Anda di halaman 1dari 47

Report

Identifikasi HCV di AADC-2


Wanagama
A case study di Wanagama Blok 5

Kelompok 3
Vera Vavorita
Sukindiono
Arif Rahman Putra
Sandi Puspoyo
M Rois Ridlo
10/26/2019 Supriatno 1
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tinjauan Penilaian NKT

II. PAPARAN WILAYAH PENILAIAN


1. Paparan Lokasi
2. Konteks Lansekap

OUTLINE
III. TEAM PENILAI
IV. METODA
V. TEMUAN PENILAIN IDENTIFIKASI NKT
Hasil NKT dan Justifikasi (Alasana Penilaian)

VI. PENGELOLAAN DAN PEMATAUAN NKT


1. Penialain Terhadap Ancaman
2. Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan

VII.KESIMPULAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 PT. AADC-2 Wanagama adalah pemegang izin dengan nomor SK
IUPHHK-HTI Nomor : SK.346/Menhut-II/2002 tanggal 10 September
2002
 PT. AADC-2 Wanagama memproduksi kayu pertukangan dengan
Luas area konsesi 600 Ha
 PT. AADC-2 Wanagama telah memiliki kebijakan FCP (Forest
Conservation Policy) yang berisikan komitmen mengenai:
1. Pengelolaan HCV dann HCS
2. Pengelolaan mitra yang bertanggung jawab
3. Penanganan konflik yang bertanggung jawab
 Penilaian HCV akan dilakukan diseluruh area konsesi PT. AADC-2
Wanagama. Laporan penilaian akan disusun sesuai dengan batas
area konsesi dengan memasukkan konteks fisiografis dan analisa
pada level lanskap
B. Tujuan

1. Untuk mengidentifikasi dana menentukan ada atau tidakna NKT


yang ada di wilayah Wanagama Kecamatan Playen Kabupaten
Gunung Kidul Propinsi Jogjakarta dan menggambarkan kondisi
nilai dan acamannya.
2. Membuat delineasi spasial dari kawasan hutan yang
mengandung NKT sehingga dapat menggambarkan mobilitas
distribusi, struktur, komposisi dan/atau status dari nilai-nilai
tersebut.
3. Menyediakan rekomendasi pengelolaan dan pemantauan
sehingga dapat dipastikan aktivitas produksi IUPHHK-HT PT.
AADC-2 Wanagama tidak berdampak negatif terhadap NKT
4. Mematuhi persyaratan skema sertifikasi FSC dan mendukung
kelengkapan data untuk sertifikasi hutan lainnya
II. PAPARAN WILAYAH

Hutan Wanagama dirintis oleh Prof Oemi Han’in dan berhasil mengubah daerah yang
tandus yang disebabkan oleh penebangan liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab, sepanjang jalan untuk menuju tempat ini, anda akan disuguhi
pemandangan dari ketinggian yang luar biasa. dibangun sejak tahun 1964.
Pelopor penghijauan hutan ini dipelopori oleh Prof Oemi Hani’in Suseno pada tahun
1964 dengan bermodal tabungan sendiri. Berawal dari menanami lahan seluas 10 Ha
menjadikan Prof Oemi menarik perhatian banyak pihak terutama pecinta lingkungan dan
pemerintah. Hingga akhirnya mereka saling bekerja sama untuk menhijaukan lebih luas lagi
daerah yang tandus ini sampai 600 Ha seperti yang sekarrang ini.
Hutan Wanagama ternyata merupakan hutan yang unik karena hutan ini disebut juga
miniatur hutan karena didalamnya terdapat berbagai jenis tanaman dari berbagai daerah.
Saat anda menyusuri Wanagama, anda akan ditemani oleh barisan berbagai jenis
pepohonan yang menemani perjalanan anda. Dimulai dari Akasia yang masuk dalam HTI
atau Hutan Tanaman Industri dan mempunyai potensi untuk dijadikan bubur kayu yang
merupakan bahan dari sejumlah perusahaan besar. Selanjutnya disambung dengan deretan
barisan pohon minyak kayu putih yang minyak atsiri sangat berkhasiat untuk
menghangatkan badan.
Karst Gunung Sewu - merupakan
pegunungan yang terbentuk terutama dari
formasi batu gamping ikenal sebagai
Formasi Wonosari-Punung.

Sumber: http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=1051
DAS Opak

DAS Oyo
PT. AADC 2 Wanagama
Ijin Usaha : IUPPHK – HT

Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul,


Lokasi :
Yogyakarta

Luas Konsesi : 600 Ha

Jenis Tanaman : Jati (Kayu Pertukangan)

DAS : DAS Oyo

Jenis Tanah : Grumusol, Komp. Litosol dan Renzina

Solum : < 10/ 20 cm dan berbatu


Supriatno
Lead Assessor
Biodiversity –
Flora

Sandy Puspoyo M. Rois Ridlo


Anggota Anggota
Biodiversity – Ekosistem dan Jasa
Fauna Lingkungan

Sukindiono Vera Favorita Arif Rahman


Anggota Anggota Anggota
Biodiversity – Geographic
Fauna Sosial - Ekonomi Information System
LOKASI DAN WAKTU
• Kegiatan Identifikasi dan Analisis Keberadaan
NKT ini dilakukan di Petak 5 (Lima) di areal
Konsesi PT. AADC 2 Wanagama, Kabupaten
Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta serta
interview ke desa-desa yang terdapat
disekitarnya
• Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 12 Mei 2016.
BAHAN DAN ALAT
BAHAN ALAT
• Peta Areal Konsesi PT.AADC 2 • Alat Navigasi (GPS)
Wanagama
• Alat Tulis
• Peta RTRW Provinsi
Yogyakarta • Teropong
• Peta RTRW Kabupaten Gunung • Kamera
Kidul
• Peta Citra Lansat
• Peta Citra Administrasi
• Peta Lerang
• Peta Tanah
• Peta Curah Hujan
METODE PENILAIAN
• KERANGKA PENDEKATAN
Kerangka Pendekatan yang dilakukan tetap
mengacu pada prinsip kehati-hatian, sehingga
pada saat penyusunan peta awal (Desktop)
tetap memasukkan areal-areal yang
berpotensi NKT sampai dengan areal yang
diragukan sebagai NKT.
Adapun beberapa tahapan yang dilakukan
pada saat dilakukannya penilaian NKT, sbb :
KERANGKA PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
 Dokumen laporan yang relevan
PENDEKATAN  Peta – peta pendukung
DOKUMEN PETA
PENILAIAN RENCANA
IDENTIFIKASI
NKT
HIPOTESIS NKT
• Lokasi areal Teridentifikasi NKT
• Lokasi Areal tidak teridentifikasi NKT

Sesuai VERIFIKASI LAPANGAN Tidak Sesuai

PENGOLAHAN PEMETAAN DAN PENYUSUNAN


DATA DOKUMEN LAPORAN

Sepakat KONSULTASI PUBLIK Tidak Sepakat

DOKUMEN LAPORAN DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN


IDENTIFIKASI NKT DAN PEMANTAUAN NKT
TAHAPAN IDENTIFIKASI
• Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan Data Sekunder sebagai langkah Awal
penentuan areal NKT yang mengacu pada Dokumen –
dokuemn yang relevan dan peta – peta pendukungnya.
Output ang diperoleh adalah Peta Rencana Identifikasi NKT
• Hipotesis NKT
Hipotesis NKT adalah langkah justifikasi dari assessor NKT
dalam menentukan areal –areal NKT dalam Peta Rencana
Identifikasi NKT
• Verifikasi Lapangan
Verifikasi Lapangan adalah langkah Groundcheck areal
terjustifikasi NKT pada Peta Rencana Identifikasi NKT
TAHAPAN IDENTIFIKASI
• Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan langkah selanjutnya setelah assessor
melakukan Groundcheck lapangan. Pada langkah ini yang dilakukan adalah
Penentuan Tipe NKT, Luasan NKT dan Kompilasi data antara data Sekunder
dan Aktual.
• Pemetaan dan Penyusunan Dokumen Laporan
Hasil Pengolahan data NKT dituangkan dalam bentuk Peta Areal NKT
PT.AADC 2 dan Dokumen Laporan
• Konsultasi Publik
Konsultasi Publik adalah upaya memperoleh kesepakatan dari Stakeholder,
Masyarakat Sekitar dan Institus pendidikan terhadap Dokumen Draft
Laporan Identifikasi NKT.
• Dokumen Laporan
Dokumen Laporan yang dihasilkan adalah Laporan Identifikasi NKT dan
Laporan Rencana Pengelolaan dan Pemantuan NKT
V. Summary Temuan NKT
V. Temuan Penilaian Identifikasi NKT-1
NKT 1.1. :
NKT 1.2.
Terdapat kawasan yg mendukung
kawasan lindung yaitu: Terdapat area atau ekosistem yang
 sungai besar Oyok, mendukung penyelamatan individu
 sungai kecil Tuban, spesies yang terancam punah (critically
 mata air/ Sendang Ayu, endangered) yaitu dengan diketemukan :
 Tahura Budeng. Harimau Jawa
Luas : 210 Ha. Luas : 210 Ha.

Ancaman:
• Pencemaran limbah rumah Ancaman:
tangga. • Eksploitasi Satwa liar
• Pencurian kayu. • Kebakaran
• Konversi lahan.
• Kebakaran lahan.
• Perburuan
• Okupasi Kawasan Lindung
oleh masyarakat.
10/26/2019 22
Temuan Satwa
Status
Temuan Satwa Nama Latin Kelompok
Dilindungi IUCN CITES
Elang Tikus Elanus caeruleus Aves V LC
Elang Ular Bido Spilornis cheela Aves V LC
Cekakak Sungai Todirampus chloris Aves V
Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster Aves
Cucak Rawa Pycnonotus zeylanicus Aves
Cinenen Rawa Orthotomus sepum Aves
Kucica Kampung Copsychus saularis Aves
Sepah Kecil Pericrocotus cinnamomeus Aves
Kalong Pterocus edulis Mammalia
Landak Hystric javanica Mammalia V
Surili Presbytis comata Mammalia V EN
Trenggiling Manis javanica Mammalia V CR
Kijang Muntciatus muntjak Mammalia V LC
Owa Jawa Hylobates molohc Mammalia V EN
Harimau Jawa Panthera tigris sondaica Mammalia V Extinct
Kadal Eutropis multifasciata Herpetofauna
Sanca Kembang Python reticulatus Herpetofauna V
Ular Kobra Naja sumatrana Herpetofauna
V. Temuan Penilaian Identifikasi NKT-1
NKT 1.3. NKT 1.4.
Terdapat kawasan atau ekosistem Terdapat kawasan yang ditinggali
yang mendukung populasi spesies secara temporer oleh spesies atau
langka, atau terancam, atau sebaran sekumpulan spesies pada musim
terbatas, atau endemik, atau spesies tertentu, atau pada siklus-hidup
yang dilindungi, atau yang tertentu
perdagangannya dibatasi yaitu : Guwa Brungkenang yang ditinggali
Tegakan Ebony dan Hutan oleh kelelawar.
Campuran sebagai pendukung ular
cobra,Elang bido
Ancaman:
• Potensi alam (guwa runtuh akibat
Ancaman: erosi)
• Pencurian Kayu, • Kegiatan masyarakat yang akan
• Acces masyarakat. bertapa.
• Konversi Habitat,
10/26/2019 24
Tegakan Mahoni (Swietenia macrophylla) Tegakan Gamal (Swietenia macrophylla)

Tegakan Jati (Tectona grandis) Tegakan Ebony (Diospyros celebica )


V. Temuan Penilaian Identifikasi NKT-2
NKT 2.1. NKT 2.2.
Terdapat lanskap alami pecahan Potensi terdapat kawasan peralihan
hutan yang luasnya >20.000 ha yang dua/lebih ekosistem bersebelahan
dikelilingi dan berbagi batas (ecotone) atau
kawasan peralihan dua/lebih
Tidak ada ekosistem bersebelahan dan berbagi
batas ketinggian (ecocline)– yang
penting untuk menjaga konektivitas
antara dua/lebih tipe ekosistem
utama, yaitu batas antara ekosistem
Karst dan ekosistem darat.

Ancaman:
• Potensi alam (gw runtuh akibat
eros)
• Gangguan oleh masyarakat yang
akan tetapa.
10/26/2019 27
V. Temuan Penilaian Identifikasi NKT-2
NKT 2.3.
Terdapat kawasan yang memiliki
kapasitas untuk mendukung
populasi spesies-spesies alami yang
mampu bertahan hidup,
Hutan campuran (Mahoni, jati dl)
dalam mendukung satwa elang
bido, elang tikus, harimau jawa.

Ancaman:
• Pencurian Kayu,
• Acces masyarakat.
• Konversi Habitat,

10/26/2019 28
V. Temuan Penilaian Identifikasi NKT-3
 NKT 3
 Kawasan tersebut mempunyai
ekosistem langka dan terancam punah
yaitu karst.

