Anda di halaman 1dari 45

DERMATITIS

NUMULARIS
Oleh :
Shinta Anggia Prawesti, S. Ked

Pembimbing :
dr. Riliani Hastuti, Sp.KK
BAB I
PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan
kulit sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen &
endogen menimbulkan kelainan
klinis.

Dermatitis numularis adalah Penderita dermatitis numularis


dermatitis berupa lesi mengeluh sangat gatal. Lesi
berbentuk mata uang (coin) kemudian membesar dengan
atau agak lonjong, berbatas cara berkonfluensi atau meluas
tegas dengan efloresensi kesamping.
berupa papilovesikel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Dermatitis numularis berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak
lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papilovesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah (oozing).

Epidemiologi
• Lebih sering pada pria daripada wanita.
• Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55-65 tahun.
• Pada wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15-25 tahun. Dermatitis
numularis tidak biasa ditemukan pada anak
Etiopatogenesis
Penyebabnya tidak diketahui, banyak faktor yang ikut berperan. Diduga stafilokokus
dan mikrokokus ikut berperan, mengingat jumlah koloninya meningkat walaupun
tanda infeksi secara klinis tidak tampak, mungkin juga lewat mekanisme
hipersensitivitas.
Gambaran Klinis
• Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat
gatal.
• Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0.3-1.0 cm),
kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas
ke samping, membentuk satu lesi karakteristik seperti uang
logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas
tegas.
• Penyembuhan dimulai dari tengah sehinga terkesan
menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa
likenifikasi dan skuama
Pemeriksaan Penunjang

Histopatologi
• Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan sel
radang limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah.
• Lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan hyperkeratosis,
mungkin juga spongiosis ringan.
• Dermis bagian atas fibrosis, sebukan limfosit dan makrofag di sekitar
pembuluh darah.
• Limfosit di epidermis mayoritas terdiri atas sel T-CD8+, sedangkan yang di
dermis sel T-CD4+. Sebagian besar sel mas di dermis tipe MCTC (mast cell
tryptase), berisi tripstase
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Tes tempel dapat berguna pada kasus kronik yang rekalsitran terhadap terapi.
Tes ini berguna untuk menyingkirkan kemungkinan adanya dermatitis kontak.

Pemeriksaan Gram dan Kultur


Kedua pemeriksaan ini dianjurkan pada dermatitis numularis dengan infeksi sekunder
(impetigenisata).
Diagnosis
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis
dengan timbulnya lesi yang berbentuk papulovesikel yang
bergabung membentuk satu bulatan seperti mata uang (koin), dan
terasa gatal yang timbul pada daerah predileksi. Gambaran
histopatologi juga bisa membantu dalam menegakkan diagnosa.

Diagnosis Banding
Sebagai diagnosis banding dari dermatitis numularis antara lain
ialah dermatitis kontak, dermatitis atopik, neurodermatitis
sirkumskripta dan dermatomikosis.
Pengobatan
• Sedapat dapatnya mencari penyebab atau faktor yang memprovokasi.
• Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien.
• Secara topical lesi dapat diobati dengan obat anti-inflamasi, misalnya
preparat ter, glukokortikoid, tacrolimus, atau pimekrolimus.
• Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya dengan
larutan permanganans kalikus 1: 10.000.
• Kalau ditemukan infeksi bacterial, diberikan antibiotic secara sistemik.
Komplikasi
Komplikasi dermatitis numularis yang paling sering adalah
infeksi sekunder oleh bakteri sehingga ditemukan pustula dan
pembesaran kelenjar getah bening regional, dapat disertai
demam.

