Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Bunga dan Tingkat Bunga

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan

Nama Dosen :
Arinal Muna, SE., M.Si. Ak.

Disusun Oleh:
Nuraisah (115040140)
Munani (115040)
Kelas : Akuntansi 3E

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telahlimpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Bunga dan Tingkat Bunga” dengan tepat waktu. Adapun maksud dari
penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan.

Makalah ini merupakan hasil kerja kami disertai doa dan dorongan semangat dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih.

Akhirnya besar harapan kami, semoga Makalah Manajemen Keuangan ini dapat
memberikan dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, dan umumnya bagi
semua pembaca.

Cirebon, Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Biaya Uang ................................................................................................ 3
2.2 Tingkat Bunga ........................................................................................... 5
2.2 Struktur Waktu Tingkat Bunga ................................................................. 8
2.4 Faktor-Faktor Lain yang Memengaruhi Tingkat Bunga ........................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis moneter yang yang terjadinya di Indonesia yang ditandai dengan


merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yamg diakibatkan oleh
nilai tukar rupiah yang jatuh terhadap nilai tukar dollar. Inflasi merupakan salah
satu dampak dari terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda suatu
negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan hargaharga secara
tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang
cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang
suatu negara (Tajul Kahalwaty, 2000 : 5).

Pada sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisis nilai
tukar semakin mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit yaitu
sekitar 11,05 persen dan menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Hal
ini mengakibatkan jumlah hutang Negara terhadap luar negeri meningkat secara
tajam. Selain itu berpengaruh terhadap timbul Non Performing Loans (NPL) atau
kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan mengganggu (dalam
jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank. Masalh lain yang
ditimbulkan adalah perginya para investor asing dalam hal menanamkan modalnya
di Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi
adalah dengan menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti luas
(M2) atau likuiditas perekonomian. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta
maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Bunga
yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang utama
bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya dibank, sedangkan bagi
bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan meningkatkan
kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar

1
berupa pemberian kredit pada masyarakat. Untuk itu pemerintah melakukan
kebijakan moneter dengan menekan jumlah uang beredar melalui peningkatan suku
bunga bank

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi pokok permasalahan ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan Biaya Uang ?


2. Apa yang dimaksud dengan Tingkat Bunga ?
3. Bagaimana Struktur Tingkat Waktu Bunga ?
4. Bagaimana dan apa saja Faktor yang Mempengaruhi Bunga ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Biaya Bunga.


2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Tingkat Bunga.
3. Untuk mengetahui bagaimana Struktur Tingkat Waktu Bunga.
4. Untuk mengetahui bagaimana dan apa saja Faktor yang Mempengaruhi Bunga.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biaya Uang

4 faktor paling mendasar yang mempengaruhi biaya utang adalah (1) peluang
produksi (2) preferensi waktu untuk konsumsi(3) Resiko (4)inflasi Untuk melihat
bagaimana faktor-faktor di atas bekerja, bayangkanlah masyarakat di sebuah
pulau terpencil yang hidup hanya dari ikan. Mereka memiliki persediaan peralatan
memancing yang memungkinkan mereka dapat bertahan hidup dengan cukup
baik, tetapi mereka ingin memiliki ikan dalam jumlah yang lebih banyak.
Seandainya Mr. Crouse memiliki ide cemerlang untuk membuat suatu jenis
jaringan baru yang akan memungkinkan mereka melipatgandakan hasil tangkapan
harian mereka. Namun, dibutuhkan waktu satu tahun untuk menyempurnakan
rancangannya, membuat jaring tersebut, dan beajar cara menggunakannya secara
efisien, Mr. Crouse mungkin akan kelaparan sebelum ia dapat menggunakan
jaring baru tadi. Jadi, ia mungkin memberikan penawaran kepada Mrs. Robinson,
Mr. Friday, dan beberapa orang lainnya bahwa jika mereka memberinya seekor
ikan setiap hari selama satu tahun, ia akan mengembalikan 2 ekor ikan setiap hari
sepanjang tahun depan. Jika ada yang menerima tawaran tersebut, maka ikan yang
diberikan oleh Mrs. Robinson atau salah seorang lainnya kepada Mr. Crouse akan
mencerminkan tabungan; tabungan ini akan diinvestasikan dalam jaring ikan; dan
ikan tambahan yang dihasilkan oleh jaring tersebut akan mencerminkan
pengembalian atas investasi.

