Anda di halaman 1dari 144

SAMBUNGAN KAYU DAN ALAT-ALAT SAMBUNGAN

PENDAHULUAN.
 Didalam kontruksi kayu yang diminta perhatian besar ialah pada tempat-tempat hubung
an atau sambungan,karena sambungan selalu merupakan titik terlemah pada sesuatu
kontruksi.Pada zaman dahulu soal sambungan itu menyebabkan tidak dapatnya orang
membuat kontruksi-kontruksi yang besar dan penggunaan kayu secara erlebihan.
 Dengan majunya pengetahuan ilmu mekanika dan dipakainya alat-alat sambung kayu
yang modern serta kuat,timbullah kemungkinan membuat kontruksi-kontruksi kayu
yang besar dari kayu.
 Di Indonesia sampai kini kebanyakan masih mengunakan alat sambungan yang sudah
termasuk kuno,yaitu baut dan paku.
 Oleh sebab itu di Indonesia jarang sekali kita temui kontruksi-kontruksi kayu yang besar.
 Di Eropa sudah biasa digunakan alat-alat sambung modern (modern timber connec
tiors)diantaranya kokot Bulldog,alligator,Geka,Cincin belah(split ring) dan yang lain.
Dengan alat-alat sambung itu dapatlah dibuat kontruksi-kontruksi yang besar. Tidak
seperti sambungan pada kontruksi baja,dimana sambungan dapat melekat rapat, pada
kontrusi kayu sering timbul sesaran yang besar sesuai dengan besarnya gaya yang
didukungnya.
Untuk itu tidak tepat apabila perhitungan kekuatan sambungan–sambungan hanya
didasarkan beban patah (beban max ) saja,tetapi harus diperhitungkan sesaran sambung
an itu.
1
Lazimnya sambungan-sambungan itu mempunyai faktor aman sebesar 2, 3a 4 berdasar
kan bebanpatah,disamping itu sesarannya harus ≤ 1,5 mm,karena sesaran yang besar ak
an menimbulkan tegangan-tegangan sekunder yang besar.
Sambungan kayu dapat dibagi menjadi 3 Golongan besar, yatu ;
 Sambungan desak
 Sambungan tarik
 Sambungan momen
Sambungan desak tidaklah menimbulkan kesukaran yang berarti, sedangkan sambu
ngan tarik adalah merupakan yang penting,nanti akan dibicarakan lebih lanjut,sambu
ngan momen merupakan sambungan yang mahal dan lebih sulit perhitungannya.
Mengenai alat-alat sambung kita dapat menggolongkan dalam 4 golongan, yaitu :
1. Paku,baut,skrup kayu dsb
2. Pasak kayu keras
3. Alat-alat sambung modern (modern timber connectors) seperti kokot
bulldog,alligator,geka,bufa,cincintertutup,cincin belah dsb.
4. Perekat.

2
Melihat cara pembebanannya alat-alat sambung dapat dibagi 4 macam,yaitu :
a. Dibebani geseran,misalnya perekat,baut,paku,pasak kayu.
b. Dibebani bengkokan atau lenturan diantaranya baut,paku dan pasak.
c. Dibebani jungkitan, pasak.
d. Dibebani desakan,kokot,cincin belah dsb.
Untuk membandingkan alat sambung mana yang paling baik umtuk sesuatu kontruksi
dibuatlah pengujian dengan 4 macam alat sambung,yaitu perekat,paku,kokot dan baut.
Dari masing-masing pengujian dibuatlah diagram gaya sesaran (P- δ ) dan didalam hal
Ini besarnya gaya yang diizinkan (P ijin) diambil 1/3 x beban max atau beban patah.
Dari diagram a,b dan c (gambar ) yaitu untuk perekat,paku dan kokot,(P ijin) dapat di
Ambil dari beban max sedang untuk baut harus dipakai beban dengan sesaran 1,5 mm.
Sambungan dengan perekat ternyata paling kuat dan kokoh karena sesarannya relatif
kecil sekali. Lagi pula dengan dipakainya perekat,kayu yang disambung tidak menderita
pengurangan luas tampang,seperti halnya jika dipakai alat sambung lainnya,yang me
merlukan lubang didalam kayu.

3
P

a)perekat P

P
b)paku
P=1/3 Pmax

P max

P=1/3 Pmax

P max
1, 5mm δ

1, 5mm δ

4
1/2P 1/2P

P P
1/2P 1/2P

P
P = 1/3 Pmax

P ≤ 1/3 Pmax
P max

P max
δ
1.5 mm 1,5mm δ

c)kokot d) baut

5
Oleh karena itu bekerjanya sambungan dengan perekat adalah sangat baik.
Sambungan dengan paku dan kokot termasuk baik juga,karena sesarannya juga ti
dak terlalu besar.Sambungan dengan baut membawa kerugian,penyambungan be
kerja kurang baik,karena sesarannya terlalu besar dengan bertambah besarnya gaya.
Terpaksa membatasi gaya dengan sesaran 1,5 mm,tambahan pula sambungan ini me
ngurangi luas tampang kayu yang akan disambung. Oleh karena itu alat sambung
baut di Eropa jarang dipakai tanpa alat sambung yang lain.Di Indonesia baut masih
merupakan alat sambung yang paling banyak dipergunakan.
Sambungan dengan baut tanpa mur.
Sebelum membicarakan baut yang biasa dipakai ,kita tinjau terlebih dahulu baut
tanpa mur.Pada prakteknya baut tanpa mur tidak pernah dipakai,tetapi karena be-
berapa sambungan lainnnya berpangkal pada baut tanpa mur,maka perludibicara
kan terlebih dahulu.
Didalam hal ini kita golongkan menjadi 2 macam sambungan,yaitu sambungan
tampang satu dan sambungan tampang dua.

6
Sambungan tampang satu.
Sebelumnya ditinjau pengujian desak.Sebuah batang kayu diberi lubang (lht gam
bar 3.02)di dalam lubang,dimasukkan baut.Kemudian baut didesak dengan gaya P
maka disekeliling lubang timbullah tegangan merata akibat gaya P
Tegangan per cm sekitar lubang = P/ℓ Selanjutnya karena P ini timbullah sesaran
kebawah y.
Tegangan max disekitar lubang karena P max. ialah: t max  Pmax  Pmax
Gambar 3.02. l.d d
P P

d
l
P ½P ½P

perlu diingat,bahwa t max tidak sama dengan σds// max yang didapat dari hasil
pengujian biasa.
Batas kenyal dari diagram P – δ terletak antara 0,7 P max dibawah batas kenyal
berlakulah hubungan p = Ky, dimana K merupakan constanta.

7
Prof Anker Engelund,maha guru dari university di Kopenhagen (Denmark)didalam
perhitungan kayu dan besi (bahan baut) sebagai bahan yang ideal plastik,maka σ - €
adalah garis lurus seperti ( pada gambar ).Cara perhitungan tidak mengambil dasar,
Hukum Hooke(dasar utama teori elastisitas)melainkan pada keadaan tegangan de
kat sebelum patah.Baut dipandang bersifat elastis sampai suatu nilai momen yang
tertentu disebut Mℓ dan pada gambar ditentukan dengan L.Setelah nilai tersebut
tercapai maka sesaran semakin besar tanpa penambahan momen,atau kita namakan
Meluncur,dan tegangan saat ini kita sebut tegangan luncur atau tk = tegangan luncur
untuk kayu = tegangan max untuk kayu. tb = tegangan luncur untuk besi =
tegangan max untuk besi.
Dalam perhitungan-perhitungan kita mengambil anggapan bahwa kyu dan besi
adalah bahan yang ideal plastik
L
tegangan

regangan

8
Kita tinjau sambungan tampang satu disini ada 2 kemungkinan ;
 Baut cukup kaku dan tidak ikut membengkok
 Baut ikut membengkok
Kemungkinan pertama.

deformasi δ a)

P
l l
b)
Pembagian P
desakan x x z z x x

Bid D c)

Bid. M d)

9
Kemungkinan pertama baut cukup kaku hal-hal yang terjadi.Apabila masing-masing batang menderita ta
rikan sebesar P,timbullah pergeseran δ (a), gambar b) menunjukkan pembagian tekanan pada bautnya.
Gambar c) menunjukkan garis gaya lintang D,sedang gambar d)melukiskan garis momen M.Pada gambar
c) Tergambar bahwa titik dimana D = O terletak pada jarak 2 x dari tepi luar dan disini besarnya :
1
P t k d.z  t k dz  pz
2
D = O Mmax,sebaliknya pada tepi sebelah dalam,dimana D = P
,terdapatlah M = O Dipandang dari tepi sebelah luar (kiri) :
M max 2
= p x . 1,5 x – px 0,5 x = px
Dipandang dari sisi sebelah dalam ,
M max 2 2 2 2
= Pz – ½ pz = pz – ½ pz = ½ pz
Dari persamaan – persamaan diatas ,
px2 = ½ pz2
Maka terdapatlah :
X= z = 0,293 ℓ
z = ) = 0,414 ℓ
Maka :P
luncur = Pℓ= 0,414 pℓ = 0,414 tkdℓ (1)
Persamaan (1) Ini berlaku selama M.max ≤ t.b W
(W = momen tahan besi bulat  π .d 3
32

10
Jadi dapat juga ditulis :

M.max = ( pℓ2 d 3.

(2)

11
Keadaan jika baut ikut membengkok
Pada keadaan ini disamping disamping kayu terdesak, bautpun membengkok (lht
gambar 3.05).Pada kayu sepanjang a = 2z tegangan telah mencapai di titik
titik perbatasan itu D = O dan M mencapai max
Untuk dibagian luar titik tersebut ,tegangan pada kayu lebih kecil daripada
(gambar .a).Kita pandang keadaan tegangan baut saat itu.

deformasi
a)

l P l
Pembagian P
desakan b)
P

z z

12
bd. D (c)
P

bd. M (d)

Seperti diatas juga,kita dapat menentukan besarnya P.


P = d z = p z. karena setangkup maka terdapatlah D = P dimana M = O
z
M max  Pz  pz.  pz 2  12 pz 2
2
Dapat juga ditulis
p2 p2 p2
=
M max  p. 2 
1
2 
p 2p 2t k d

13
Sedang kita mengetahui pula :
1
M max  t b W 
πd 3 t b
32
Dari persamaan – persamaan tersebut diatas didapat
p2 1
 πd 3 t b
2t k d 32
2π 4
p2  .d .t b t k
32
p  0,443d 2 t b t k .........................................(3)
p2
Dari persamaan M max  dapat juga kita tulis
2p
Pl  2M max p............................................................(3a)

14
Dimana M max = momen luncur baut dan p = tegangan max per cm baut.
Agar terjadi keadaan kedua , yaitu kayu dan baut bersama-sama membengkok ma
ka lebar batang kayu l harus lebih besar daripada l batas,dan besarnya l batas dapat
dicari sebagai berikut.

( dari keadaan kedua).

z = 0,414 l (dari keadaan pertama)

ℓ batas =

lb =

Didalam perhitungan nilai Pl dipilih yang paling kecil diantara persamaan (1 )


dan (3 ) atau (3a)

15
Sambungan tampang dua.
Untuk sambungan tampang dua sering dipakai plat sambung kayu yang sama
besarnya dikedua sisi.
Disini terdapat lebih banyak kemungkinan daripada sambungan tampang satu.
Gambar ( 3.06)

½P ½P

deformasi

Pembagian ℓ P ℓ
m
desakan p p

16
Sambungan tampang dua m ≥ 2 ℓ dan terjadi patah sebagian.
a.Baut tidak membengkok sama sekali . (Gambar. 3.06).Bila batang asli m lebih
besar dari jumlah lebar plat
Sambung 2ℓ m  2l  P  pm  tk d .m..............(4b)
Pada keadaan ini plat sambung meluncur (gb. 3.06).
Bila batang asli m ≤ 2 l maka batang asli meluncur,
m  2l  P  pm  tk d .m..............(4b)
Apabila m = 2ℓ maka batang asli dan plat sambung kedua-duanya akan meluncur.
b).Baut membengkok dibagian tengah, tetapi tidak membengkok dibagian tepi.
Jika m ≥ 2ℓ ada kemungkinan baut membengkok tetapi hanya pada bagian te
ngah saja sedang bagian tepi tetap lurus. Ini berarti momen yang timbul dibagian
tengah telah mencapai M max (momen luncur ) sedang dibagian tepi belum.
Gambar 3.07.

17
Gambar 3.07

Pembagian desakan sepanjang baut,garis D


masing-masing dilukiskan dalam gambar
3.07,b,c,dan d.
M.max dan M.min timbul di titik-titik dengan
jarak z dari kampuh sambungan,dan di titik-
deformasi
titik tersebut D = O
Dibagian tepi (sepanjang l ),gaya-gaya yang
bekerja ialah ½ P + px = p(x + z ), ½ P ini
bekerja menurut kampuh sambungan.
Dari itu terdapatlah ½ P = pz atau p = 2pz
Pembagian
desakan  2t k dz
M min  px. 1 12 x - 12 px 2  32π t b .d 3
Bid. D Sambungan tampang dua terjadi patah sem
purna ditengah-tengah dan patah sebagian
ditepi. M max  px(1 1 x  2z)  p(x  z)
2

(1 12 z  12 x)  12 pz  12 pz  12 pz 2
Bid. M
 px 2  pz 2
18
Diketahui pula

Dari persamaan diatas ini terdapatlah

………(5 )

19
c)Baut membengkok tengah dan tepi.
Didalam halaman ini :
= M, untuk terangnya lihat gambar 3.08.b, c, d.
Untuk menghitung momennya lihat bidang D.

M min  Mmax  luas segi tiga dengan alas 2 z dan tinggi ½ p.


1 1 1
M min  Mmax  .2z. P  Pz  pz 2
2 2 2
1
Sebab ..................... P  pz
2
Dari persamaan –persamaan diatas :

untuk terangnya lihatlah gambar 3.08, b, c dan d.

Untuk menghitung momennya kita lihat bidang D .

20
Dari persamaan-persamaan diatas :

M min  px 2 dan Mmax  pz 2  px 2 , terdapat 2Mmax  pz 2  t k dz 2 .


π πt b πt b
 2
  
16 t b
pz z d 0,443d
16t k 16t k
P  2t k dz  P  0,886d 2 t k t b ..................................(6)
P  8Mt k d................................................................(6a)

21
Gambar 3.08

Sambungan tampang dua. Terjadi patah sem


Purna,baik ditepi maupun ditengah
P
Umumnya plat-plat sambung diambil setengah lebar
batang yang disambung atau lebih sedikit,jadi lebih
banyak baut membengkok ditengah maupun ditepi
deformasi sehingga rumus 6 atau 6a yang lazim dipakai.
Rumus-rumus diatas adalah berdasarkan t k dant b
Apabila kita bekerja dengan tegangan-tegangan izin
1/2P 1/2P dan faktor aman untuk kayu dan besi(bahan baut)
ℓ m ℓ berturut-turut disebut nk dannb maka didalam
z z rumus-rumus diatas t k dant b masing-masing diganti
P dengan tk tb
Pembagian Tk danTb dim anaTk  danTb 
P desakan nk nb
z z
Untuk sambungan tampang satu rumus-rumus
menjadi
Bid. D
 1 Tb
P  0,414Tk d, jika  ...........(7)
d 0,93 Tk
 1 Tb
P  0,443d 2 Tb .Tk jika 
Bid. M d 0,93 Tk

22
23
Penampang baut.

Yang menentukan adalah kekuatan patah P.p bukan kekuatan tarik dan geser melainkan kokoh desak
kayu pada lobang serta kekakuan baut.
Beberapa negara telah menetapkan dan cara-cara perhitungan serta perencanaan berdasarkan penyeli
dikan sendiri.Untuk Indonesia telah ditetapkan dalam PKKI psl 14 oleh Ir. Soewarno Wirjomartono
(Univ Gajah Mada.)
1. Penyambung baut harus dibuat dari baja atau besi yang setara dengan baja S.t 37.
2. Lobang baut harus dibuat secukupnya kelonggaran harus ≤ 1,5 mm.
3. Garis tengah baut harus ≥ 10 mm (3/8 “ )Sedang untuk sambungan baik tampang satu maupun
tampang dua,dengan tebal kayu lebih dari 8 cm,harus dipakai baut dengan garistengah ≥ ½”
4. Baut harus disertai plat ikutan / cincin tutup yang tebalnya ≥ 0,3 d dan ≤ 5mm dengan garis tengah
3d,atau jika mempunyai bentuk persegi empat lebarnya ≥ 3d,dimana d =garis tengah baut .jika ba
utnya hanya sebagai baut lekat maka tebal cincin tutup dapat diambil 0,2 d dan max 4mm.
5. Jika pada sambungan tampang satu salah satu batangnya dari besi (baja) atau pada sambungan
tampang dua plat-plat sambungnya dari besi/baja maka nilai P njin didalam rumus-rumus dapat
dinaikkan dengan 25%
6. Apabila baut dipergunakan pada konstruksi yang tidak terlindung,maka didalam perhitungan
kekuatannya harus dikalikan dengan angka 5/6,dan bila dipergunakan pada konstruksi yang selalu
basah ,maka kekuatannya harus dikalikan dengan angka 2/3.
24
7.Jika gaya yang didukungnya itu diakibatkan oleh beban sementara,maka kekuatan sambungan dapat
dinaikkan dengan 25%
8.Pada sambungan tarik disarankan paling tidak memakai 2 bh baut untuk memikul momen tidak tersang
ka.
Karakteristik dalam sambungan kontruksi kayu juga adanya deformasi atau adanya geseran-geseran pada
sambungan-sambungan.Sambungan kontruksi kayu tidak cukup memandang beban patah dan
mengambil safety faktor = n

P izin =
P patah .pergeseran juga harus dibatasi.
n
Untuk di German n = 2,75 pergeseran dibatasi sampai ί = 1,5 mm.Syarat yang mana menentukan
tergantung alat sambung yang dipakai.(diuji di laboratorium)

Golongan I
Sambungan tampang satu : P  50.d.(1  0,6sinα,
P  240.d 2 (1  0,35sinα,
λ bt  4,8
Sambungan tampang dua : P  125.d.m(1  0,6sinα,
P  250.d.(1  0.6sinα.
P  480.d 2 (1  0,35sinα,
λ bt  3,8

25
Golongan II
Sambunggan tampang satu :
P = 40.d.ℓ 2
(1-- 0,6 sin α)
P = 215.d (1– 0,35 sin α)
λ bt = 5,4.
Sambungan tampang dua :
P = 100.d.m (1- 0,6 sin α )
P = 200.d.ℓ2
(1- 0,6 sin α )
P = 430. d (1- 0,35 sin α)
λ bt = 4,3

Golongan III
Sambungan tampang satu :
P = 25.d.ℓ2 (1- 0,6 sin α )
P = 170. d ( 1- 0,35 sin α)
λ bt = 6,8
Sambungan tampang dua :
P = 60.d.m (1- 0,6 sin α )
P = 120.d.ℓ 2
(1- 0,6 sin α )
P = 340. d ( 1- 0,35 sin α )
λ bt = 5,7.

26
Contoh Soal.
Sebuah batang kayu jati ukuran 16/20 disambung dengan plat penyambung dari kayu yang sama dengan
ukuran 2 x 8/20.
Kontruksi terlindung beban permanen,menerima gaya tarik P = 6250 kg.
Diminta :
a. Menyambung dengan alat sambung baut.
b. Gambar penempatan bautnya.

Jawaban.
Faktor-faktor pengaruh ;
faktor kontruksi (terlindung) γ = 1
faktor beban (permanen ) β = 1
Menentukan ukuran baut.

b 8 7
d   2,10   22,2 P P
λbt 3,8 8

26
.
P  100.d.m(1  0,6 sin α)
P  100.2,22.16 (1  0,6 sin180  )  3552
P  200.d. (1  0,6 sin α)
P  200.22,2.8 (1  0,6 sin180  )  3552
P  430.d 2 (1  0,35 sin α)
P  430.2,22 2 (1  sin180  )  2119
6250
n  2,943  3
2119

28
Penempatan baut- baut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (lihat
gambar)

2d 3d 2d
  
6d 6d

7d dan ≥ 10cm untuk tarik 3,5


untuk tekan

5d 5d 2d
2d 5d 5d

≥ 10cm
7d

3d 3d

29
α

2d 2d
α

2d 2d
30
a) Arah gya sejajar arah serat kayu.
Jarak minimum :
- antara sumbu baut dan ujung kayu (kayu muka) yang dibebani ……………… 7d dan
≥ 10 cm
- antara sumbu baut dan ujung kayu (kayu muka yang tidak dibebani ……………... 3,5d
- antara sumbu baut dengan sumbubaut dalam arah gaya ………………. 6d
- antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah tegak lurus gaya ………………. 3d
- antara sumbu baut dengan tepi kayu ………………. b)
b) Arah gaya tegak lurus arah serat
Jarak minimum :
- antara sumbu baut dan tepi kayu yang dibebani ……………… 5d
- antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah gaya ……………... 5d
- antara sumbu baut dengan tepi kayu yang tidak dibebani ……………….2d
- antara sumbu baut dalam arah tegak lurus gaya ……………… 3d

c) Arah gaya membentuk sudut α ( 0° < α < 90° )


Jarak minimum :
-tara sumbu baut dan tepi kayu yang dibebani dalam arah gaya,ditentukan dengan
menginterpolasi lurus diantara harga ……… 5d – 6d
6 d tetapi juga harus juga dipenuhi jarak minimum antara sumbu baut dan tepi
kayu yang dibebani ……………… 2d
- antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah gaya ditentukan dengan
interpolasi lurus diantara harga 5 d dan 6 d ……… 5d – 6d
- antara sumbu baut dengan tepi kayu yang tidak dibebani ……………….2d
- antara baris baut dan baris baut dalam arah gaya ……………… 3d
Perlemahan luas tampang batang kontruksi rangka kayu dengan sambungan baut
dapat diambil 20 – 25%

31
Contoh 2
Batang kayu damar dipakai sebagai kontruksi jembatan berukuran 8/15 dan 10/15 harus dihubungkan
sesamanya dengan baut.Gaya yang diteruskan adalah 1,5tarik yang disebabkan oleh beban
sementara.

Penyelesaian:
Untuk kayu damar termasuk kayu kelas kuat III
α = 0, faktor pengaruh β = 5/6, dan γ = 5/4 Sebagai ℓ dipilih 8cm(bukan 10cm),d = ℓ /λbt
d = 8/6,8 = 1,176 d =1/2”̈

Maka :

P = 25 d.ℓ 2= 25 . 1,27 . 82= 254 kg


= 170 d = 170 . 1,27 = 274 kg

Pr = 5/6 . 5/4 . 254 = 264 kg


1500
n = 264 = 5,7 n=6

4 7 4
Penempatan baut
1500 1500

10 8 8 10 8 10

32
Contoh 3.
Sebuah batang mendatar dengan ukuran 12/20 bertemu dengan batang vertikal ukuran 2 x 4/15 mene
ruskan gaya S = 1350 kg tarik.Kayu adalah kayu kelas kuat II yang dipakai pada sebuah kontruk
si kuda-kuda yang mendukung beban permanen. Diminta menyambung dengan baut.

Jawaban :
Faktor-faktor pengaruh β = γ = 1
Untuk batang vertikal α = 0°
Ukuran baut ,karena kelas II sambunga tampang dua maka d = 4/4,3 = 0,93
= 12/4,3 =2,79 ǿ =5/8 = 1,59

0.93  2,79
d rata  rata   1,86  φ5/8 ''  1,59
2
Maka rumusnya :
P  200.d.l  200.1,59.4  1280kg
P  430.d 2  430.1,59 2  1090kg
Untuk batang horizontal α = 90°,
Maka rumusnya : 2
P  100.d.m(1  0,6sin90 )  100.1,59.12.0,4  764,57kg
0

P  430.d 2 (1  0,35sin90 0 )  430.1,59 2 0,65  707kg


Diambil nilai terkecil 1350
n  1,909  2bh.
707

33
S = 1350 kg ½.S ½.S

4 12 4

10
15
4,5 6 4,5

Contoh : 4
Pada sebuah titik buhul bertemu 3 batang.Batang mendatar dengan ukuran 8/12 bertemu dengan
batang vertikal ukuran 2 x 4/12 meneruskan gaya S = 1125 kg tarik.
Kayu adalah kayu kelas kuat II yang dipakai pada sebuah kontruksi kuda-kuda yang mendukung be
ban permanen. Karena disebelah bawah dipasang langit-langit,maka batang tidak boleh menonjol
kebawah.Kontruksi terlindung ,beban permanen.Diminta menyambung dengan alat sambung baut.
Jawaban :
Faktor-faktor pengaruh β = γ = 1
Untuk batang vertikal α = 0°
Ukuran baut ,karena kelas II sambungan tampang dua maka d =4/4,3 = 0,93
= 8/4,3 = 1,86 ǿ =1/2" = 1,27cm

34
Maka rumusnya : P  200.d.l.(1  0,6sin180 0 )  200.1,27.4  1016kg
P  430.d 2 (1  0,35sin180 0 )  430.1,27 2  693,55kg
Untuk batang horizontal α = 90°,
Maka rumusnya :
P  100.d.m(1  0,6sin90 0 )  100.1,27.12.0,4  609,6kg
P  430.d 2 .(1  0,35sin90 0 )  430.1,27 2.0,65  450,8kg
Diambil nilai terkecil
1125
n  2,49  3bh.
450,8
Setelah dicoba ternyata tidak ada tempat untuk menempatkan baut-baut tersebut.Berhubung deng-
an itu hubungan antara batang V dan H memakai plat baja,selanjutnya plat baja mendesak batang
H.Maka pada batang H hubungan antara plat baja dengan batang merupakan samb tampang satu
dengan α = 0° (kanan dan kiri )
1125 2
σ tk    23,437σ tk   25kg/cm 2
Maka 6.4
P  40.d.l(1  0,65sin180 )  40.1,27.4  203kg
0

P  215.d 2 (1  0,35sin180 0 )  215.1,27 2  344kg


Karena salah satu dari batang baja maka kekuatannya ditambah dengan 25%

P  1,25.203  254kg.
1125
n  4,43  6bh.
254
Agar sambungan tidak bergerak,maka diberi 1 buah baut lekat Ǿ = 3/8̈
“ Untuk mengurangi jumlah mur ,maka diantara batang-batang vertikal dapat di tambah klos kayu,
dan baut dibuat sepanjang tebal kayu.
35
S 1/2S ½S 1/2S 1/2S

5 5

10 10

10 10
5 5

3 6 3 4 8 4 4 8 4

Contoh 5
Kayu kelas kuat II dipakai untuk jembatan,beban permanen ukuran kayu 2x 6/15 mendukung
gaya tarik S = 4,5 ton
Jawab :
Dipakai satu plat penyambung ditengah antara batang-batang dari kayu yang sama.
Faktor pengaruh : untuk jembatan β = 5/6 ,γ = 1
Sambungan adalah tampang dua λ bt = 4,3
d = b /λ bt = 6/4,3 = 1,4 cm dipakai d = 1,6 cm

36
P  100.d.m.(1  0,6sin180  )  100.1,6.6.  960kg
P  430.d 2 (1  0,35sin180  )  430.1,6 2  1100kg

P r  β.γ.P  5/6.1.960  800kg


4500
n  5,625  6.bh
800
Gambar
12 10 10 12 12 10

4 64
15

6 6 6
1/2S 1/2S

1/2S 1/2S

37
b.)Dipakai 3 plat sambung,maka sambungan menjadi 2x sambungan tampang dua.
Sebuah baut dapat mendukung gaya

P r  2x800  1600kg
4500 1/2.4500
n  2,8  4  Atau  n   2,8  3.atau.4bh .
1600 800

12 10 12 12 10 12

4 6 4
38
Sambungan Paku
Paku termasuk alat sambung yang tertua disamping baut.Paku biasanya dibuat dari baja Thomas,
yang mempunyai
σ ds.max  6000  8000kg/cm danσ lt.max  8000  12000kg/cm
2 2

Bentuk dan ukuran paku ada bermacam-macam.

a) b) c) d) e) f)
a) Paku tampang bulat,banyak dipakai di Indonesia tetapi tidak untuk mendukung gaya yang
besar.
b) Paku tampang segi tiga,sekarang tidak banyak lagi dipakai terutama di Indonesia.
c) Paku tampang persegi,banyak dipakai di benua Eropa,terutama pada konstruksi pendukung.
d) Paku alur sepiral (sepirally grooved nail).Banyak dipakai untuk keperluan-keperluan
istimewa,
terutama bila diperlukan kuat cabutnya(withdrawal resistance ).Paku ini mempunyai
dukungan gesek yang besar,berhubung kelilingnya tidak rata.
e) Paku alur lurus (longitudinally/grooved nail).Banyak dipakai dibenua Eropa,terutama pada
konstruksi pendukung.
f) Paku sisik (berbed nail).Dipakai pada keperluan-keperluan khusus.
39
Di Erropa sekarang banyak kita jumpai konstruksi kayu yang besar menggunakan
paku sebagai alat sambung.Paku yang dipakai adalah paku tampang persegi dan yang
paling banyak adalah paku alur lurus.Dengan material yag sama paku alur lurus mem
punyai daya dukung yang lebih besar daripada yang lain,lebih-lebih dengan yang ber
penampang bulat.Perbandingan paku beralur lurus dengan paku yang berpenampang
bulat adalah 1,2 sampai 1,4.Untuk itu paku berpenampang bulat jarang dipergunakan
di Eropa terutama untuk konstruksi pendukung.Disamping mempunyai dukungan
geser yang besar ,tegangan disekeliling lubang didalam kayu boleh dikatakan merata.

Gambar 3.27.

d
d
σ lt

40
Gambar kiri menunjukkan pembagian tegangan jika dipergunakan paku bulat.Garis tegangannya
berupa parabola.
Bagian kanan menunjukkan pembagian tegangan jika menggunakan paku alur lurus.Garis tegang
annya mendekati persegi empat panjang.Jika tegangan kayu disekeliling lubang dibawah paku dise
but t k dan tegangan desak kayu (yang berbentuk prismatis ) disebut σ ds ,maka menurut
pengujian perbandingan t k /σ ds untuk masing-masing paku berlainan dan rata-rata didapat untuk
paku bulat t k /σ ds =0,50 dan paku alur lurus t k /σ ds =0,75.
Hasil-hasil penelitian yang telah dijalankan di Chalmers University of Technology di Gothenborg,
Swedia,oleh Torsten Muller dengan menggunakan paku bulat d = 5,1 mm dan paku lurus
d = 4,8mm (lihat daftar 12 )Ternyata,bahwa paku alur lurus lebih kuat dari yang bulat walaupun
garis tengahnya lebih kecil.
Di Indonesia yang umum dipakai adalah paku berpenampang bulat ,walaupun daya dukungnya
kecil .Sekarang di Indonesia paku sudah mulai dipakai untuk konstruksi pendukung walaupun
belum banyak ,dipelopori oleh Direktorat Perumahan untuk kuda-kuda pada perumahan rakyat.

Kebaikan-kebaikan konstruksi kayu dengan paku :

1. Harganya murah,(harga konstruksi menjadi murah)


2. Konstruksi kaku (karena sesaran- sesaran didlam sambungan kecil)
3. Didalam pengerjaan tidak perlu tenaga ahli,cukup tukang biasa,alat yang diperlukan hanya
palu dan catut.
4. Pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat.
5. Perlemahan kecil.Sambungan dengan paku pada dasarnya sama dengan sambungan baut
tanpa mur tetapi pemindahan gaya dapat berlangsung lebih baik,karena paku tertanam erat
kedalam kayu,dengan cara dipukulkan.
Jadi rumur-rumus sambungan dengan paku sama dengan rumus baut tanpa mur.
41
Untuk sanbungan tampamg satu :

P  0,414t k d....................................................(22)
P  ........0,443d 2 Tk Tb ...................................(23)

Rumus (23). Untuk paku bulat, 1


d 3 ) untuk paku tampang persegi atau alur
(W 
32
1 3
lurus (W  d ) ,rumus berubah menjadi :
6
P  0,58d 2 Tk Tb ..............................................(23a)
Didalam praktek angka langsing paku umumnya besar,sehingga paku ikut
membengkok jika gaya yang didukung ≥ batas kekuatan sambungan.
Untuk itu maka rumus-rumus yang dipakai adalah (23) dan (23.a).
Dengan dasar-dasar tersebut diatas,dibawah ini diberikan daftar kekuatan paku
penampang bulat menurut P.K.K.I. Daftar 13 atau V.a. berlaku untuk sambungan
tampang satu.Untuk paku yang ukurannya memenuhi syarat untuk sambungan
tampang dua,bila digunakan pada sambungan tam
pang dua,maka kekuatannya diambil 2 x lebih besar daripada menurut daftar tersebut.
Kekuatan sambungan dapat menyimpang dari daftar 13 tersebut asal dihitung menurut
rumus-rumus dibawah ini :
42
Tampang satu :

P  0,5.bd.σ kd ..........................................b  7d
P  0,35.d 2 .σ kd ........................................7d  b
Tampang dua :

P  bd.σ kd ..........................................b  7d
P  7d 2 .σ kd ........................................7d  b

43
Daftar 13. (Va.PKKI.)Beban yang diizinkan per paku.

Daftar 14. (Vb.PKKI) Paku kawat biasa.

