Anda di halaman 1dari 18

MIKROBIOLOGI

Bakteri
Kelompok

Your Footer Here


Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran
sangat kecil yaitu dalam skala micrometer atau micron (μ) atau
sepersejuta meter dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Bakteri merupakan organisme yang relatif sederhana dan mudah


dimanipulasi di laboratorium.

Your Date Your Footer Here 2


Patogenesis bakteri
Infeksi: pertumbuhan dan perbanyakan mikroba pada/dalam
tubuh manusia dengan/tanpa menimbulkan penyakit.
Patogen: mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
Patogenisitas: kemampuan agen infeksi untuk menimbulkan
penyakit
Virulensi : kemampuan kuantitatif agen infeksi untuk
menimbulkan penyakit, ukuran PATOGENISITAS suatu
mikroba

Your Date Your Footer Here


Patogenesis bakteri
Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi
dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Kapasitas bakteri
menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya. Dengan kriteria ini,
bakteri dikelompokan menjadi 3, yaitu agen penyebab penyakit, patogen
oportunistik, nonpatogen. Agen penyebab penyakit adalah bakteri patogen
yang menyebabkan suatu penyakit (Salmonella spp.).

Patogen oportunistik adalah bakteri yang berkemampuan sebagai patogen


ketika mekanisme pertahanan inang diperlemah (contoh E. coli menginfeksi
saluran urin ketika sistem pertahanan inang dikompromikan (diperlemah).
Nonpatogen adalah bakteri yang tidak pernah menjadi patogen. Namun
bakteri nonpatogen dapat menjadi patogen karena kemampuan adaptasi
terhadap efek mematikan terapi modern seperti kemoterapi, imunoterapi, dan
mekanisme resistensi. Bakteri tanah Serratia marcescens yang semula
nonpatogen, berubah menjadi patogen yang menyebabkan pneumonia, infeksi
saluran urin, dan bakteremia pada inang terkompromi.
Bakteri masuk ke dalam tubuh

Adhesi-Kolonisasi

MEKANISME Invasi
PATOGENESIS
BAKTERI

Kehidupan intraseluler

Perusakan organ/jaringan
Microbial Mechanisms of Pathogenicity:
How Microorganisms Cause Disease
VIRULENSI MIKROORGANISME
• Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi yg dapat
meningkatkan patogenisitasnya dan memungkinkannya
berkolonisasi atau menginvasi jaringan inang dan merusak
fungsi normal tubuh.
• Virulensi m.o atau potensi toksin m.o sering diekspresikan
sebagai LD50 (lethal dose 50), yaitu dosis letal untuk 50%
inang.
• Dosis yg diperlukan untuk menginfeksi 50% hewan uji
disebut ID50 (infectious dose 50), yaitu dosis infeksius bagi
50% inang.
FAKTOR VIRULENSI BAKTERI
1. FAKTOR PERLEKATAN
Mikroorganisme patogen memperoleh akses memasuki
tubuh inang melalui perlekatan pada permukaan mukosa
inang. Perlekatan ini terjadi antara molekul permukaan
patogen yang disebut adhesi atau ligan yang terikat secara
spesifik pada permukaan reseptor komplementer pada sel
inang.
- Adhesi : proses bakteri menempel pada permukaan sel
inang, pelekatan terjadi pada sel epitel.
- Adhesi bakteri ke permukaan sel inang memerlukan
protein adhesin.
- Adhesi dibagi menjadi dua yaitu fimbriae & afimbriae.
ADHESI FIMBRIAE

 Nama lain : “FILI”


 Adalah struktur menyerupai rambut yang terdapat pada
permukaan sel bakteri, tersusun atas protein yang tersusun
rapat & memiliki bentuk silinder heliks.
 Mekanisme adhesi fili:
- Fili bertindak sebagai ligan dan berikatan dengan reseptor
yang terdapat pada permukaan sel host.
- Fili sering dikenal sebagai antigen kolonisasi karena
peranannya sebagai alat penempelan pada sel lain.
- Contoh: Asam lipoteichoat menyebabkan pelekatan
Strepcoccus pada sel buccal & protein M sebagai
antifagositik.
ADHESI AFIMBRIAE

 Molekul adhesi afimbriae berupa protein (polipeptida)


dan polisakarida yg melekat pada membran sel bakteri.
 Polisakarida yg berperan dalam sel biasanya adalah
penyusun membran sel seperti:glikolipid, glikoprotein,
matriks ekstraseluler (fibronectin, collagen).
 Adhesi afimbriae sering juga disebut biofilm, contoh:
plak gigi.
2. INVASI DALAM SEL DAN JARINGAN INANG

• Invasi : proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan


menyebar ke seluruh tubuh; akses yang lebih mendalam dari bakteri
supaya dapat memulai proses infeksi

• Dibagi menjadi 2:

1.INVASI EKSTRASELULER terjadi apabila mikroba merusak barrier


jaringan untuk menyebar ke dalam ke dalam tubuh inang baik
melalui peredaran darah maupun limfa

2.INVASI INTRASELULER terjadi apabila mikroba benar-benar


berpenetrasi dalam sel inang dan hidup di dalamnya. Sebagian besar
bakteri gram negatif dan positif patogen mempunyai kemampuan ini.
3. TOKSIN
• Virulensi m.o patogen juga ditentukan oleh
produksi toksin, yaitu substansi racun yg dihasilkan
m.o tertentu.

• Terdapat dua tipe toksin, yaitu :


a. Eksotoksin (toksin protein)
b. Endotoksin (toksin lipopolisakarida)
a. Eksotoksin
• Eksotoksin merupakan protein toksin yg tidak tahan
panas & bersifat antigenik yg menginduksi
pembentukan antibodi.
• Antibodi yg terbentuk akibat induksi eksotoksin
disebut antitoksin. Toksin ini bekerja dg cara
menghancurkan bagian tertentu sel inang atau
menghambat fungsi metabolik tertentu.
• Berdasarkan mekanisme aksinya, eksotoksin
dikelompokkan menjadi sitotoksin, neurotoksin, dan
enterotoksin.
• Contoh : Toksin difteri yg dihasilkan oleh
Corynebacterium diphteriae.
b. Endotoksin
• Endotoksin dihasilkan oleh bakteri Gram negatif
patogen maupun nonpatogen.
• Toksin ini merupakan bagian dari membran luar
bakteri Gram negatif yang tersusun atas
lipopolisakarida (LPS).
• Bagian lipid pada LPS disebut lipid A.
• Endotoksin bersifat tidak tahan panas, merupakan
antigen lemah, dan tidak dapat diubah menjadi
toksoid.
• Pelepasan endotoksin pada sistem peredaran darah
dapat menyebabkan syok akibat penurunan tekanan
darah dan kegagalan fungsi banyak organ.
Perbedaan
antara
Eksotoksin
dan
Endotoksin
4. ENZIM
Virulensi mikroorganisme juga dapat disebabkan oleh
produksi enzim ekstraseluler (eksoenzim).
a. Leukosidin  dapat menghancurkan neutrofil & leukosit
yg sangat aktif dalam proses fagositosis. Contoh :
Streptococcus & Staphylococcus.
b. Hemolisin  menyebabkan lisis eritrosit sel darah
merah. Contoh : Clostridium perfringens.
c. Koagulase  dapat mengkoagulasi fibrinogen dalam
darah. Contoh : beberapa anggota genus
Staphylococcus.
d. Enzim kinase  dapat merusak fibrin & melarutkan
gumpalan darah. Contoh : Streptococcus pyogens.
e. Kolagenase  dapat merusak protein kolagen. Contoh:
beberapa spesies Clostridium.
Alat kelengkapan Bakteri

Your Date Your Footer Here


TERIMAKASIH
Designed with by

www.PresentationGO.com

The free PowerPoint and Google Slides


template library

Anda mungkin juga menyukai