Sudah pasti, jika menurut perkiraan Mr. Crouse, jaring ikan baru itu makin
produktif, maka makin besar jumlah yang dapat ditawarkan olehnya kepada calon
investor atas tabungan mereka. Pada contoh ini, kita asumsikan Mr. Crouse
berpendapat ia akan mampu membayar sehingga menawarkan tingkat
pengembalian sebesar 100% - ia menawarkan untuk memberikan kembali 2 ekor
ikan untuk setiap ekor yang ia terima. Ia seharusnya juga mencoba untuk menarik
tabungan dengan jumlah yang lebih kecil – misalnya, ia mungkin hanya
4

menawarkan 1,5 ekor ikan per hari di tahun depan untuk setiap ekor yang ia terima
tahun ini dan akan mencerminkan tingkat pengambilan sebesar 50% bagi Mrs.
Robinson dan calon penabung lainnya.

Seberapa menarik penawaran Mr. Crouse dilihat oleh calon penabung


sebagian besar akan bergantung pada preferensi waktu penabung untuk
melakukan konsumsi. Misalnya Mrs. Robinson berencana pensiun dan bersedia
menukarkan ikannya hari ini untuk ikan di masa depan dengan dasar 1 lawan 1.
Di lain pihak, Mr. Friday mungkin memiliki istri dan beberapa anak yang masih
kecil dan membutuhkan ikannya sekarang. Jadi, ia mungkin tidak bersedia
“meminjamkan” ikannya hari ini untuk apapun selama nilai lebih rendah dari 3
ekor ikan tahun depan. Mr. Friday dikatakan memiliki preferensi waktu yang
tinggi untuk konsumsi saat ini dan Mrs. Robinson memilik preferensi waktu yang
rendah. Perhatikan pula bahwa jika keseluruhannya populasi berada tepat pada
tingkat bisa bertahan hidup, preferensi waktu untuk konsumsi saat ini pasti tinggi,
tabungan agregat akan rendah, tingkat bunga akan tinggi, dan sulit melakukan
pembentukan modal.

Resiko inheren dalam proyek jaring ikan dan kemampuan Mr. Crouse untuk
melunasi pinjamannya juga akan mempengaruhi pengembalian diminta investor :
makin tinggi penilaian resiko, makin tinggi pula tingkat pengembalian yang
diminta. Dalam masyarakat yang lebih complex, terdapat banyak usaha lain
seperti yang dilakukan oleh Mr. Crouse, banyak barang-barang selain ikan, dan
banyak penabung seperti Mrs. Robinson dan Mr. Friday. Jadi, orang
menggunakan uang sebagai alat tukar dan bukan melakukan barter dengan ikan.
Ketika uang digunakan, nilainya di masa depan yang dipengaruhi oleh inflasi akan
ikut bermain : makin tinggi perkiraan tingkat inflasi, makin besar pengembalian
dalam dollar yang diminta.

Jika kita melihat bahwa tingkat bunga yang dibayarkan kepada penabung
bergantung pada (1) tingkat pengembalian yang diharapkan akan diterima oleh
produsen atas modal yang diinvestasikan, (2) preferensi waktu penabung untuk
konsumsi saat ini dibandingkan masa depan, (3) tingkat resiko pinjaman, dan (4)
5

perkiraan tingkat inflasi di masa depan. Pengembalian yang diharapkan akan


diperoleh dari investasi usaha produsen menentukan batas tertinggi untuk jumlah
yang dapat mereka bayarkan atas tabungan, sedangkan preferensi waktu konsumsi
dari konsumen menentukan besarnya konsumsi yang bersedia mereka tangguhkan
atau jumlah yang akan mereka tabung pada berbagai tingkat bunga. Resiko dan
inflasi yang lebih tinggi juga menyebabkan tingkat bunga yang lebih tinggi.

2.2 Tingkat Bunga

Peminjaman memebrikan penawaran atas pasokan atas pasokan modal utang


yang paling menuntungkan tingkat bunga:perusahaan dengan membayar nailai
tertinggi atas modal.jadi , perusahaan tersebut cenderung menarik utang modal
menjauh dari perushaan yang tidak efesiensi dan efesiensi dan perusahaan yang
produknya tidak di minta.tentu saja, perekonomian kita tidak sepenuhnya bebas,
dalam artian hanya di pengeerahui oleh kekuatan pasar.misalnya, pemerintah
federal memiliki badan-badan yang membantu indivindu atau kelompok yang
ditunjukan mendaptakan kredit dengan persyaratan yang menguntungkan.
Beberapa diantaranya yang berhak mendapat bantuan semacam ini adalah usaha
kecil,kalangan minoritas tertentu,dan perusahaan yang bersedia membanguan
pabrikdi wilayah yang memeiliki tingkat pengangguran tinggi.meskipun
demikian, sebagai besar modal di amerika serikat dialokasikan melalui sistem
harga,di mana bunga akan menjadi harganya.

Hal tersebut menujukan bagaimana pemerintah dan penawaran saling


berinteraksi untuk menentukan tingakat bunga dalam dua pasar modal. pasar A
dan B mencerminkan dua dari banyak pasar modal yang ada.tingkat bunga yang
berlaku dinyatakan dengan r pada awalnya adalah 7 persen dan investor yang ingin
memanfaatkan uang mereka tanpa banyak resiko akan dapat menerima
pengembalian sebesar 7% peminjaman yang lebih beresiko harus mendapatkan
dana dengan biaya yang lebih tinggi berharap akan menerima pengambilan
sebesar 9%, tetapi juga sadar bahwa mereka sebenarnya munkin dapat menrima
jumlah yang jauh lebih kecil.
6

Jika pemerintaan dana menurun seperti yang umumnya terjadi dimasa resesi,
maka lurfa permintaan akan bergeser kekiri seperti yang di tunjukan oleh kurva
D2 di pasar A.dengan cara yang sama, anda seharusnya juga dapat membanyakan
apa yang akan terjadi jika ferderal reserve memperketat kredit: kurva penawaran,
S1 akan bergeser ke kiri; hal ini akan menaikkan tingkat bunga dan memperkecil
jumlah pinjaman yang ada dalam perekonomian.

Pasar modal merupakan pasar yang interdependent. Misalnya, jika pasar A


dan B berada dalam kondisi ekuilibrium sebelum permintaan bergeser ke D2 di
pasar A, maka investor akan bersedia menngung risiko yang lebih tinggi di pasar
B dengan menerima premi risiko sebesar 9%-7%=2%.setelah bergeser ke D2
premi risiko pada awalnya akan naik menjadi 9%-5%=4%. Namun, premi yang
jauh lebih besar ini akan menyebabkan sebagian pemberi pinjaman di pasar A
berpindah ke pasar B, selanjutnya akan menyebabkankurna penawaran di pasar A
bergeser ke kiri (atau naik) dan kurva di pasar B bergeser ke kanan .perpindahan
modal antara pasar ini akan meningkatkan tingkat bunga di pasar A dan
menurunkanya di pasar B sehingga membawa premi risiko kembali mendekati
tingakat awal sebesar 2 persen.

Bnyak pasar modal dia amerika serikat. Perushaan-perusahaan AS juga


menginvestasikan dan menghimpun modal di seluruh dunia, pihak asing juga
meminjam dan memberikan pinjaman di amerika serikat. Terhadap pasar untuk
kredit rumah; kredit pertanian; kredit usaha;kredit permintaan federal,negara
bagian ,dan lokal; serta kredit konsumen. Dalam setiap kategori, terdapat pasar
regional sekaligus jenis-jenis sub pasar yang berlainan, misalnya dibidang real
estat terdapat pasar terpisah untuk hipotek pertama dan kedua serta untuk
pinjaman rumah keluarga tunggal,apertemen,gedung perkantoran,pusat
pembelanjaan,tanah dan seluruhnya. Dalam sektor usaha, terdapat lusinan jenis
efek uang dan beberapa pasar yang berada untuk saham biasa

Terdapat harga untuk setiap jenis modal.dan harga-harga ini berubah dari
waktu ke waktu seiring dengan berunahnya kondisi penawaran dan permintaan.
Perhatikan bahwa tingkat bunga jaka pendek sangat tidak setabil,naik denga cepat
7

saat kondisi perekonomian sedang booming dan jatuh sama cepatnya saat masa
resesi.ketika perekonomian sedang berekfektasi,perusahaan membutuhkan modal
dan permintaan akan modal ini mendorong tingkat bunga naik. Tekana –tekana
inflastor juga paling kuat terjadi saat masa-masa bisnis sedang booming ,dan hal
tersebut juga memberikan tekanan pada tingkat bunga naik.bisnis yang
merenggang akan mengurangi permintaan kredit,tingkat inflasi turun,dan tingkat
bung a jatuh.lebih jauh,ferderal reserve cenderung meningkatkan pasokan dana
selama masa resesi untuk membantu merangsang perekonomian, dan hal ini juga
akan menurunkan tungkat bunga.