Prognosis
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama
berbagai interval sampai dua tahun, didpati bahwa 22% sembuh,
25% pernah sembuh untuk beberapa minggu hingga tahun, 53%
tidak pernah bebe dari lesi kecuali masih dalam pengobatan.
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Sopir
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Perajen RT/RW 003/-
Desa Perajen, Kecamatan Banyuasin I
Tanggal kunjungan : 3 Juli 2019 10.30 WIB
Anamnesis
Keluhan utama
Koreng pada lengan bawah kanan sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan tambahan
Gatal pada koreng, dan terasa sedikit perih.
Anamnesis
Riwayat Perjalanan Penyakit
Seorang lakik-laki berusia 44 tahun datang dengan keluhan timbul koreng pada lengan bawah
kanan sejak 2 hari yang lalu. Awalnya. sejak 2 bulan yang lalu, timbul bercak merah di lengan
bawah kanan. Bercak merah tersebut awalnya bulat berukuran sedang seperti koin. Pasien
mengeluh gatal yang hilang-timbul pada bercak merah tersebut terutama bila berkeringat. Karena
gatal, pasien menggaruk-garuk sehingga bercak tersebut menebal dan bercaknya menjadi
bertambah besar 2 kali lipat. Karena sering digaruk timbul luka yang menjdi basah. Setelah itu,
timbul benjolan-benjolan kecil sebesar ujung jarum pentul yang berisi cairan jernih dan nanah.
Karena terasa perih, pasien menggosok-gosok bagian tersebut, sehingga benjolan tersebut pecah,
dan menjadi kering. Keluhan gatal-gatal pada tubuh bagian lain disangkal. Pasien mengatasi
keluhan dengan cara menotolkan kapas yang sudah diberi alkohol, pasien mengatakan keluhan
gatal akan sedikit berkurang. Kemudian, Sekitar 1 minggu yang lalu pasien membeli obat salep
Miconazole di Apotik untuk mengurangi keluhan, namun keluhan gatal tetap timbul dan bertambah
parah.
Kemudian, 2 hari yang lalu keluhan tersebut berubah menjadi koreng yang semakin melebar dan
gatalnya semakin hebat sehingga pasien pergi ke Bidan, dari sana pasien diberikan 3 jenis obat.
Pasien hanya ingat bahwa obat yang diberikan berupa antibiotik, obat gatal, dan CTM. Namun,
keluhan tidak ada perbaikan,malah semakin memberat, oleh karena itu pada hari Rabu tanggal 7
Juli 2019 pasien memutuskan untuk berobat ke Poliklinik Kulit Kelamin RS Kusta Dr. Rivai
Abdullah
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya 6 bulan yang lalu, namun keluhan
menghilang dengan sendirinya.
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi berupa asma, bersin pada pagi hari, obat-obatan, alergi
dengan barang yang yang terbuat dari besi ataupun alergi jika terkena deterjen atau sabun.
• Riwayat tekanan darah tinggi disangkal.
• Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
• Pasien menyangkal ada yang menderita keluhan yang serupa di keluarganya.
• Riwayat penyakit kulit dalam keluarga juga disangkal. Riwayat alergi berupa asma, bersin
pada pagi hari, obat-obatan, alergi dengan barang yang yang terbuat dari besi ataupun alergi
jika terkena deterjen atau sabun disangkal.
• Riwayat tekanan darah tinggi di keluarga disangkal.
• Riwayat kencing manis di keluarga disangkal
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 123/69 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36,7 0C
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 123/69 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36,7 0C
Status Dermatologikus

Pada regio anterbrachialis anterior dextra, terdapat plak eritema dan


sebagian hipopigmentosa, soliter, reguler berbentuk bulat, sirkumskrip,
ukuran plakat, dan juga terdapat krusta berwarna kuning hingga coklat
kehitaman, erosi, dan ekskoriasi.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan


diagnosis banding yaitu dengan cara :
• Patch Test atau Prick Test. (tidak dilakukan)
• Histopatologi (tidak dilakukan)
• Kultur (tidak dilakukan)
Diagnosis Banding
• Dermatitis Numularis Impetigenisata
• Dermatitis Atopik Impetigenisata
• Neuorodermatitis Sirkumskripta Impetigenisata

Diagnosis Kerja
• Dermatitis Numularis Impetigenisata
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa
• Memberikan penjelaskan pada pasien tentang penyakit yang diderita dan pengobatannya.
• Menyarankan bila terasa gatal, sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat menyebabkan
luka dan infeksi sekunder.
• Pemakaian obat yang diberikan rutin sesuai aturan agar mencapai kesembuhan maksimal.
Penatalaksanaan

Medikamentosa
• Terapi sistemik :
- Antihistamin: Cetirizine 1x10 tab/oral
- Analgesik : Asam Mefenamat 3x500 mg tab/oral

• Terapi topical :
- Kompres terbuka pada lesi yang bash dengan solutio kalium prmanganas 1/10000, kompres
selama 15 menit, 3 kali sehari sampai lesi kering.
- Kortikostreoid: Betamethasone dipropiorate 0,05% dioleskan 2x sehari
- Antibiotik : Asam Fusidat 2% 1-2x/ hari pada lesi.
Prognosis
• quo ad vitam : bonam
• quo ad functionam : bonam
• Quo ad Cosmetica : dubia ad bonam
• quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB IV
ANALISA KASUS
Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak
lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papilovesikel.

Dermatitis numularis lebih sering ditemukan pada orang dewasa dan lebih sering terjadi pada
laki-laki dibandingkan perempuan. Usia puncak awitan pada kesua jenis kelamin berkisar 50-
65 tahun. Dermatitis numularis jarang ditemukan pada bayi dan anak. Kalaupun ditemukan,
usia puncak awitan pada anak-anak adalah 5 tahun.
Seorang lakik-laki berusia 44 tahun datang dengan keluhan timbul koreng pada lengan bawah
kanan sejak 2 hari yang lalu. Awalnya. sejak 2 bulan yang lalu, awalnya timbul bercak merah
di lengan bawah kanan. Bercak merah tersebut awalnya bulat berukuran sedang seperti koin.
Pasien mengeluh gatal yang hilang-timbul pada bercak merah tersebut terutama bila
berkeringat. Karena gatal, pasien menggaruk-garuk sehingga bercak tersebut menebal dan
bercaknya menjadi bertambah besar 2 kali lipat. Karena sering digaruk timbul luka yang
menjdi basah. Setelah itu, timbul benjolan-benjolan kecil sebesar ujung jarum pentul yang
berisi cairan jernih dan nanah. Karena terasa perih, pasien menggosok-gosok bagian tersebut,
sehingga benjolan tersebut pecah, dan menjadi kering.

• Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangatgatal.


Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0.3-1.0 cm), kemudian membesar dengan
cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik seperti
uang logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas tegas.
Pasien mengatasi keluhan dengan cara menotolkan kapas yang sudah diberi alkohol, pasien
mengatakan keluhan gatal akan sedikit berkurang. Kemudian, Sekitar 1 minggu yang lalu
pasien membeli obat salep Miconazole di Apotik untuk mengurangi keluhan, namun keluhan
gatal tetap timbul dan bertambah parah.

Hal ini menandakan bahwa keluhan gatal sudah tidak tertahankan lagi sehingga pasien
memilih untuk mengobatinya.

Pemberian Miconazole namun tidak mengalami perbaikan, berarti menandakan keluhan yang
timbul bukan disebabkan karena infeksi jamur.
Kemudian, 2 hari yang lalu keluhan tersebut berubah menjadi koreng yang semakin melebar
dan gatalnya semakin hebat sehingga pasien pergi ke Bidan, dari sana pasien diberikan 3 jenis
obat. Pasien hanya ingat bahwa obat yang diberikan berupa antibiotik, obat gatal, dan CTM.
Namun, keluhan tidak ada perbaikan,malah semakin memberat, oleh karena itu pada hari
Rabu tanggal 7 Juli 2019 pasien memutuskan untuk berobat ke Poliklinik Kulit Kelamin
RSUD Palembang Bari.

Pemberian obat-obat tersebut bukan merupakan tatalaksana yang tepat sehingga keluhan masih
timbul.
ANALISA KASUS
Perbandingan tinjauan pustaka dan kasus Dermatitis Numularis

Tinjauan Pustaka Kasus


Jumlah penderita dermatitis numularis lebih Pasien berjenis kelamin laki-laki, usia 44
sering terjadi pada laki-laki daripada wanita, tahun
Pada wanita usia puncak terjadi juga pada
usia 15-25 tahun
ANALISA KASUS
Perbandingan tinjauan pustaka dan kasus Dermatitis Numularis

Tinjauan Pustaka Kasus


Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh Seorang lakik-laki berusia 44 tahun datang dengan
sangat gatal. Membentuk lesi dengan karakteristik keluhan timbul koreng pada lengan bawah kanan sejak
seperti uang logam (coin), eritematosa, sedikit 2 hari yang lalu. Awalnya. sejak 2 bulan yang lalu,
edematosa dan berbatas tegas. awalnya timbul bercak merah di lengan bawah kanan.
Bercak merah tersebut awalnya bulat berukuran sedang
seperti koin. Pasien mengeluh gatal yang hilang-timbul
pada bercak merah tersebut terutama bila berkeringat.
Karena gatal, pasien menggaruk-garuk sehingga bercak
tersebut menebal dan bercaknya menjadi bertambah
besar 2 kali lipat. Karena sering digaruk timbul luka
yang menjdi basah. Setelah itu, timbul benjolan-
benjolan kecil sebesar ujung jarum pentul yang berisi
cairan jernih dan nanah. Karena terasa perih, pasien
menggosok-gosok bagian tersebut, sehingga benjolan
tersebut pecah, dan menjadi kering.
ANALISA KASUS
Perbandingan tinjauan pustaka dan kasus Dermatitis Numularis

Tinjauan Pustaka Kasus


Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula Pada status dermatologikus didapatkan pada
banyak dan tersebar, bilateral atau simetris, regio anterbrachialis anterior dextra, terdapat
dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari plak eritema dan sebagian hipopigmentosa,
miliar sampai nummular, bahkan plakat. soliter, reguler berbentuk bulat, sirkumskrip,
Penyembuhan dimulai dari tengah sehinga ukuran plakat, dan juga terdapat krusta
terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. berwarna kuning hingga coklat kehitaman,
erosi, dan ekskoriasi.
ANALISA KASUS
Perbandingan tinjauan pustaka dan kasus Dermatitis Numularis

Tinjauan Pustaka Kasus


Tempat predileksi di tungkai bawah, badan, Pasien mengeluh bercak merahdi lengan bawah
lengan termasuk punggung tangan. Dermatitis kanan. Pasien pernah mengalami keluhan yang
numularis cencerung hilang-timbul, ada pula sama sebelumnya sekitar 6 bulan yang lalu,
yang terus menerus, kecuali dalam periode namun dilengan bawah kiri namun sembuh
pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya dengan senirinya.
timbul pada tempat semula.
ANALISA KASUS
Diagnosa Banding Kasus Dermatitis Numularis

Kasus Dermatitis Dermatitis Atopik Neurodermatitis


Numularis Impeginasata SirkumskriptaImpe
Impeginasata ginasata

Anamnesis Pasien mengeluh Pasien mengeluh Pasien mengeluh Pasien mengeluh


timbul koreng di gatal, lesi berbemtuk gatal, dapat hilang gatal sekali, bila
lengan kanan bawah mata uang (coin), timbul sepanjang timbul malam hari
yang awalnya atau agak lonjong, hari. Macam kelainan dapat menganggu
merupakan bercak berbatas tegas, kuli berupa papul, tidur. Keluhan gatal.
merah, sebesar koin, dengan efloresensi likenifikasi, eritema, Rasa gatal memang
dan terasa gatal. berupa papulovesikel erosi, eksoriasi, tidak terus menerus,
Kemudian timbul yang biasanya mudah eksudasi, dan krusta. biasanya pada waktu
bintil-bintil merah pecah sehingga tidak sibuk, bila
berisi cairan jernih membasah. muncul sulit fitahan
kemudian nanah, untuk tidak digaruk.
Enderita merasaenak
bila digarul.
ANALISA KASUS
Diagnosa Banding Kasus Dermatitis Numularis

Kasus Dermatitis Numularis Dermatitis Atopik Neurodermatitis


Impeginasata Impeginasata Sirkumskripta
Impeginasata
Predileksi Pada lengan bawah kanan Pada dewasa Pasien mengeluh Letak lesi bisa dimana
predileksinya pada kedua gatal, dapat hilang saja tetapi yang biasa
pipi dan tersebar simteris timbul sepanjang hari. ditemukan ialah pada
kemudian dapat Macam kelainan kuli skalp, tengkuk, samping
mengenai kedua telapak berupa papul, leher, lengan bagian
tangan, jari-jari, likenifikasi, eritema, ektensor, pubis, vulva,
pergelangan tangan, bibir, erosi, eksoriasi, skrotum, perianal, medial
leher bagian anterior, eksudasi, dan krusta. tungkai atas, lutut, lateral
skalp, dan putng susu. tungkai bawah,
pergelangan kaki bagian
depan, dan punggung
kaki..
ANALISA KASUS
Diagnosa Banding Kasus Dermatitis Numularis

Kasus Dermatitis Numularis Dermatitis Atopik Neurodermatitis


Impeginasata Impeginasata Sirkumskripta
Impeginasata
Efloresensi Pada status dermatologikus Lesi akut berupa Lesi kulit dermatitis Lesinya biasanay
didapatkan pada regio papulovesikel, atopik pada bentuk ini tunggal, pada awalnya
anterbrachialis anterior berkonfluensi atau dapat berupa plak berupa plak eritematosa,
dextra, terdapat plak meluas kesamping, popular erimatosa dan sedikit edematosa,
eritema dan sebagian seperti uang logam berskuama, atau plak lambat laun edema dan
hipopigmentosa, soliter, (coin), eritematosa, likenifikasi yang eritema menghilang,
reguler berbentuk bulat, sedikit edematosa, dan gatal. bagian tengah
sirkumskrip, ukuran plakat, berbatas tegas. berskuama, dan menbal,
dan juga terdapat krusta likenifikasi, dan
berwarna kuning hingga Pada kasus infeksi ekskoriasi. Sekitarnya
coklat kehitaman, erosi, dan sekunder dapat ditemui hiperpigmentasi, bata
ekskoriasi. krusta akibat infeksi. dengan kulit normal
tidak jelas.
Tata laksana pada kasus ini diberikan:

Antihistamin: Cetirizine 1x10 tab/oral


Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1 yaitu dengan pemberian cetirizine 10 mg.
Cetirizine bekerja dengan menghambat pelepasan histamin dari sel mast dan beberapa mediator
inflamasi lainnya.

Analgesik: Asam Mefenamat 3x500 mg tab/oral


pemberian Asam mefenamat yang berperan sebagi analgetik dan anti inflamasi. Dimana asam
mefenamat ini akan enghambat kerja enzim sikloogsigenase. Asam mefenamat akan diabsorbsi pertama
kali dari lambung dan usus selanjutnya obat akan melalui hati diserap darah dan dibawa oleh darah
sampai ke tempat kerjanya. Konsentrasi puncak asam mefenamat dalam plasma tercapai 2 sampai 4 jam.
Pada manusia, sekitar 50% dosis asam mefenamat diekskresikan dalam urin sebagai metabolit 3-
hidroksimetil terkonjungasi, dan 20% obat ini ditemukan dalam feses sebagai metabolit 3-karboksil yang
tidak terkonjungasi.
Tata laksana pada kasus ini diberikan:

Kompres terbuka pada lesi yang bash dengan solutio kalium prmanganas 1/10000.
Tindakan pengompresab ini berguna pada lesi yang basah dimana pada kompres terbuka akan megalami
penguapan cairan kompres disusul oleh absorbasi eksudat atau pus.
Prinsip pengobatan cairan ialah membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, kusta, dan sebagainya)
dan sisa-sisa obat topikal yang pernah dpakai. Disamping itu terjadi perlunakan dan pecahnya vesikel,
bula, dan pustula. Hasil akhir pengobatan ialah keadaan yang membaasah menjadi kering. Permukaan
menjadi bersih dan mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi proses epitelisasi. Pengobatan
cairan juga berguna untuk menghilangkan gejala seperti rasa gatal, rasa terbakar, parestasi oleh
bermancam-macam dermatosis.
Tata laksana pada kasus ini diberikan:

Kortikostreoid: Betamethasone dipropiorate 0,05% dioleskan 2x sehari

Terapi lini pertama untuk dermatitis numularis adalah kortikostreoid topikal potensi menengah hingga
kuat dengan vehikulum krim atau salap.
Tata laksana pada kasus ini diberikan:

Antibiotik topical : Asam Fusidat 2% 1-2x/ hari pada lesi,


Pemberian antibiotik topikal sebagai tatalaksana infeksi sekundernya. Pemberian secara topikal lebih
dipilih karena lesi tidak terlalu banyak.
Bila dilihat dari keseluruhan mulai dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, prognosis pasien ini adalah :
• Quo ad vitam adalah bonam karena verucca plantaris tidak mengancam jiwa.
• Quo ad Functionam adalah bonam karena tidak mengakibatkan fungsi organ tubuh terganggu.
• Quo ad Sanationam adalah dubia ad bonam karena penyakit ini dapat berulang, dan biasanya lesi
timbul ditempat yang sa,a
• Quo ad cosmetica adalah bonam karena lesi bisa akan meninggalkan bekas.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
• Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak
lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah
sehingga basah (oozing).
• Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal.
• Penatalaksanaan dermatitis numularis impeginesata adalah antihistamin golongan H1
yaitu dengan pemberian cetirizine 10 mg dan kortikosteroid topikal adalah yaitu
betamethasone dipropiorate 0,05%. , - Kompres terbuka pada lesi yang bash dengan
solutio kalium prmanganas 1/10000, kompres selama 15 menit, 3 kali sehari
sampai lesi kering., dan Antibiotik : Asam Fusidat 2% 1-2x/ hari pada lesi.

Anda mungkin juga menyukai