Gemelli
BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Desember, 2017
Oleh:
Venna Febrian Kusumaningrum
Pembimbing :
dr. Samuel Tobing, Sp.OG (K)
Pendahuluan
Kehamilan kembar ini penting untuk dibicarakan karena beberapa sebab :
1. Tingginya angka mortalitas dan morbiditas sebagian besar dihubungkan dengan prematuritas ,
pertumbuhan janin terhambat, malformasi janin dan sindroma twin-twin transfusi. Penelitian Scotland
menyatakan bahwa angka kejadian mortalitas pada hamil kembar 6x lebih sering dibandingkan hamil
tunggal.
2. Faktor resiko dari semua komplikasi kehamilan pada hamil kembar lebih besar dibandingkan hamil
tunggal.
Harediter
Riwayat kehamilan kembar pada keluarga meningkatkan
kemungkinan untuk kehamilan kembar, genotip ibu jauh
lebih penting daripada ayah dan pada umumnya terbatas
pada kehamilan dizigotik
Adaptasi Maternal
Terhadap Kehamilan
Kembar
1. Sejak trimester pertama, wanita dengan kehamilan kembar sering
mengalami mual dan muntah yang lebih parah dibandingkan mereka
yang hamil tunggal.
2. Kehilangan darah rata-rata pada persalinan per vaginam adalah 935 ml,
atau hampir 500 ml lebih banyak dibandingkan persalinan bayi tunggal
Kembar Monoamnionik
Kembar Siam
Terjadi jika terdapat komunikasi vaskular di dalam suatu plasenta monokorion yang
memungkinkan transfusi darah antara satu janin, sang donor, dan kembarannya, sang
penerima.
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran lainnya (resipien)
sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemik dan pertumbuhannya terganggu,
sementara resipien menjadi polisitemik dan mungkin mengalami kelebihan beban sirkulasi
yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.
Komplikasi unik lainnya
Twin-Twin Transfusion Syndrome (TTTS)
Twin-Reversed Arterial
Perfusion (TRAP) Sequence /
Kembar Akardiak
• Berbagai teknik
• Trimester kedua ukuran uterus rata-rata 5 cm lebih besar daripada yang
diperkirakan untuk gestasi 20-30 minggu.
• Trimester ketiga palpasi uterus teraba dua kepala di kuadran uterus yang berbeda.
Mungkin teridentifikasi dua jantung janin jika denyut keduanya jelas berbeda satu
sama lain dan dengan kecepatan jantung ibu.
• Belum ada pemeriksaan biokimiawi yang dapat diandalkan. Namun, kembar dapat
didiagnosis selama skrining kadar alfa-fetoprotein serum ibu meningkat, meskipun
peningkatan ini saja tidak bersifat diagnostik.
DIAGNOSIS
Anamnesis Klinis
• Riwayat adanya keturunan • Besarnya uterus melebihi
kembar dalam keluarga, lamanya amenorea
• Telah mendapat pengobatan • Uterus tumbuh lebih cepat dari
infertilitas, kehamilan normal,
• Adanya uterus yang cepat • Banyak bagian kecil teraba,
membesar: fundus uteri > 5 cm • Teraba dua balotemen,
dari amenorea, gerakan anak • Terdengar 2 DJJ dengan
yang terlalu ramai dan adanya perbedaan 10 atau lebih.
penambahan berat badan ibu
menyolok yang tidak
disebabkan obesitas atau
edema.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan USG
• Terlihat 2 bayangan janin atau
lebih dengan 1 atau 2 kantong
amnion. Dapat menentukan
diagnosis akurat dari jumlah
kantong gestasional yang
terlihat setelah kehamilan 6-8
minggu.
Sonogram pada kehamilan kembar trimester pertama. A. Kehamilan kembar dikorionik
diamniotik usia 6 minggu. Perhatikan korion tebal yang memisahkan (panah kuning).
Salah satu yolk-sac terlihat (panah biru). B. Kehamilan kembar monokorionik
diamniotik usia 8 minggu. Perhatikan amnion tipis yang mengelilingi masing-masing
embrio, menghasilkan membran tipis yang memisahkan (panah biru).
PENATALAKSANAAN
A. ANTEPARTUM
1. Diet dan pola makan yang baik. The American College of Obstetricians and Gynecologists
merekomendasikan wanita dengan kehamilan kembar untuk mengkonsumsi lebih 300 kalori/hari dari pada
wanita dengan hamil normal (total sekitar 2700-2800 kalori/hari)6,10,12
2. Suplemen besi dan asam folat. pemberian tablet Fe pada saat prenatal sekurangnya 30 mg.6,10,12
3. Mengurangi aktivitas dan perbanyak istirahat.
4. Pemberian tokolitik segera, jika perlu.6,7,12
5. Pemeriksaan klinis kehamilan sekurangnya setiap 2 minggu setelah usia kehamilan 24 minggu.
PENATALAKSANAAN
A. ANTEPARTUM
6. Ultrasound obstetrik setiap 3-4 minggu setelah diagnosis
Tujuan:
a. Menentukan kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan fetus, salah satu janin lebih kecil dari pada
janin yang lainnya kembar ini disebut discordant.
b. Evaluasi kelainan kongenital.
c. Deteksi kembar siam.
d. Perbandingan berat janin.
e. Mengetahui presentasi fetus.
f. Deteksi dini adanya twin-twin transfusion.6,10,12
7. Non stress test setelah 32 minggu
Mengetahui keadaan janin dan memperkirakan adanya penekanan pada tali pusat.10
8. Konsultasi perinatologi
PENATALAKSANAAN
B. INTRAPARTUM
• Sebaiknya dilakukan di kamar operasi
• Sudah disiapkan pemeriksaan cross-match
• Dihadiri ahli anestesi, ahli kebidanan dan ahli anak.
a. Jika presentasi vertex-vertex; dilahirkan per vaginam dengan melakukan
episiotomi mediolateral untuk mengurangi tekanan pada kepala bayi.
b. Jika presentasi vertex-non vertex :
Siapkan SC, atau
Partus per vaginam diikuti dengan persalinan bokong (Breech delivery)
Partus per vaginam diikuti ekstraksi bokong totalis atau melakukan
internal podalic version
Partus per vaginam diikuti dengan melakukan versi luar dimana hal ini
memerlukan pemantauan dengan USG portabel untuk melihat secara
akurat letak bayi kedua
c. Jika presentasi non vertex-vertex atau non vertex-non vertex: SC
d. Jika hamil kembar 3 atau lebih: SC
PENATALAKSANAAN
B. INTRAPARTUM
e. Pada kembar prematur: Vertex-vertex: partus per vaginam
Vertex-non vertex: Umumnya SC
Non vertex-vertex atau non vertex-non vertex: SC
Kembar 3 atau lebih: SC
f. Pada locking twins: segera lakukan SC Anak pertama lintang atau
Ada tiga tipe: sungsang dan akan kedua
memanjang (terjadi posisi saling
– Kolisi;
mengunci interlocking)
– Kompaksi;
– Interlocking;
C. Post partum
Awasi segera terjadinya perdarahan post partum oleh karena atonia uteri sekunder.
Cara Persalinan
Cara persalinan yang terencana harus mempertimbangkan
letak dan presentasi masing-masing janin. Persalinan
pervaginam harus diusahakan jika tidak ada kontraindikasi.
Cara Persalinan
Janin pertama: Janin kedua atau janin berikutnya:
Siapkan peralatan resusitasi dan perawatan Segera setelah bayi pertama lahir, lakukan:
bayi Palpasi abdomen untuk menentukan letak
Pasang infus dan cairan intravena janin kedua atau berikutnya
Pantau keadaan janin dengan auskultasi DJJ, Jika perlu lakukan versi luar agar janin kedua,
jika terdapat kelainan DJJ (kurang dari 110 x / janin letak memanjang
menit), curigai adanya gawat janin. Pemeriksaan DJJ
Periksa presentasi janin Lakukan pemeriksaan dalam vagina untuk
Jika presentasi vertex: usahakan persalinan menentukan:
spontan. monitor persalinan dengan partograf Presentasi janin kedua
Jika presentasi bokong: indikasi untuk SC Keutuhan selaput ketuban
Jika letak lintang: lakukan SC Adanya prolapsus tali pusat
Tinggalkan klem pada ujung maternal tali
pusat dan jangan melahirkan plasenta
sebelum janin kedua dilahirkan
Cara Persalinan
Presentasi Verteks
1. Jika kepala belum masuk pintu atas panggul, masukkan kepala secara manual (dengan
bantuan tangan di abdomen), jika memungkinkan.
2. Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah.
3. Periksa DJJ antara kontraksi uterus untuk menilai keadaan janin.
4. Jika his tidak adekuat setelah kelahiran bayi I, berikan infus oksitosin dengan cara cepat untuk
menimbulkan his yang baik (≥ 3 x 40”/10’).
5. Jika janin tidak lahir dalam dua jam dengan his yang baik, atau terdapat tanda-tanda gawat
janin (DJJ kurang dari 110 x / menit), lakukan SC.
Cara Persalinan
Presentasi Bokong
1. Jika taksiran BB janin tidak lebih besar dari janin pertama dan serviks tidak mengecil
rencanakan partus spontan.
2. Jika his tidak ada atau tidak adekuat setelah kelahiran janin I, beri infus oksitosin dengan cara
cepat untuk menimbulkan his yang baik (≥ 3x 40”/10’).
3. Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah dan bokong sudah turun.
4. Periksa DJJ diantara 2 kontraksi uterus. Jika DJJ anormal (DJJ < 110 x / menit), lakukan SC.
5. Jika persalinan per vaginam tidak memungkinkan, lahirkan bayi dengan SC.2,3
Cara Persalinan
Letak Lintang
1. Jika selaput ketuban utuh, lakukan versi luar
2. Jika versi luar gagal, pembukaan lengkap dan selaput ketuban masih utuh lakukan versi dalam
dan lanjutkan dengan ekstraksi.
• Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi, masukkan satu tangan ke
dalam uterus dan raihlah kaki janin.
• Secara perlahan tarik janin ke bawah.
• Lanjutkan dengan tarik janin ke bawah
3. Periksa DJJ di antara his
4. Jika versi luar gagal dan versi dalam tidak dianjurkan atau gagal segera lakukan seksio sesarea
5. Berikan oksitosin 10 unit IM atau ergometrin 0,2 mg IM. Dalam waktu 1 menit setelah bayi
terakhir lahir dan teruskan penanganan aktif kala III.
Prognosis
• Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada kehamilan tunggal lebih
sering terjadi anemia, pre-eklampsia dan eklampsia, operasi obstetrik, dan perdarahan
postpartum.
• Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak kehamilan tunggal. Prematuritas
merupakan sebab utama.
• Kematian anak pada kehamilan monozigotik lebih besar daripada kehamilan dizigotik karena
pada yang pertama dapat terjadi lilitan tali pusat antara janin pertama dan kedua.
Thanks!
Any questions?
You can find me at @username & user@mail.me