Anda di halaman 1dari 19

DIFTERIA

Oleh:
Naomi Rima Claudya
FK UMI
DIFTERIA
adalah
suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular,
disebabkan oleh Corrynebacterium diphteriae
dengan ditandai pembentukan pseudo-membran
pada kulit dan/atau mukosa.

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Etiologi

 Disebabkan ole Corynebacterium diphteriae


 Ciri khas:
 Batang gram (+)
 Tidak bergerak dan pleomorfik

 Membentuk formasi mirip huruf cina atau dalam


susunan palisade membentuk huruf L atau V

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


EPIDEMIOLOGI

 Angka kejadian menurun setelah penggunaan


toksoid difteri (penurunan mortalitas berkisar 5-
10%)
 80% kasus terjadi pada usia dibawah 15 tahun.
Dalam keadaan wabah angka kejadian menurut
umur tergantung pada status imunisasi populasi
setempat

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Patogenesis

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Manifestasi Klinis
Difteria Hidung
 Menyerupai common cold: pilek ringan

dengan/tanpa gejala sistemik ringan


 Sekret hidung perlahan menjadi serosangimus

hingga mukopurulen (menyebabkan lecet pada


hidung dan bibir atas)
 Pem. Fisik: tampak membran putih pada daerah
septum nasi

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Difteria Faring Tonsil
 Gejala awal: anoreksia, malaise, demam ringan (<380 C), dan
nyeri menelan
 Pem. Fisik: tampak membran warna putih kelabu mudah
berdarah menutupi tonsil dan faring (dapat meluas ke daerah
sekitarnya); Bullneck (+).

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Difteria Laring

 Nafas berbunyi
 Suara parau
 Batuk kering
 Auskultasi: stridor yang progresif

Difteria Kulit
• Tukak kulit: tepi jelas, terdapat
membran pada dasarnya
Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI
 Berat: gagal nafas atau sirkulasi; dapat
terjadi paralisis pallatum molle (uni/bilateral)
disertai sukar menelan dan regurgitasi.

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Diagnosis
 Harus dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
klinis → penundaan pengobatan membahayakan
pasien!

Pemeriksaan penunjang:
 fluorescent antibody technique (akurat)

 Isolasi C. diohteriae dengan pembiakan pada

media Loffler (diagnosis pasti)

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Diagnosa Banding
 Difteria hidung: rhinorrea (common cold, sinusitis,
adenoiditis), benda asing dalam hidung, snuffles
(lues kongenital).
 Difteria faring: tonsilitis membranosa akut,
mononukleosis akut, tonslitis herpetika primer,
moniliasis, blood dyscrasia, pasca tonsilektomi
 Difteria Laring: Laringitis, croup, corpus alienum
 Difteria Kuit: impetigo, dan penyakit pioderma lain

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Pengobatan
 Umum:
 Isolasi 2-3 minggu (sampai hapusan tenggorok negatif
2x)
 Tirah baring

 Pemberian cairan dan diet yang kuat

 Khusus Difteria Laring: kelembapan udara dijaga


(humidifier)

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Pengobatan
 Khusus
 Antitoksin: Anti Diphteria Serum (ADS)
Dosis: 80.000 IU/IV (tes alergi: uji kulit/uji mata)
 Antibiotik
Penisilin prokain 50.000-100.000 IU/KgBB/hari selama 10
hari, bila alergi: Eritromisin 40 mg/kgBB/hari
 Kortikosteroid
Penggunaan bila disertai: obstruksi sal. nafas atas (dengan
atau tanpa bullneck).
Prednison 2mg/KgBB/hari selama 2 minggu (dosis diturunkan
bertahap)
Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI
Pengobatan
 Pengobatan Penyulit
 Menjaga hemodinamika tetap baik
 Iritabilitas serta gangguan nafas progresif: trakeostomi

 Pengobatan Kontak
 Diisolasi
dan dilakukan biakan hidung dan tenggorok
 Observasi hingga masa tunas lewat

 Anak yang telah mendapat imunisasi dasar diberikan


booster
Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI
Pengobatan
 Pengobatan Karier
 Karier: keluhan (-), uji schick (-), namun terdapat basil
difteria dalam nasofaringnya.
 Diberikan Penisilin 100 mg/KgBB/hari (PO/injeksi).

Alergi: Eritromisin 40 mg/KgBB/hari selama 1 minggu

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Komplikasi
 Miokarditis
 Neuritis
 Gagal Nafas
 Paralisis Pallatum Molle

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Pencegahan
 Umum: Menjaga kebersihan dan membrikan
pengetahuan tentang bahaya difteri pada anak
 Khusus: memberikan imunisasi dasar lengkap
(terutma imunisasi DPT) dan pengobatan karier

Sumber: Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua, IDAI


Thankyou 

Anda mungkin juga menyukai