Tingkat bunga jangka panjang dan jangka pendek 1971-2005

Meningkatnya tingkat bunga selama masa perekonomian yang baik,dan hasil


akhirnya adalah tingkat bunga yang lebih rendah. Hubungan antara inflasi dan
tingkat bunga jangka panjang disajikan pada yang mengambarkan inflasi
sepanjang waktu berikut dengn tingkat bunga jangka panjang. Pada awal tahun
1960-an, tingkat inflasi rata-rata adalah 1 persen per tahun, dan tingkat bunga rata-
rata obligasi jaka panjang bermutu tinggi adalah 4 persen.inflasi mengalami
kenaikan dan tingkat bunga mulai merambat naik karena memanasnya perang
vietnam.ketika perang tersebut berakhir pada awal tahun 1970-an , inflasi
mengalami sedikit penurunan. Namun, pada tahun 1973,embargo minyak oleh
arab menyebabkan harga minyak naik,tingkat inflasi yang jauh lebih tinggi,dan
tingkat bunga yang meningkat tajam inflasi mencapai puncaknya pada tahun 1980
sebesar kurang lebih 13 peresen.tetapi tingkat bunga terus hingga tahun1981 dan
1982 serta tetap tinggi samapi tahu 1985 karena masyarkat mencemaskan adanya
kenaikan inflasi lagi.jadi, psikologi inflator yang dibentuk selama tahun 1970-an
tetap dirasakan samapi pertengahan tahun1980-an .masyarakat lambat laun
menyadari keseriusan federal reserven dalam menjaga agar inflasi tetap rendah
bahwa pesaing global membuat produsen mobil dan perusahaan-perusahaa AS
lainya tidak menaikan harga seperti yang terjadi di masa lalu,dan hambatan
kenaikan harga perusahaan telah mengurangi kemampuan serikat pekerjan untuk
8

kenaikan upah yang menambah besar biaya.dengan disadarinya kenyatan diatsa


tingkat bunga pun menurun.

Tingkat bungga saat ini dikurangi tingkat inflasi saat ini (yang sama dengan
jarak antara grafik batang inflasi dan kurva tingkat bunga) dinyatakanya sebagian
tingkat bunga nyata saat ini.tingkat ini disebu “tingakt nyata” karena menujukkan
jumlah yang benar-benar diterima investor setelah mengeluarkan dampak
inflasi.berada di rentang 3 hingga 4 persen sejak tahun 1987.

Hubungan antara inflasi tahunan dan tingkat bunga jangka panjang 1971-
2005

Selama beberapa tahun terakhir, inflasi berada pada kisaran 2,5 peresn per
tahun,Nanum , Tingkat bunga jangka panjang selama ini tidak stabil karena
investor tidak yakin lebih tinggi seperti pada tahun 1980-an. Dalam tahun-tahun
ke depan, kita dapat memastiakan dua hal:

1) tingkat bunga yang bervariasi serta


2) tingkat bunga naik jika inflasi terlihat menuju ke tingkat yang lebih
tinggi dan turun jika inflasi diperkirakan akan menurun. Kita benar-benar tidak
tahu kapan tingkat bunga akan merubah, tetapi kita tahu bahwa bunga tersebut
akan bervariasi

2.3 Struktur Waktu Tingkat Bunga

Struktur waktu tingkat bunga (tern of interest rates) menjelaskan hubungan


antara tingkat bunga jangka panjang dan jangka pendek. Istilah struktur adalah
penting, baik itu bagi bendahara perusahaan yang memutuskan akan meminjam
dengan menerbitkan utang jangka panjang atau jangka pendek maupun bagi
investor yang memutuskan akan membeli obligasi jangka panjang atau jangka
pendek. Jadi, baik peminjam atau pemberi pinjaman sebaiknya memahami (1)
bagaimana bunga jangka panjang dan jangka pendek saling berhubungan, dan (2)
apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran dalam tingkat relatif masing-masing.
9

Tingkat bunga untuk obligasi dengan waktu jatuh tempo yang berlainan
dapat ditemukan diberbagai media, termasuk The Wall Street Journal dan Federap
Reserve Bulletin, serta sejumlah situs web, diantaranya Bloomberg, Yahoo!, CNN
Financial, dan Federal Reserve Board. Dengan menggunakan dua tingkat bunga
adari sumber-sumber tersebut, kita dapat menentukan struktur waktu pada titik
waktu tertentu. Misalnya, bagian tabel dibawah Figur 6-4 menyajikan tingkat bunga
untuk berbagai waktu jatuh tempo pada tanggal yang berbeda. Kumpulan data
untuk tanggal tertentu, ketika digambarkan dalam bentuk grafik seperti Figur 6-4,
disebut kurva imbal hasil (yeld curve) untuk tanggal tersebut.

Seperti yang ditunjukan oleh gambar, kurva imbal hasil dapat berubah baik
posisi maupun kelandaianya dari waktu kewaktu. Pada maret 1980, tingkat bunga
cukup tinggi karena diperkirakan adanya tingkat inflasi yang tinggi. Namun, tingkat
inflasi diperkirakan akan turun sehingga tingkat bunga jangka pendek lebih tinggi
daripada jangka panjang dana kurva imbal hasil digambarkan melandai kebawah.
Pada Februari 2000, inflasi pada kenyataan memang menurun sehingga seluruh
tingkat bunga menjadi lebih rendah, dan kurva imbal hasil menjadi berpunuk
tingkat bunga jangka menengah lebih tinggi dari pada tingkat bunga jangka pendek
dan jangka panjang. Pada Februari 2005, semua tingkat bunga turun dibawah
tingkat bunga dari tahun 2000. Tingkat bunga jangka pendek turun dibawah tingkat
bunga jangka panjang, dan mengakibatkan kurva imbal hasil menanjaj keatas.

Figur 6-4 menunjukan kurva imbal hasil untuk efek Pemerintah AS, tetapi
kita dapat membuat kurva yang sama untuk obligasi yang diterbitkan oleh GE,
IBM, Delta Airlines, atau perusahaan lain yang memnjam uang selama beberapa
rentang waktuatuh tempo. Jika kita membuat kurva imbal hasil perusahaan-
perusahaan seperti itu dan menggambarkanya pada Figur 6-4, kurva ersebut akan
berada diatas efek pemerintah karena imbal hasil perusahaan memasukan premi
risiko gagal bayar dan premi likuiditas yang lebih tinggi dari pada obligasi
pemerintah. Namun, kurva imbal makin tinggi risiko perusahaan, makin tinggi
kurva imbal hasilnyasehingga Delta yang berada di ambang kebangkrutan akan
memiliki kurva imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan GE atau IMB.
10

Selama ini, tingkat bunga jangka panjang berada di tingkat bunga jangka
pendek karena premi jatuh tempo sehingga kurva imbal hasil biasanya menjanjak
ke atas. Karena alasan ini, kita sering menyebut kurva imbal hasil yang menanjak
keatas sebagai kurva imbal hasil “normal” (“normal” yield curve) dan kurva imbal
hasil yang melandai ke bawah sebagai kurva terbalik atau “abnormal” (inverted or
“abnormal”) yield curve) . jadi kurva imbal hasil pada Figur 6-4 untuk Maret 1980
adalah terbalik, sedangkan kurva imbal hasil Februari 2005 adalah normal. Namun,
kurva Februari 2000 berpunuk (humped yield curve), yang artinya tingkat bunga
pada jatuh tempo jangka menengah lebih tinggi daripada tingkat bunga baik jatuh
tempo jangka pendek maupun jangka panjang. Kita akan menjelaskan secara lebih
terperinci pada bagian berikutnya penyebab kurva yang menanjak keatas
merupakan situasi normal, tetapi secara singkat, alasanya adalah efek jangka
pendek memiliki risiko tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan efek jangka
panjang sehingga menghasilkan nilai MRP yang lebih kecil. Jasi, tingkat bunga
jangka pendek biasanya lebih rendah dari pada tingkat bunga jangka panjang.

2.4 Faktor-Faktor Lain yang Memeengaruhi Tingkat Bunga

Ada empat faktor tambahan yang memengaruhi baik itu tingkat bunga
secara umum dan bentuk kurva imbal hasil. Faktor-faktor tersebut adalah (1)
kebijakan Federal Reserver, (2) anggaran pemerintah yang defisit atau surplus, (3)
faktor-faktor internasional, antara lain neraca perdagangan luar negeri dan tingkat
bunga di negara-negara lain, dan (4) tingkat aktivitas usaha.

1. Kebijakan Federal Reserve

akan menurunya tingkat bunga. Namun, penawaran uang yang lebih besar
juga dapat menyebabkan kenaikan perkiraan tingkat inflasi yang akan
mendorong naiknya tingkat bunga meskipun The Fed berkeinginan untuk
menurunkanya. Hal sebaliknya akan berlaku jika The Fed ingin
mengetatkan penawaran uang.

Sebagai ilustrasi, inflasi pada tahun 1981 sangatlah tinggi sehingga


The Fed memperketat penawaran uang. The Fed berhubungan dengan
11

jangka pendek dari pasar sehingga pengetatam yang dilakukan memiliki


dampak langsung meningkatya tingkat bunga jangka pendek secara tajam.
Pada waktu yang bersamaan, kenyataan bahwa The Fed melakukan
tindakan yang kuat untuk mengurangi inflasi yang mengarah pada
penurunan perkiraan inflasi jangka panjang dan menyebabkan imbal hasil
jangka panjang menurun, bahkan disaat tingkat bunga jangka meningkat.

Kebalikanya adalah situasi yang terjadi pada tahun 1991. Untuk


melawan resesi, The Fed mengambil langkah-langkah yang menyebabkan
tingkat bunga jangka pendek turun tajam. Tingkat bunga yang lebih rendah
ini menguntungkan perusahaan yang menggunakan utang tingkat bunga
yang lebih rendah membantu perusahaan mendanai pengeluaran modalnya,
selanjutnya akan merangsang perekonomian. Pada waktu yang bersamaan,
tingkat bunga yang lebih rendah menyebabkan dilakukanya pendanaan
kembali hipotek rumah, menurunkan cicilan hipotek sehingga menambah
uang kekantong konsumen, serta merangkang perekonomian. Para
penabung tentunya menjadi korban, tetapi dampak akhir dari tingkat bunga
yang lebih rendah adalah perekonomian yang lebih kuat.

Tingkat bunga yang lebih rendah juga menyebabkan warga negara


asing yang memiliki obligasi AS untuk menjual obligasi tersebut. Investor
ini menerima dolar, kemudian mereka jual agar bisa membeli mata uang
lain. Penjualan dolar dan pembelian mata uang asing lain akan menurunkan
nilai dolar relatif terhadap mata uang lain. Hal ini membuat barang-barang
AS menjadi lebih murah dan membantu produsen AS sehingga menurunkan
neraca perdagangan. Namun, perlu dicatat bahwa dalam periode di mana
The Fed secara aktif mengintervensi pasar ini, kurva imbal hasil akan
terdistorsi untuk sementara waktu. Tingkat bunga jangka pendek mungkin
akan terdorong menjadi di bawah tingkat ekuibilium jika The Fed
melanggarkan kredit dan di atas ekuibilium jika memperketat kredit.
Tingkat bunga jangka panjang tidak begitu terpengaruh oleh interversi The
Fed. Selama tahun 2004, sebagai usaha untuk membawa tingkat bunga
12

kembali ke tingkat yang lebih konsisten terhadap inflasi, Federal Reserve


menaikkan tingkat bunga jangka pendek sebanyak lima kali sehingga
menyebabkan tingkat bunga jangka pendek naik sebesar 1,25 poin
presentase. Namun, tingkat bunga jangka panjang (seperti yang diukur oleh
wesel Pemerintah 10 tahun) masih tetap rata.

2. Devisit atau Surplus Anggaran Pemerintah

Jika belanja pemerintah federal lebih besar daripada penerimaanya dari


pajak, maka anggaranya akan defisit dan defisitnya tersebut harus ditutupi
dengan pinjaman tambahan atau dengan mencetak uang. Jika pemerintah
melakukan pinjaman, maka hal ini akan meningkatkan permintaan akan dana
sehingga mendorong naik tingkat bunga.

Jika pemerintah mencetak uang. Investor yakin bahwa dengan “jumlah


barang yang sama dibeli dengan lebih banyak uang”, maka hasilnya adalah
kenaikan inflasi yang selanjutnya akan menaikkan tingkat bunga. Jadi, jika
hal lain dianggap konstan, maka makin besar defisit pemerintah, makin
tinggi tingkat bunganya.

