Terapi - Inhalasi in Case Lung
Terapi - Inhalasi in Case Lung
Bekerja cepat
Mudah dibawa
Tidak mahal
Berdaya hantar baik
Dapat digunakan pada anak dan dewasa
Bioaviabiliti tinggi ok pemberian topikal langsung pada
tempat kerjanya
Dosis relatif rendah
Efek samping minimal
Disukai oleh karena keunggulannya:
- langsung pd saluran napas
- efek cepat
- dosis rendah
- efek samping minimum
Kerugian
IDT aerosol
IDT dikocok, tutup dibuka
Inhaler dipegang tegak, ekspirasi
pelan-pelan
Inhaler diantara bibir yang rapat,
inspirasi pelan-pelan, kanester
ditekan tarik napas dalam-dalam
Tahan napas sampai 10 detik atau
hitung 10x sesuai dosis dokter
Alat bantu (spacer/nebuhaler)
Beberapa bentuk spacer/nebuhaler:
tabung, kerucut & buah pir
Dipakai untuk orang tua dan anak-anak
FS spacer : obat tertampung di spacer
pasien menghisap lambat dan lebih
banyak
Efektifitas :
- 20-30% ke paru
Gambar spacer/nebuhaler
IDT dengan spacer/nebuhaler
IDT dikocok lebih dahulu, buka tutup inhaler, kemudian mulut
inhaler dimasukkan dalam lubang ruang antara (nebuhaler)
“mouth piece” diletakkan di antara kedua bibir, lalu kedua bibir
dirapatkan
tangan kiri memegang nebuhaler dan tangan kanan memegang
kanister inhaler
Tekan kanister sehingga obat masuk ke spacer
Kemudian tarik napas perlahan dan dalam, tahan, dan keluarkan
lagi
Hal ini bisa diulang sampai merasa yakin obat sudah terhirup
DPI
Mudah dibawa
Bising
Nebuliser ultrasonik
Hanya dapat menebulisasi larutan solutio
Tidak bising, ukuran “besar”
Jet Ultrasound
Nebuliser Nebuliser
http://www.aanma.org/childcare/cc_usingnebulizer.htm
Cara menggunakan nebuliser
1. Udara dalam ruangan harus segar, mempunyai
ventilasi yang baik
2. Pasien duduk tegak dan relaks, atau tidur miring
setengah duduk
3. Bernapas dengan tenang, pelan-pelan. Setelah
menarik napas, tahan napas selama beberapa detik
4. Pergunakan mouth piece atau masker
(Anak-anak usia < 6 thn harus memakai masker)
5. Waktu yang digunakan berkisar 5-15 menit. Jika
diperlukan dapat dilakukan beberapa kali dalam
sehari.
Cara menggunakan nebuliser
6. Jika ada bronkokonstriksi, berikan pertama-tama
bronkodilator terlebih dahulu (atau bisa digabung dengan
steroid, tetapi jangan steroid tunggal)
7. Jangan memberikan mukolitik pada saat pasien masih
sesak, terutama pada serangan akut berat
8. Sekret yang dikeluarkan jangan sampai tertelan oleh
pasien, pergunakan tempat tissue atau sputum
9. Perhatikan tanda-tanda yang tidak biasa pada pasien
seperti cyanosis, sesak yang makin parah, dll
10. Sebaiknya pergunakan alat-alat yang disposable dan
pisahkan terhadap pasien-pasien tertentu
11. Jika terapi selesai, bersihkan peralatan yang dipakai.
MACAM-MACAM OBAT
INHALASI
1. Bronkodilator :
- 2 agonis : terbutalin, salbutamol, fenoterol
- Anti kolinergik : ipratropium bromide,
tiotropium
2. Mukolitik: bromhexin HCl, N-acetyl cystein
3. Anti inflamasi : budesonide, flutikason,
beklometason
4. antibiotik
JENIS OBAT DALAM PENGGUNAAN
TERAPI INHALASI
B2 AGONIST :
SABA : SALBUTAMOL (VENTOLIN): IDT & NEBULES
TERBUTALIN (BRICASMA): IDT& NEBULES
FENOTEROL (BEROTEC): IDT
ANTIKOLINERGIK
IPRATROPIUM BROMIDE (ATROVENT): IDT
TIOTROPIUM BROMIDE (SPIRIVA): HANDYHALER
STEROID
BUDESONIDE (PULMICORT) NEBULES
BUDESONIDE (OBUCORT) SWINGHALER
FLUTICASONE (FLIXOTIDE) NEBULES
KOMBINASI LABA + STEROID :
SALMETEROL + FLUTICASONE (SERETIDE)
IDT & DISKUS (DPI)
FORMOTEROL+ BUDESONIDE
(SYMBICORT) TURBUHALER (DPI)
MUKOLITIK
BROMHEXIN HCL (BISOLVON)
INDIKASI PEMBERIAN TERAPI INHALASI
1. Peny. Obstruksi : - asma bronkial
- PPOK (bronkitis, emfisema)
- SOPT
- Bronkiektasis
3. Infeksi : - bronkopneumonia/pneumonia
dipilih : - praktis
- terjangkau pasien
- sesuai indikasi
KESIMPULAN