Anda di halaman 1dari 16

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI DAN

VERIFIKASI KAWASAN DENGAN NILAI


KEANEKARAGAMAN HAYATAI TINGGI DI LUAR
KAWASAN SUAKA ALAM (KSA), KAWASAN
PELESTARIAN ALAM (KPA) DAN TAMAN BURU (TB)

CATATAN DAN REFLEKSI

Wilson Novarino
JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS
KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI SUMBAR

BKSDA : Penangkaran penyu Apar Pariaman (2013), Tiku V


Jorong (buaya muara), Ampiang Parak, Pessel (Penyu,
mangrove), Batu Runcing, Sawahlunto ( Karst), Kawasan
Hutan Nagari Di Padang Pariaman, Karst di beberapa nagari
Pasaman Barat, Kawasan hutan di salah satu nagari di
Sijunjung
DISHUT : Pulau Belibis, Habitat muara Kinali Pasaman
Barat, Habitat Buaya Pesisir Selatan, Koridor harimau Solok
selatan-Dharmasraya, Waduk Koto Panjang
DLH : Identifikasi kawasan karst (Silokek, Goa Batu Kapal,
Ngalau Singkek, Ngalau dan batu Runciang, Sawahlunto,
Ngalau Indah), Ekosistem Mangrove, Pasaman
IDENTIFIKASI ALTERNATIF KORIDOR
YANG MEMANFAATKAN
KEGIATAN INSTANSI TEKNIS

• Rangkaian pertemuan
untukmenyelaraskan kegiatan
dengan program teknis
• Identifikasi kebijakan dan regulasi
• Sosialisasi kawasan Ekosistem
esensial
• Membangun Forum Pengelola
Kawasan Ekosistem Esensial
FORUM KOLABORASI
ALUR KEGIATAN TERKAIT KEE DI SUMBAR

Identifikasi &
Inisiasi Calon
Lokasi Inventarisasi
(Mengumpulkan Pembentukan Pertimbangan
(Identifikasi Deliniasi Pengusulan Penetapan Rencana Rencana
hasil Identifikasi Forum Teknis & Pengelolaan
potensi Hasil Calon KEE KEE Aksi Kegiatan
para pihak dan Kolaborasi Rekomendasi
ekologi, verifikasii)
sosekbud,
konflik dsb.)
PENTINGNYA ARAHAN

• Berbagi peran antar pihak


• Menggunakan pola yang sama
• Penilaian lebih obyektif & ilmiah
• Output : Pangkalan data
• Outcome : KEE yang terkelola
PERTANYAAN TERKAIT JUKNIS

Pembentukan Tim
Variabel Data
KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DARI SISI HUKUM

• UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


Pasal 14
(1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan,
kelautan, serta energi dan sumber daya mineral dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi.
(2) Urusan Pemerintahan bidang kehutanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang berkaitan dengan pengelolaan taman hutan raya
kabupaten/kota menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota.

• Lampiran UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


Bagian BB, poin ke 3
- Daerah Propinsi Pelaksana Pengelolaan Kawasan Bernilai Ekosistem
Penting Dan Daerah Penyangga Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam
BEBERAPA ACUAN TERKAIT DATA
• Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.67/Menhut-ii/2006 Tentang Kriteria Dan
Standar Inventarisasi Hutan
• Permen Lh No. 29 Tahun 2009 Tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman
Hayati Di Daerah
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 03
Tahun 2012 Tentang Taman Keanekaragaman Hayati
• Peraturan Dirjen PHKA No. SK. 146/ IV/Set-3/2007 Ttg Pedoman Identifikasi dan
Inventarisasi EE Teristerial
• Peraturan Dirjen PHKA No. SK. 151/ IV/Set-3/2007 Ttg Pedoman Identifikasi dan
Inventarisasi EE Lahan Basah
• Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
11/Permentan/OT.140/3/2015 Tentang Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit
Berkelanjutan Indonesia
• HCV Toolkit – RSPO
• Key Biodiversity Area
ISPO, JUKNIS dan KEHATI

Kombinasi data saling melengkapi,


ada baiknya digabungkan, baik untuk
pangkalan data, sejalan dengan One
map policy, Pihak perusahaan akan
“terpaksa dengan sukarela”,

Kelemahan; datasheet jadi lebih


panjang
METODOLOGI PEMANTAUAN

• spesies
• kemampuan teknik
• Ketersedian sarana prasarana
• Ketersediaan waktu
• Kebutuhan pengelolaan

Anda mungkin juga menyukai