Selama beberapa dekade terakhir, pemerintah federal biasanya


menjalankan anggaran defisit yang besar. Tarhadap beberapa surplus di
akhir tahun 1990-an, tetapi serangan teroris pada tanggal 11 September
2001, resesi, dan perang Irak telah mendorong belanja dan menyebabkan
kembalinya defisit.

3. Faktor-Faktor Internasional
Kegagalan usaha dan individual di Amerika Serikat membeli dari serta
menjual kepada orang-orang dan perusahaan di seluruh dunia. Jika kita
membeli ebih banyak daripada menjual, (yaitu jika kita lebih banyak
mengimpor daripada mengekspor) kita mengalami defisit perdagangan luar
negeri (foreign trade deficit). Ketika defifit perdagangan terjadi, defisit
tersebut harus didanai dan ini umumnya berarti pinjamandari negara-negara
yang mengalami surplus ekspor. Dengan kata lain, jika kita mengimpor
13

barang senilai $200 miliar, tetapi hanya mengekspor $100 miliar, kita
mengalami defisit perdagangan sebesar $100 miliar. Kita mungkin
memeinjam $100 miliar dolar dari negara-negara surplus. Pada tingkat
berapapun, makin besar defisit perdangangan kita makin besar jumlah uang
yang harus kita pinjam. Warga negara asing hanya memegang utang AS jika
tingkat bunga efek AS kompetitif terhadap tingkat bunga di negara-negara
lain. Jadi tingkat bunga kita akan sangat bergantung pada tingkat bunga
negara-negara belahan bumi lain.

Saling ketergantungan ini membatasi kemamppuan Federal Reserve


untuk menggunakan kebijakan moneter dalam mengendalikan aktivitas
perekonomian di Amerika Serikat. Misalnya, jika The Fed mencoba
menurunkan tingkat bunga AS di Amerika Serikat dan hal ini menyebabkan
tingkat bunga di negara tersebut menjadi jauh dibawah tingkat bunga luar
negeri, maka warga asing akan mulai menjual obligasi AS. Penjualan
tersebut akan menekan harga jual obligasi, selanjutnya akan menaikkan
tingkat bunga di AS. Jadi, defisit perdagangan yang besar akan mengganggu
kemampuan The Fed untuk melawan resesi dengan menurunkan tingkat
bunga.

Selama kurang lebih 25 tahun setelah Perang Dunia Kedua, Amerika


Serikat mengalami surplus perdagangan yang besar dan negara-negara di
dunia memiliki utang miliaran dolar kepada AS. Namun, situasi ini telah
berubah dan AS mengalami defisit perdagangan sejak pertengahan tahun
1970-an. Dampak kumulatif dari defisit ini telah mengubah Amerika Serikat
dari yang sebelumnya merupakan negara kreditorterbesar menjadi negara
debitor terbesar sepanjang sejarah. Akibatnya, tingkt bunga di AS sangat
dipengaruhi oleh tingkat bunga di negara-negra lain ringkat bunga luar lebih
tinggi atau lebih rendah akan menyebabkan tingkat bunga di AS yang lebih
tinggi atau lebih rendah pula. Karena semua hal di atas, bendahara
perusahaan-perusahaan AS semua oreng yang terpengaruh oleh tingkat
bunga sebaiknya terus mengikuti perkembangan perekonomian dunia.
14

4. Tingkat Aktivitas Usaha


Figur 6-2, yang telah disajikan pada bagian 6-2, dapat kita teliti untuk
melihat bagaimana kondisi usaha memengaruhi tingkat bunga. Berikut ini
beberapa hal penting yang dapat ditunjukkan oleh grafik tersebut.
a. Kenaikan inflasi naik dari tahun 1971 hingga 1981, kecenderungan
umum sepanjang periode tersebut adalah tingkat bunga yang lebih
tinggi. Namun, sejak puncak yang terjadi pada tahun 1981, secara
umum tren yang terjai adalah penurunan tingkat bunga.
b. Area yang diarsir dalam grafik mencerminkan resesi, dimana dalam
masa itu (a) baik permintaan uang dan tingkat inflasi akan turun dan
(b) Federal Reserve akan meningkatkan penawaran uang sebagai
usaha untuk merangsang perekonomian. Sebagai akibatnya,
perekonomian mulai melambat pada tahun 2000, dan kita memasuki
resesi ringan pada tahun 2001. Sebagai respons atas melemahnya
ekonomi ini, Federal Reserve memangkas tingkat bunga.
Namun,pada tahun 2004, perekonomian mulai meningkat kembali
sehingga The Fed mulai menaikkan tingkat bunga.
c. Selama masa resesi, penurunan tingkat buunga terjadi lebih tajam
dibandingkan tingkat bunga jangka panjang. Hal ini terjadi karena
(a) The Fed beroperasi di sektor jangka pendek sehingga interversi
yang dilakukan memiliki dampak paling kuat di sektor tersebut, dan
(b) tingkat bunga jangka panjang mencermnkan rata-rata perkiraan
tingkat inflasi selama 20 hingga 30 tahun ke depan, dan perkiraan
ini umunya tidak akan berubah, bahkan ketika tingkat inflasi saat ini
rendah karena terjadi resesi atau tinggi karena booming. Jadi tingkat
bunga jangka pendek lebih tidak stabil dibandingkan bunga jangka
panjang. Jika melihat kembali Figur 6-2, memang terlihat bahwa
tingkat bunga jangka pendek telah mengalami penurunan lebih besar
dibandingkan tingkat bunga jangka panjang.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

4 faktor paling mendasar yang mempengaruhi biaya utang adalah (1)


peluang produksi (2) preferensi waktu untuk konsumsi(3) Resiko (4)inflasi Untuk
melihat bagaimana faktor-faktor di atas bekerja, bayangkanlah masyarakat di
sebuah pulau terpencil yang hidup hanya dari ikan. Mereka memiliki persediaan
peralatan memancing yang memungkinkan mereka dapat bertahan hidup dengan
cukup baik, tetapi mereka ingin memiliki ikan dalam jumlah yang lebih banyak.

Struktur waktu tingkat bunga (tern of interest rates) menjelaskan hubungan


antara tingkat bunga jangka panjang dan jangka pendek. Istilah struktur adalah
penting, baik itu bagi bendahara perusahaan yang memutuskan akan meminjam
dengan menerbitkan utang jangka panjang atau jangka pendek maupun bagi
investor yang memutuskan akan membeli obligasi jangka panjang atau jangka
pendek. Jadi, baik peminjam atau pemberi pinjaman sebaiknya memahami (1)
bagaimana bunga jangka panjang dan jangka pendek saling berhubungan, dan (2)
apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran dalam tingkat relatif masing-masing.

Ada empat faktor tambahan yang memengaruhi baik itu tingkat bunga
secara umum dan bentuk kurva imbal hasil. Faktor-faktor tersebut adalah (1)
kebijakan Federal Reserver, (2) anggaran pemerintah yang defisit atau surplus, (3)
faktor-faktor internasional, antara lain neraca perdagangan luar negeri dan tingkat
bunga di negara-negara lain, dan (4) tingkat aktivitas usaha.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Eugene F. Brigham, Joel F. Houston Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jakarta :


Salemba Empat.

Boediono. 1990. Ekonomi Moneter (Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi).


BFE. Yogyakarta.

Blog Merdeka. 2009. Tingkat Suku Bunga (Interest rate) : Pengertian, Tipe dan
Peranan Suku Bunga (Interest rate) Dalam Perekonomian.

http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/07/tingkat-suku-bunga-interest-rate.html.
Diakses pada 18 Oktober 2017.

Kinantiarin. 2011. Teori Tingkat Suku Bunga.

http://kinantiarin.wordpress.com/teori-tingkat-suku-bunga/. Diakses pada 18


Oktober 2017.

Muhammad, Waro. 2012. Tingkat Dan Struktur Suku Bunga.

http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-
bunga.html. Diakses pada 18 Oktober 2017.
17

Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Lodwick, Filipus. 2013. “Materi-materi Kuliahl”. [online]. Tersedia :

http://filipuslodwick.blogspot.com/2013/06/bab-5-suku-bunga.html[12
2014]. Diakses pada 18 Oktober 2017.

http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-
bunga.html [ 12 Maret 2014]. Diakses pada 18 Oktober 2017.

http://sukubungadan.blogspot.com/2014/03/makalah-suku-bunga.html[13
November 2014]. Diakses pada 18 Oktober 2017.

http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-suku-bunga.html[13November
2014]. Diakses pada 18 Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai