Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN SISWA DENGAN MEKANISME

KOPING SISWA SISWI KELAS XII DALAM MENGHADAPI UJIAN RIFDA RIANTI 1610711094
NASIONAL SMAN 2 DEPOK
Latar Belakang
Di setiap kehidupan terdapat gangguan kecemasan yang di alami yaitu sekirar 2-4% ( Hawari,
2011). Menurut ( National Institut of Mental Health,2005) terdapat 40 juta orang yang
mengalami gangguan kecemasan di Amerika khususnya pada usia 18 tahun sampai usia lanjut. Di
Indonesia prevalensi kecemasan pada warga Negara Indonesia kurang lebih 2-6 juta jiwa dari
220 juta jiwa seluruh populasi di Indonesia (Iskandar, 2006). Kecemasan banyak dialami wanita
2 kali lipat dibandingkan pria (Hawari, 2011). Kecemasan dikenal dengan istilah perasaan
cemas, perasaan bingung, was-was, bimbang, dan takut. Kecemasan normal adalah hal yang
sehat, sebagai pertanda bahaya tentang keadaan tubuh dan jiwa agar manusia dapat
mempertahankan diri (Hutagalung, 2007). (Ditambahkan “ akan tetapi jika kecemasan
berlebihan akan menimbulkan……”). “Jangan ada kalimat yang melemahkan, seperti standart
UN bukan lagi kelulusan, tetapi standart perguran tinggi”
Dalam ketentuan yang terdapat pada Standar Operasional prosedur (SOP). Dinyatakan lulus,
bahwa setidaknya memenuhi nilai 5,5 untuk setiap mata pelajaran dan memiliki rata-rata minimal
5,5.Walaupun nilai ujian nasional tidak dijadikan syarat kelulusan akan tetapi hasil nilai tersebut
digunakan untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Permendikbud, 2014). Menurut
(Purwanto,2012). Ujian nasional bagi beberapa siswa sering dirasakan sebagai stressor yang
dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang timbul pada waktu ujian nasional dimungkinkan
dapat mengganggu konsentrasi dan kemampuan dalam berpikir serta bertindak saat ujian.
Sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai pada saat ujian nasional.
Bagi beberapa siswa yang gagal dalam ujian nasional sering dihinggapi rasa tidak berdaya,
malu, stres, bahkan sampai berujung pada kasus yang dramatis. Tingkat kecemasan tergantung
dari berbagai factor, yaitu faktor yang berfokus pada keadaan biologis, mempertahankan diri
terhadap lingkungan yang diperoleh dari perkembangan serta adaptasi terhadap rangsangan
dan situasi atau stressor yang dihadapi yang biasa disebut dengan mekanisme koping
(Sarwono, 2011). Maka dari itu Saya ingin melakukan penelitian lebih lanjut apakah ada
Hubungan Tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada siswa siswi yang terlibat dalam
Ujian Nasional
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian saya adalah untuk mengetahui apakah ada Hubungan antara tingkat
kecemasan dengan mekanisme koping pada siswa kelas XII dalam menghadapi Ujian
Nasional.
Hipotesis dalam Penelitian saya adalah
Ho : Tidak ada Hubungan antara tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada siswa
kelas XII dalam menghadapi ujian nasional
Ha : Ada Hubungan antara tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada siswa kelas
XII dalam menghadapi ujian nasional
DEFINISI OPERASIONAL
Kecemasan adalah suatu istilah yang menggambarkan gangguan psikologis yang
dapat memiliki karakteristik yaitu berupa rasa takut, keprihatinan terhadap masa
depan, kekhawatiran yang berkepanjangan, dan rasa gugup.
Ada beberapa Tingkat Kecemasan
- Cemas ringan : berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-
hari. lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu
terdoronh untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas
-Cemas Sedang : Pada tingkat ini lahan apersepsi terhadap lingkungan menurun, individu
lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
-Cemas Berat : Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan ha yang
lain. individu tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan/tuntunan
-Mekanisme Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam
PENGUKURAN
Menganalisa tingkat kecemasan dar Siswa Kelas XII selama menghadapi ujian
Nasional, Alat ukur berupa kuesioner yang dibagikan dengan menggunakan
skalaHARS(Hamilton Anxiety Rating Score) .Di dalam HARS ini terdapat kuesioner .
Dimana kuisioner terdiri 25 nomor di mana untuk jawaban selalu (skor 3), sering (skor
2), kadang-kadang (skor 1), dan tidak pernah (skor 0). Dan 6 poin kuesioner lainnya
untuk jawaban selalu (skor 0), sering (skor 1), kadang-kadang (skor 2) dan tidak
pernah (skor 3) kemudian ditabulasi dan didapatkan hasil dibawah ini : (INSTRUMENT
KURANG KUISIONER MEKANISME KOPING MEMAKAI APA?)
a. Cemas ringan : skor 0-19
b. Cemas sedang : skor 20-39
c. Cemas berat : skor 40-57
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian ”Correlational”(GAUSAH) dengan menggunakan


desain penelitian ”Cross Sectional” dengan teknik sampling ”Purposive sampling”. Dan
menggunakan Uji Chi square.( TEKNIK SAMPLING RANDOM ATAU NON RANDOM)
UN sudah jadi masalah mayoritas, disarankan tidak pakai purposive sampling
DAFTAR PUSTAKA
Hawari. 2011. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta.
Iskandar,Y. 2006. Managemen Diagnostik dan Terapi Psikiatri di RSK Dharma Graha
Volume 2. Jakarta : Yayasan Dharma Graha pp 119.
Hutagalung, E. A. 2007. Tatalaksana Diagnosis dan Terapi Gangguan Anxietas. Diakses
pada tanggal 21 September 2015 dari http//www.idijakbar.com/prosiding/gangguan
anxietas.html.
Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persad

Anda mungkin juga menyukai