Anda di halaman 1dari 22

Antibiotika: fungsi, produksi, mode of action dan

mekanisme resistensi bakteri

Disampaikan oleh:
Dr.rer.nat. Ir. Agus Wijaya, M.Si.
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian UNSRI

1
Latar belakang sejarah

 Penisilin pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh


Sir Alexander Fleming, yang mengamati penghambatan
staphylococci pada medium agar yang dikontaminasi
oleh kapang Penicillium.
 Fleming mengamati bahwa di sekeliling kapang
Penicillium notatum (yang mengkontaminasi plate agar
yang ditumbuhi oleh bakteri Staphylococcus), terdapat
zona bening di mana didalam zona ini tidak terdapat
pertumbuhan Staphylococcus.

2
Latar belakang sejarah

3
Latar belakang sejarah

 Fleming menunjukkan bahwa kapang yang menghambat


pertumbuhan Staphylococcus ini tetap aktif meskipun telah
diencerkan sampai 800 kali.

4
Mengukur zona penghambatan

5
Latar belakang sejarah

 Pada tahun1939, Ernst Chain dan Howard Florey mengembangkan


suatu cara untuk mengisolasi penisillin dan menggunakannya
untuk mengobati infeksi bakteri selama PD II.
 Penisilin memasuki masa aplikasi klinis pada tahun 1946 dan
memberikan dampak luar biasa dalam kesehatan masyarakat. Atas
jasa Fleming, Chain and Florey, mereka dianugerahi hadiah Nobel
pada tahun1945.

6
Antibiotika sintetik

 Pada saat Fleming meneliti penicillin, Gerhard Domagk,


seorang dokter German mengumumkan penemuan molekul
sintetik yang bersifat antibakteri yang disebut Prontosil.
Prontosil merupakan antibiotika sintetik pertama
(sulfonamides atau sulfa drugs).
 Prontosil diaplikasikan secara klinis pada tahun 1930-an
untuk memerangi infeksi saluran kemih, pneumonia dll.
Gerhard Domagk mendapatkan hadiah Nobel tahun 1939
atas hasil karyanya.

7
Penisilin sebagai antibiotika (1)

 Tahun 1946 penicilin tersedia secara luas untuk


mengobati infeksi bakteri terutama yang disebabkan oleh
staphylococci dan streptococci.
 Pada awalnya, penicilin efektif terhadap semua jenis
infeksi yang disebabkan oleh kedua jenis bakteri Gram-
positif ini. Penicilin memiliki kemampuan yang baik untuk
membunuh bakteri-bakteri patogen ini tanpa
membahayakan inangnya.
8
Penisilin sebagai antibiotika (2)

 Penting diketahui bahwa penyebab infeksi penyakit pada


manusia adalah staphylococci dan streptococci (strep throat,
pneumonia, scarlet fever, septicemia, infeksi kulit, infeksi
luka, dll.).

9
Perkembangan antibiotika

 Di akhir 1940-an dan awal 1950-an, beberapa antibiotika baru


telah diperkenalkan, di antaranya streptomycin, chloramphenicol
dan tetracycline. Antibiotika ini efektif melawan infeksi bakteri
patogen, termasuk bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, parasit
intraseluler, dan bakteri TB.
 Antiobiotika sintetik "sulfa drugs" (sulfonamides) dan anti-
tuberculosis seperti asam para aminosalisilat (PAS) dan isoniazid
(INH) juga diaplikasikan secara meluas.

10
Klasifikasi antibiotika

PENICILLINS CEPHALOSPORINS FLUOROQUINOLONES AMINOGLYCOSIDES MONOBACTAMS CARBAPENEMS MACROLIDES OTHER


Natural First generation Ciprofloxacin (Cipro) Amikacin Aztreonam Ertapenem Azithromycin Vancomycin
Penicillin G Cephalothin Levofloxacin (Levaguin) Gentamicin Imienem Clarithromycin Rifampin
Penicillin-VK Cefazolin (Ancef, Moxifloxacin (Avelox) Kanamycin Meropenem Dirithromycin Doxycycline
Kefzol) Norfloxacin Neomycin Erythromycin Linezolid
Cephapririn Tobramycin Clindamycin Tetracycline
Cephalexin (Keflex) Trimethoprim/
other sulfamethoxacole
Penicillinase Second Generation
Resistant
Methicillin Cefacor
Nafcillin Cefotetan (Cefotan)
Oxacillin other
other
Aminopenicillins Third Generation
Ampicillin Ceftriaxone
(Rocephin)
other
Fourth Generation
Cefpirome
Cefepime

11
Klasifikasi antibiotika menurut
mekanisme kerja
.

Antibiotic Grouping By Mechanism


Cell Wall Synthesis Penicillins
Cephalosporins
Vancomycin
Beta-lactamase Inhibitors
Carbapenems
Aztreonam
Polymycin
Bacitracin
Protein Synthesis Inhibitors Inhibit 30s Subunit
Aminoglycosides (gentamicin)
Tetracyclines
Inhibit 50s Subunit
Macrolides
Chloramphenicol
Clindamycin
Linezolid
Streptogramins
DNA Synthesis Inhibitors Fluoroquinolones
Metronidazole
RNA synthesis Inhibitors Rifampin
Mycolic Acid synthesis Isoniazid
inhibitors
Folic Acid synthesis Sulfonamides
inhibitors Trimethoprim
12
Modes of action

http://www.wiley.com/college/pratt/0471393878/instructor/activities/bacterial_drug_resistance/index.html

Sumber:http://www.wiley.com/college/pratt/0471393878/instructor/activities/bacterial_dru
g_resistance/index.html 13
Tanda-tanda awal resistensi (1)

 Terdapat gene pool di alam untuk resistensi terhadap


antibiotika seperti halnya gen untuk produksi antibiotika.
Kebanyakan mikroba penghasil antibiotika resisten terhadap
antibiotika yang mereka hasilkan.
 Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa kasus
resistensi terhadap penisilin pada beberapa strain
staphylococci ditemukan segera setelah diperkenalkannya
antibiotika ini pada tahun 1946.

14
Tanda-tanda awal resistensi (2)

 Kasus resistensi yang sama (1940-an) terjadi pada


streptomycin, chloramphenicol and tetracycline.
 Tahun 1953 terjadi outbreak Shigella di Jepang, penyebabnya
adalah sebuah strain dari Bacillus dysentery (Shigella
dysenteriae). Strain ini memiliki multiple drug resistant
terhadap chloramphenicol, tetracycline, streptomycin dan
the sulfonamides.

15
Tanda-tanda awal resistensi (3)

 Saat ini, hampir setiap bakteri patogen telah menjadi resisten


terhadap satu atau lebih antibiotika untuk tujuan klinis.
 Bakteri dapat melepaskan gen resistensi (thd antibiotika) di antar
strain dan bahan antar species. Contohnya, gen resistensi pada
staphylococci terdapat pada plasmids yang dapat dipertukarkan
dengan Bacillus, Streptococcus dan Enterococcus.

16
Tanda-tanda awal resistensi (4)

 Sebagian gen tersebut terdapat pada transposons.


 Pada banyak kasus terlihat jelas bahwa gen resistensi
terhadap antibiotika dapat dipertukarkan antar strains dan
species bakteri melalui proses horizontal gene transmission
(HGT).
17
Multiple drug resistant organisms

 Yaitu mikroorganisme yang resisten terhadap beberapa


antibiotika yang berbeda, seperti kasus pada Shygella.
 Beberapa contoh:
MRSA - methicillin/oxacillin-resistant Staphylococcus aureus
VRE - vancomycin-resistant enterococci
ESBLs - extended-spectrum beta-lactamases (which are
resistant to cephalosporins and monobactams)
PRSP - penicillin-resistant Streptococcus pneumoniae.

18
Mekanisme resistensi (1)

 modifikasi kimia pada antibiotika,


 memompa antibiotika keluar dari sel,
 modifikasi lokasi target pada permukaan selnya sehingga tidak dikenali
lagi oleh antibiotika.

 Cara paling umum adalah inaktivasi enzimatis pada antibiotika. Dalam


hal ini enzim seluler memodifikasi antibiotika sehingga tidak lagi
mempengaruhi mikroorganisme.

19
Mekanisme resistensi (2)

Mekanisme resistensi bakteri terhadap beberapa antibiotika:

 Chloramphenicol:
reduced uptake into cell
 Tetracycline:
active efflux from the cell
 Sulfonamides, Trimethoprim:
metabolic bypass of inhibited reaction

20
Mekanisme resistensi (3)

 β-lactams, Erythromycin, Lincomycin: eliminates or reduces binding of antibiotic


to cell target.
 β-lactams, Aminoglycosides, Chloramphenicol: enzymatic cleavage or modification
to inactivate antibiotic molecule.

21
Kit untuk uji resistensi antibiotika
E-test

22

Anda mungkin juga menyukai