dan TB EKSTRAPARU
KOPI TB PUSAT
TB-DM
• Risiko TB pada penderita DM meningkat 2-5 kali
• Defek fungsi sel sel imun Fagositosis terganggu
• Mikroangiopati Epitel alveolar terganggu
Penapisan TB pada DM
• Segera setelah penegakan diagnosis DM
• Setiap kunjungan penyandang DM ke Fasyankes
Penapisan TB pada DM
• Jika salah satu langkah hasil penapisan positif, maka
dilakukan penegakan diagnosis sesuai PPK TB
• Jika hasil penapisan negatif, penapisan TB dilakukan setiap
kunjungan berikutnya
• Pemeriksaan foto toraks ulang ditentukan oleh dokter atas
indikasi medis
Alur Identifikasi TB pada penyandang DM
TB-DM
Penapisan DM pada Pasien TB
Evaluasi Gejala DM
Keluhan klasik DM : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Faktor risiko DM
Riwayat DM keluarga, glukosa darah tinggi sebelumnya, melahirkan
bayi besar ( > 4kg), Obesitas, pola hidup sedentier, diet rendah
buah-buahan, sayur, dan konsumsi alkohol.
• Pemeriksaan bakteriologis :
Pemeriksaan TCM : Xpert MTB/RIF
Pada faskes yg belum tersedia dan akses sulit : sputum BTA
(gambaran sputum BTA pada ODHA : sebagian besar negatif)
HIV salah satu faktor risiko TBC RO, sehingga pemeriksaan TCM atau biakan
Mycobacterium tuberculosis dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya TBC RO.
• Pemeriksaan foto toraks tidak spesifik, terutama pada pasien dg CD4 rendah
Gambaran Foto Toraks TB Paru pada HIV
Bagian bawah,
Infiltrat Bagian atas beberapa tempat,
atau milier
CD4 : 375
Guidelines for treatment of drug-susceptible tuberculosis and patient care, 2017 update
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
• TPT diberikan sebagai upaya mencegah terjadinya TB aktif pada ODHA
• TPT diberikan pada ODHA yang tidak terbukti TB dan tidak mempunyai
kontraindikasi terhadap pilihan obat.
• Pilihan regimen TPT menurut rekomendasi WHO :
• Pengobatan Pencegahan dengan INH (PP INH) selama 6 bulan, dengan dosis INH
300 mg/hari selama 6 bulan dan ditambah dengan B6 dosis 25mg/hari.
• Pengobatan Pencegahan dengan menggunakan Rifapentine dan INH, seminggu
sekali selama 12 minggu ( 12 dosis)
• Dosis yang digunakan :
INH 15 mg/BB untuk usia > 12 tahun dengan dosis maksimal 900 mg
Rifapentine 900 mg untuk usia >12 tahun dan BB > 50 Kg (untuk BB 32 – 50
kg = 750 mg)
Pasien dengan infeksi HIV yang setelah dievaluasi dengan seksama, tidak
menderita tuberkulosis aktif diberikan isoniazid (Standar 16 ISTC)
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
Orang dengan HIV Positif
Tidak TBC
• Prevalensi dunia
WHO report 2016 : 15 % dari total kasus TB
• Indonesia
Program nasional 2016 : 8,3% dari total kasus
Selisih angka prevalensi notifikasi kasus harus
ditingkatkan Diagnosis akurat, pelaporan dan
pencatatan TB ekstraparu
• Faktor Risiko:
Infeksi HIV
Penyakit dengan kekebalan menurun lainnya
Patofisiologi
Pengambilan spesimen :
Seringkali invasif
Melibatkan bagian lain
High cost
Sampel diambil untuk pemeriksaan bakteriologi
dan histopatologi
Bakteriologis
Apusan BTA:
Apusan (+) bila terdapat 5000-10000 bacili/cc sampel
Guidelines for treatment of drug-susceptible tuberculosis and patient care, 2017 update
ELIMINASI TBC
2030
Terima Kasih
dr. Heri Kurniawan, Sp.PD
herikurniawan.dr@gmail.com