Nama Dosen :
Arinal Muna, SE., M.Si. Ak.
Disusun Oleh:
Nuraisah (115040140)
Munani (115040)
Kelas : Akuntansi 3E
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telahlimpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Bunga dan Tingkat Bunga” dengan tepat waktu. Adapun maksud dari
penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan.
Makalah ini merupakan hasil kerja kami disertai doa dan dorongan semangat dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih.
Akhirnya besar harapan kami, semoga Makalah Manajemen Keuangan ini dapat
memberikan dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, dan umumnya bagi
semua pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisis nilai
tukar semakin mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit yaitu
sekitar 11,05 persen dan menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Hal
ini mengakibatkan jumlah hutang Negara terhadap luar negeri meningkat secara
tajam. Selain itu berpengaruh terhadap timbul Non Performing Loans (NPL) atau
kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan mengganggu (dalam
jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank. Masalh lain yang
ditimbulkan adalah perginya para investor asing dalam hal menanamkan modalnya
di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi
adalah dengan menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti luas
(M2) atau likuiditas perekonomian. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta
maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Bunga
yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang utama
bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya dibank, sedangkan bagi
bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan meningkatkan
kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar
1
berupa pemberian kredit pada masyarakat. Untuk itu pemerintah melakukan
kebijakan moneter dengan menekan jumlah uang beredar melalui peningkatan suku
bunga bank
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4 faktor paling mendasar yang mempengaruhi biaya utang adalah (1) peluang
produksi (2) preferensi waktu untuk konsumsi(3) Resiko (4)inflasi Untuk melihat
bagaimana faktor-faktor di atas bekerja, bayangkanlah masyarakat di sebuah
pulau terpencil yang hidup hanya dari ikan. Mereka memiliki persediaan peralatan
memancing yang memungkinkan mereka dapat bertahan hidup dengan cukup
baik, tetapi mereka ingin memiliki ikan dalam jumlah yang lebih banyak.
Seandainya Mr. Crouse memiliki ide cemerlang untuk membuat suatu jenis
jaringan baru yang akan memungkinkan mereka melipatgandakan hasil tangkapan
harian mereka. Namun, dibutuhkan waktu satu tahun untuk menyempurnakan
rancangannya, membuat jaring tersebut, dan beajar cara menggunakannya secara
efisien, Mr. Crouse mungkin akan kelaparan sebelum ia dapat menggunakan
jaring baru tadi. Jadi, ia mungkin memberikan penawaran kepada Mrs. Robinson,
Mr. Friday, dan beberapa orang lainnya bahwa jika mereka memberinya seekor
ikan setiap hari selama satu tahun, ia akan mengembalikan 2 ekor ikan setiap hari
sepanjang tahun depan. Jika ada yang menerima tawaran tersebut, maka ikan yang
diberikan oleh Mrs. Robinson atau salah seorang lainnya kepada Mr. Crouse akan
mencerminkan tabungan; tabungan ini akan diinvestasikan dalam jaring ikan; dan
ikan tambahan yang dihasilkan oleh jaring tersebut akan mencerminkan
pengembalian atas investasi.
Sudah pasti, jika menurut perkiraan Mr. Crouse, jaring ikan baru itu makin
produktif, maka makin besar jumlah yang dapat ditawarkan olehnya kepada calon
investor atas tabungan mereka. Pada contoh ini, kita asumsikan Mr. Crouse
berpendapat ia akan mampu membayar sehingga menawarkan tingkat
pengembalian sebesar 100% - ia menawarkan untuk memberikan kembali 2 ekor
ikan untuk setiap ekor yang ia terima. Ia seharusnya juga mencoba untuk menarik
tabungan dengan jumlah yang lebih kecil – misalnya, ia mungkin hanya
4
menawarkan 1,5 ekor ikan per hari di tahun depan untuk setiap ekor yang ia terima
tahun ini dan akan mencerminkan tingkat pengambilan sebesar 50% bagi Mrs.
Robinson dan calon penabung lainnya.
Resiko inheren dalam proyek jaring ikan dan kemampuan Mr. Crouse untuk
melunasi pinjamannya juga akan mempengaruhi pengembalian diminta investor :
makin tinggi penilaian resiko, makin tinggi pula tingkat pengembalian yang
diminta. Dalam masyarakat yang lebih complex, terdapat banyak usaha lain
seperti yang dilakukan oleh Mr. Crouse, banyak barang-barang selain ikan, dan
banyak penabung seperti Mrs. Robinson dan Mr. Friday. Jadi, orang
menggunakan uang sebagai alat tukar dan bukan melakukan barter dengan ikan.
Ketika uang digunakan, nilainya di masa depan yang dipengaruhi oleh inflasi akan
ikut bermain : makin tinggi perkiraan tingkat inflasi, makin besar pengembalian
dalam dollar yang diminta.
Jika kita melihat bahwa tingkat bunga yang dibayarkan kepada penabung
bergantung pada (1) tingkat pengembalian yang diharapkan akan diterima oleh
produsen atas modal yang diinvestasikan, (2) preferensi waktu penabung untuk
konsumsi saat ini dibandingkan masa depan, (3) tingkat resiko pinjaman, dan (4)
5
Jika pemerintaan dana menurun seperti yang umumnya terjadi dimasa resesi,
maka lurfa permintaan akan bergeser kekiri seperti yang di tunjukan oleh kurva
D2 di pasar A.dengan cara yang sama, anda seharusnya juga dapat membanyakan
apa yang akan terjadi jika ferderal reserve memperketat kredit: kurva penawaran,
S1 akan bergeser ke kiri; hal ini akan menaikkan tingkat bunga dan memperkecil
jumlah pinjaman yang ada dalam perekonomian.
Terdapat harga untuk setiap jenis modal.dan harga-harga ini berubah dari
waktu ke waktu seiring dengan berunahnya kondisi penawaran dan permintaan.
Perhatikan bahwa tingkat bunga jaka pendek sangat tidak setabil,naik denga cepat
7
saat kondisi perekonomian sedang booming dan jatuh sama cepatnya saat masa
resesi.ketika perekonomian sedang berekfektasi,perusahaan membutuhkan modal
dan permintaan akan modal ini mendorong tingkat bunga naik. Tekana –tekana
inflastor juga paling kuat terjadi saat masa-masa bisnis sedang booming ,dan hal
tersebut juga memberikan tekanan pada tingkat bunga naik.bisnis yang
merenggang akan mengurangi permintaan kredit,tingkat inflasi turun,dan tingkat
bung a jatuh.lebih jauh,ferderal reserve cenderung meningkatkan pasokan dana
selama masa resesi untuk membantu merangsang perekonomian, dan hal ini juga
akan menurunkan tungkat bunga.
Tingkat bungga saat ini dikurangi tingkat inflasi saat ini (yang sama dengan
jarak antara grafik batang inflasi dan kurva tingkat bunga) dinyatakanya sebagian
tingkat bunga nyata saat ini.tingkat ini disebu “tingakt nyata” karena menujukkan
jumlah yang benar-benar diterima investor setelah mengeluarkan dampak
inflasi.berada di rentang 3 hingga 4 persen sejak tahun 1987.
Hubungan antara inflasi tahunan dan tingkat bunga jangka panjang 1971-
2005
Selama beberapa tahun terakhir, inflasi berada pada kisaran 2,5 peresn per
tahun,Nanum , Tingkat bunga jangka panjang selama ini tidak stabil karena
investor tidak yakin lebih tinggi seperti pada tahun 1980-an. Dalam tahun-tahun
ke depan, kita dapat memastiakan dua hal:
Tingkat bunga untuk obligasi dengan waktu jatuh tempo yang berlainan
dapat ditemukan diberbagai media, termasuk The Wall Street Journal dan Federap
Reserve Bulletin, serta sejumlah situs web, diantaranya Bloomberg, Yahoo!, CNN
Financial, dan Federal Reserve Board. Dengan menggunakan dua tingkat bunga
adari sumber-sumber tersebut, kita dapat menentukan struktur waktu pada titik
waktu tertentu. Misalnya, bagian tabel dibawah Figur 6-4 menyajikan tingkat bunga
untuk berbagai waktu jatuh tempo pada tanggal yang berbeda. Kumpulan data
untuk tanggal tertentu, ketika digambarkan dalam bentuk grafik seperti Figur 6-4,
disebut kurva imbal hasil (yeld curve) untuk tanggal tersebut.
Seperti yang ditunjukan oleh gambar, kurva imbal hasil dapat berubah baik
posisi maupun kelandaianya dari waktu kewaktu. Pada maret 1980, tingkat bunga
cukup tinggi karena diperkirakan adanya tingkat inflasi yang tinggi. Namun, tingkat
inflasi diperkirakan akan turun sehingga tingkat bunga jangka pendek lebih tinggi
daripada jangka panjang dana kurva imbal hasil digambarkan melandai kebawah.
Pada Februari 2000, inflasi pada kenyataan memang menurun sehingga seluruh
tingkat bunga menjadi lebih rendah, dan kurva imbal hasil menjadi berpunuk
tingkat bunga jangka menengah lebih tinggi dari pada tingkat bunga jangka pendek
dan jangka panjang. Pada Februari 2005, semua tingkat bunga turun dibawah
tingkat bunga dari tahun 2000. Tingkat bunga jangka pendek turun dibawah tingkat
bunga jangka panjang, dan mengakibatkan kurva imbal hasil menanjaj keatas.
Figur 6-4 menunjukan kurva imbal hasil untuk efek Pemerintah AS, tetapi
kita dapat membuat kurva yang sama untuk obligasi yang diterbitkan oleh GE,
IBM, Delta Airlines, atau perusahaan lain yang memnjam uang selama beberapa
rentang waktuatuh tempo. Jika kita membuat kurva imbal hasil perusahaan-
perusahaan seperti itu dan menggambarkanya pada Figur 6-4, kurva ersebut akan
berada diatas efek pemerintah karena imbal hasil perusahaan memasukan premi
risiko gagal bayar dan premi likuiditas yang lebih tinggi dari pada obligasi
pemerintah. Namun, kurva imbal makin tinggi risiko perusahaan, makin tinggi
kurva imbal hasilnyasehingga Delta yang berada di ambang kebangkrutan akan
memiliki kurva imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan GE atau IMB.
10
Selama ini, tingkat bunga jangka panjang berada di tingkat bunga jangka
pendek karena premi jatuh tempo sehingga kurva imbal hasil biasanya menjanjak
ke atas. Karena alasan ini, kita sering menyebut kurva imbal hasil yang menanjak
keatas sebagai kurva imbal hasil “normal” (“normal” yield curve) dan kurva imbal
hasil yang melandai ke bawah sebagai kurva terbalik atau “abnormal” (inverted or
“abnormal”) yield curve) . jadi kurva imbal hasil pada Figur 6-4 untuk Maret 1980
adalah terbalik, sedangkan kurva imbal hasil Februari 2005 adalah normal. Namun,
kurva Februari 2000 berpunuk (humped yield curve), yang artinya tingkat bunga
pada jatuh tempo jangka menengah lebih tinggi daripada tingkat bunga baik jatuh
tempo jangka pendek maupun jangka panjang. Kita akan menjelaskan secara lebih
terperinci pada bagian berikutnya penyebab kurva yang menanjak keatas
merupakan situasi normal, tetapi secara singkat, alasanya adalah efek jangka
pendek memiliki risiko tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan efek jangka
panjang sehingga menghasilkan nilai MRP yang lebih kecil. Jasi, tingkat bunga
jangka pendek biasanya lebih rendah dari pada tingkat bunga jangka panjang.
Ada empat faktor tambahan yang memengaruhi baik itu tingkat bunga
secara umum dan bentuk kurva imbal hasil. Faktor-faktor tersebut adalah (1)
kebijakan Federal Reserver, (2) anggaran pemerintah yang defisit atau surplus, (3)
faktor-faktor internasional, antara lain neraca perdagangan luar negeri dan tingkat
bunga di negara-negara lain, dan (4) tingkat aktivitas usaha.
akan menurunya tingkat bunga. Namun, penawaran uang yang lebih besar
juga dapat menyebabkan kenaikan perkiraan tingkat inflasi yang akan
mendorong naiknya tingkat bunga meskipun The Fed berkeinginan untuk
menurunkanya. Hal sebaliknya akan berlaku jika The Fed ingin
mengetatkan penawaran uang.
3. Faktor-Faktor Internasional
Kegagalan usaha dan individual di Amerika Serikat membeli dari serta
menjual kepada orang-orang dan perusahaan di seluruh dunia. Jika kita
membeli ebih banyak daripada menjual, (yaitu jika kita lebih banyak
mengimpor daripada mengekspor) kita mengalami defisit perdagangan luar
negeri (foreign trade deficit). Ketika defifit perdagangan terjadi, defisit
tersebut harus didanai dan ini umumnya berarti pinjamandari negara-negara
yang mengalami surplus ekspor. Dengan kata lain, jika kita mengimpor
13
barang senilai $200 miliar, tetapi hanya mengekspor $100 miliar, kita
mengalami defisit perdagangan sebesar $100 miliar. Kita mungkin
memeinjam $100 miliar dolar dari negara-negara surplus. Pada tingkat
berapapun, makin besar defisit perdangangan kita makin besar jumlah uang
yang harus kita pinjam. Warga negara asing hanya memegang utang AS jika
tingkat bunga efek AS kompetitif terhadap tingkat bunga di negara-negara
lain. Jadi tingkat bunga kita akan sangat bergantung pada tingkat bunga
negara-negara belahan bumi lain.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Ada empat faktor tambahan yang memengaruhi baik itu tingkat bunga
secara umum dan bentuk kurva imbal hasil. Faktor-faktor tersebut adalah (1)
kebijakan Federal Reserver, (2) anggaran pemerintah yang defisit atau surplus, (3)
faktor-faktor internasional, antara lain neraca perdagangan luar negeri dan tingkat
bunga di negara-negara lain, dan (4) tingkat aktivitas usaha.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Blog Merdeka. 2009. Tingkat Suku Bunga (Interest rate) : Pengertian, Tipe dan
Peranan Suku Bunga (Interest rate) Dalam Perekonomian.
http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/07/tingkat-suku-bunga-interest-rate.html.
Diakses pada 18 Oktober 2017.
http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-
bunga.html. Diakses pada 18 Oktober 2017.
17
Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
http://filipuslodwick.blogspot.com/2013/06/bab-5-suku-bunga.html[12
2014]. Diakses pada 18 Oktober 2017.
http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-
bunga.html [ 12 Maret 2014]. Diakses pada 18 Oktober 2017.
http://sukubungadan.blogspot.com/2014/03/makalah-suku-bunga.html[13
November 2014]. Diakses pada 18 Oktober 2017.
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-suku-bunga.html[13November
2014]. Diakses pada 18 Oktober 2017.