 Ancaman:
• Potensi Penambangan batuan karst

10/26/2019 29
V. Temuan Penilaian Identifikasi NKT-4
NKT 4.1. : NKT 4.2. :
Terdapat ekosistem yang penting Terdapat ekosistem yang penting untuk
untuk pemeliharaan Air bersih dan
pencegahan erosi tanah dan sedimentasi
pencegahan banjir dan ekosistem
mana yang penting untuk menjaga yang berlebihan
jasa lingkungan air diketemukannya: Berdasarkan perhitungan pendugaan
1. Mata air sendang ayu sebagai erosi tidak ada.
sumber air minum dan kebutuhan
keluarga.
2. Kayu bakar/ rencek untuk
kebutuhan memasak.
3. Rumput sebagai pakan ternak.
4. Wisata alam

Ancaman:
• Pencemaran limbah rumah tangga
• Pencurian Kayu.
10/26/2019 30
V. Temuan Penilaian Identifikasi NKT-4
NKT 4.3.
• Potensi Terdapat ekosistem yang
penting untuk pencegahan
menyebarnya kebakaran hutan atau
lahan (sekat bakar alami) terdapat di
buffer sungai dan Buffer Tahura.

Ancaman:
• Eksploitasi Satwa liar
• Konversi Habitat
• Illegal logging

10/26/2019 32
V. Temuan Penilaian Identifikasi NKT
NKT 5. :
Kawasan hutan atau ekosistem alam lain memberikan sumberdaya penting
bagi masyarakat lokal yang tidak dapat tergantikan, dimanfaatkan oleh
masyarakat dengan cara yang berkelanjutan .
 Pakan ternak - rumput kolonjono untuk pakan ternak.
 Bahan Bakar - kayu bakar untuk memasak.
 Bahan Bangunan - Kayu pertukangan untuk membuat rumah dll
 Buah-buahan – buah semacam duku
 Sumber air Minum dan MCK

 Ancaman:
• Berkurang kualitas air untuk minum dan MCK karena pencemaran limbah RT.
• Berkurangnya bahan bangunan karena pencurian.

Recomendation
• Melakuakan penanaman kembali dengan sistem tumpangsari (yaitu penanaman
kayu keras dengan polowijo)di lahan yang masih kosong.
10/26/2019 33
V. Temuan Penilaian Identifkasi NKT-5

NKT 5 Kebutuhan masyarakat


Tempat dan sumberdaya yang mendasar
untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk
setempat atau masyarakat adat (misalnya
untuk mata pencaharian, kesehatan, gizi, air),
yang teridentifikasi melalui keterlibatan
dengan penduduk atau masyarakat adat
tersebut.

NKT 6 Nilai-nilai budaya


Tempat, sumberdaya, habitat dan lanskap
yang memiliki nilai penting budaya,
arkeologis, atau historis secara global atau
nasional, atau nilai budaya, ekonomi atau
religi/suci yang sangat penting bagi penduduk
setempat atau masyarakat adat, yang
teridentifikasi melalui keterlibatan dengan
penduduk atau masyarakat adat tersebut.
Sekilas gambaran Desa Banaran

Lokasi pengamatan : Desa Banaran Kec. Playen Kab.


Gunung Kidul
Jarak dari kantor kecamatan : 6 km
Luas Desa Banaran : 751.10 Ha (7.19% dari luas Kec.
Playen)
Jumlah Dusun : 9, rata-rata penduduk per dusun 418
orang
Jumlah Penduduk Desa Banaran : Laki-laki 1,780 orang Perempuan
1,986 orang
Total Jumlah Kepala Keluarga : 1,112
Luas Desa Banaran berdasarkan tipe penggunaan lahan
Luas panen,rumah
Banyaknya produksi dan rata-rata
tangga produksi
berdasarkan sektorpalawija
kegiatandiutama
Desa Banaran
di Desa Banaran
No No Jenis Tanaman Sektor Luas Panen utama
kegiatan Produksi Rata-rata Produksi
Nopopulasi ternak
Banyaknya TipediPenggunaan
Desa Lahan
Banaran LuasJumlah
(Ha) KK
Palawija (Ha) (Kwintal) (Kw/Ha)
1 Pertanian 1.043
No 1 Tanah Sawah
Jenis Ternak Jantan (Ekor) Betina (Ekor) Total-(Ekor)
2
1 Jagung Pertambangan dan Penggalian
347,00 7.651 11 22,05
2 Tanah Kering 367,20
1 Sapi
3 Pedaging
Industrri 289 840 1.129
19
3 Bangunan 96,50
2 4Ketela
4 Konstruksi
Pohon Bangunan 398,00
Hutan Rakyat 11.542 24,50 2 29,00
2 Kambing
55 Perdagangan 261 516 777
Hutan Negara - 14
3 6KacangAngkutan
Tanah 133,00 3.477 26,14
6 Lainnya 262,90 6
3 Ayam
7 Buras
Lembaga Keuangan
Total 751,102.1192
4 Kedelai 126,00 1.625 12,90
8 Jasa Lainnya 15
4 Ayam Potong Total 11.000
1.112
Total 1.004,00 24.295 24,20

Kecamatan Playen dalam Angka th 2012.


V. Temuan Penilaian Identifkasi NKT-5
Kawasan mengandung kawasan, ekosistem, lokasi atau
spesies pendukung yang memiliki niali penting dan tak
tergantikan bagi identitas budaya tradisional

NKT 6 yang ditemukan di desa Banaran ada titik yaitu:


1. Sendang Kali Mojo
2. Sumur Gede

Kedua tempat ini dijadikan tempat pelaksanaan nyadran


(sedekah bumi). Sedekah bumi dilakukan sekali setahun,
yaitu pada hari Selasa Kliwon sebelum bulan Ramadhan
tiba. Untuk tempat nyadran di Sendang Kali Mojo sudah
disiapkan tempat terbuka seluas sekitar 100 m2. Hambatan
yang ditemukan dalam kelola NKT 6 ini adalah adanya
tangan-tangan jahil yang merusak tempat keramat tersebut
VI. Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan

NKT 1.1. REKOMENDASI NKT 1.2, REKOMENDASI


 Rehabilitasi KL yang terdagradasi.
 Rekonstruksi Penataan dan pengukuran batas
partisipatif. • Meningkatkan kesadaran
 Pemancangan batas, baik dalam bentuk pal masyarakatakan keberadaan, status
batas maupun poletan di batang tumbuhan. konservasi dan upaya konservasi
 Pemasangan papan informasi dan rambu-rambu spesies yang sangat terancam
Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi 1.1, dan punah.
kawasan lindung, terutama di daerah sekitar
kampung/desa dan jalan yang dilalui oleh • Meningkatkan kesadaran
masyarakat dan staf unit pengelola. masyarakat
 Pemeliharaan pal batas, rambu-rambu, papan • Mengendalikan pembalakan liar
informasi dan poleten di batang pohon secara pada kawasan hutan
berkala.

Rencana Pemantauan Rencana Pemantauan


 Keberhasilan kegiatan rehabilitasi/pengayaan, Keberadaan dan kerapatan jenis
tumbuhan yang termasuk CR
 Intensitas gangguan terhadap areal areal menurut IUCN.
berhutan, termasuk bahaya dari kebakaran
Intensitas gangguan terhadap jenis
tumbuhan yang termasuk CR
10/26/2019
menurut IUCN 39
Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan

NKT 1.3, Rekomendasi


 Meningkatkan kesadaran masyarakat, NKT 1.4. , Rekomendasi
akan keberadaan, status konservasi dan • Meningkatkan kesadaran masyarakat, akan
upaya konservasi spesies yang sangat keberadaan, status konservasi dan upaya
terancam punah dalam konsesi. konservasi spesies yang sangat terancam punah.
 Mengendalikan pembalakan liar pada • Meningkatkan kesadaran masyarakat, akan
kawasan hutan keberadaan, status konservasi dan upaya
konservasi spesies yang sangat terancam punah.
• Mengendalikan pembalakan liar pada kawasan
hutan

Rencana Pemantauan
 Keberadaandankerapatanjenis- • Rencana Pemantauan
jenistumbuhandilindungidan/ataulangka • Keberadaandan kelimpahanjenis-
 Keberadaandankelimpahanjenis- jenissatwaliaryang bermigrasisecara temporer.
jenissatwaliardilindungidan/ataulangka. • Kondisi habitat jenis-jenis satwaliar yang
 Keberhasilan kegiatan penanaman bermigrasi secara temporer
tumbuhan dilindungi dan/atau langka. • Intensitas gangguan terhadap jenis-jenis satwaliar
 Keberhasilan kegiatan penanaman tumbuhan yang bermigrasi secara temporer.
pakan satwaliar dilindungi dan/atau langka

10/26/2019 40
Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan

NKT 2.1, Rekomendasi. NKT 2.2, Rekomendasi


• Peningkatan patroly dengan
• Tidak ada pelibatan masyarakat
• Sosialisasi

Rencana Pemantauan
• Keanekaragamandankerapatanjenis-
jenistumbuhan.
• Keanekaragamandankelimpahanjenis-
jenissatwaliar.
• Intensitas gangguan terhadap areal KBKT,
termasuk bahaya kebakaran.

10/26/2019 41
Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan
NKT 2.3 NKT 3,
Rencana Tindakan Rencana Tindakan
• Patroly bersma masyarakat da • Patroly bersma masyarakat da
pemerintah pemerintah
• Sosialisasi dan • Sosialisasi dan

Rencana Pemantauan
Rencana Pemantauan • Keanekaragamandankerapatan
• Keberadaandankelimpahanjeni jenis-jenistumbuhan.
s-jenissatwaliartop predator. • Keanekaragamandankelimpaha
• Kondisi habitat jenis-jenis njenis-jenissatwaliar.
satwaliar top predator. • Intensitas gangguan terhadap
• Intensitas gangguan terhadap areal KBKT3, termasuk bahaya
jenis-jenis satwaliar top kebakaran.
predator.

10/26/2019 42
Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan
NKT 4.1, Rekomendasi NKT 4.2 Rekomendasi Pengelolaan
Pengelolaan • Melakukan Rehabilitasi
• Melakukan penataan batas
• Patroly bersama masyarakat • Patroli
da pemerintah
• Sosialisasi

Rencana Pemantauan
Rencana Pemantauan • Keberhasilan kegiatan
• Keberhasilan kegiatan rehabilitasi/pengayaan
rehabilitasi/pengayaan, • Tingkat erosi di daerah
• Kualitas badan air dan tangkapan air (bukit),
kualitas air sungai, • Intensitas gangguan terhadap
• Tingkat erosi di sempadan daerah tangkapan air (bukit),
sungai, termasuk bahaya dari
kebakaran.
• Intensitas gangguan terhadap
sempadan sungai, termasuk
bahaya dari kebakaran.
10/26/2019 43
Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan

NKT 4.3, Rekomendasi


Pengelolaan.
• Melakuakan Pengayaan thd
areal yg terdegradasi.
• Melakukan Tatabatas
• Perlindingan.

Rencana Pemantauan
• Keberhasilan kegiatan
rehabilitasi/pengayaan
• Intensitas gangguan terhadap
KBKT 4.3, termasuk bahaya
dari kebakaran.

10/26/2019 44
Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan

NKT 5, Rekomedasi/ Pengelolaan NKT 6, Rekomendasi/ Pengelolaan


• Identifikasi dan delineasi lebih
• Melakuakan penanaman kembali dengan jauh pada situs Gua Brungkenan
sistem tumpangsari (yaitu penanaman
kayu keras dengan polowijo)di lahan yang yang memiliki signifikansi budaya.
masih kosong. • Sosialisasi dan mendorong upaya
masyarakat dalam mengelola Gua
tersebut sehingga memberikan
rasa bangga dan dihargai akan
identitas dan penetahuan
Rencana Pemantauan lokalnya.
• Keberhasilan kegiatan • Melakuaan pengaman terhadap
rehabilitasi/pengayaan di areal KBKT 5. gw tersebut.
• Kualitas badan air dan kualitas air pada
mata air di areal KBKT 5.
• Tingkat erosi di areal KBKT 5. Rencana Pemantauan
• Intensitas gangguan terhadap areal KBKT • Intensitas gangguan terhadap
5., termasuk bahaya dari kebakaran. tempat keramat/situs budaya

10/26/2019 45
Kesimpulan
1. Dari hasil identifikasi dan penentukan
ada atau tidakna NKT makas Wanagama
Kecamatan Playen Kabupaten Gunung
Kidul Propinsi Jogjakarta mempunyai
nilai NKT kecuali NKT 2,1 - 4,2 dengan
acamannya.
2. Dari hasil study merekomendasikan
pengelolaan IUPHHK-HT PT. AADC-2
Wanagama tidak berdampak negatif
terhadap NKT dan net area efektif untuk
produksi.

10/26/2019 46
THANK YOU
10/26/2019

Anda mungkin juga menyukai