Anda di halaman 1dari 29

GIGI IMPAKSI

GENDIS GIONA SUDJA


0120840102
DEFINISI

Gigi yang tidak dapat erupsi ke posisi fungsional


normalnya, karena itu dikategorikan sebagai
patologik dan membutuhkan perawatan

Impaksi Gigi adalah gigi yang mengalami kesukaran/ kegagalan erupsi,


yang disebabkan oleh malposisi, kekurangan tempat atau dihalang-halangi
oleh gigi lain, tertutup tulang yang tebal dan/ atau jaringan lunak sekitarnya.
ETIOLOGI

 Etiologi gigi impaksi bermacam-macam diantaranya kekurangan ruang,


kista, gigi supernumeri, infeksi, trauma, anomali dan kondisi sistemik.
 Faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya impaksi gigi adalah
ukuran gigi. Sedangkan faktor yang paling erat hubungannya dengan
ukuran gigi adalah bentuk gigi.
Hambatan dari sekitar gigi dapat terjadi karena Hambatan dari gigi itu sendiri dapat terjadi
 Tulang yang tebal serta padat oleh karena :

 Tempat untuk gigi tersebut kurang o Letak benih abnormal, horizontal, vertikal,
 Gigi tetangga menghalangi erupsi gigi distal dan lain-lain.
tersebut o Daya erupsi gigi tersebut kurang.

 Adanya gigi desidui yang persistensi


 Jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut
kenyal atau liat
Gigi yang sering mengalami impaksi adalah gigi posterior dan jarang pada gigi anterior.
1. Pada gigi posterior,yang sering mengalami impaksi adalah:
 Gigi molar tiga mandibula
 Gigi molar tiga maksila
 Gigi premolar mandibula
 Gigi premolar maksila

2. Sedangkan gigi anterior yang dapat ditemui mengalami impaksi adalah


sebagai berikut:

o Gigi kaninus maksila dan mandibula


o Gigi insisivus maksila dan mandibula
Klasifikasi

 Menurut Pell dan Gregory


Berdasarkan letak molar ketiga dalam rahang:
1. Posisi A : bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal
2. Posisi B : bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis oklusal namun masih
terletak lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua
3. Posisi C : bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis servikal molar kedua
 Menurut George Winter
Gigi impaksi digolongkan berdasarkan posisi molar ketiga terhadap molar kedua
1. Posisi vertikal: pada posisi vertikal ini sumbu panjang molar ketiga RB sejajar dengan sumbu
panjang gigi lainnya
2. Posisi horisontal : sumbu panjang gigi molar ketiga RB membentuk sudut 90 derajat dengan
sumbu panjang gigi molar kedua
3. Posisi mesioangular : posisi mesio angular paling sering didapatkan pada kasus impaksi gigi,
molar ketiga berinklinasi kearah mesial sehingga mendorong gigi molar kedua bawah
4. Posisi distoangular : gigi molar ketiga berinklinasi kearah distal mengarah ke ramus
mandibula
KOMPLIKASI GIGI IMPAKSI
(INDIKASI UNTUK PENCABUTAN)
Pericoronitis

 Pada gigi impaksi parsial disertai


jaringan lunak yang banyak melingkupi
sisi oklusal dan aksial, pasien seringkali
mengalami pericoronitis
 Pericoronitis merupakan suatu infeksi
pada jaringan lunak disekitar crown dari
gigi yang impaksi dan disebebkan oleh
flora oral normal
 Etiologi
1. Penurunan daya tahan tubuh
2. Dapat timbul sekunder dari trauma minor
3. Makanan yang terperangkap dibawah
operkulum, dikantong dibawah operkulum
dan gigi yang impaksi, kantung ini tidak
dapat dibersihkan sehingga bakteri
mengivasi dan terjadi pericoronitis
4. Streptococcus dan bakteri anaerob (bakteri yang memang menempati ginggivalis)
menyebabkan pericoronitis
Dental Caries

 Saat gigi molar III impaksi total atau


parsial, bakteri penyabab karies gigi
dapat terpapar pada aspek distal gigi
molar II dan juga molar III
Penyakit Periodontal

 Gigi yang erupsi berdekatan dengan gigi


impaksi rentan mengalami penyakit
periodontal seiring dengan penurunan jumlah
tulang pada aspek distal pada molar II,
disertai dengan kantung periodontal dalam
pada aspek distal molar
Resorpsi Radix

 Gigi yang impaksi dapat menyebabkan


tekanan yang cukup pada radix dari gigi
yang sebelahnya menyebabkan resorpsi radix
Pain of Unexplained Origin

 Nyeri di regio retro molar


dengan/tanpa penyebab yang jelas
Kista dan Tumor Odontogenik

 Folikel dental dapat mengalami degenerasi kistik


dan menjadi kista dentigerios atau keratokista

 Meloblastoma dapat berkembang dari epitel


pada folikel dental
Fraktur Rahang

 Gigi molar III yang impaksi menempati


ruang yang seharusnya berisi tulang,
sehingga melemahkan madibula dan
rentan fraktur
Terapi

Terapi dimaksudkan untuk :


 Membawa gigi impaksi agar dapat erupsi kedalam lengkung geliginya yang normal sehingga
gigi tersebut dapat berfungsi sebagai alat kunya yang baik, misalnya dengan cara :
 Surgical eruption and positioning of teeth baik dengan/ tanpa perawatan ortodontik
 Transplantation and replantation of teeth dimana dalam hal ini gigi impaksi dapat berfungsi sebagai
alat kunyah
 Mengambil gigi impaksi dari dalam socketnya sebab gigi tersebut dipandang merugikan bila tidak
dikeluarkan dari dalam socketnya (terutama gigi impaksi sebagian)
 Tindakan dengan Pembedahan (Operkulektomi,
Odontectomi) a b
Tindakan bedah yang dilakukan tergantung
pada jenis kasus, mulai dari tindakan
sederhana seperti operkulektomi dengan
kauter yaitu pengangkatan operkulum yang
menutupi gigi yang diprediksi dapat muncul
ke permukaan gingiva (Gambar a dan b).

Operkulektomi dengan kauter memudahkan


erupsi gigi geraham impaksi (a). Geraham telah
erupsi (b).
Odontektomi dengan anestesi lokal, dapat
dilakukan pada pasien yang kooperatif, dan cukup
dirawat jalan. Pada pasien dengan tingkat ansietas
tinggi, diberikan anestesi lokal ditambah sedasi
sadar, atau dengan anestesi umum. Anestesi umum
khususnya diberikan pada kasus impaksi yang
sangat sulit, atau pada pasien yang tidak
kooperatif, seperti penderita gangguan mental.
Pasien harus dirawat inap dan diberikan
premedikasi seperlunya pada pra-bedah dan saat
pemulihan pasca bedah.
Kelainan Kelenjar Liur
Infeksi Virus

 Mumps (Epidemic Parotitis)


 disebabkan oleh RNA Paramyxovirus
ditularkan melalui kontak langsung
dengan percikan saliva. Masa inkubasi
Komplikasi mumps adalah
antara 2 sampai 3 minggu; kemudian
meningitis, encephalitis, ketulian,
diikuti dengan inflamasi dan
thyroiditis, myocarditis, pancreatitis,
pembengkakan glandula, rasa sakit pada
dan oophoritis.
preauricular, demam, malaise, sakit
Pada pria dapat terjadi epididimitis
kepala dan myalgia.
dan orchitis yang mengakibatkan
 Diagnosis ditegakkan dari adanya testis atrofi dan dikemudian hari
antibodi terhadap antigen mumps S menyebabkan kemandulan.
danV serta antigen hemagglutinasi. Level
serum amilase naik. Perawatan simptomatis.
 Infeksi CytomegalovirusHuman CMV Diagnosis ditetapkan berdasar pada
merupakan beta herpesvirus yang hanya kenaikan titer antibodi terhadap CMV,
menginfeksi manusia. CMV dapat tetap laten prognosis pada orang dewasa sehat
setelah paparan pertama dan infeksi. Reaktivasi adalah baik. Infeksi pada anak-anak
dapat terjadi, pada orang sehat tidak dapat berakibat fatal, jika anak
menimbulkan gejala, tetapi pada orang dengan tersebut dapat bertahan hidup maka
kondisi immuno compromised dapat dapat terjadi kerusakan syaraf yang
membahayakan jiwa. permanen yang menyebabkan
keterbelakangan mental dan seizure
 Transmisi melalui muntahan, urine, sekresi
disorders
respiratory, dan ASI serta trans plasental yang
menyebabkan infeksi kongenital dan malformasi.
CMV mononukleosis biasanya terjadi pada
dewasa muda disertai demam akut dengan
pembesaran glandula.
Infeksi Bakteri

 SIALADENITIS
Merupakan kondisi inflamasi dari kelenjar saliva yang umumnya disertai rasa sakit atau nyeri dan
pembengkakan kelenjar, paling sering disebabkan oleh gangguan ductus dikarenakannya
infeksi bakteri yang akan menurunkan aliran saliva dan stasis dari sekresi.
 Sialadenitis paling sering terjadi pada kelenjar parotis dan biasanya terjadi pada pasien dengan
umur 50-an sampai 60-an, pada pasien sakit kronis dengan xerostomia, pasien dengan sindrom
Sjögren, dan pada mereka yang melakukan terapi radiasi pada rongga mulut.
 Organisme yang merupakan penyebab paling umum pada penyakit ini adalah
Staphylococcus aureus; organisme lain meliputi Streptococcus, koli, dan berbagai bakteri
anaerob.
 Gejala sialadenitis meliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di bawah dagu,
terdapat pembuangan pus dari glandula ke bawah mulut dan dalam kasus yang parah,
demam, menggigil dan malaise (bentuk umum rasa sakit).
Terapi
 Perawatan awal harus mencakup hidrasi yang memadai, kebersihan mulut baik, pijat
berulang pada kelenjar, dan antibiotik intravena.
 Evaluasi USG atau computed tomography (CT) akan menunjukkan apakah pembentukan
abses telah terjadi.
 Insisi dan drainase paling baik dilakukan dengan mengangkat penutup parotidectomy
standar dan kemudian menggunakan hemostat untuk membuat beberapa bukaan ke
dalam kelenjar, tersebar di arah umum dari syaraf wajah. Sebuah saluran kemudian
ditempatkan di atas kelenjar dan luka tertutup.
 Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk melakukan aspirasi jarum yang dipandu CT
atau USG-pada abses parotis, yang dapat membantu menghindari prosedur operasi
terbuka
SIALOLITHOSIS

 Sialolithosis merupakan Calculi atau ‘batu’ yang dapat terjadi dalam duktus saliva
dari endapan garam-garam kalsium yang keluar dari saliva di dalam lapisan
konsentrik disekitar debris
 Etiologi  Masih belum diketahui namun ada beberapa factor yang berkontribusi
dari pembentukan batu yaitu inflamasi,ketidakteraturan dari system duktus ,iritasi
local dan antikoligernik (obat-obatan) yang mungkin akan menyebabkan adanya
suatu genangan saliva di dalam duktus yang lama kelamaan akan terbentuk
batu.
 Terjadi paling sering di kelenjar submandibular,mungkin karena viskositas yang
tinggi dari kombinasi saliva dengan relatif yang lama dan bentuk yang berliku-liku
dari duktus.
 Gejala khas dari pasien adalah pembengkakan dan rasa sakit yang tiba-tiba dari
kelenjar yang akan menjadi bertambah parah ketika akan makan
Pemeriksaan
 Batu tersebut kemungkinan Perawatan
bisa dipalpasi pada saat Pemijatan dari kelenjar .
pemeriksaan atau dari Hidrasi dan penggunaan dari sialagogues
penglihatan secara (seperti tetesan asam lemon) untuk
radiografi,dimana mendorong sekresi ke depan.
kebanyakan batu kelenjar Antibiotik dan antiinflamasi dengan
saliva tersebut terlihat opak harapan batu dapat keluar secara spoantan
Pada pemeriksaan kelenjar dari duktus
diharuskan penekanan yang Analgesik untuk mengurangi rasa sakit
lembut atau gerakan Pembedahan jika diperlukan.
menggerakan batu keluar
untuk aliran saliva dari
kelenjar bisa keluar dengan
baik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai