skill and care/prudent);
Prinsip yang merujuk kepada itikad baik untuk
semata-mata bertindak untuk kepentingan pemodal
(duty of loyality);
Prinsip untuk tidak mengambil keuntungan pribadi
atas suatu kesempatan yang sebenarnya
milik/diperuntukan bagi investor (no secret profit
rule),
Prinsip duty of loyality, akan terlihat jelas dalam
kasus adanya benturan kepentingan (conflict of
interest) berupa self dealing dengan karakteristik
sebagai berikut:
1. Transaksi antara pribadi manajer investasi
dengan investor yang portofolio nya dikuasakan
kepada manajer investasi;
2. Transaksi antar beberapa investor yang
manajer investasinya sama;
3. Transaksi yang mendahulukan kepentingan
manajer investasi secara pribadi sebelum
kepentingan investor;
4. Kepentingan usaha antar manajer investasi
secara pribadi dengan perusahaan efek, dimana
yang bersangkutan bekerja.
• Penipuan, Manipulasi Pasar, Dan Perdagangan
Orang Dalam (UU No. 8 th 1995, ttg Pasar Modal,
pasal 90)
Dalam kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak
dilarang secara langsung atau tidak langsung;
- menipu atau mengelabui Pihak lain dengan
menggunakan sarana dan atau cara apapun;
- turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain,
dan
- membuat pernyataan tidak benar mengenai
fakta yang material, dengan tujuan mempengaruhi
Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek
Manipulasi pasar (UU No. 8 th 1995, ttg Pasar Modal, pasal
90)

• Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung


maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan
gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan
perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek
• Setiap Pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama sama
Pihak lain, dilarang melakukan 2 transaksi Efek atau lebih,
baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebab
kan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan
tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual,
atau menahan Efek
• Setiap Pihak dilarang, dengan cara apapun, membuat per-
nyataan atau memberikan keterangan yang secara material
tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga
Efek di Bursa Efek
• Perdagangan Orang Dalam (UU No. 8 th 1995, ttg Pasar
Modal, pasal 90)
Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mem-
punyai informasi orang dalam, dilarang melakukan
pembelian atau penjualan atas Efek;
• Yang dimaksud dengan Orang Dalam, yaitu;
1. Manajemen perusahaan (anggota Direksi, dan
anggota Dewan Komisaris);
2. Pegawai perusahaan;
3. Pihak yang berhubungan langsung dengan
perusahaan dalam rangka pekerjaan (KAP,
Konsultan Hukum, Konsultan Manajemen, Supplier,
Perusahaan Penilai, Research Analyst, dan Penjamin
Emisi);
• - Pihak 1, 2 dan 3, sampai dengan waktu 6 bulan
setelah efektif berhenti atau tidak memiliki
hubungan lagi dengan perusahaan.
• Kasus1.
• PT XYZ melakukan IPO dengan company listing 42 juta
saham, yang berasal dari; 10 juta saham dalam
portepel dan 32 juta saham pendiri. Sesuai Prospektus,
saham yang berasal dari pendiri tidak akan dijual
selama 8 bulan. Dengan demikian saham yang
diperdagangkan di Bursa hanya 10 juta saham,
sekalipun potensial market 42 juta saham. Namun
sebelum jangka waktu 8 bulan berlalu, saham milik
Asing telah melewati angka 10 juta saham. Setelah
diteliti, telah terjadi penjualan semu atas saham PT
XYZ sebanyak 100 lot (50.000 saham) yang di- lakukan
oleh Broker A
Dalam kasus ini, ternyata Broker A, telah melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan UU No. 8 th 1995, ttg
Pasar Modal, pasal 90, dengan melakukan manipulasi
pasar.
• Kasus 2.
• Dani berusia 50 tahun, Direktur Operasional PT Grogol
Blvd. Tbk suatu perusahaan IT, dan ia merasa karirnya
sudah mentok. Baru baru ia mendapat tawaran untuk
menjadi CEO dari suatu PT yang sedang berkembang
pesat. Ia mengajukan pengunduran diri, dan disetujui
per tanggal 30 Juni 2001. Anaknya Dian berusia 25
tahun, seorang pengusaha muda selalu berkonsultasi
dengan bapaknya sebelum mengambil keputusan besar
dalam segala hal (termasuk masalah Pasar Modal).
Menjelang akhir tahun 2001, kurs saham PTGrogol BLvd
Tbk Rp 10.000,- Dian menjual 100 lot saham PT Grogol
Blvd. Tbk yang dibelinya 2 tahun yang lalu melalui
Program ESOP PT Grogol Blvd. Tbk. BUlan Maret 2002,
kurs saham PT Grogol Blvd. Tbk anjlok drastis di Bursa,
namun Dian terhindar dari kerugian besar karena telah
menjual saham tersebut sebelumya.
Dalam kasus ini, setelah diusut, ternyata Dani masih
merupakan orang dalam PT Grogol Blvd. Tbk.
karena saat Dian menjual saham, masa 6 bulan
belum berakhir. Dalam penjualan saham ini, diduga
Dian mendapat informasi dari Dani, sekali pun Dani
sudah tidak menjabat Direktur operasional lagi. Jika
terbukti benar, transaksi ini tergolong sebagai
insider trading.
KODE ETIK
Manajer/wakil manajer Investasi, penasehat investasi dan
analis riset, harus mempunyai :
1. Integritas, kecakapan, ketrampilan, harga diri dan etika
dalam hubungan kerjanya
2. Perilaku secara etis dan profesional, sehingga menjadi
teladan bagi anggota lain dan rekan seprofesinya
3. Hasrat senantiasa memelihara, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan diri & rekan seprofesi
4. Keputusan dengan pertimbangan yang independen dan
rasional

Anda mungkin juga menyukai