Anda di halaman 1dari 22

“Pengertian Agama”

Dosen Pembimbing :
Dr. Muhammad Fauzi, M.Ag
Sefri Aulia, S.Th.I, M.Ud

Oleh
Kelompok 1 : Angel Okseventi
Dewi Safitri
Herlin Jusnita Zalukhu
Mila Septy Zami
Pengertian Agama

Pembagian Agama dan ciri - cirinya

Mengungkapkan kebenaran Makna Agama

Sejarah Kemunculan Agama di Dunia

Hubungan Manusia dengan Agama


Agama merupakan sebuah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya

Etimologi

Pengertian
Agama

Fungsional Terminologi
Pengertian Agama secara Etimologi

 kata agama berasal dari bahasa sangsekerta, yang berasal dari akar kata
gam artinya pergi, kemudian dari kata gam tersebut mendapat awalan a dan
akhiran a, maka terbentuklah kata agama artinya jalan. Maksudnya, jalan
mencapai kebahagiaan.

 Di samping itu terdapat pendapat yang menyatakan bahwa kata agama


berasal dari bahasa sangsekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A
artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, arti kata agama adalah tidak kacau
atau teratur.

 Kata religi, secara etimologi – menurut winker paris dalam algemene


encyclopaedie mungkin sekali dari bahasa latin, yaitu dari kata religere atau
religare yang berarti terikat, maka dimaksudkan bahwa setiap orang yang
bereligi adalah orang yang senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang
dianggap suci. Kalau dikatakan berasal dari kata religere yang berarti berhati
hati, maka dimaksudkan bahwa orang yang bereligi itu adalah orang yang
senantiasa bersikap hati hati dengan sesuatu yang dianggap suci.
Jenis Makna Agama secara Etimologi

• berasal dari kata “go” dalam bahasa Inggris yang


B.Inggris berarti “jalan, cara berjalan, cara-cara sampai pada
keridhaan Tuhan

• Kata “agama” dalam bahasa Arab diterjemahkan


menjadi “ad-dien” artinya “pahala, ketentuan,
kekuasaan, peraturan, dan perhitungan”.
• Fairuzabadi dalam kamusnya, Al-Muhieth,
mengatakan bahwa arti harfiah “ad-dien” adalah
“kekuasaan, kemenangan, kerajaan, kerendahan,
B.Arab kemuliaan, perjalanan, peribadatan, dan paksaan”
(Sukardji, 1993: 28).
• Sedangkan menurut Harun Nasution, “ad-dien”
mengandung arti “menguasai, menundukkan,
patuh, utang, balasan, kebiasaan” (Jalaluddin,
1996: 12)
Pengertian Agama Secara Terminology

Agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia


dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya.
Dalam al-Qur’an agama sering disebut dengan
istilah din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari
ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna
yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang
ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna
yang ada pada istilah agama dan religi.
Jenis Makna Agama secara Terminology

• “religion” adalah suatu sistem peraturan-peraturan


dari kegiatan yang semuanya itu didasarkan pada
adanya kepercayaan dan pegangan pada kekuatan
B.Inggris yang Mahakuasa dan norma perilaku manusia yang
didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan Tuhan (Sukardji, 1993: 33)

• Sukardji memberikan definisi “ad-dien”


sebagai “undang-undang kebutuhan yang
B.Arab mendorong dan menjiwai orang berakal
dengan usahanya untuk sejahtera hidup di
dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat”
(Sukardji, 1993: 34-35)
Pengertian Agama Secara Fungsional

Fungsi
Fungsi Disintegratif
integratif Agama
Agama
Fungsi integratif Agama
Agama mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang berada di luar jangkauan
manusia yang melibatkan takdir dan kesejahteraan

Agama menawarkan suatu hubungan transendental melalui pemujaan dan upacara


peribadatan

Agama menawarkan suatu hubungan transendental melalui pemujaan dan upacara


peribadatan

memberikan standar nilai dalam arti dimana norma-norma yang sudah terlembaga
bisa dikaji kembali secara kritis sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama
agama yang menitikberatkan pada transendensi Tuhan dan pada masyarakat yang
mapan.

Agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting

Agama juga berperan dalam memacu pertumbuhan dan kedewasaan individu,


serta perjalanan hidup melalui tingkat usia yang ditentukan oleh masyarakat.
Fungsi integratif Agama

Pada bagian ini, pembicaraan tentang fungsi


disintegratif agama akan lebih memfokuskan perhatian
pada beberapa bentuk konflik sosial yang bersumber
dari agama.
 Perbedaan doktrin dan sikap mental
 Perbedaan suku dan ras pemeluk agama
 Perbedaan tingkat kebudayaan
 Masalah mayoritas dan minoritas kelompok agama
Pengertian Agama menurut Para Ahli

1) Sutan Takdir Alisyahbana (1992)


2) Dr.m. Drikarya
3) Edward Burnett Tylor (1832-1917)
4) Moenawar Chalil
5) Jappy Pellokild
6) Michel Meyer (dalam Rousydiy, 1986)
7) Émile Durkheim
8) A.M. saefuddin (1987)
9) Anthony F.C. Wallace
10) Luckmann
pada setiap agama ada pendiri utama atau pembawa ajaran; Ia bisa saja disebut sebagai
nabi atau rasul, guru, atau punjuru selamat

agama harus mempunyai umat atau pemeluk, yaitu manusia; artinya harus ada manusia
yang menganut, mengembangkan, menyebarkan agama

agama juga mempunyai sumber ajaran, terutama yang tertulis, dan sering disebut Kitab
Suci; bahasa Kitab Suci biasanya sesuai bahasa asal sang pendiri atau pembawa utama
agama

agama harus mempunyai waktu tertentu agar umatnya melaksanakan ibadah bersama,
ternasuk hari-hari raya keagamaan

agama perlu mempunyai lokasi atau tempat yang khusus untuk melakukan ibadah; lokasi
ini bisa di puncak gunung, lembah, gedung, dan seterusnya
Pembagian
Agama dari segi
Kebudayaan :

Agama Budaya
Agama Langit
(bumi)
(wahyu)
Agama Samawy (wahyu)
Yang tergolong dalam agama samawy adalah:
1. Agama Yahudi
2. Agama Nashrani
3. Agama Islam
Ciri-ciri agama Samawy antara lain:

a) Secara pasti dapat ditentukan kapan lahirnya, ia bukan tumbuh dalam


masyarakat tetapi diturunkan untuk masyarakat (umat manusia).
b) Disampaikan oleh manusia yang ditunjuk Tuhan sebagai utusan-Nya.
Utusan itu bukan menciptakan agama, melainkan menyalurkan kepada
manusia.
c) Memiliki kitab suci yang keotentikannya bertahan tetap.
d) Ajarannya serba tetap, tetapi tafsirannya/pandangannya dapat
berubah-ubah sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat.
e) Konsepsi ke-Tuhanannya serba Esa.
Agama Budaya (bumi)
Yang termasuk dalam agama budaya (bumi) antara lain :
Agama Konfucu (cina)
Agama Tao/Shinto (Jepang)
Agama Zoroazter( Persia )
Agama hindu/Budha ( India )

Ciri-ciri agama bumi antara lain sebagai berikut:


a) Tumbuh secara evolusi dalam masyarakat penganutnya, tidak dipastikan waktu
tertentu kelahirannya.
b) Tidak disampaikan oleh Utusan Tuhan, tetapi hanya oleh pendeta atau mungkin ahli
fakir/ filosof.
c) Umumnya tidak memiliki kitab suci kalaupun ada kitabnya mengalami perubahan
dalam perjalanan sejarah agama karena ia buatan manusia belaka.
d) Ajaran berubahnya dengan perubahan akal masyarakat penganutnya.
e) Konsep ke-Tuhanan : dinamisme, Animisme, Politaesme, dan paling tinggi monotheisme
nisbhi.
f) Kebenaran prinsip-prinsip ajarannya tak tahan terhadap kritik akal : mengenai alam
nyata satu-satu ketika dibuktikan keliru oleh ilmu dalam perkembangannya: mengenai
alam gaib, tak terjangkau oleh akal.
 Agama wahyu berpokok pada  sedangkan agama budaya
konsep ke-Esaan Tuhan. tidak demikian
 Agama wahyu menyuruh
 sedangkan agama budaya
penganutnya untuk beriman
kepada Rasul/ Nabi tidak demikian.
 Agama wahyu sember  Sedang agama budaya kitab
utamanya / tuntunannya, sucinya tidak diwahyukan
ukuran baik dan buruk adalah  sedangkan agama budaya
tercantum dalam kitab suci adalah kabur dan sangat
yang diwahyukan elastis
 Agama wahyu mempunya
ajaran yang jelas dan tegas

Agama Wahyu Agama Budaya


 Agama Islam dengan kitab sucinya adalah Al Quran yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, melalui
malaikat Jibril, untuk seluruh manusia dan alam semesta.
 Agama Kristen (Nasrani) dengan kitab sucinya Injil diturunkan
kepada Nabi Isa AS, melalui malaikat Jibril untuk kaum Bani
Israil.
 Agama Yahudi, dengan kitab sucinya Taurat diturunkan
kepada Nabi Musa AS, melalui malaikat Jibril untuk kaum
Bani Israil. natural religion, nonrevealed religion
Peran agama sebagai bentuk kepercayaan mengharuskan adanya
keyakinan terhadap prinsip-prinsip dan norma-norma agama yang diakui
kebenarannya. Keyakinan tersebut haruslah bersumber dari kebenaran
yang hakiki dan tidak ada keraguan :

 - Sebagai makluk pencari kebenaran, manusia dapat mencari dan


menemukan kebenaran melalui agama.
 - Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren
dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.
 - Agama dengan kitab suci dan hadits nya dapat memberikan jawaban
atassegala persoalan manusia, termasuk kebenaran.
Di dalam doktrin agama, terdapat beberapa landasan yang
menunjukan, bahwa di samping ada kebenaran yang muthlak yang
langsung dari Allah swt. diakui pula eksistensi kebenaran relatif yang
merupakan hasil usaha pencapaian budaya manusia, seperti: kebenaran
spekulatif filsafat dan kebenaran positif ilmu pengetahuan serta kebenaran
pengetahuan biasa di dalam kehidupan sehari-hari.
Menyangkut konsep kebenaran, ada dua hal yang tidak bisa
dipisahkan, yaitu: sumber otoritas atau justifikasi dan metode untuk
memperolehnya. Kebenaran agama sumber otoritasanya adalah wahyu dari
Tuhan. Oleh karenanya, konsep kebenaran dalam pemahaman agama
selalu dirujukan kepada apa yang dikatakan wahyu. Adapun justifikasi
sebuah kebenaran ilmiah terletak pada prosedur dan hasil pengujian, bukan
pada keyakinan metafisis seperti kebenaran wahyu. Sejalan dengan
pendapat ini, Muhammad al-Husaini ismail mengatakan, bahwa
Permasalahan-permasalahan yang menyangkut agama telah menjadi
“permasalahan muthlak”, bukan “permasalahan relatif”.
Pertanyaan Debat Dugaan
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara
lain karena agama merupakan :
 sumber moral
 petunjuk kebenaran
 sumber informasi tentang masalah metafisika
 bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun
duka
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai