Anda di halaman 1dari 39

Interpretasi

Oleh : Ns.Herdiman SKep


KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
memahami gambaran EKG dengan gangguan
pembentukan Impuls dan gangguan hantaran

INDIKATOR
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
memahami gangguan pembentukan impuls dari
SA Nodal
Atrial
AV Nodal
Supraventrikel
Ventrikel
INDIKATOR
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
memahami gangguan hantaran dari
Sino Atrial
AV Nodal
Purkinje
ARITMIA
Adalah gangguan denyut jantung yang meliputi frequensi,
irama dan konduksi yang dapat ditimbulkan oleh karena
gangguan pengeluaran / pembentukan inpuls maupun
gangguan sistem hantaran / konduksi atau keduanya.
Klasifikasi aritmia ( sesuai dengan prognosis )
1. Aritmia minor
Ini tidak memerlukan tindakan segera sebab tidak
mengganggu sirkulasi dan tidak berlanjut ke aritmian
yang saerius, biasanya tidak memerlukan terafi
2. Aritmia mayor
Dapat menimbulkan gangguan penurunan curah jantung
& dapat berlanjut ke aritmia yang mengancam jiwa.
Memerlukan tindakan segera dan terafi.
3. Aritmia mengancam jiwa
Aritmia yang memerlukan resusitasi segera untuk
mencegah kematian
EKG NORMAL
Kriteria irama sinus (SR) atau EKG normal adalah sbb :
• Irama teratur.
• Frekwensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit.
• Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T.
• Interval PR normal ( 0,12 – 0,20 detik ).
• Gel QRS normal ( 0,06 – 0,12 detik ).
• Semua gel sama.
• Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia
atau aritmia.
DISRITMIA

1. Disritmia yg disebabkan oleh gangguan pembentukan


impuls.
Impuls yang berasal dari Sino Atrial Node (SA) Node ):

SINUS HR 60 – 100 X/mnt : SR


HR >100 X/mnt : ( ST )
SAN
HR < 60 : ( SB )
P  QRS
HR 60 – 100 X/mnt : Sinus Aritmi
DISRITMIA LANJUTAN…

JUNCTIONAL

P TERBALIK DI DEPAN / DIBELAKANG QRS / P (-)

AVN

( HR 40 – 60 ) ; Junctional Ritem (JR )


( HR 60 – 100 ) ; Akseleratid JR
( HR > 100 ) : Junctional Takikardi
DISRITMIA LANJUTAN…

ATRIUM KA/KI ( ATRIAL )


P : Keriting = Atrial Fibrilasi.
P : GIGI GERGAJI = Atrial Flutter
DISRITMIA LANJUTAN…

SUPRA VENTRIKEL

P (-) SVT HR > 150 X/MNT


DISRITMIA LANJUTAN…

VENTRIKEL

P : (-)
QRS LEBAR

SP

HR 24-40 : IVR
SP
HR 40-100 : AIVR
HR > 100 : VT
HR > 350 : AREGUREL : VF
Sinus Takikardi ( ST )
Irama :Teratur
Frekwensi HR :100 – 150 x/menit
Gel. P :Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel QRS dan T
Interval PR :Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
Gel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Catatan :semua gel. Sama
Sinus Bradikardi ( SB )

• Irama : Teratur
• Frekwensi HR : Kurang dari 60 x/menit
• Gel. P : Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel QRS
dan T
• Interval PR : Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
• Catatan : Semua gel. Sama
Sinus Aritmi
• Irama : Tidak teratur
• Frekwensi HR : Biasanya antara 60 – 100 x/menit
• Gel. P : Normal, setiap gel. P selalu
dikuti gel qrs dan t
• Interval PR : Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
• Catatan : Semua gel. Sama
• Note : Normal pada orang muda, akibat pengaruh pola
pernafasan, meningkat selama inspirasi dan menurun pada fase
ekspirasi.
Sinus Arrest

• Irama : Teratur, kecuali pada yg hilang


• Frekwensi HR : Biasanya kurang dari 60 x/menit
• Gel. P : Normal, kecuali pada yg hilang
• Interval PR : Normal,kecuali pada yg hilang
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
• Catatan : Hilang gel P,QRS,T ( fase arrest ) bukan
merupakan kelipatan kelipatan dari irama dasar
Ekstrasistol Atrial ( AES )

• Irama : Tidak teratur, karena ada


gel. Yg timbul lebih awal
• Frekwensi HR : Tergantung irama dasarnya
• Gel. P : Bentuk, ukuran dan posisi
berbeda dari irama dasarnya, bentuknya >
runcing dan posisi upright. Ada masa
kompensatory pause
• Interval PR : Normal / memendek
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
AES
Atrial Flutter ( AFLl )

• Irama : Biasanya teratur, bisa juga tidak


• Frekwensi HR : Bervariasi ( bisa normal, lambat/ cepat )
• Gel. P : Tidak normal, seperti gigi gergaji ( saw tooth ),
teratur dan dapat dihitung tidak semua gel P
diikuti QRS ,shg frequensi atrial tidak sama dengan
ventrikel bisa 2:1, 3:1 atau 4:1
• Interval PR : Tidak dapat dihitung
• Gel. QRS : Normal ,
Atrial Fibrilasi ( AF)

• Irama : Tidak teratur.


• Frekwensi HR : Bervariasi ( bisa normal, lambat / cepat )
• Gel. P : Tidak dapat diidentifikasi, sering terlihat
keriting pada garis base line.
• Interval PR : Tidak dapat dihitung
• Gel. QRS : Normal ( 0.06 – 0.12 )

AF RVR
Atrial Fibrilasi ( AF)

AF NVR

AF SVR
Irama Junctional ( JR )

• Irama : Teratur
• Frekwensi HR : 40 – 60 x/menit
• Gel. P : Tidak normal, terbalik,
sebelum / sesudah gel QRS dan kadang-
kadang tidak terlihat karena tertanan dlm gel
QRS.
• Interval PR : Memendek atau tidak dapat
dihitung.
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Irama Junctional ( JR )
Ekstrasistol Junctional ( JES
)
• Irama : Tidak teratur saat muncul ekstra sistol ,
karena ada irama yg muncul lebih awal
• Frekwensi HR : Tergantung irama dasarnya
• Gel. P : Tidak normal, terbalik sebelum
atau sesudah gel QRS, atau tidak ada. Dan ada masa
kompensatory pause
• Interval PR : Tidak dapat dihitung / memendek.
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Junctional Takikardi ( JT )

• Irama : Teratur,
• Frekwensi HR : Lebih dari 100 x/menit
• Gel. P : Tidak normal / Tidak ada / ada terbalik
didepan / dibelakang qrs
• Interval PR : Tidak dapat dihitung / memendek.
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik
Acelerated Junctional / non
paroxismal junctional tachikardi
• Irama : Teratur,
• Frekwensi HR : 60 - 100 x/menit
• Gel. P : Tidak normal / Tidak ada /
ada terbalik didepan / dibelakang qrs
• Interval PR : Tidak dapat dihitung /
memendek.
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik
Supra Ventrikel ekstra Sistole (
SVES )
• Irama : Tidak teratur saat moncul
ekstra sistol , karena ada irama yg muncul lebih
awal
• Frekwensi HR : Tergantung irama dasarnya
• Gel. P : Tidak normal, tidak tampak,
kecuali ada irama dasar.
• Interval PR : Tidak dapat dihitung /
memendek.
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Takikardi Supraventrikel ( SVT )

• Irama : Teratur
• Frekwensi hr : 150 – 250 x/menit
• Gel. P : Tidak ada / kecil
• Interval PR : Tidak ada / memendek
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Takikardi Supraventrikel ( SVT )
Idio Ventrikuler Ritem

• Irama : Teratur
• Frekwensi HR : 20 – 40 x/menit
• Gel. P : Tidak ada
• Interval PR : Tidak ada
• Gel. QRS : Melebar > dari 0,12 detik )
Ventrikel Ekstra Sistole (VES )

• Irama : Tidak teratur saat moncul


ekstra sistol , karena ada irama yg muncul lebih
awal
• Frekwensi HR : Tergantung irama dasarnya
• Gel. P : Tidak ada saat timbul ekstra
sistole
• Interval PR : Tidak ada,tidak ada saat timbul
ekstra sistole
• Gel. QRS : Melebar > dari 0,12 detik
VES
Ventrikel Ekstra Sistole (VES )
Ventrikel Ekstra Sistole (VES )

Bigemini
Ventrikel Ekstra Sistole (VES )
Ventrikel Ekstra Sistole (VES )

Multi vocal
Takikardi Ventrikel (VT)

• Irama : Teratur
• Frekwensi HR : 100 – 250 x/menit
• Gel. P : Tidak ada
• Interval PR : Tidak ada
• Gel. QRS : Lebar lebih dari 0,12 detik
Takikardia Ventrikel Polimorfik
Takikardia Ventrikel
Torsade de Pointes
Fibrilasi Ventrikel (VF)
• Irama : Tidak teratur
• Frekwensi HR : < 350 x/menit shg tdk dpt dihitung
• Gel. P : Tidak ada
• Interval PR : Tidak ada
• Gel. QRS : Lebar dan tidak teratur
• @ VF kasar (Coarse VF)
• @ VF halus (Fine VF)
TERIMAKASIH
Kolegium Sekretariat :
Keperawatan Kardiovaskular Jl. S Parman Kav 87 Slipi, Jakarta Barat
Indonesia (K2KvI) Ruang Bidang Keperawatan
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Telp. 5684085 ext 1367
Ikatan
Website : www.K2KvI.org,
Ners Kardiovaskular Email (kolegium): sekretariat@k2kvi.org
Indonesia (INKAVIN)
Email (INKAVIN) : inkavinpusat@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai