Anda di halaman 1dari 31

ASKEP ISPA PADA

ANAK
KELOMPOK 3 :
Hary Purnomo
Jumpa Halawa
Luci Manurung
Marlina Pakpahan
Mery Silitonga
Roma Pasaribu
Welly Manurung
Yuyun Musyarofa
Definisi

Ispa adalah infeksi akut yang menyerang


salah satu bagian atau lebih dari saluran
napas mulai dari hidung hingga kantong
paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura (DepKes RI, 2009)
Etiologi
• Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300
jenis bakteri, virus dan richetsia
- Virus penyebab ISPA antara lain adalah
golongan Miksovirus, Adenovirus,
Coronavirus
- Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah
dari genus Streptococcus,
Staphylococcus, Pneumococcus,
Haemophylus, Bordetella dan
Corinebacterium
Faktor resiko
1.
ISPA:
Faktor Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2. Faktor umur
3. Faktor Vitamin
4. Faktor Gangguan Gizi (Malnutrisi)
5. Status Imunisasi
6. Faktor Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
7. Faktor Pencemaran Udara Dalam Lingkungan
8. Ventilasi
9. Kepadatan Hunian
pathway ispa.docx
Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala ISPA berdasarkan tingkat
keparahan :
1. Gejala dari ISPA Ringan
- Batuk

-Serak,

- Pilek,

- Panas atau demam,


2. Gejala dari ISPA Sedang :
- Pernafasan cepat (fast breating) sesuai umur
yaitu : umur kurang dari 2 bulan : > 60 x/ i
untuk umur 2 – <12 bulan : > 50 x/ i
Untuk umur 12 bulan – <5 tahun : > 40 x/ i
- Suhu lebih dari 39⁰C
- Tenggorokan berwarna merah.
- Timbul bercak-bercak merah pada kulit
menyerupai bercak campak.
- Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari
lubang telinga.
- Pernafasan berbunyi seperti mengorok
(mendengkur).
3. Gejala dari ISPA Berat :
- Bibir atau kulit membiru.
- Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
- Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan
anak tampak gelisah.
- Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas.
- Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau
tidak teraba.
- Tenggorokan berwarna kemerahan
Pemeriksaan
Diagnostik
- X – Ray pada sinus :
- CT – Scan sinus :
- Darah Lengkap :
- Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu
sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
– Biakan virus
– Serologis
– Diagnostik virus secara langsung.
- Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan
dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan
cairan pleura.
Penatalaksanaan
Medis
Upaya pencegahan
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b. Immunisasi.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan
lingkungan.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita
ISPA.
Pengobatan dan Perawatan

ISPA mempunyai variasi klinis yang bermacam-macam,


maka timbul persoalan pada diagnostik dan
pengobatannya. Sampai saat ini belum ada obat yang
khusus antivirus. Idealnya pengobatan bagi ISPA bakterial
adalah pengobatan secara rasional dengan mendapatkan
antimikroba yang tepat sesuai dengan kuman penyebab.
Prinsip perawatan ISPA antaralain :
- Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
- Meningkatkan makanan bergizi
- Bila demam beri kompres dan banyak minum
- Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan
lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih
- Bila badan anak demam gunakan pakaian yang
cukup tipis tidak terlalu ketat.
- Bila terserang pada anak tetap berikan makanan
dan ASI bila anak tersebut masih menetek
Pengkajian
Keperawatan
-Identitas Anak