44
Syarat-syarat yang harus diperhatikan didalam sambungan paku :
1. Kekuatan paku tidak dipengaruhi oleh besarnya sudut penyimpangan antara arah gaya dan
arah serat.
2. Jika paku dipergunakan pada konstruksi yang selalu basah atau yang kadar lengas kayu selalu
tinggi,maka kekuatan paku harus dikalikan dengan angka 2/3.
Jika dipergunakan pada konstruksi yang tdak terlindung maka kekuatan paku harus dikurang
i dengan angka 5/6.
3. Jika beban yang didukung bersifat sementara (termasuk akibat tekanan angin ) maka kekua
tan paku dapat dikaikan dengan 25%.
4. Apabila dalam satu baris terdapat lebih dari 10 batang paku,maka kekuatan paku harus diku
rangi dengan 10% dan jika lebih dari 20 batang maka kekuatan paku dikurangi dengan 20%.
5. Pada sambungan dengan paku,paling sedikit harus dipasang 4 batang paku.
6. Jarak paku minimum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut lihat gambar 3.28).
a.Dalam arah gaya : 12d untuk tepi kayu yang dibebani.
5 d untuk tepi kayu yang tidak dibebani.
10 d jarak antara baris-baris paku.
b.Dalam arah tegak lurus arah gaya :
5 d untuk jarak sampai tepi kayu.
5 d untuk jarak antara baris paku.
7. Panjang paku minimum baik untuk sambungan tampang satu maupun tampang dua harus
memenuhi syarat-syarat seperti tercantum dalam gambar 3.28.
8. Apabila ada banyak kemungkinan bahwa paku akan berkarat,maka hendaknya dipakai paku
yang disepuh seng atau cadmium.
9. Ujung paku yang keluar dari sambungan sebaiknya dibengkokkan tegak lurus arah serat,asal
tidak merusak kayu.
10. Jika konstruksi berbentuk lengkung,maka jari-jari lengkungannya paling kecil 400ℓ(ℓtebal
kayu) 45
Gambar 3.28.

  
  

≥ 5cm ≥ 5d
12d 10d 10d 10d 10d 12d

5d
5d
5d
5d

46
Sambungan tampang satu :

ℓ1 ℓ2 ℓ1 ℓ2 ℓ m ℓ

ℓp ≥ ℓ1 +ℓ2+3d ℓp ≥ 2,5 ℓ2 ℓp≥ 2,5ℓ


ℓp≥ ℓ+m+3d.

Sambungan tampang dua.

ℓ m ℓ ℓ m ℓ
ℓp ≥ 2ℓ + m + 3d. ℓp ≥ 2m + ℓ.

47
Didalam pelaksanaan letaknya paku didalam masing-masing baris dan juga dalam dere
tan kearah tegak lurus baris harus dibuat,berjarak-jarak unttuk mengurangi kemungkin
nan retaknya kayu.

+ + +

+ + +

+ + +

+ + +

48
Paku tampang dua.

b1  b 2  b3 l  2b1  b2

b1  b 2  b3

49
Contoh 1.
Sebuah batang kayu durian berukuran 10/15 menerima gaya tarik sebesar S = 6500 kg.konstruksi
terlindung,beban permanen.diminta menyambung dengan paku.
Penyelesaian :
Sebagai plat sambung diambil 2 x 4/15 dari kayu yang sama.
Faktor pengaruh,β dan γ = 1.
Dari daftar 13.diambil paku 4” BWG 8,dengan B.J. = 0,4 P = 61 kg.
6500
n  106,55
61
Kita pakai 5 baris paku dengan jarak 5d = 0,42 x 5 =2,1 kita pakai 2,5 cm maka setiap baris terdiri
dari 106,55 : 2.5 =10,65 ≈ 11.bt karena setiap baris terdapat 11 ≥ 10 maka P untuk setiap paku dikura
ngi 10 % Jadi P = 0,9 . 61 = 55kg.
6500
n  118,18
55
Dipakai 5 baris paku masing-masing 12 batang.
Catatan :
Kalau kita coba dipakai 6 baris paku yang memerlukan tinggi 7 x 5 d = 30 x 0,42 = 17,64 ≥ 15 12 x 5 cm

12d 10x10d 5d 4 10 4

++++ + + +++ +
++ + +

5d x 6
+ + + + +

15
+ ++
+ + + +
50
Contoh 2.
Dari sebuah titik buhul rangka batang diketahui batang diagonal berukuran 6/15,batang horizontal
ukuran 2 x 3/15.Beban permanen,konstruksi terlindung, B.J kayu = 0,5.Gaya yang bekerja S= 1500 kg
tekan pada batang diagonal.
Diminta menyambung dengan paku.
Jawab ;
Faktor pengaruh, β = γ = 1
Dari daftar 13. kita pilih paku 3”BWG 10.terdapat P = 50 kg.dipakai 5baris paku 6 x 5d = 30 x 0,34 =
10,2 < 15 cm.Pada setiap baris dipasang 4 batang paku diperlukan lebar
½√2(12d+10d+10d+10d+5d)=0,707 . 47 . 0,34 = 11,29 < 15cm.
Karena sudut α = 45° tidak berpengaruh terhadap kekuatan paku maka sambungan itu dapat
mendukung gaya sebesar : 40 x 50 = 2000 > 1500 kg.
Penempatan paku. 40 : 2 = 20 bt.
1,5ton

6/15

2 x 3/15
α°

51
Contoh 3.
Sebuah titik buhul pada konstruksi kuda-kuda bertemu 4 bt,V,D,H1 dan H2.Gaya V = 0,5ton H1 =
2,1 ton α = 40°.Konstruksi terlindung beban permanen,ukuran batang lihat gambar.
Sambunglah titik buhul tersebut dengan paku.Kayu yang dipakai adalah kayu albizia, B.J. = 0,3.

0,5ton

V D
3 3 3 3
α=40°
3
4,5 H
4,5

Jawab ;
Faktor-faktor pengaruh : β = γ = 1.
Sin 40° = 0,643
D = 1/0,643 . 500 = 778 kg.
Sambungan V dengan H dipakai paku 4”BWG 8 P = 47 kg untuk sambungan tampang
satu.Karena memenuhi syarat untuk sambungan tampang dua,maka P = 2 x 47 = 94 kg
500
n 6
94
Sambungan D dengan H :
778
Dipakai seperti diatas. Maka n  8,3  8
94
52
Contoh 4.
Batang 2 x 4/16 mendukung gaya sebesar 6 ton tarik B.J. kayu = 0,3. konstruksi terlindung beban
permanen.Diminta menyambung batang tersebut dengan paku.Sebagai plat penyambung dipakai
kayu 1 x 4/16 + 2 x 2/16.
Jawab :
Faktor-faktor pengaruh ; β = γ = 1
Dipilih paku 4”BWG 8 d = 0,42
Maka kita pakai rumus :
m ≤ 7d
m ≥ 7d 7 x 0,42 = 2,94cm Jadi 4 ≥ 2,94 maka rumus yang dipakai adalah sambungan tampang
dua.
P  d.m.σ kd  0,42.4.75  126kg
6000
P  7.d 2 σ kd  7.0,42 2 75  96,61kg n  64bt
96,61
Jumlah paku 64 bt, satu sisi harus dipasang 32bt untuk setengah sambungan.

7 5 5 5 5 5 5 5 7 7
3,5
3
3
16 3
3,5

2 4 4 42

53
Alat sambung pasak kayu.
Untuk mendukung gaya yang besar baut tidak mencukupi kekuatannya,untuk penggantinya bisa
dipergunakan pasak kayu,yang bentuk tampangnya dapat persegi panjang atau bulat dan lain-
lain.Didalam sambungan inipun dipergunakan baut juga tetapi tidak sebagai pendukug beban
hanya sebagai pelekat kayu,agar batang kayu asli dan plat-plat sambung tidak merenggang karena
bekerjanya momen.

1. Pasak persegi panjang ini hanya digunakan pada sambungan tampang dua saja.Sebagai bahan
pasak biasanya digunakan kayu keras,misal kayu kesambi,wali kukun dan sebagainya.Untuk
pasak persegi panjang cara melekatkannya ada 2 macam,yaitu searah serat,sejajar dengan
batang memanjang atau batang asli (lihat gambar 3.36a.),dan dapat juga tegak lurus dengan
batang asli atau melintang (gambar 3.36.b).Cara pertama mempunyai keuntungan bahwa
penyusutan pasak dalam arah batang asli hanya kecil,tetapi kerugiannya τ // hanya kecilsaja.

a)

½P

P sejajar serat
1/2P

54
b)
1/2P

P
1/2P tegak lurus serat.

ξ
c) 1
M 2  ζa
3

1/3 1/3 1/3

Cara kedua mempunyai kebaikan,bahwa τ // besar,tetapi kejelekannya ,penyusutan dalam


arah batang asli (arah radial dan tangensial)besar,sehingga lama kelamaan kerja pasak itu
tidak akan baik (gambar 3.36.c)
Maka cara pertamalah yang dipakai ,sebagai bahan pasak dipakai kayu keras ( τ //= 15 a’ 20
kg/cm 2 Agar kita bisa menghitung berdasarkan σ ds // ,harus diambil a ≥ 5t,sebab jika a <
5t,gaya ξ ,yang akan menimbulkan momen jungkit M 2 ,menjadi semakin besar,sehingga
σ ds  mungkin terlampaui.
55
Disamping itu ditentukan pula a ≤ 15 cm untuk menjaga agar susutnya tidak terlalu besar.
Lagi pula a ≥10 cm, dan t ≥ 1,5 cm.Diantara pasak-pasak dan juga diantara pasak dan ujung pelat
sambung harus diberi baut dengan garis tengah ½” sebagai baut lekat.

Contoh :
Sebuah batang tarik dari kayu klas kuat II mendukung gaya 8500 kg,mempunyai ukuran
15/16.Sebagai plat penyambung digunakan kayu berukuran 2 x 7,5/16.diminta menyambung
dengan pasak persegi panjang dengan τ //  15kg/cm 2

Jawab :
Faktor pengaruh : β = γ = 1
p 8500
F   100cm 2
σ ds// 85
Σ t x 16 = 100 cm
Σ t = 6,25 cm
Jika dipakai satu pasang pasak maka t =3,13 cm,dan harus diambil a = 5 x 3,13 = 15,65 > 15 cm.
Maka dipakai dua pasang pasak dengan t = 1,75 cm.Ambil a = 12 cm > 5t.
8500
Tegangan geser dalam pasak τ  8,8515kg/cm 2
4.16.15
Tegangan desak pada batang σ  8500
ds//  78kg/cm 2  σ ds//  85kg/cm 2
4.16.1,75

56
Jarak pasak harus sedemikian besarnya sehingga tegangan geser tidak melampaui τ // pada batang
asli. P 8500
 F  τ//  12  708cm 2
Jadi Σ a2 = 708/16 =44,2 cm
Dibuat a2 = 15 cm,maka ∑a2 = 4 . 15 . = 60 cm.

τ //= 8500/60 . 16 = 8,85 kg/cm 2 < 12 kg/cm 2


plat sambung juga dibebani tarikan.untuk menyelidiki ini kita menganggap,bahwa plat-plat
sambung mendukung 0,75 P = 6375 kg.(lht gambar 3.37).Perlu diimgat bahwa a2 adalah jarak pasak
dari ujung yang satu sampai ujung yang lain,jadi bukan jarak antar pusat pasak.

½S

3,5
P

3,5
½S
15 12 15 12 15

Kontrol batang asli : σds// = 8500/11,5 . 16 = 46,19 kg/cm 2 < 85 kg/cm 2 (O.K)
plat penyambung σds// = 6375/5,75 . 16 = 69,29 kg/cm 2 < 85 kg/cm 2(O.K)

57
Cara lain ;
Syarat ukuran pasak :
t ≥ 1,5 cm ,
a = 5t, 10cm ≤ a ≤ 15cm.
Coba t = 1,75cm
a = 5 . 1,75 = 8,75 ≈ 12 cm
Terhadap geser pasak

P  a.b.τ //  12.15.15  2700kg


Terhadap tekan

P  t.b.σ ds//  1,75.15.130  3412,5kg


Jlh pasak n = 8500 : 2700 = 3,15 ≈ 4 bh atau 2 pasang.
Gaya yang didukung setiap pasak P = 8500 : 4 = 2125 kg.
Mencari jarak pasak 2125
a 2 .b.τ //  P  a 2   11,8  15cm
12.15
Pemeriksaan sambungan :

1,75
Karena adanya takikkan maka luas kayu akan berkurang maka perlu dikontrol,

11,5
Kayu yang disambung 8500
σ ds//   46,19  85kg/cm .........(Aman)
2

1,75
11,5.16

5,75
6375

1,75
Plat penyambung σ ds//   69,29  85kg/cm 2 .........(Aman)
5,75.16

58
2.Pasak selindrik.
Bekerjanya pasak-pasak ini sama dengan pasak persegi panjang,yaitu desakan dan geseran,tetapi
disini tidak ada momen jungkit.(gambar 3.38).
Contoh ;sama dengan soal diatas.
Sebagai pasak digunakan kayu dengan τ //  20kg/cm 2dan σ ds  40kg/cm 2 (klskuatI)
Gambar.3.38.

Andaikan garis tengah pasak d.1


Berdasarkan
σds
Pada pasak P 8500
F   213cm2
σ ds 40
Jumlah takikan 213 diambil 13,3
 t  16  13,3cm d1 
3
 4,44  5cm
Dipergunakan 3 pasang pasak ∑a2 sama dengan diatas 60 cm.Karena dipergunakan 3 pasang pasak
maka a2 = 60 : 6 = 10 cm.
Tegangan desak pada pasak P 8500
σ ds    35,42kg/cm 2  40kg/cm 2
d1 6.2,5.16
n. .h
2
Tegangan geser pada pasak 8500
τ  17,7kg/cm 2  20kg/cm 2
6.5.16
59
8500
Tegangan tarik pada batang asli σ tr//   58,22kg/cm 2  85kg/cm 2
(15  5)(16  1,4)

16
7,5
1/2S

5
7,5 15
S

5
1/2S

12,5 5 10 5 10 5 12,5

60
Pasak bulat system Kubler.
Pasak ini pertama digunakan di Jerman lazim disebut pasak bulat system Kubler.Bentuknya seperti
cincin tebal dengan lubang yang kecil.Bekerjanya pasak ini sama dengan pasak yang sudah dibica
rakan.Pembuatan pasak ini di Jerman menggunakan mesin yang dibuat dari kayu keras (Eikenhout).
Pada sambungan pasak ini dipakai juga baut pelekat,tetapi berbeda dengan yang sudah-sudah ,ba
ut lekat dipasang melalui titik tengah pasak yang berlubang.Agar baut tidak ikut memindahkan gaya
maka garis tengah baut diambil lebih kecil dari lubang pasak dan lebih kecil daripada lubang dida -
lam batang kayu asli.Bidang keliling pasak tidak dibuat datar ,melainkan mempunyai bentuk tirus
(gambar 3.40),yaitu tepinya agak serong.Bentuk ini diambil agar apabila kayu menyusut atau sebab
lain baut lekat kurang erat,sambungan itu masih dapat bekerja dengan baik.Seperti halnya dengan
sambungan baut hendaknya sambungan ini hendaknya diperiksa setelah konstruksi itu dipasang,
dan bila perlu baut-baut lekat dikeraskan lagi.Untuk di Indonesia pasak system Kulber ini juga sudah
digunakan.

d D

h
Pasak ini dibuat dari kayu keras antara lain dari kayu kesambi dan merbau.
Dibawah ini diberikan daftar kekuatan pasak kayu keras,yang berlaku untuk kayu dengan B.J. = 0,6.
Untuk kayu dengan B.J. lain,maka angka-angka dalam daftar 15 itu harus diubah sebanding deng
an B.J. nya.Jadi untuk kayu dengan B.J. = 0,5 maka P harus dikalikan dengan faktor P = 5/6

61
Daftar 15.

D(cm) h(cm) Garis tengah Lebar kayu Jarak an Kayu muka


P min(cm) tar pasak (cm)
d(cm) baut (ton)


1
6 2,6 1,6 2
1 8 14 14

1
8 3 1,6 2 1,5 10 18 18

1
10 4 1,6 2 1,7 12 20 20

Apabila arah gaya membuat sudut α dengan arah serat ,maka kekuatan serat harus dikurangi
dengan rumus :

P α = P // (1 – 0,25 sinα ).
Keadaan seperti diatas banyak kita temui pada konstruksi rangka.Pasak mempunyai kekuatan
yang lebih besar dibandingkan sambungan yang hanya menggunakan baut saja.Selain itu
sambungan dengan pasak mempunyai sesaran selalu < 0,5 mm,berarti sambungan itu lebih kaku.
Perhitungan sambungan akan menjadi lebih sederhana dengan adanya daftar tersebut diatas.
Contoh.
Batang kayu dengan B.J. = 0,5 ukuran 12/14 mendukung gaya tarik 5,5 ton.Kontruksi terlindung
beban permanen.Diminta menyambung dengan pasak kayu.
Jawab :
Plat sambung dipakai 2 x 6/14. Kita pilih pasak dengan D = 10 cm, maka P = 1,7 ton.Karena B.J
= 0,5, maka P = 5/6 . 1,7 = 1,42 ton.

62
5500
n  3,87  4(2pasang)
Gambar 3.41.
1420

12

20 20 20 6 12 6

Digunakan 2 pasang pasak yang dapat mendukung 5,68 ton.


Dari daftar 15 didapat a1 = a2 = 20 cm Pasak kayu bulat cocok untuk menyelesaikan titik buhul.
Perhitungannya sama dengan cincin belah dan kokot bulldog.
5500
Alat sambung pasak dari baja. n  3,87  4(2pasang)
1420
Harga bahan besi/baja jauh lebih mahal dari kayu untuk itu dalam konstruksi kayu pemakaian alat –
alat sambung dari baja sedapat mungkin dibatasi ,tetapi adakalanya alat itu tidak bisa dihindarkan.
Baja dapat dipakai plat sambung,disamping itu dapat pula dipakai sebagai pasak,sebagai penggan
ti kayu keras.jika terjadi demikian plat sambungnya juga harus dibuat dari baja.Pada sambungan
ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Kayu : Tegangan kayu dalam takikan ≤  ds // dan juga tegangan geser akibat desakan karena pa
sak tidak boleh melampaui suatu batas.
Baut : Baut tidak dibebani bengkokan,jadi garis tengahnya boleh diambil lebih kecil dari lubang
nya.Baut disini hanya menderita tegangan geser dan tegangan desak.
Di Indonesia tegangan-tegangan yang diizinkan untuk baut ialah :
σ tr  1200kg/cm 2
τ  800kg/cm 2
63
Pasak : Pasak dibebani bengkokan(momen) karena gaya yang diteruskan oleh baut,tetapi
biasanya kecil.
Plat sambung : Plat sambung dibebani tarikan.
Contoh :
Batang kayu berukuran 14/16, S =8000 kg.Kayu kls II.Diminta menyambung dengan pasak baja.
Konstruksi terlindung beban permanen.

Jawab :

σ ds //  85kg/cm 2
8000
Jumlahtaki kan  t   5,9cm
16.85
Dipergunakan 2 pasang pasak dengan tebal 1,8cm sehingga ∑t = 4 . 1,8 = 7,2 cm > 5,9 cm.

16 S S

14 5 7 15 7 15 15 7 15 7 5
200 kg 200kg

64
Garis tengah baut Gaya geser per 1 tampang

5/8” (15,9 mm ) ¼ ¶ d² . 800 = 1580 kg.


¾” ( 19,1mm ) ¼ ¶ d² . 800 = 2260 kg.

Apabila digunakan baut dengan garis tengah 5/8” dipakai 3 baut.Untuk menghemat pekerjaan
dipakai baut Ø ¾” sehingga 2 baut dapat menahan gaya geser 2 x 2 x 2260 = 9040 kg (lht
daftar 16.)
Untuk plat sambung dipakai lempeng baja 2 x 10/60 mm,maka
F bersih = (6,0 – 1,91) 1,0 = 4,0 cm² 1,91 dipakai 2,0cm
σtr = 8000 : 2 x 4 = 1000 kg/cm²
Pemeriksaan baut :
S 8000
τ 2
 2
 700800kg/cm 2
4.1/4.π d 4.1 / 4.3,14.1,91
Pasaknya dibebani momen lentur yang besarnya dapat dihitung sbb :
Jika dianggap bahwa gaya reaksi dari kayu pada pasak itu merata,maka :
M = ½ . 2000 . ¼ l = 4000 kg/cm
I = 1/12 .t (b³ - d³) = 50,40 cm³
I 50,40
W   14,4cm 3
1 3,5
b
2
Maka σ = 4000 : 14,4 = 275 < 1200 kg/cm²
Pada batang asli timbul tegangan geser pada batas-batas takikan sebesar

65
Maka σ = 4000 : 14,4 = 275 < 1200 kg/cm²
Pada batang asli timbul tegangan geser pada batas-batas takikan sebesar
2000
τ  8,3512kg/cm 2
16.15

•Alat-alat sambung modern


Dengan memakai alat sambung modern,perhitungan menjadi berkurang,sedang hasil
penyambungan menjadi lebih baik,dari pada menggunakan pasak.
Alat sambung modern banyak sekali macamnya,seperti yang banyak dipakai adalah ;
kokot bulldog,alligator,geka,cincin belah (splitring),plat-plat geser(shear plates) dll
(gambar 3.43a)

Bulldog

Alligator Geka

66
Gaya yang dapat didukungnya lebih besar daripada jika hanya menggunakan baut saja,karena lu
as,karena luas tampang batang kayu yang disambung relatif masih besar.
Yang dibicarakan disini hanya alat-alat sambung yang masih bamnyak dipergunakan dalam kons
truksi.
1.Cincin belah.
Bentuknya sweperti cincin,seperti terlihat dalam gambar 3.43b,cincin itu dapat tertutup (a) dan
mungkin terbuka.Ada dua macam,yaitu terbuka biasa,(c) dan terbuka dengan lidah ( b ).Biasanya
yang tertutup dan terbuka dengan lidah dijual di toko-toko,jadi pembuatannya dipabrik,sedang yang
terbuka biasa bisa dibuat sendiri,karena sangat sederhana.Cincin yang terbuka mempunyai
keuntungan dibandingkan yang tertutup,yaitu mudah dimasukkan kedalam lubang,juga apabila lu-
bang tidak lagi berbentuk bulat karena menyusutnya kayu kearah sejajar serat.Lain daripada itu
dengan terbukanya cincin itu dapatlah cincin itu benar-benar rapat pada inti kayunya.Dan juga cincin
bisa bersifat agak lentur (flexible),sehingga dapat memikul gaya sepenuhnya.

Gambar 3.43b.

(a)

(c )
Cincin belah

(b)

67
Lubang-lubang didalam kayu harusdibuat terlebih dahulu dan untuk itu diperlukan diperlukan alat
khusus untuk keperluan tersebut.umumnya pekerjaan itu dilakukan oleh perusahaan konstruksi
ka yu yang memiliki alat-alat tersebut.Cincin belah dapat dipakai menyambung segala macam
kayu,baik keras maupun lunak.Untuk kayu,keras yang agak sulit ditembus oleh gigi kokot,lebih
ba ik dipergunakan cincin belah.Jadi cincin belah itu sangat tepat untuk konstruksi dengan kayu
jati a tau kayu keras lainnya.
Dengan menggunakan cincin belah luas tampang yang menderita desakan lebih besar .Selain
gaya itu didukung oleh setengah keliling luar daripada cincin itu,kayu yang terjepit didalam cincin
belah juga ikut mendukung gaya.Sebuah sambungan tampang dua seperti gambar 3.44
mempunyai bagian-bagian yang tertarik,terdesak dan tergeser sbb.

Gambar 3.44.
b
t.2 t. 2
a b-t
t.2
d
d.2 d1 h d.2

t.2
(a) luas geseran. (b) luas desak.
½P

P
½P

© luas desakan (d ) luas tarikan

68
Luas tarikan : bh – { 2 .t2.d2 + d (b – t)}
Luas desakan : 2 . t2.d2. + d(b – t).
πd 2
Luas geseran : 2(ad 2  1/2. )
4
Dimana :
d1 = garis tengah dalam dari cincin belah.
d2 = gars tengah luar cincin belah.
a. = jarak antara pusat cincin belah sampai ujung batang.
d. = garis tengah baut.
b. = lebar kayu.
h. = tinggi kayu.
t2 = tebal cincin belah.
t. = dalamnya takikan (setengah tinggi cincin belah).
Pada keadaan sesungguhnya pembagian tegangan itu tidak sesederhana seperti yang dinyatakan
diatas.Tetapi ,dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan,bahwa
kekuatan sambungan itu dipengaruhi oleh : 1. macam kayu,2.arah gaya terhadap arah serat kayu,
3.ukuran kayu yang disambung dan plat sambung,4.kadar lengas kayu,5.jarak antara pasak-
pasak,6.ukuran pasak,7.ukuran baut.
Cincin dapat dibeli atau membuat sendiri/memesan pada perusahaan baja.Yang paling mudah
membuat adalah cincin belah terbuka biasa.Oleh Prof.Kreugers dari Suwedia telah diadakan
penelitian kekuatan cincin belah biasa.Hasilnya seperti daftar 17.(Berlaku untuk kayu dengan B.J
= 0,6 dan berlaku untuk satu pasang cincin belah ).Disarankan cincin belah jangan dipergunakan
pada sambungan tampang satu dan dalam sebuah samungan tidak boleh lebih dari 3 pasang.
Apabila arah gaya tegak lurus arah serat,nilai-nilai dalam daftar harus digandakan dengan faktor
reduksi 0,7.Dan apabila arah gaya membentuk sudut dengan arah serat maka faktor reduksi itu

69
Menjadi (1 – 0,30 sinα ).Angka-angka kekuatan didalam daftar dapat digunakan untuk kayu
kelas kuat II dengan B.J = 0,6.Apabila kayu yang digunakan termasuk kelas III,kekuatan cincin
belah harus dikurangi sesuai dengan B.J.
Contoh perhitungan :
Sebuah batang kayu berukuran 8/15 mendukung gaya tarik 8 ton.Konstruksi terlindung beban
permanen.diminta menyambung dengan cincin belah terbuka biasa (sistim Kreugers).Kayu kls II
(B.J. =0,6 ).
Jawab.
Sebagai plat sambung digunakan batang kayu dengan ukuran 2 x 5/15.Dipergunakan cincin
belah dengan tanda 125/31.9ini adalah satu-satunya cincin belah yang memenuhi syarat
ukuran kayu minimum 8/15.Setiap cincin belah dapat memikul 3500 kg.Maka diperlukan
8000/3500 = 2,3 pasang,digunakan 3pasang.(lht gambar 3.45.)

S S
15

22 22 22 22

½S
5

8
½S
5

Ø5/8"

70
Sambungan titik buhul.
Sebuah titik buhul pada rangka batang ,bertemu batang-batang A1,A2,D1 dan V1 Gaya-gaya yang
bekerja pada masing-masing batang adalah :
A1 = + 2,27 ton A2 = + 4,0 ton
D1 = - 2,0 ton V1 = + 1,0 ton
Sudut apit α antara batang-batang D1 dan A2 adalah 30°,beban permanen konstruksi terlindung.
Diminta menyambungdengan cincin belah sistim Kreugers.Kayu kls II dengan B.J = 0,6.
Jawaban.
Kita tinjau terlebih dahulu pertemuan batang mendatar dengan diagonal (gambar 3.46.c).Gaya
yang bekerja dalam batang D1 diuraikan menjadi komponen mendatar sebesar 1,73 ton dan
komponen tegak sebesar 1 ton.Komponen tegak tidak dapat didukung oleh batang mendatar
,melainkan akan didukung oleh batang tegak V1.Jaadi bagan pembebanan seperti (gbr .c.)Jadi
batang D1 dibebani gaya mendatar sebesar 1,73 ton disebelah luar .Batang D disebut batang yang
dibebani,sedang batang hbatang yang membebani.Disini dipakai cincin belah 100/25,yang dapat
mendukung gaya 2300 kg (lht daftar 17).Oleh karena arah gaya membentuk sudut 30°dengan arah
serat batang D1,maka cincin dapat mendukung gaya,Pα = 2300 91 – 0,3 sin 30°) = 1,95 ton > 1,73
ton (aman )
Sekarang tinjau batang tegak dengan batang diagonal (gmb. d ).V1hanya mendukung gaya tegak
saja untuk mengimbangi komponen tegak dari D1,sebab komponen mendatar sudah didukung oleh
batang mendatar .Oleh karena itu kita cukup memandang batang diagonal D1 saja,karena disini
cincin hanya mendukung gaya dengan sudut apit 60°,sedang V1 arah gaya sejajar arah serat.D1
adalah batang yang dibebani dan V1 adalah yang membebani.Dengan cincin belah 100/25
sambungan dapat mendukung gaya Pα = 2300 (1 – 0,3 sin 60°) = 1702 kg > 1000 kg 9aman )
Baut yang dipakai adalah Ø 16 mm dan cincin tutup 65 x 65 x 6.
Sebetulnya untuk pertemuan V1 dan D1 dapat dipakai cincin belah 100/19,sehingga gaya yang
dapat dipikul Pα = 1800 91 – 0,3 sin 60°) = 1330 kg > 1000 kg.Untuk memudahkan pembuatan
lubang dsbnya digunakan satu macam cincin belah.

71
Gambar 3.46.

V1

D1 D1 1,73 t
(a) ©

30° 1.t

A1 A2 D1

2 x 6/14 (d )
(b ) V1 1 x 6/14
V1
D1 D1 D1

14 A1.2 A1.2
9 Ø 5/8
2
2 x 6/14
6 6 6 6 6

72
Kokot Bulldog.
Banyak alaty sambung yang bergigi,seperti kokot Bulldog,Alligator,Geka dsb.Kokot Bulldog adalah
alat sambung yang paling banyak digunakan,disamping bekerja baik,harganya murah.Sebelum dite
mukan kokot Bulldog alat sambung yang lazim digunakan adalah baut dengan mur.Untuk itu tem-
pat-tempat sambungan dan titik ,buhul pada konstruksi rangka selalu menjadi bagian yang terle -
mah daripada suatu konstruksi.Apabila batang baut terlalu besar,kayu akan mudah membelah dan
jika jarak antar baut diperbesar untuk menghindari bahaya belah maka kayu akan melengkung ata
u menurun.Berhubung dengan hal itu pada permulaan abad ke 20,jarang ada konstruksi kayu yang
besar-besar,disebabkan kesukaran membuat sambunga yang kuat.
Dengan dipergunakannya kokot Bulldog maka terbukalah kemungkinan membuat konstrksi-konst
ruksi yang besar dan bermacam-macam bentuknya.Paada pemakaian kokot Bulldog bidang desa
kan dalam sambungan menjadi semakin besar,dan daya dukungnya besar,lagipula luas tampang
kayu tidak banyak dikurangi,sehingga perlemahannya kecil.
Dengan kokot ini telah dibuat jembatan rangka dengan bentangan 54m dan bangunan anggar deng
an bentangan 65 m,dan bermacam-macam bangunan dengan bentuk istimewa.Kokot ada yang ber
gigi dikedua sisinya,ada pula yang bergigi disebelah sisi saja.(gambar 3.47) hal ini dimaksudkan
menyambung kayu dengan plat baja,kayu dengan beton dsb.Dari itu mungkin juga didalam
sambungan kayu dipergunakan plat baja sebagai plat sambung.
Gasmbar 3.47

73
Giginya berbentuk segi tiga,untuk yang bergigi di kedua sisinya,gigi dibengkokkan berganti-ganti
kebawah dan keatas.bila kokot itu dipergunakan,maka gigi-gigi tersebut akan mencakau kedalam
kayu dan dapat memindahkan gaya.keuntungan dari alat sambung yang lainnya adalah,bahwa gigi
itu memberikan gesekan yang besar.Lagi pula penyusutan kayu kearah tangensial tidak banyak
pengaruhnya terhadap kekuatan sambungan,berhubung arah gigi kesemua arah.
Mengenai bentuknya terdapat tiga macam,yaitu persegi,bulat dan lonjong.yang berbentuk persegi
ukurannya,10 x 10 cm² dan 13 x 13 cm² dan hanya dibuat dengan gigi dikedua sisinya,dan gigi itu
terdapat pula dikedua kelilingnya,yaitu pada keliling luar dan keliling dalam.Yang berbentuk bulat
berukuran garis tengah 2” ,21/2”,3”,3 3/4“,41/2 “
Untuk macam ini terdapat pula yang bergigi disebelah sisinya.
Yang berbentujk lonjong mempunyai ukuran 7 x 13 cm,ada yang bergigi disebelah sisinya maupun
dikedua sisisnya.Macam ini cocok dipergunakan,jika batang yang dipakai mempunyai tampang
bulat.Besarnya baut yang dipakai mempengaruhi daya dukung kokot tersebut seperti tercantum da
lam daftar 18 dibawah ini.Ukuran cincin tutup penting dan perlu sekali diperhatikan.Lubangnya
diambil paling sedikit harus diambil 4,5 x garis tengah baut sedang tebalnya paling sedikt 0,4 x
garis tengah baut dan maximum 5 mm.Jika kita memakai baut dengan garis tengah ¾” maka
ukuran cincin tutup itu menjadi :
Lebar 4,5 x 20 = 90 mm
Tebal 0,4 x 20 = 8 mm,dipakai 5 mm.
Kokot Bulldog dibuat dari baja Siemens Martin dan umumnya dipernis untuk ,untuk bangunan-
bangunan dimana ada bahaya karat maka dibuat dari kokot yang disepuh dengan seng,seperti ba
ngunan perancah,jembatan,menara dsbnya.
Cara pemakaiannya.
Batang-batang kayu yang telah diberi lubang ditaruh satu diatas yang lainnya dengan sebuah kokot
diantaranya.Bila perlu kokot dapat dipaku pada batang kayunya,karena pada setiap kokot terdapat
beberapa lubang untuk keperluan tersebut.
Cara mendesak kokot kedalam lubang kayu dapat dijalankan dengan memutar mur daripada baut.

74
Untuk konstruksi yang besar pendesakkan itu sebagian sdapat dijalankan dengan meletakkan kayu
diatas plat kokot,kemudian dipukul dengan palu.Jika kayu yang dipakai kayu keras seperti kayu
jati,bangkerai maka harus dipergunakan baut yang lebih besar garis tengahnya,sedang cincin-
cincin tutupnya diambil yang lebih besar pula.Biasanya cincin- cincin tutup ini diambil yang besar
sampai 13 x 13 cm,sedang tebalnya diambil 10,sampai 20 mm.Pemutaran mur dapat dilakukan
dengan mudah dan baik dengan kunci istimewa (Schroefsleutel ).Setelah gigi-gigi kokot cukup
dalam masuknya kedalam kayu,maka baut-baut tersebut dilepas kemudian diganti dengan baut
beserta cincin tutupnya yang lebih kecil sesuai dengan peraturan yang tertera dalam daftar 18.
Permbuatan sambungan dengan kokot Bulldog dapat dikerjakan oleh tukang-tukang biasa,artinya
tidak memerlukan tenaga yang ahli.Pada umumnya pemakaian kokot dengan ukuran lebih besar
lebih hemat dibanding yang berukuran lebih kecil,asal lebar kayu mencukupi.
Kokot Bulldog sangat tepat bila didalam konstruksi dipakai papan-papan kayu,jadi ukuran tebalnya
kecil.Sambungan ada kemungkinan akan memegas,sehingga mur menjadi kurang keras.Oleh
karenanya beberapa weaktu setelah sambungan dibuat,hendasknya dipeiksa apakah mur masih te
tap keras,bila perlu baut-baut lekat dikeraskan lagi.Daftar 18.memuat kekuatan kokot Bulldog
menurut buku yang diterbitkan oleh pabrik yang memproduksi kokot itu dengan diubah sedikit
angka-angkanya.Angka kekuatan didalam daftar berlaku bila arah gaya sejajar dengan arah serat.
Jika arah gaya tegak lurus arah serat maka angka-angka tersebut harus dikurangi dengan 25%.
Apabila arah gaya membentuk sudut α dengan arah serat maka harus diambil :
Pα  P(1  0,25)sin α
Daftar 18.Kekuatan kokot tersebut didasarkan atas kekuatan kayu dengan B.J = 0,5.dan berlaku
untuk sebuah kokot.Untuk kayu yang mempunyai B.J. lain harus diubah sebanding dengan B.J nya
Demikian pula diberi faktor lainnya seperti lamanya pembebanan(γ),dan macamnya konstruksi(ß).

75
Contoh perhitungan.
1.Batang tarik dari kayu damar mendukung Gaya S = 5,5 ton (Beban permanen,konstrusi
terlindung).Ukuran kayu 6/14 (gambar 3.48).
Jawab sebagai plat sambung dipakai kayu 2 x 4/14.Maka kita pilih kokot Bulldog persegi 10 x 10 cm.
dengan baut Ø 5/8”.
Dari daftar 18.terdapat Pijin = 1500 kg.diketahui pula ß = γ = 1 maka n = 5500/ 1500 = 3,75.
Dipakai 4 bh.Dari daftar terdapat a1 = 17 cm, a.2 = 11 cm
Cincin tutup berukuran ;tebal 0,4 x 16 = 6,4 mm dipakai 5mm(tebal max),lebar 4,5 x 16 = 71 cm.
pakai 7,5 cm
Catatan kayu damar B.J nya = 0,5.Jadi sesuai dengan daftar.

S S
14

11 17 11

4 ½.S
S 6
4 ½.S

76
2.Sebuah titik buhul pada sebuah kuda-kuda seperti gbr 3.49.a.
V = + 500 kg
B 2 = + 3800 kg
α = 45°
Batang D = 2 x 4/ cm
B 1 dan B 2 terdiri dari dua bagian dengan tebal 4 cm,batang V terdiri dari 1bagian dengan tebal 4
cm .iminta menyambung dengan kokot Bulldog dan diminta pula menentukan lebar batang-batang
tersebut.

V1 = 500 kg

D1

45°

B1 B 2 = 3800 kg

Penyelesaian.
Dengan diagram Cremona dapat ditentukan gaya-gaya batang :
V = + 500 kg
B 2 = + 3800 kg.
D = - 500 2 = - 710 kg.
B 1 = + 3300 kg.
ß = γ = 1. dan B.J = 0,5 sesuai dengan daftar.

77
Jawab cara a).Batang-batang D diletakkan antara V dan B,maka batang D dibebani V dan (B 2 –
B1).
Sambungan V -- D :
D dibebani gaya 500 kg dengan arah sudut 45°

Pα  P// (1  0,25sinα,  500


500
Maka P//   607kg
0,824
Dipakai kokot Bulldog Ø = 2 ½” dengan baut Ø 3/8” ( = 1 cm),dapat mendukung gaya 0,4 ton.
Karena disini ada 2 bh (1psng) kokot,maka dapat mendukung gaya, 0,8 ton > 0,607 ton aman.
Cincin tutup garis tengahnya =4,5.d = 4,5 .1 = 4,5 cm dan tebalnya 0,4 x d = 4 mm.
Sambungan D– B :
D dibebani gaya 500 kg dengan sudut 45°.Jadi sama dengan sambungan V– D,maka ukuran-
ukuran kokot dan bautnya diambil sama dengan yang diatas.
Ukuran-ukuran kayu
V = 1 x 4/8 Lht syarat-syarat utk kayu.
D = 2 x 4/8
B = 2 x 4/10
Luas batang mendatar (B1, B 2 ) = 80 cm², Fn = 0,8 . 80 = 64 cm²,ini dapat mendukung gaya
64 x 85 = 5440 kg > 3800 kg (aman)

78
Cara b)
Batang B diletakkan diantara V dan dan D.
Hubungan B – D :
B dibebani 710 kg dengan sudut 45°
P  P // (1  025sin45  )  710kg
710
P //   862kg.
0,824

Dipakai 1 pasang kokot Ø = 2 ½” dengan baut bergaris tengah 1/2“ ini dapat mendukung gaya 2 x
0,5 = 1,0 ton > 862 kg (aman ).
Hubungan B – V :
B dibebani 500 kg dengan sudut 90°.

P   P // (1  0,25sin90  )  500kg.
500
P //   665kg.
0,75
Untuk ini dipakai juga kokot Ø 2 ½” dengan bautn Ø ½”,dapat mendukung gaya 1000 kg > 665 kg
(aman).ukuran cincin tutup dan ukuran kayu dapat ditentukan seperti cara a).
Kesimpulan :
Penyelesaian cara a) lebih baik dari cara b) karena lebih hemat.Jadi seharusnya batang diagonal
diletakkan diantara batang vertikal dan batang horizontal.

79
Gambar 3.49b.

Batang B antara V dan D.

D1 V1D1
V D
4 4 4 4 4
Ø21/2“
Kokot.
B 12 B2 B2

Ø 3/8"

80
Sambungan gigi.
Macam-macam gigi.
Pada konstruksi kayu banyak terdapat sambungan gigi,seperti pada kuda-kuda,jembatan rangka
,sebagai pertemuan antara batang tepi dengan batang diagonal.Sambungan gigi berfungsi untuk
meneruskan gaya desak.
Gayadesak akan membentuk sudut α dengan sumbu batang.Pada sambungan antara batang dia
gonal dan batang tepi,harus diusahakan agar bidang-bidang pertemuan dua batang serongnya
terhadap arah serat sama,agar tercapai tekanan desak yang maximum dan ekonomis,disamping itu
usahakan agar gigi itu sekecil mungkin.
Gambar 4.29 menunjukkan sebuah sambungan gigi.Didalam perhitungan kita anggap ,bahwa bidang
BC tidak mendukung gaya geser ,berarti gaya geser dilimpahkan sepenuhnya pada bidang AB.Baut
disini hanya berfungsi sebagai pelekat saja.Baut bisadiganti dengan sengkang.
Bentuk gigi dapat bermacam-macam.
1. Gigi tegak lurus pada batang mendatar . (gambar 4.30.)
2. Gigi tegak lurus pada batang diagonal. ( gambar 4.31)
3. Gigi menurut garis bagi sudut luar ,(ß= 180°- α) (gambar 4.32)

Gigi tegak lurus pada batang mendatar (gbr.4.30)


Gaya S diuraikan menurut arah mendatar dan vertikal,dan terdapat N1= S cos α yang bekerja pa
da gigi tersebut.Karena N1 sejajar arah serat (untuk batang mendatar),maka
σ ds  σ ds// Tetapi pada batang diagonal N1 membentuk sudut α dengan arah serat,maka :

σ dsα  σ ds//  (σ ds//  σ ds )sin α nilai inilah yang harus dipakai.

81
N1
σα  (lebar batang  b)
t v1 .b
N1 S.cosα
t v1  
b.σ α b.σ α

Gigi tegak lurus batang diagonal.(gbr.4.31)


S.sepenuhnya bekerja pada takikan,dan arahnya membuat sudut α dengan batang tepi
horizontal. tv2 = ts2 cosα.
Serupa dengan diatas akan terdapat :

N2 S S.cos.α
ts 2   . tv 2 
b.σ α b.σ b.σ

82
Gigi menurut garis bagi sudut luar.

Disini gaya N3 membentuk sudut 1/2α,baik dengan batang diagonal maupun


batang mendatar.

N3 S.cos 12 α
ts 3  
b.σ1/2α b.σ1/2α
S.cos 2α
tv 3 
b.σ1/2α

83
Jika hasil-hasil tersebut kita bandingkan ternyata :
S.cosα
t v1  t v 2 
b.σ α
cosα cos 21/2α
t v1 : t v3  :  cos.σ1/2 : cos 21 / 2 σ 
σ σ1 / 2

Apabila nilai-nilai tv1 = tv2 dan tv3 kita cari untuk berbagai sudut 0< α < 90°,
ternyata bahwa tv1 > tv3.
Contoh:
Kayu kls II.α = 20°, sin1/2α = 0,174; cos1/2 α = 0,985;sinα = 0,342;cosα = 0,940.

σ1/2α  σ //  (σ //  σ ).sin1/2. α  85  60.0,174  74,56kg/cm 2

cosα 1 / 2  70,09kg/cm 2
σ   85  60.0,342  85  20,52  64,48kg/cm 2

σ .cos 21/2α  64,48.0,970  62,55kg/cm 2


Jadi  tv 1 : tv 3  70,09 : 62,55  tv 1  tv 3

84
Untuk
σ ds//  85kg/cm, 2 σ ds  25kg/cm 2dan, α  60
Akan terda pat  tv1 : tv 3  27,50 : 24,85  tv1 : tv 3
Kesimpulannya bahwa gigi menurut garis bagi sudut luar adalah yang
terbaik,oleh karenanya gigi semacam itulah yang sering dipakai.Dibawah ini
dibuat daftar untuk nilai-nilai : 20°< α < 60°untuk mendapatkan tv3 (daftar
20).
Maka rumus untuk sambungan gigi itu dapat ditulis,

S σ1 / 2
tv 3  .dimana.c 
c.b cos 21/2α
Hal ini dapat juga dilihat dari gambar 4.33.Untuk praktisnya kita buat rumus-
rumus tv3 yang sederhana bentuknya.

85
S
σ ds//  130 kg/cm 2 ...............t v  ..........(kayu, klsI)
112b
σ ds  40 kg/cm 2
S
σ ds//  110 kg/cm 2 ..............t v  ............(kayu, jati)
93b
σ ds  30 kg/cm 2
S
σ ds//  85 kg/cm 2 ................t v  ............(kayu, klsII)
73b
σ ds  25 kg/cm 2
S
σ ds//  60 kg/cm 2 .................t v  ............(kayu, klsIII)
50b
σ ds  15 kg/cm 2
S
σ ds//  45 kg/cm 2 ................t v  ...........(kayu, klsIV)
37b
σ ds  10 kg/cm 2

86
S
Gambar4.29.
1/2ß

1/2ß α
A C
tv B.
H
E D
lv
Gambar 4.30.

tv1 N1
H

lv

S
α

N1 = S cos α

87
Gambar 4.31.

α
tv2

Gambar 4.32.

S ½α
D3
½α α
α N3
tv3 H
1/2α

88
Dalamnya gigi tv tidak dapat kita ambil sekehendak kita,hal ini akan berarti mengurangi Fn dari pa
da batang mendatar.disamping itu perubahan arahnya gaya akibat adanya gigi akan menimbulkan
momen,baik pada batang mendatar maupun batang diagonal.
Untuk itu besarnya tv harus dibatasi,yaitu :
Syarat : untuk α  50° tv  ¼.h
α  60° tv  1/6.h
untuk 50°< α < 60° harga tv harus di interpolasi lurus (PKKI pasal 16).
Akibat adanya gigi,maka pada bidang EB akan timbul tegangan geser sejajar arah serat,untuk itu
lv harus diambil sedemikian rupa,sehingga τ // tidak akan terlampaui.
S.cosα
Jadi lv  ..............  15cm
b.τ //
Tetapi perhitungan itu sering tidak mencukupi,lagi pula pada ujung-ujung batang kayu seringkali ki
ta dapati retak-retak,yang akan mengurangi kekuatan kayu.
Adanya gigi menimbulkan tergesernya garis kerja gaya dari sumbu batang.(Gambar 4.35a.)gigi pa
da kedua ujung batang topang terletak pada satu pihak,terhadap sumbu batang.Pergeseran garis
kerja adalah e, sehingga momen tambahan adalah S.e, yang harus dipikul oleh batang topang itu.
Apabila letak gigi sebelah menyebelah seperti gambar 4.35.b. momen tambahan itu dapat diabai -
kan ,oleh karena pada tampang ditengah-tengah batang yang paling besar bahayanya terhadap
tekuk,besarnya momen adalah nol.

89
a) ( b.)

sumbu batang. sumbu batang

S
garis kerja gaya. garis kerja gaya.

Menurut aturan ada kalanya lv  15 cm tidak terpenuhi karena keadaan setempat.Untuk me


menuhi keadaan tersebut letaknya gigi bisa digeser kebelakang.
½ß S
a) S b) S c)
½ß ½ß ½ß
½ß ½ß α
α α tv
tv tv

lv
lv lv
90
Pada gambar 4.36.a. gigi ditarik kebelakang sehingga ujung gigi terletak pada garis sumbu batang
diagonal.
Dalam gambar 4.36.b.gigi semakin kebelakang dan tengah-tengah gigi berpotongan dengan sum
bu batang diagonal.Dengan demikian panjang kayu muka bertambah panjang,lagi pula garis kerja
gaya S tidak akan tergeser dari sumbu batang,sehingga eksentrisitas dapat dihindarkan.
Gigi dibuat menurut garis bagi sudut luar dan perhitungan besarnya tv tidak berubah sama sekali
Apabila besarnya lv belum juga memenuhi syarat,maka dapatlah gigi itu ditarik lagi kebelakang se
perti gambar 4.36.c.Tetapi pada usaha ini banyak menimbulkan masalah,yaitu timbul eksentrisitas
lagi dan tambahan pula pada takikan itu akan timbul retak.

Contoh.
Diketahui pada pertemuan batang mendatar dan batang diagonal yang mendukung gaya tekan,
4200 kg. sudut α = 35°. Kayu kls kuat II.Konstruksi terlindung beban permanen.Ukuran batang
sama, 16/16.Diminta menyambung dengan sambungan gigi.
Jawab.

S.cos 2 .1/2.α
tv 
b.σ1 / 2
σ1 / 2  σ ds //  (σ ds //  σ ds.. ).sin1/2 α  66,94kg/cm 2
4200.0,910
tv   3,6cm  1/4h  4cm
16.66,94
Dipakai  tv  4cm
S.cosα 4200.0,819
lv    17,91cm  15cm  20cm
b.τ // 16.12

91
Kontrol, tegangan :
tv 4
ts    4,2cm
cos1/2α 0,954
S.cos1/2α 4200.0,954
σ ds    59,6kg/cm 2 66,94kg/cm 2  aman.
ts.b 4,2.16

4200 kg.

1/2ß
1/2ß ts=4,2cm
35°
4cm

20cm

92
Apabila didalam perhitungan terdapat tv yang terlalu besar,maka ada beberapa macam usaha
untuk memenuhi syarat-syarat konstruksi yaitu :
1. Dipakai gigi rangkap.
2. Memperlebar batang-batang kayu (setempat saja)
3. Mempertinggi batang-batang kayu (setempat saja)
4. Menggunakan kokot pada bidang takikan.

1.Gigi rangkap.

Dengan membuat gigi rangkap eksentristas akan diperkecil atau dihilangkan sama sekali.
Kejelekan dari ggi rangkap didalam pelaksanaan oleh tukang-tukang kayu gigi itu sering tidak te
pat menurut ukurannya,sehingga gaya yang dipikul oleh masing-masing gigi tidak sesuai dengan
perhitungan kita.
S = 5500
30°
H2
12/16
15°
H1
S1 S2 α = 30°
S = 5500 kg
tv1 = 3 tv2 = 4
S1 = 2464 kg
lv1= 15
N1 = 2380 kg
lv2 = 33 cm
S2 = 3036 kg
12/16

93 93
Dalam hal ini hendaklah diusahakan agar kedua gigi dibebani gaya yang sama besar (hanya berbe
da sedikit).Dipandang dari sudut keamanan,gaya geser H seluruhnya dianggap didukung oleh gigi
kedua (yang dibelakang) saja.
Untuk itu untuk mendapatkan bidang geser yang cukup luas,dalamnya gigi kedua tv2  .1cm tv1
Untuk memenuhi kedua syarat itu :
S1 ~ S2
tv2 – tv1  1 cm,maka gigi kedua tidak dapat dibuat menurut garis bagi sudut luar,melainkan dibuat
tegak lurus batang diagonal.Pemakaian baut lekat merupakan keharusan untuk merapatkan hubu
ngan.
Contoh :
Batang tepi serong dan batang mendatar mempunyai ukuran yang sama 12/16 terdiri dari kayu kls
II sudut apit α = 30°, S = 5500 kg.Beban permanen kontruksi terlindung.
Diminta menyambung dengan gigi.
Penyelesaian.
Scosα 5500.0,886
tv    5,85.1/4h  4cm.(tdk  aman)
b.σ1/2α 12.69,46
1. Maka dipakai gigi rangkap :
S2 = ½ S = ½ x 5500 = 2750 kg.
S 2 .cosα 2750.0,886
tv 2    3,6cm  4cm  1/4h  4cm
b.σ α 12.55
tv 2 4
ts 2    4,6cm
cosα 0,886
90.
Maka gigi kedua dapat mendukung gaya

S 2  b.ts 2 .σ α  12.4,6.55  3036kg


S1  5500  3036  2464kg
S 2464
tv 1    2,8cm  3cm  tv 2  1cm
73.b 73.12
Atau dengan Rumus :
S1 .cos 2 1/2α
2464.0,933
tv 1    2,76cm  3cm  tv 2  1cm
σ ds1/2α .b 69,46.12
Pemeriksaan tegangan :

N1= S1. cos 15° = 2464.0,97 = 2390 kg


2390.COS15 2390.0,97
σ ds    64,5kg/cm 2 69,46kg/cm 2
b.tv 1 12.3
Perhitungan kayu muka
2464.cos30 
l v1   14,8cm.... ...  15cm
12.12
5500.cos30 
l v2   33cm
12.12
Yang menentukan ukurannya adalah menurut gambar
lv1=15 cm.

95
2.Memperlebar batang kayu.

Baik batang mendatar maupun batang diagonal pada titik buhul diperlebar dengan papan-papan
pelebaran dikedua batang asli.Hubungan antara batang diagonal dengan papan mudah diselesa
ikan karena sambungan itu hubungan desak. Cukup digunakan beberapa baut lekat.
Contoh.
Ukuran batang mendatar dan batang diagonal 14/16.
S = 8500 kg, α = 40° Kayu adalah kayu jati. B.J. = 0,7.

Penyelesaian.
H = S cos α = 8500 . 0,766 = 6500 kg.
N = S cos ½ α = 8500 . 0,95 = 8000 kg.
Jika dipakai ggi tunggal
Scos 2 1/2α 8500.0,884
tv    6,49cm
σ ds1/2α .b 82,64.14
S 8500
tv    6,5cm1/4h  4cm
93.b 93.14
Untuk itu batang-batang harus diperlebar sedemikian sehingga terdapat tv  4 cm.
Perlebaran yang diperlukan:
(6,5  4).14
 8,75cm
4
Maka dipakai plat sambung 2 x 5/16 sehingga lebar batang menjadi 24 cm.

96
Sebagai alat sambung dipakai kokot Bulldog persegi 10 x10 cm dengan baut Ø ½ “ yang dapat
mendukung 1,3 ton (lht daftar ).
7
Dengan B.J. = 0,7, maka P  .1,3  1,8ton
5
Digunakan 4 bh kokot dengan jarak 7” = 17,8 ~ 20 cm,sehingga semuanya dapat mendukung ga
ya = 7200 kg.Dalam perhitungan dianggap gaya mendatar seluruhnya dilimpahkan pada papan-
papan pelebaran.Untuk penghematan gaya geser yang dipikul oleh papan pelebaran hanya
diambil sebesar 1,5 . 10/24 . 8500 cos 35° = 1,5 . 10/24 .6511 = 4069 kg. (Ini sudah cukup aman).
Batang diagonal diperlebar dengan 2 x 8/16 yang masing-masing dimasukkan 3 cm kedalam ba –
tang diagonal.Karena perubahan arah gaya desak yang diperhitungkan untuk papan-papan
pelebaran 1,5 . 6/14 .8500 = 5464 kg.
Pada papan pelebaran 5464
σ  57.kg/cm 2 110kg/cm 2
2.3.16
Untuk sambungan ini digunakan 2 baut lekat Ø ½ “.
H 6511
lv    18,09  20cm
b.τ // 24.15
Untuk amannya karena kurang terampilnya pekerjaan tukang kayu ,maka pembagian desakan
dalam batang asli dan papan sambung tidak dapat diketahui dengan pasti,untuk itu lebih baik jika
baut lekat itu disertai kokot yang dapat mendukung gaya desak sebesar 5464kg.demikian juga
untuk batang diagonal juga memakai kokot yang bisa mendukung gaya 5464 kg.Selain kokot
bulldog bisa juga dipakai ,cincin belah,pasak kayu bulat yang dapat mendukung gaya seperti
diatas.

97
Keuntungan penyelesaian macam diatas adalah kayu muka menjadi pendek.Selain itu bisa juga
memakai alat sambung paku,untuk ini batang asli tidak perlu diberi takikkan,perhitungan lebih
sederhana karena sambungan paku tidak dipengaruhi oleh besarnya sudut antara arah serat dan
arah gaya.dalamnya gigi diambil ¼ h dan sisanya didukung oleh plat-plat pelebaran.

S = 8500kg
10

5
15 3

16 α = 40°
tv = 3,8

lv = 20 16

11 20 11
ؽ"
5
14
5

ؽ"

98
Contoh :
Soal sama dengan yang diatas.
Maka dipakai tv = 4 cm = ¼ h.
Bagian yang didukung oleh gigi adalah :

σ1/2α .b.t v
S1 
cos 2 12 α
82,64.14.4
S1   5240kg
0,94 2
S2 = S – S1 = 8500-5240 = 3260 kg.
Plat-plat pelebaran mendukung gaya 1,5 . 3260 kg = 4890 kg.Untuk itu dipakai kayu 2 x 4/16.
Jika perlemahan paku ditaksir 10% maka :

4890
σ  42,5kg/cm 2 110kg/cm 2 .
0,9.8.16
Untuk hubungan dengan batang diagonal dipakai paku 4”BWG 8.yang dapat mendukung gaya
92 kg.(diambil B.J = 0,6 krn B.J = 0,7 tidak ada dalam daftar 13.)

4890
n  53bt  60bt
92

99
Untuk hubungan dengan batang mendatar diperhitungkan gaya sebesar :
1,5 H2 = 1,5 . 3260 . 0,766 = 3750 kg.
3750
n  41bt  50bt
92
Panjangnya plat-plat pelebaran harus dihitung berdasarkan jarak antara paku-paku.
Panjang kayu muka :
H1 5240.0,766
lv    19cm.  25cm.
b.τ // 14.15

Penyelesaian selanjutnya seperti Gmb 4.39.Apabila gaya yang diteruskan oleh papan-papan
pelebaran itu tidak begitu besar,sehingga jumlah paku tidak begitu banyak,maka cukuplah papan-
papan pelebaran itu diteruskan sampai tepi bawah batang mendatar.
Gambar 4.39.
2 x 30 paku
10/16

2 x 4/16
½ß ½ß
40°
4 cm
16
2 x 4/16

lv = 25cm
2 x 25 paku.

100
Contoh : Ukuran dan gaya seperti gambar 4.40.
Kayu mahoni, B.J. = 0,6.
Dipakai tv = 4 cm = ¼ h.

σ1/2α  69,46kg/cm 2 .(Daftar.2 0).


σ1/2α .b.tv 69,46.12.4
S1  2
  3570kg.
cos 1/2α 0,933

S2 = S – S1 = 1930 kg.
Plat-plat pelebaran mendukung 1,5 . 1930 = 2895 kg.
Dipakai kayu 2 x 4/16 dan paku 4” B.W.G.8,maka dengan B.J. = 0,6

2895
 P  92kg.Diper lukan  n   31,5batang , dipakai.2x 16  32bt.
92
Untuk hubungan dengan batang mendatar diperhitungkan gaya sebesar :
1,5 H2 = 1,5 . 1930 . 0,866 = 2500 kg.
2500
n  27,2bt  30bt.
92

H1 2895.0,866
lv    14cm  25cm.
b.τ // 12.15

101
Gambar 4.40.
2 x 16 paku
12/16

2 x 4/16

30°
4 cm
12/16
16

lv = 25cm
2 x 15 paku.

102
Mempertinggi batang - batang kayu.
Dengan mempertingi batang mendatar sebesar tv yang diperlukan sehingga memenuhi syarat
perhitungan.Persyaratan dan perhitungan menjadi lebih sederhana.Batang mendatar dipertinggi
sebesar tv sehingga tidak diperlukan pembuatan gigi.
Cukuplah papan tambahan itu bentuknya sesuai dengan giginya.Sebagai alat sambung dapat
digunakan,kokot,cincin belah,baut,paku dsbnya.Alat sambung itu harus dapat mendukung gaya
mendatar H,seluruhnya.Kejelekannya adalah kayu muka akan menjadi terlalu besar berhubung
jarak minimum yang dituntut oleh letaknya alat-alat sambung.
Contoh.
Batang tepi serong dan batang mendatar mempunyai ukuran, 10/14,Kayu kls kuat II B.J. = 0,6.
Sudut α = 36° S = 4200 kg.Konstruksi terlindng,beban permanen.(gambar 4.41.)
Penyelesaian.
S 4200
Jika digunakan gigi biasa t v    5,75cm.  6cm Papan pertebalan diambil 6/10
73.b 73.10
H = S.cos α = 4200 . 0,81 = 3400 kg.
Sebagai alat sambung dipakai kokot Bulldog Ø 3.3/4 “ dengan baut Ø = 5/8” yang dapat
mendukung gaya 1 ton.dengan B.J. = 0,6. S.= 4200.
Maka
Gambar 4.41. ½ ß.
6 H =3400kg.
P  .1  1,2ton. ½ ß. 10/14
5
α = 36°
3400
n  3bh 6/10
1200
9 12 12 9 Ø=½“

10/14

103
Gambar 4.42. Dari gambar ternyata kayu muka menjadi sa
ngat panjang ,dalam praktek keadaan setem
S
pat tidak memungkinkan membuat konstruksi
semacam itu.Oleh karenanya penyelesaian
tv = 0,4h semacam itu jarang dikerjakan.(gambar 4.41).
Gambar 4.42. Batang mendatar diperkuat
h dibagian bawah,sehingga dalamnya gigi
dapat dibuat sesuai dengan perhitungan,keje
lekannya,bahwa tegangan pada batang
mendatar sulit untuk diketahui.Dalam hal ini
dalamnya gigi harus dibuat  0,4 h.
Gambar 4.43.
Menggunakan gigi rangkap dan batang men
S datar diperlebar pada bagian
atasnya.Hubungan diperkuat dengan plat
kokot dengan gaya H = S cos α.

104
Menggunakan kokot pada bidang takikan.
Apabila dalamnya gigi yang diperlukan dalamnya gigi tidak begitu banyak berbeda dengan dalamnya gigi
maximum yang diizinkan (1/4 h – 1/6 h).Maka dapat digunakan kokot pada bidang takikan.Dalam hal ini
sebaiknya diambil tv = ¼ h,sehingga gaya yang didukung oleh gigi.
Contoh.
Ukuran seperti tertera pada gambar 4.44.
S = 3800 kg.

σ ds //  110kg/cm 2 .
σ ds...  30kg/cm 2
τ //  15kg/cm 2

Penyelesaian.

3800
tv   4,2cm  3,5cm  1/4h.
93.10
Gigi ini dapat mendukung gaya :

1 1
N1  t v .b.σ.1/2  3,5.10.82,64.  3040kg.
cos.1/2α 0,94

N = S cos ½ α = 3800 . 0,94 = 3580 kg.


Maka kokot mendukung gaya N’ = N – N1 = 3580 – 3040 = 540 kg.
Dipakai kokot Bulldog bulat Ø = 3” dengan baut Ø = 5/8 “,yang dapat mendukung gaya 800 kg.

105
Dengan B.J. = 0,67.

0,67
P .800  1070kg.
0,5
Gaya N’ = membuat sudut 10° dengan arah serat,jadi

 
Pα  P. 1  0,25sin10   616kg810kg

Panjang kayu muka :

H1 N1cosα 2328
lv     15,52cm.  20cm
b.τ 10.15 10.15

S = 3800 kg.

α = 40°
tv =3,5

lv = 20

10/14.

106
Batang-batang tegak lurus sesamanya.
Apabila 2 batang kayu bertemu dengan α = 90°,yang berarti tegak lurus sesamanya,maka yang ha
rus diperhatikan adalah σ.ds Jika, σ ds ini tidak terlampaui,maka tinggallah kita mengusahakan agar gerakan
kesamping daripada batang itu tidak akan terjadi.Untuk ini bisa dipergunakan lubang kecil de ngan pen
(gambar 4.45).Sering juga pada batang terusan diberi takikan 1 a 2 cm dan untuk menam
Bah kokohnya sambungan diberi penyiku yang dihubungkan dengan paku.(gambar 4.46).
Jikalau tegangan lebih besar daripada σ ds ,maka bidang pertemuan harus diperlebar.Pelebaran itu bisa
dilaksanakan dengan menempatkan kayu pada bidang pertemuan.(gambar 4.47).Apabila tidak ada kayu keras
bisa juga digunakan baja siku (gambar 4.48).Penyelesaian ini sudah tentu menjadi mahal.Cara lain adalah
dengan menempatkan klos-klos seperti gambar 4.49,yang menggunakan baut lekat.

(4.45.) (4.46 ) (4.48)

(4.47.)
(4.49.)

1 a 2cm.

107
ELEMEN-ELEMEN KONSTRUKSI.
a) Batang tarik.
Untuk ini diperlukan ketentuan besarnya tegangan izin  tr
Untuk batang yang mendukung gaya tarik perlu diperhatikan perlemahan-perlemahan akibat alat-alat sam
bung.Seperti baut,paku,pasak dan sebagainya.Setiap alat-alat sambung memerlukan lubang pada kayunya
sehingga mengurangi luas tampang dari pada batang.Perlemahan akibat alat sambung berbeda besarnya,
tergantung dari macamnya alat sambung,banyaknya barisan dan ukuran batang kayu.Dengan adanya lubang-
lubang yang ditempati alat sambung itu tegangan pada kayu tidak merata lagi,melainkan timbullah pemusat
an tegangan,yaitu disekitar lubang tersebut tegangannya jauh lebih tinggi daripada tegangan ditepi batang.
 max σ rt

P. P.

Pengukuran tegangan pada konstruksi baja ternyata σ max  2,5a 3xσ rt yaitu
, tegangan rata-rata yang timbul
pada tampang,jika tidak ada lubang sama sekali.Jadi perlemahan akibat lubang tersebut lebih besar daripada
perlemahan akibat berkurangnya luas tampang batang itu.
Perlemahan pada tampang akibat alat sambung yang digunakan.
1. 10 – 15% untuk sambungan dengan paku.
2. 20 – 25% untuk sambungan dengan baut dan gigi.
3. 20% untuk sambungan dengan kokot atau cincin belah.
4. 30% untuk sambungan dengan pasak kayu.
5. 0% untuk sambungan dengan perekat.
Ternyata sambungan dengan perekat yang paling baik,karena tidak ada perlemahan sama sekali.

108
Pada konstruksi rangka,batang tarik dibuat tunggal atau rangkap tidak ada pengaruhnya karena yang penting
disini adalah luas tampang daripada batang tersebut.Untuk batang ganda yang panjang,maka ditengah –teng
ah perlu diberi klos perangkai,gunanya agar batang bekerja dengan baik,terutama jika ada momen tambahan
yang mungkin timbul.
Contoh.
Sebuah batang tarik mempunyai lebar b = 8 cm.mendukung gaya sebesar 6 ton. Sambungan dilaksanakan
dengan pasak kayu bulat.Kayu mempunyai  tr  100kg/cm 2 .
Tentukan tinggi batang.(Kls kuat II,ß = γ = 1.)
Jawab.
P 6000
Fn    60cm 2 , perlemahan  30%
σ tr 100
Fbr  1,30x60  78cm 2
Maka diambil h = 10 cm  Fbr = 80 cm²
b). Batang desak.
b.1.Batang tunggal :
Disini perhitungan agak banyak,berhubung adanya bahaya tekuk.Hampir tidak pernah terjadi,bahwa batang
yang mendukung gaya desak tanpa menimbulkan kemungkinan tertekuk.Ini berarti batang kayu mempu -
nyai nilai banding langsing 10.Untuk itu rumus-rumus Euler atau Tetmayer akan banyak digunakan di
dalam menentukan ukuran batang.
Rumus Euler berlaku bila σ ds  σ E . (lht buku, Ilmu Tegangan).
Dimana σ E = batas proporsional.
Bila σ ds  σ E . rumus Euler tidak berlaku maka yang dipakai adalah rumus Tetmayer yang didasar
kan atas hasil-hasil percobaan.

109
Berbeda dengan batang-batang yang dibebani tarikan batang-batang yang dibebani desakan,kita boleh tidak
memperhitungkan pengurangan luas akibat sambungan.Jadi sesuai dengan Fbr tanpa dikurangi lubang akibat
adanya sambungan.Didalam menentukan ukuran-ukuran batang kayu berdasarkan gaya desak yang timbul pada
batang itu,sebelum kita tahu besarnya tegangan tekuk izin tk ,karena  tk adalah fungsi daripada nilai ban -
ding langsing  , sedang
1 / 2.l tergantung
2 daripada lebar b yang baru akan ditentukan.
l tk I
λ ,.......l tk  panjang, tekuk & i min  min  jari  jari, lembam.
im Fbr
Besarnya ℓtk tergantung dari ℓ dan sifat ujung-ujung batang (gambar 4.02).
Apabila ujung-ujung batang itu bersendi (gbr a, ℓtk = 1ℓ).
Jika sebuah ujungnya bebas dan ujung yang ain terjepit (gbr b ) maka ℓtk = 2ℓ
Jika sebuah ujungnya terjepit dan ujung yang lain bersendi (gbr c ) maka ℓtk = 1 / 2.l 2
Jika kedua ujungnya terjepit (gbr .d) maka ℓtk =1/2 ℓ
Pada perhitungan konstruksi rangka,dipakai anggapan,bahwa ℓtk = 1ℓ ,karena dianggap batang-batang tersebut
ujung-ujungnya bersendi.

P P P P
 

a) b) c) d)

P P
110
Karenakita belum tahu besarnya  ,maka kita belum tahu rumus apa yang dipakai,Euler atau
Tetmayer.Secara praktis jika   100 akan dipakai rumus Euler, bila   100 dipakai rumus Tetmayer.
Maka umumnya didalam merencanakan batang desak dianggap terlebih dahulu batang itu mengikuti rumus
Euler,kemudian apabila perlu ukuran-ukuran yang ditentukan menurut rumus Euler dapat dirubah.
Menurut Euler :
π 2 EI min
Ptk  2
.
n.l tk
n.Ptk .l 2 tk
I min 
π 2 .E
n = faktor aman.
P tk = gaya tekuk.
Jika 
2
= 10 dan untuk kayu kls II dengan E = 100000 kg/cm²,maka akan terdapat
min  10.n.P tk l tk
Untuk n = 5 I 2
(untuk kayu kls II )
I min  50.Ptk .l 2 tk .
(untuk kayu kls I,E = 125.000 kg/cm²).
I min  40.Ptk .l 2 tk .
I min  60.Ptk .l 2 tk . (untuk kayu kls III )
4
Disini P dalam ton,ℓ dalam meter dan Imin dalam cm .

111
Untuk balok persegi panjang :
1 3
I min  b .h
12
Untuk balok bundar : π.d 4
I min 
64
Untuk menghindari bahaya tekuk pada batang desak,gaya yang didukung oleh batang itu harus digandakan
dengan faktor tekuk,  yaitu sebuah faktor yang besarnya tergantung daripada  .
Maka :
P.ω
σ  σ ds//
Fbr

Besarnya  sabagai fungsi daripada  dapat diambil dari daftar yang dikutif dari P.K.K.I. 1961 (daftar.3).
Untuk tiap-tiap  besarnya σ ds untuk masing-masing kls kuat diberikan pula didalam daftar terse but.Maka
kita dapat menggunakan rumus :
P.ω
σ  σ ds//
Fbr
Contoh : 1.
Batang desak dengan tampang persegi,panjangnya 3m,mendukung gaya 10 ton.Ujung-ujungnya bersendi.
Berapakah lebarnya balok( b ) jika σ ds = 85 kg/cm² (kayu kls kuat II, ß = γ = 1 ).
Jawab :

112
1 4
I min  .b  50.P. 2
12
1 4
b  50.10.3 2
12
b 4  12.50.10.9
 54000
b  15,2  16cm.
i min  0,289.b  4,6cm
 300
λ   64
i 4,6

Dari daftar 19 terdapat ω  1,74


P.ω 10000.1,74
σ   68kg/cm 2 85kg/cm 2
F 256

113
Contoh : 2.
Sebuah batang desak dengan tampang persegi panjang,dengan lebar 20 cm.Mendukung gaya de sak 13,5
ton.Jika panjang batang adalah 400 cm,kayu kls III diminta menentukan tinggi batang.

Jawab:
I min  60.P.l 2  60.13,5.4 2  12960cm 4
1 3
.b .h  12960.
12
8000
.h  12960
12
12960.12
h  19,44  20cm
8000
Kita, selidiki  i min  0,289.b  5,78cm.
400
λ  69,2  69
5,78
Menurut, daftar19  ω  1,85
P.ω 13500.1,85
σ   62,44kg/cm 2  60kg/cm 2
F 20.20
Maka, h, perluditam bah  h  25cm.

 49,95kg/cm 2  60kg/cm 2 OK 


13500.1,85
σ
500

114
Batang ganda.
Pada konstruksi rangka banyak kita jumpai,bahwa batang-batang yang dibebani desakan tidak dibuat tung
gal teapi ganda.Ini banyak terdapat pada konstruksi rangka yang menggunakan cincin belah,kokot atau pa
sak kayu sebagai alat sambung.
Batang desak kekuatannya dipengaruhi oleh faktor kaku Ix Dengan memperbesar momen lembab I batang
desak itu semakin kokoh.Jalan untuk memperbesar I adalah dengan menjauhkan bagian-bagian batang dari
titik pusat tampang batang.Usaha ini dapat dicapai dengan membagi batang-batang desak itu menjadi bebera
pa bagian yang diletakkan masing-masing dengan jarak antara,atau yang lazim kita sebut batang ganda.
Macam-macam batang ganda yang sering kita jumpai seperti gambar 4.03.a dan b.

Y Y
( a.) (b.)
X h O X h X O X

b a b b a b a b
Y Y
(c.) (d.) h
X a2 O X
h. X O X
h

b a b
b a b a b a b

115
Pada konstruksi rangka tidak pernah kita jumpai batang ganda seperti gambar d.Macam batang ganda ini
hanya digunakan sebagai kolom saja.Disini dibedakan dua macam sumbu,yaitu sumbu bahan (sb x untuk
gambar a,b,dan c),dan sumbu bebas bahan (sb Y untuk gbr a,b dan c).
Didalam menentukan dukungan terhadap bahaya tekuk dalam arah // sumbu bahan, maka batang-batang
itu dapat dianggap sebagai satu kesatuan,dengan syarat bahwa bagian-bagian su
sunan cukup saling terkait dengan pertolongan klos-klos tekukan atau lazim disebut perangkai Dari
percobaan-percobaan yang telah dilakukan diberbagai negara dapat disimpulkan,bahwa sebuah batang
ganda terdiri dari 2 bagian yang di
tempatkan sedemikian,sehingga Ix = Iy (lht gbr.4.03.a),maka tekuknya batang tersebut akan ter
jadi lebih dahulu dalam arah tegak lurus sumbu bebas bahan berhubung dengan itu didalam me-nentukan
besarnya momen lebam terhadap sumbu bebas bahan haruslah diberi faktor reduk
si.Setiap batang desak haruslah diselidiki momen lembamnya terhadap kedua sumbu.Dari ba-
tang ganda yang terdiri dari dua bagian seperti gbr 4.03 a. Didapat Ix = 2.1/12 .bh³ karena
F = 2.b.h, maka didapat : 1 3
2. b.h
12 1 2
ix   .h  0,289h
2.b.h 12
Ini berarti,bahwa jari-jari lembam ix untuk batang tunggal maupun ganda sama saja,walaupun batang
ganda terdiri dari tiga batang atau lebih.Faktor reduksi harus diberikan didalam menghi
tung Iy.Faktor reduksi ini berbeda-beda besarnya untuk tiap-tiap negeri.Dinegara Eropah diam
bil dari percobaan-percobaan yang dilakukan di Jerman.
Jika momen lembam yang diperhitungkan disebut Ir,menurut peraturan besarnya ditentukan sebagai
berikut. Ir
Ir = 1/4 (It + 3 Ig)  i y 
F
Dimana It = momen lembam menurut hitungan teori.
Ig= momen lembam dari bagian - bagian yang dianggap digeser dalam arah sumbu bahan,seh-
ingga berlekatan dan membentuk suatu kesatuan.

116
Rumus diatas berdasarkan hasil percobaan,percobaan itu menunjukkan bahwa jika a,yaitu jarak an
tara bagian-bagian,kecil saja,maka rumus itu telah mencukupi.Sebaliknya jika a > 2bnrumus itu kurang dapat
dipercaya.Untuk itu didalam menghitung besarnya It,besarnya jarak antar bagian-bagian dibatasi a  2b.
Contoh :
Batang ganda terdiri dari 3 bagian seperti pada gambar 4.03.b. a = b = 4 cm.Berapa ix dan iy ?

Jawab :
Ix
ix   0,289.h  3,47cm
F
1
It  3. .b 3 .h  2.b.h.(a  b) 2  192  6144  6336cm 4
12
1 3 1
Ig  b h  .123.12  1728cm 4 (b  3b  12cm).
12 12
1
Ir  (6336  3.1728)  2880cm 4 .
4
2880 2880
iy    20  4,47cm.
3.b.h 3.4.12
Untuk batang g anda ini diambil ix,karena ix < iy

117
Contoh : 2
Sebuah batang ganda terdiri dari 2 bagian seperti gbr 4.03.a.
h = 14 cm b = 4 cm dan a = 12 cm.
Hitunglah ix dan iy.
Jawab :
i x  0,289.h  0,289.14  4,05cm.
1 3 (a  b) 2
I t  2. .b .h  2.b.h  a  2b, maka, diambil,  a  2b.
12 2
 149,333  4032  4181,333
1 1
I g  b 3 .h  8 3.14  597,333cm 4  (b  2.b  8cm).
12 12
1
I r  (4181,333  3.597,333)  1493,333
4
1493,333
iy   13,333  3,65cm.
2.4.14
Untuk batang ganda ini yang dipakai ialah iy karena iy < ix
Jika pada contoh diatas diambil a = b,maka iy = 0,72 b.
Untuk batang-batang yang panjang pemakaian klos-klos perangkai merupakan suatu keharusan.
Sebuah batang desak pada saat akan tertekuk akan melengkung (gbr 4.04 ).

118
Gambar 4.04.

Setiap tampang pada batang tersebut akan menderita gaya Pk


Pk yang berarah vertikal (batang dianggap vertikal).Di titik S.
Pk gaya ini dapat diuraikan menjadi gaya N dan D yang arahnya
N B masing-masing sejajar dan tegak lurus batang klos perangkai
D yang dihubungkan dengan baut,berkewajiban mendukung ga
S ya lintang D.Dari gbr dapat dilihat,bahwa ditengah-tengah ben
½l
tang gaya lintang D adalah 0(nol) dan D ini mencapai max
T didekat titik sendi.Berhubung dengan itu seyogyanya klos pe
rangkai jangan diletakkan ditengah-tengah bentang,karena di
½l titik itu gaya lintang adalah nol,sehingga perangkai tidak be
kerja dengan baik.Maka jumlah perangkai harus genap dan di
tempatkan pada jarak antara yang sama. Dan ujung-ujung ba
tang harus diberi klos pula,karena dititik itu gaya lintang men
Pk. capai max.
Tiap-tiap perangkai harus dihubungkan dengan 2 bh baut un
tuk tinggi batang h  18 cm,sedang apabila,h > 18 cm harus
dipakai 4 bh, baut.Penempatan baut harus menurut aturan se
perti pada gbr 4.05.

119
Gambar 4.05.

1/3 l

5d

1/3 l >10cm
> 7d
5d

h<18cm h>18cm

1/3 l

(a) (b) (c) (d)

P.

120
Untuk batang desak pada konstruksi rangka untuk kuda-kuda biasanya baut dengan Ø ½ “ adalah sudah
mencukupi.Jika dilihat gaya yang didukungnya,pemakaian 2 baut adalah berlebihan dan cukup sebuah
saja.tetapi dipakai 2 baut untuk mencegah terpuntirnya klos.
Untuk konstruksi yang kecil dengan tegangan yang tidak begitu besar,pemakaian sebuah perangkai ditengah
-tengah batang sudah mencukupi,terutama jika dilihat dari pengematan.Jika hendak memeriksa tegangan
yang timbul pada masing-masing bagian,sebagai panjang tekuk diambil :
ly = ½ l dan iy = 0,289 b.
Baut-baut pada perangkai mendukung gaya tarik.Untuk menghemat baut ,baut dapat diganti dengan paku.
Pada keadaan demikian bentuk perangkai harus dirubah sedemikan rupa,sehingga paku dibebani leturan
(gbr 4.06)Antara kedua bagian diberi klos pengisi.Jarak antara paku diambil secukupnya saja.(gbr 4.06.)
Contoh 1:
Sebuah batang pada kaki kuda-kuda panjangnya 210cm. Tampangnya terlukis pada (gbr 4.07.).
Gayanya S = 4500 kg,kayu yang dipakai mahoni.Diminta menentukan h,jika beban permanen.
Jawab :
Mahoni termasuk kayu kls kuat II, ß = γ = 1.
Pada konstruksi rangka lk = l = 210 cm.
Setelah dicoba kita ambil h = 14 cm.
ix = 0,289 h, = 4,05 cm.

121
1 a b 
2

I yth  2. h.b  b.h


3
 
12  2  
1 
I y.th  2. .14.4 3  4.14.4 2   1941,34cm 4
 12 
1
I g  .8 3.14  597cm 4
12
1
I r  (1941,34  3.597)  933cm 4
4
Ir 933
iy    2,9cm
2.F 2.4.14
210
i y i x  Maka.....dipakai  i y  λ   72,41.
2,9
Dari, daftar  ω  1,92
P.ω 4500.1,92
σ   7785kg/cm 2
Fbr 112

122
Contoh 2:
Sebuah batang terjepit pada ujung bawah sedang ujung lainnya bebas seperti gbr dibawah.
Terdiri dari kayu jati, P = 8,5 ton,konstruksi terlindung,beban permanen.
Diminta menentukan h dan menggambar penempatan perangkai-perangkainya.
Jawab :

P=8,5t
l tk=2l =300 cm.
B Setelah beberapa kali dicoba
h = 18 cm
a h ix = 0,289.18 =5,2 cm
l = 1,5m
. I  2. 1 .18.5 3  5.18.15 2   40875cm 4
y.th  
5 5 5  12 
1
I g  .18.10 3  1500cm 4
A.
12
I r  40875  3.1500  11345cm 4
1
4
11345
iy   7,93
180
300
Maka, dipakai  i x , λ   58  ω  1,63.
5,2
P.ω 8400.1,63
σ   76,07kg/cm 2 110kg/cm 2
Fbr 2.5.18

123
Pemasangan klos:
• Pada ujung-ujung batang harus ada klos.
• Minimum bentang dibagi 3 (jarak max klos li = l/3 .) Jadi jumlah klos adalah genap.
Tugas klos adalah mencegah bergesernya balok satu dengan yang lainnya.

Bergeser v - Makin kecil v menunjukkan makin erat kerja sama batang satu dengan batang
yang laninnya.
- Adanya klos untuk mencegah pergeseran v sehingga batang secara
keseluruhan bekerja sama.

Bila batang menekuk akan timbul gaya lintang = D


Tegangan geser = ‫ﺡ‬
Gaya geser = L.
Secara tidak langsung klos menahan gaya geser (L) agar batang tidak bekerja sendiri-sendiri.

124
Garis elastis tekuk = garis sinus

π.
y  f.sin
l
dy π π.x
 f. .cos .
dx l l
d2y π2 π.x
2
 f. 2 .sin
dx l l
d3y π3 πx
3
 f. 3 cos
dx l l
π3 πx
D  EI.f. 3 .cos
Konstanta.

l l

125
Untuk X = l. Cos π = - 1
X= 0 cos 0 = + 1
X=½l cos π/2 = 0 D = 0 (ditengah-tengah).
Jadi ditengah-tengah tidak usah dipasang klos D = 0, ‫ = ﺡ‬0, L = 0.
• Klos bisa dipasang disemua tempat kecuali ditengah-tengah.
• gaya lintang diambil D = 2 % x gaya yang ada.

D.S
τ kg/cm 2  t.
b.I
D.S
τ.b  kg/cm 2  Gaya, persatuan, panjang.
I
Besarnya, gaya, geser.
l l l
D.S D.S
L   t.dx.   .dx   dx.
0 0
I I 0

D.S
L .c  c  jarak, klos  l i
I
Ukuran, klos, dibuat, sama.
Masing  masing, klos, memikul, gaya, yang, sama  L i

126
D.S
L1  .l1
I
D.S
L2  .l 2
I
D.S
L3  .l 3 .
I
l
ln   n  3,5,7,9, dst.
n
l i  c.  jrk, klos.
D  2%.Pmax .
IdanS.dihi tung, thd, sb.x L
h batang.
L L
  L h klos.
F hklos .hbt
Hubungan antara klos/plat kopel dengan tiang dianggap rigid.

m f= faktor kondisi.
   y 2  f . .i 2 f= 1 ………rigid
2 f= 3………. Paku,baut.
m= banyaknya batang

127
li
λi   li  imin (kelangsingan batang tunggal)
ii
li  jarak klos.

l panjang batang.

BATANG GANDA TERDIRI DARI 2 BATANG.


Y

X O h X

Y
b a b

X – X = sumbu bahan.
Y – Y = sumbu bebasbahan.

128
 1 3 a b
2

  3. .2b  .h 
1
1/4 2. b .h  2.b.h
3

ly  12  2  12 
y  .  i y 
iy 2.b.h

1 
a  b  i y  1/4  .b 2  1/4a  b   3. .4.b 2 
2 1
12 12 

.b  2b   .b 2 
1 2 1 12 1 2 12 2 12 2
iy  .b  .b  .b
2

48 16 48 48 48 48
25 2
iy  .b  0,722.b
48
a b a b
S y  F.   b.h. 
 2   2 
Kemungkinan tekuk :
a) Kemungkinan menekuk terhadap sumbu bahan (sb.X – X)

1
λx 
lx

lx
 ix 
I x

2.
12
.b.h 3
 0,289.h
i x 0,289.h F 2.b.h

129
Jadi ix = 0,289.h (tidak tergantung dengan banyaknya batang.)
b).Menekuk terhadap sumbu bebas bahan (sb. Y – Y ).

m 2
λ ω  λ y  f.
2
.λ i .
2
ly ly
λy  
iy  1 a b 
  3. .2b  .h 
1
1/4 2. .b 3 .h  2.b.h.
3

 12  2  12 
2.b.h
Dari hasil-hasil yang didapat pilih :
ix = pilih yang terkecil.
iy =

x  pilih harga terbesar,  ωfaktor, tekuk 


y 
ω.P
σ tk   σ tk  P  Pmax
F

130
Contoh Soal :
Pmax
a. = ?
b. = 6 cm
h. = 16cm

Kayu kls kuat II mutu A.


h
Diminta mencari ukuran klos,bila dipakai :
450cm
a) Alat sambung baut
b) Bila dipakai paku.
b a b

Pmax

Jawab :
Menekuk terhadap sb bahan.

i x  0,289.h  0,289.16  4,62


lx 450
x    97,4  98
i x 4,62
Menekuk terhadap sumbu bebas bahan.
Coba,

131
450
li   150
3
ii  imin  0,289.b  0,289.6  1,7
li 150
i    88 60  desig , dirubah
imin 1,7
450
li   90
5
90
i   53 60(O.K )
1,7
ly 450 450
λy   
iy   1 3 a b
2
1 3    ab
2
3 

1/4 2. .b .h.  b.h    3. .b .h  1 / 42.1 / 12.b .h  b.h
3
  3.1 / 12.b  .h 

 12  2  12      2  
2.b.h 2.b.h
450 450
y    51,60  52
   10  6 
2
 1 / 42.288  6144   6912 
1 / 42.1 / 12.6 3.16  6.16   3.1 / 12.12 .16
3
192
   2  
2.6.16
m 2
λ ω  λ y  f. λ min .  52 2  3. .53 2  105
2 2

2 2
λ x  λ ω  105  ω  3,35(tabel)
ω.P 85.2(6x16)
σ tk   σ tk//  85kg/cm 2  P   Pmax  4872kg
F 3,35

132
Menghitung demensi klos :
Gaya yang dipikul oleh satu klos.
D.S y
L .l i
Iy

D = 2%.Pmax = 2%.4872 = 98kg


Sy= F.d. = 6.16.1/2 (10+6) =768.

1  1 3 a b 1 3  1  1 3 10  6  
2 2
 1
I y  I r  .2. .b .h  2.b.h   3. b  .h   2. .6 .16  2.6.16   3. .12 .16
3

4  12  2  12  4  12  2  12 

 576  12288  6912  4944


1
4
D.S y 98.768
L .l i  .90  1370 kg/klos.
Iy 4944
a< 2b  10 cm < 12 cm (klos tidak diperhitungkan terhadap momen.
L L 1370
τ .  τ // .  F    114cm 2 .
F τ // 12
114
h klos .h blk  133.  h klos   7  10cm
16

133
Tinggi klos(h) juga dipengaruhi oleh panjang yang dibutuhkan oleh pemasangan alat sambung yang
digunakan.
a) Alat sambung yang dipakai baut.
Sambungan tampang dua.
b  4,3
d = 6/4,3 =1,39 
5/8” =1,59 cm.

S = 100.d.b3 (1-0,6 sinα )


= 100.1,59.10 = 1590
S = 200.1,59.b1 (1-0,6 sinα )
= 1908
S = 430.1,59² = 1087

n= 1370/1087 = 1,26 
2bh. 90


Pemasangan,karena h balok =16 < 18 cm maka cukup dipasang 2bh baut saja.
5d = 1,59 . 5 = 7,95 8 cm 90

90
8cm Jadi demensi klos = 10 cm x 24 cm.
90
8cm
8cm
90
16

134
b).jika dipakai alat sambung paku.
Menentukan diameter paku (dn):
• Dipaku langsung dn  1/7 tk
• Dibor dulu dn  1/6 tk lubang bor = 0,8 dn.
Misal dn 1/6 tk = 1/6 . 6 = 1 cm dn  10 mm.
coba pakai paku 52/114 (4 ½”BWG 6 )
dn= 5,2mm. ln= 114 mm
Syarat untuk paku berpenampang tunggal :

60 +8.5,2 = 101,6 < 114 mm (boros).


l n  t k  8d n
Coba 42/102 (4”BWG 8)
l n  60  8.4,2  93,6102.  (mendekati )
Daya dukung paku berpenampang tunggal
2
500.d n 500.0,42 2
N   62,11  62 5d n  r0  20d n .
1 dn 1  0,42
10d n  d //  40d n .
1370
n  22,1  24 : 2  12bh. 5d n  d   20d n
62
Arah tegak lurus batang. 5 x 5 = 25cm
6.dn= 6.0,42=2,52 cm  2x 5 + 2. 3 =16 cm.

Arah //bt 12dn= 12 . 0,42= 5,04 5 cm 5x5 = 25 cm.


Jadi demensi klos = 10/25 cm.
2x5+2x3
= 16cm
135
Balok susun dengan pasak kayu dan kokot.
Balok-balok kayu dalam perdagangan umumnya lebar dan tingginya 32 cm.Didalam konstruksi berat,seper
ti jembatan tunjang,balok lantai rumah bertingkat dan sebagainya acap kali diperlukan ukuran balok yang le-
bih besar.Untuk keperluan tersebut beberapa balok disusun sedmikian rupa sehingga cukup buat mendukung
beban diatasnya.Oleh karena balok yang mendukung momen,mo men dukungnya akan sebanding dengan le-
barnya b dan berbanding lurus dengan h² ,maka mudah dimengerti bahwa balok-balok itu disusun didalam a-
rah tingginya.Untuk menyusun balok-balok itu di pergunakan beberapa cara,yaitu dengan jalan memberikan
bentu gigi pada pada bidang balok yang saling berhubungan,atau ditempatkan pasak kayu atau kokot diantara
kedua balok tersebut.
Bentuk gigi,pasak atau kokot tersebut,dimaksudkan untuk mendukung tegangan geser yang timbul didalam
balok susun itu.Adanya gaya geser dapat dilihat pada gambar 4.51.
Balok-balok saling menggeser tanpa ada yang menghalangi.
Gambar 4.51.

P 

h
A B
l  max 
(a) P

A (b) B

136
Gambar 4.52. P


h
h
A l B
 max 

h
P
h

B
A

Apabila pergeseran balok dirintangi dengan meletakkan pasak-pasak diantara kedua balok keadaan akan men
jadi lain.Balok itu akan menjadi satu kesatuan dan pergeseran balok-balok itu tidak mungkin lagi terjadi.
Momen akibat gaya luar menyebabkan pembagian tegangan didalam balok kesatuan itu seperti pada gambar
4.52.Momen lembam I besarnya ditentukan terhadap sumbu lengkungan,yang terletak ditengah-tengah poto
ngan balok.

b2h   8. .b.h 3
1 1
I
3

12 12

137
Ternyata I jauh lebih besar daripada balok kesatuan itu menjadi lebih kaku dan ku at mendukung momen
luar.Gambar 4.53 I1 + I2,sehingga menunjukkan pembagian tegangan geser ‫ ﺡ‬yang bekerja pada masing-
masing tampang balok.

 max  max
Yang sebelah kiri apabila kedua balok diletakkan begitu saja yang satu diatas yang lain,sedang yang kanan
apabila balok-balok itu disatukan dengan pasak-pasak,lim atau alat-alat lainnya.Menurut ilmu
D.S
tegangan,tegangan geser τ  . dan maximum terdapat pada garis netral.
b.I
3 D
τ max  .
2 b.h
Disini S adalah momen statik bagian balok diatas atau dibawah garis netral.Tegangan-tegangan ge ser
tersebut diatas menyebabkan gaya geser yang harus didukung oleh pasak.Umumnya pasak-pasak dari kayu
ditempatkan dengan arah serat daripada balok itu sendiri,agar pasak dapat bekerja lebih baik,karena penyu
sutannya dalam arah memanjang hanya kecil saja.
Pada keadaan ini pasak dibebani gaya desak sejajar arah serat dan gaya geser sejajar arah serat.
Umumnya gaya yang terakhir ini lebih berbahaya daripada yang pertama.Untuk pasak biasanya dipakai kayu
yang lebih keras daripada balok itu sendiri,misalnya kayu rasak,sawo,kesambi dll.
Didalam penggunaan pasak biasanya disertai baut –baut yang dipasang diantara pasak-pasak.

138
Baut hanya sebagai pelekat saja tidak jntuk mendukung beban.Cara menghitung dan penempatan pasak-
pasak itu dengan pertolongan Mekanika Teknik.
Contoh :
Diatas sebuah bentangan 5.00 m akan ditempatkan balok kayu dengan lebar 20 cm.Beban diatasnya beru
pa beban terbagi rata sebesar q=1,6 t/m‘termasuk berat sendiri.Oleh karena ukuran balok terlalu besar
untuk dibuat dari satu balok saja,maka dipakai 2 balok susun dengan tinggi 50 cm.
Untuk menyusun balok-balok tersebut dipakai pasak kayu keras(kls I),t = 2,5 cm,b = 20 cm, dan a = 12,5
cm
Ditanyakan : Berapa banyak pasak diperlukan dan bagaimana cara pemasangannya,Jika balok-balok terse
but terdiri dari kayu kls kuat II.Konstruksi terlindung beban permanen.
Jawab :
Untuk balok.
a 12,5

t 2,5
a  12,5.cm15.cm(O.K)
M max  1/8.q.l 2  1/8.1,6.5 2  5tm  500000kgcm

Garis momen berupa parabola (Gambar d).Bidang gaya lintang berupa segi tiga mencapai maxi
mum diatas perletakkan,dan nilai nol ditengah-tengah balok (gmb c.).
Kita tinjau setengah bentangan.
3.D 3 1/2.q.l 3 16.500
τ max  . .  .  6kg/cm 2
2.b.h 2 b.h. 4 20.50

139
25

Gambar 4.54. 25 (a)

20
 max b. (b)

½.l

I II III IV bidang D

1 2 3 4 (c)

1 2 3 4 = bidang M
=
= (d)
=

½l (e)
140
Gaya geser mendatar yang harus didukung oleh pasak-pasak untuk setengah bentangan merupa
kan isi piramida pada gbr .b.
Maka
1 1 1
L  . .l. τ max  .500.6.20  15000kg.
2 2 4
Setiap pasak dapat mendukung gaya = a.b.τ //  12,5.20.20  5000kg.
Takikan pada balok dapat mendukung gaya =
t.b.σ ds//  2,5.20.85  4250kg. ini yang dipakai karena lebih kecil.
15000
n  3,5  4
4250
Cara penempatan pasak-pasak itu ada 2 cara yaitu dengan pertolongan bidang gaya lintang atau bidang mo
men.Pada dasarnya letaknya pasak-pasak itu sedemikian rupa sehingga masing-masing pasak itu mendukung
gaya yang sama besarnya.
• Cara pertama bidang gaya lintang harus dibagi dalm 4 bagian yang sama.dengan menggunakan sifat-sifat
ilmu ukur datar dilukislah lingkaran dengan garis tengah =1/2 l .
Garis tengah lingkaran dibagi menjadi 4 bagian (menurut jlh pasak yang dibutuhkan).lht (gbr.c).
Jika menggunakan garis momen kita memperhatikan sifat blk lentur dengan hubungannya
M II  M I
L .disini, M II  M I
2/3.h merupakan perbedaan besarnya momen yang bekerja pada tampang II
dan I.Oleh karena L dan h tetap,dengan anggapan masing-masing pasak memindahkan gaya yang sama
besar,maka letaknya pasak harus sedemikian sehingga perbedaan momen yang bekerja pada tempat-tempat
pasak yang berturutan itu sama besar.Maka momen max ditengah-tengah bentangan dibagi dalam 4 bagian
yang sama besar.Jika melalui titik-titik tersebut ditarik garis-garis yang sejajar dengan garis O
(mendatar),maka titik potongnya dengan garis momen yang berupa parabol itu menunjukkan letaknya pasak-

141
pasak tersebut (gbr .d).
Setelah itu diselidiki jarak antara pasak-pasak.Tegangan geser pada balok akibat bekerjanya pasak harus
dapat didukung oleh balok.Maka jarak antara pasak
4250
a1  a  a   a 1  7cm.
2,5.20.12.
Menurut gbr 4.54.e.jarak a1 > 7cm,jadi telah memenuhi syarat.
Contoh 2.
Sebuah balok susun terdiri dari 2 bagian dengan ukuran b = 20 cm dan h = 25 cm,panjang bentangan 500
cm,mendukung beban terpusat. P = 3 ton,yang letaknya ditengah-tengah gelegar (gbr.4.55).Jika digunakan
kokot bulldog.Diketahui B.J kayu =0,5 Kontsruksi terlkndung beban permanen.
Jawab:

25 D = ½ . P = 1500 kg.

25 3 D. 3 1500
τ max    2,25.kg/cm 2
2 b.h 2 20.50
20
L  1/2.l. τ max .b  250.2,25.20  11250
Maka diperlukan kokot
11250
n  6,25  7bh
1800
250
Jarak, baut  35,7  23cm
7
Garis momen merupakan garis lurus,M II = MI adalah konstan,jadi a1 konstan pula.

142
Gambar :

1 2 3 4 5 6 7 3 ton

A. 1/2l = 250 cm

1.1/2t

Biadang D.
1 2 3 4 5 6 7

Bidang .M

143
BAHAN AJAR
STRUKTUR KAYU

OLEH
IR.A.A.GDE AGUNG ASMARA.MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2009.

144

Anda mungkin juga menyukai