Anda di halaman 1dari 12

Oleh

HIDAYATULLAH, SHI, MSI


 Budayaadalah hasil cipta, karsa, dan rasa
suatu masyarakat atau bangsa yang
mereka anggap baik dan diaplikasikan
dalam tatanan kehidupan mereka.
 Ruang Lingkup kebudayaan tak hanya
terbatas pada tatanan adat istiadat,
namun juga mencakup :
1. Bahasa
2. Pandangan hidup
3. Keyakinan
4. Perkembangan teknologi
5. Peradaban.
Islam sebagai agama universal dari segi
waktu, tempat, dan kandungan ajarannya
yang diturunkan oleh Maha Pencipta
sebagai rahmat seluruh semesta, ia datang
sebagai pedoman, dan parameter untuk
memfiltrasi berbagai norma dan nilai
kebudayaan tersebut; yang baik dibiarkan
bahkan dilestarikan, sedangkan yang
buruk atau yang bisa berakibat buruk dan
menyelisihi fitrah kehidupan mereka
diperbaiki dan diluruskan.
 Dalam Al-Quran Allah Ta’ala berfirman:
َ ِِ ِِ ‫ع ِن ْال ََا‬
 ‫نن‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ُخ ِذ ْالعَ ْف َو َوأْ ُم ْر ِب ْالعُ ْر‬
ْ ‫ف َوأ َ ْع ِر‬
 “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah
orang mengerjakan yang ‘urf, serta
berpalinglah dari orang-orang yang
bodoh.” (QS Al-A’raf: 199).
 Makna ‘urfdalam ayat ini sebagaimana
yang disebutkan oleh sebagian ahli tafsir
adalah perkara kebaikan yang dikenal
dan berkembang dalam elemen
masyarakat tertentu baik berupa tutur
kata ataupun amalan. (Al-‘Urf wa
Atsaruhu fi Asy-Syari’ah: 109).
Agama bergantung pada budaya dan adat
istiadat yang berkembang dalam suatu
masyarakat. Misalnya saja, persoalan
muamalat, tingkah laku, jual beli, profesi,
kadar nafkah, kadar mahar, dan berbagai lini
kehidupan diserahkan batasan-batasan dan
normanya pada batasan dan norma budaya
dan adat istiadat, dengan syarat semua itu
tidak bertentangan dengan ajaran dan
prinsip keislaman atau fitrah kemanusiaan.
Islam juga sangat mengapresiasi budaya,
adat istiadat, dan norma yang
berkembang, bahkan menjadikannya
sebagai salah satu dari kaedah global
syariatnya, yaitu kaedah :
Al-‘aadah Muhakkamah
“Budaya dan adat istiadat dijadikan
sebagai penentu, sandaran dan pedoman
sebagai suatu hukum”
ِ ‫عا ِش ُرو ُِ َّن ِب ْال َم ْع ُر‬
‫وف‬ َ ‫َو‬
“Dan pergaulilah mereka dengan cara yang
makruf.” (QS. An-Nisa’: 19)
Batasan dan nilai-nilai “makruf” yang
diwajibkan pada suami untuk ia terapkan
terhadap istrinya dalam kehidupan berumah
tangga adalah ditentukan oleh budaya dan
adat istiadat masyarakat mereka sendiri,
selama tidak mengandung dosa, atau
kezaliman terhadap salah satunya
 Penyerahan sesajen
 Ritual-ritual pengultusan patung
 Pengkultusan Pepohonan
 Menyembah Jin
 Berbagai ritual berbau syirik lainnya.
Islam memberikan dua syarat bagi praktik budaya
dan adat istiadat, yaitu:
1. Budaya atau adat tersebut tidak bertentangan
dengan prinsip Islam dan fitrah manusia.
Misalnya, budaya riba, judi, kesyirikan, pacaran,
dan sebagainya yang kesemuanya bertentangan
dengan prinsip dan norma Islam.
2. Keberadaan budaya atau adat tersebut dalam
suatu masyarakat adalah pakem, telah mendarah
daging, dan tidak berubah-ubah; agar bisa
dijadikan sebagai amalan baku, dan tidak
simpang siur.
 Budaya adalah hasil karya manusia yang
mesti bernaung di bawah ajaran agama;
norma yang buruk hendaknya diperbaiki
dan diluruskan, sebaliknya, norma-norma
yang baik hendaknya dipelihara dan
dijadikan sebagai suatu khazanah, dan
kekayaan budaya bangsa

Anda mungkin juga menyukai