-Umur

-Tempat tinggal

-Riwayat Kesehatan

-Riwayat penyakit dahulu

-Riwayat penyakit keluarga

-Riwayat sosial:
Pemeriksaan Integritas Ego :
Aktivitas/istirahat
- Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek, kesulitan ti
dur pada malam hari atau demam pada malam hari, menggigil atau b
erkeringat,.
- Tanda : Takhikardia, takhipnu/dispnea, kelelahan otot, nyeri dan ses
ak.
Makanan/cairan
- Gejala : Kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna, penurunan
berat
badan.
- Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilan
g lemak
subkutan.
Nyeri/kenyamanan
- Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
- Tanda : Berhati-hati pada area sakit, perilaku distraksi, gelisah.
Pernapasan
- Gejala : Batuk produktif atau tidak, nafas pendek,
Diagnosa
1.
Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
Peningkatan produksi sekret ditandai dengan akumulasi
sekret dijalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses
difusi O2-CO2 terganggu ditandai dengan sianosis, CRT >
3 detik, akral dingin
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
aktifitas pernafasan ditandai dengan bunyi nafas ronchi,
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, RR diatas
batas normal
4. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme ditandai dengan peningkatan suhu tubuh
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Nyeri saat menelan ditandai dengan anoreksia
Intervensi
Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d Peningkatan
produksi sekret d/d akumulasi sekret dijalan nafas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
...x.. jam,
diharapkan bersihan jalan nafas anak kembali
efektif
dengan
kriteria hasil: - Frekuensi pernapasan dalam batas
normal
- Irama pernapasn normal
- Kedalaman pernapasan normal
- Tidak ada akumulasi sputum
1. Pantau rate, irama, kedalaman, dan usaha
respirasi
R : Mengetahui tingkat gangguan yang terjadi dan
membantu dalam menetukan intervensi yang akan
diberikan.
2. Monitor suara napas tambahan
R : suara napas tambahan dapat menjadi indikator
gangguan kepatenan jalan napas yang tentunya
akan berpengaruh terhadap kecukupan pertukaran
udara.
3. Monitor pola napas : bradypnea, tachypnea,
hyperventilasi, napas kussmaul, napas cheyne-
stokes, apnea, napas biot’s dan pola ataxic
R : menunjukkan keparahan dari gangguan
respirasi yang terjadi dan menetukan intervensi
yang akan diberikan
4. Berikan posisi yang nyaman (semi fowler) untuk
mengurangi dispnea.
R : posisi semi fowler memaksimalkan ekspansi paru
dan menurunkan upaya pernapasan. Ventilasi
maksimal membuka area atelektasis dan
meningkatkan gerakan sekret ke jalan nafas besar
untuk dikeluarkan.
5. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea; lakukan
penghisapan sesuai keperluan.
R : Mencegah obstruksi atau aspirasi. Penghisapan
dapat diperlukan bila anak tak mampu mengeluarkan
sekret sendiri.
6. Anjurkan asupan cairan adekuat.
R : Mengoptimalkan keseimbangan cairan dan
membantu mengencerkan sekret sehingga mudah
dikeluarkan
7. Kolaborasi pemberian broncodilator sesuai indikasi.
8 . Kolaborasi pemberian oksigen
R : Meringankan kerja paru untuk memenuhi
kebutuhan oksigen serta memenuhi
kebutuhan oksigen dalam tubuh
9. Gunakan universal precaution, sarung
tangan, goggle, masker sesuai kebutuhan
R : untuk melindungai tenaga kesehatan
dan anak dari penyebaran infeksi dan
memberikan anak safety
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
proses difusi O2- CO2 terganggu ditandai dengan
sianosis, CRT > 3 detik, akral dingin
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan
...×... jam, diharapkan kerusakan pertukaran gas
teratasi, dengan
kriteria hasil :
- Oksigenasi anak adekuat
- AGD dalam batas normal
- Tidak ada Tanda-tanda sianosis
- Anak tidak mengalami somnolen
- Capilary refill pada jari-jari dalam rentang normal
1. Posisikan anak dengan kepala dan dada lebih tinggi
untuk memaksimalkan ventilasi udara
R : Melancarkan pernapasan anak
2. Lakukan terapi fisik dada, sesuai kebutuhan
R : Merilekskan dada untuk memperlancar
pernapasan anak
3. Pertahankan kepatenan jalan napas.
R : Untuk membuat anak agar bernafas dengan baik
tanpa adanya gangguan.
4. Pantau gas darah arteri (AGD)
R : Untuk mengetahui tekanan gas darah (O2 dan
CO2)
sehingga kondisi anak tetap dapat dipantau.
5. Pantau gejala gagal pernafasan (misalnya
PaO2 rendah, PaCO2 tinggi dan kelelahan
otot pernafasan).
R : Agar perawat cepat mengetahui jika
terjadinya gagal nafas sehingga tidak
membuat kondisi anak menjadi semakin
buruk.
6. Berikan terapi oksigen, jika perlu.
R : Untuk mempelancar pernafasan anak
dan memenuhi kebutuhan oksigen anak
3. Pola nafas tidak efektif b/d peningkatan aktifitas
pernafasan d/d bunyi nafas ronchi, tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam, RR diatas batas
normal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama ...x...
jam anak menunjukkan keefektifan pola
nafas, dengan
kriteria hasil :
-Frekuensi, irama, kedalaman pernapasan
dalam batas
normal
-Tidak menggunakan otot-otot bantu
pernapasan
-Tanda Tanda vital dalam rentang normal
1. Posisikan anak semi fowler
R : Untuk memaksimalkan potensial ventilasi
2. Monitor kecepatan, ritme, kedalaman dan usaha
anak saat bernafas
R : Indikator keadekuatan pernapasan
3. Catat pergerakan dada, simetris atau tidak,
menggunakan otot bantu pernafasan
R : Melihat apakah ada obstruksi di salah satu
bronkus atau adanya gangguan pada ventilasi
4. Mempertahankan jalan napas paten
R : Menjaga keadekuatan ventilasi
5. Kolaborasi dalam pemberian oksigen terapi
R : Meningkatkan ventilasi dan asupan oksigen
4. Hipertermi b/d peningkatan laju metabolisme d/d
peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
...x... jam anak menunjukkan Suhu tubuh dalam batas
normal dengan
kriteria hasil :
- Suhu dalam batas normal
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Anak merasa nyaman

Intervensi Keperawatan :
1. Monitor suhu sesering mungkin perhatikan
menggigil/diafore
sis.
R : Suhu 38,90 - 41,10 menunjukkan proses penyakit
2. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
R : Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
mengurangi dehidrasi yang disebabkan oleh out put
yang berlebihan.
3. Ganti pakaian anak dengan pakaian tipis longgar
dan menyerap keringat
R : Untuk memberikan rasa nyaman kepada anak
4. Berikan selimut pendingin
R : Digunakan untuk mengurangi demam umumnya
lebih besar dari 39,50-400 pada saat terjadi
kerusakan/gangguan pada otak.
5. Kompres anak pada lipat paha dan aksila
R : Untuk mengurangi / menurunkan panas yang
disebabkan oleh infeksi dengan cara vasodilatasi
6. Kolaborasi dalam pemberian anti piretik
R : Digunakan untuk mengurangi demam dengan
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Nyeri saat
menelan d/d anoreksia
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
...×... jam diharapkan pemenuhan kebutuhan anak
tercukupi dengan
kriteria hasil :
- Intake nutrisi tercukupi.
- Asupan makanan dan cairan tercukupi
- Anak mengalami peningkatan berat badan

Intervensi Keperawatan :
1. Kaji status nutrisi anak
R : Pengkajian penting dilakukan untuk mengetahui
status nutrisi anak sehingga dapat menentukan
intervensi yang diberikan.
2. Jaga kebersihan mulut dengan melalukan oral
hygiene.
3. Delegatif pemberian nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
R : Untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
yang dibutuhkan anak.
4. Berikan informasi kepada anak (jika perlu) dan
keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dan
sesuai.
R : Informasi yang diberikan dapat memotivasi
anak untuk meningkatkan intake nutrisi.
5. Anjurkan anak makan sedikit demi sedikit tapi
sering
R : Makan sedikit demi sedikit dapat meningkatkn
intake nutrisi.
6. Timbang berat badan anak jika memungkinan
dengan teratur.
R : Dengan menimbang berat badan dapat
memantau peningkatan dan penrunan status gizi
5. Resti infeksi b/d bernafas melalui mulut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama ...x... jam anak tidak mengalami infeksi
dengan
Kriteria hasil:
- Anak bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Menunjukkan perilaku hidup sehat

Intervensi Keperawatan :
1. Pertahankan teknik aseptif
R : Mencegah terjadinya infeksi
2. Batasi pengunjung bila perlu
R : Mencegah infeksi sekunder
3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
R : Mencegah infeksi Nosokomial
4. Tingkatkan intake nutrisi
R : Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
R : Indikator penanda infeksi
6. Dorong anak untuk istirahat
R : Membantu relaksasi dan membantu
proteksi infeksi
7. Berikan PEN-KES tentang resiko infeksi
kepada anak (jika perlu) dan keluarga
R : Menambah pengetahuan anak dan
keluarga tentang penyakit tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai