Anda di halaman 1dari 50

Oleh:

Syahriana Pahutar
Npm: 135310399
A ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI
PADA TOKO BUSANA SYAR’I DI
PEKANBARU

B
LATAR BELAKANG MASALAH

C PERUMUSAN MASALAH

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


D

SISTEMATIKA PENULISAN
E
LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil memegang


peranan penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja
yang mampu diserap oleh usaha kecil.

Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah menegaskan


pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan akuntansi bagi usaha
kecil. Hal ini tersirat dalam Undang – Undang N0. 9 Thn 1995.

Laporan keuangan dihasilkan melalui suatu proses yang


disebut dengan siklus akuntansi, yaitu serangkaian proses pencatatan
mulai terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan
keuangan.

Menurut SAK ETAP, Laporan keuangan terdiri dalam:

alisis Penerapan Akuntansi Pada Toko Busana Syar’i Di Pekanbaru


1. PERHITUNGAN LABA RUGI:
menggambarkan kinerja keuangan
perusahaan selama periode tertentu.

2. NERACA: melaporkan aktiva,


kewajiban, ekuitas pemilik perusahaan
pada periode tertentu.

Laporan 3. LAPORAN ARUS KAS: ringkasan


penerimaan & pembayaran kas pada
keuangan periode tertentu.
(Berdasarkan SAK ETAP)

4. LAPORAN PERUBAHAN MODAL: daftar


yang memuat ikhtisar rinci tentang
perubahan modal dalam periode tertentu.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN:


memuat informasi lain berhubungan
dengan posisi keuangan & hasil usaha
perusahan
Ada dua macam dasar pencatatan akuntansi
yang dipergunakan secara luas:

BASIS AKRUAL BASIS KAS


Suatu transaksi langsung diakui pada
Tidak akan mencatat suatu transaksi jika
saat terjadi tanpa memperhatikan kas
belum ada uang/ kas yang diterima/
sudah diterima/ belum.
dikeluarkan.

Berdeda dengan penelitian sebelumnya di Pekanbaru, objek dalam


penelitian ini adalah toko busana syar’i. Hasil survei awal yang dilakukan pada
lima toko busana syar’i yaitu:

Analisis Penerapan Akuntansi Pada Toko Busana Syar’i Di Pekanbaru


TOKO BUSANA SYAR’I AL
- FATIH MOSLEM STORE
Lobak No. 118 – Panam

Dari data yang diperoleh usaha ini


telah memisahkan penerimaan
dan pengeluaran kasnya dan
melakukan perhitungan laba rugi
setiap bulannya. Dalam
penerimaan kas, usaha toko
busana busana Syar’i Al - Fatih
Moslem Store mencatat setiap
setiap jual beli yang terjadi setiap
hari dan mencatat pengeluaran
kasnya. Keuangan usaha ini telah
memisahkan antara pengeluaran
perusahaan dengan pengeluaran
rumah tangga.
TOKO AZ ZAHRA HIJAB
Jln. Mayor Sakti No. 14B- Panam

hasil survei menjelaskan


bahwa toko busana syar’i Az
Zahra Hijab sudah melakukan
pencatatan atas seluruh
transaksi keuangan yang terjadi
setiap hari dalam usahanya.
Dari data yang diperoleh usaha
toko busana syar’i Az Zahra
Hijab ini menggabungkan
penerimaan dan pengeluaran
kasnya dan melakukan
perhitungan laba rugi setiap
hari. Keuangan usaha ini telah
memisahkan antara
pengeluaran perusahaan
dengan pengeluaran rumah
tangga.
RUMAH HIJAB
MUSTANIR
Jln. Garuda Sakti Km. 01- Panam

hasil survei menjelaskan bahwa


toko busana syar’i tersebut
menyatukan buku penerimaan
dan pengeluaran kasnya dan
melakukan perhitungan laba
rugi satu bulan sekali. Dalam
penerimaan kasnya toko
Rumah Hijab Mustanir
mencatat total penerimaan kas
dan mencatat pengeluaran
kasnya. Keuangan usaha ini
belum sepenuhnya memisahkan
antara pengeluaran
perusahaan dengan
pengeluaran rumah tangga.
ISTIQOMAH
Jln. Paus Ujung No. 190c

Pada toko busana


syar’i istiqomah, hasil survei
menjelaskan bahwa toko
istiqomah manggabungkan
penerimaan dan pengeluaran
toko dalam satu pencatatan
dan melakukan perhitungan
laba rugi setiap hari.
Keuangan usaha ini belum
melakukan pemisahan antara
pengeluaran perusahaan
dengan pengeluaran rumah
tangga.
NADZHIFA
Jln. Delima – Panam

survei menjelaskan bahwa toko


busana syar’i Nadzhifa sudah
melakukan pencatatan akuntansi
tetapi pencatatan yang dilakukan
belum menerapkan akuntansi sesuai
konsep akuntansi. Toko Nadzhifa
hanya menggunakan buku harian biasa
yang digunakan untuk mencatat
semua transaksi penjualan dan
penerimaan kas dari kegiatan usaha.
Toko Nadzhifa menggabungkan
penerimaan serta pengeluaran dalam
satu pencacatan dan melakukan
perhitungan laba rugi setiap bulan.
Keuangan usaha ini telah memisahkan
antara pengeluaran perusahaan
dengan pengeluaran rumah tangga.

back next
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang
telah dikemukakan, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:

“apakah penerapan akuntansi yang dilakukan


toko busana syar’i di Pekanbaru telah sesuai
dengan konsep – konsep dasar akuntansi”
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:

Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengaplikasian


ilmu yang diperoleh selama proses perkuliahan antara teori
dan praktek yang didapat selama ini.

Bagi pengusaha sebagai bahan acuan dan bahan


masukan dalam melakukan praktek penerapan
akuntansi untuk mengevaluasi perkembangan dan
kemajuan usaha yang dikelola.
Sistematika BAB 1 PENDAHULUAN

TELAAH PUSTAKA DAN


penulisan
BAB II
HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM (OBJEK


BAB IV PENELITIAN)

HASIL PENELITIAN DAN


BAB V
PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP
1. Pengertian Usaha Kecil
Menurut Dharmawati (2016: 263) usaha kecil adalah usaha yang
pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan
operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam
kegiatan usaha tersebut, dan biasanya hanya mempekerjakan tidak lebih
dari 50 orang.

Dan untuk mempermudah pembinaan usaha kecil, maka ditetapkan juga


kriteria perusahaan kecil yaitu (UU RI No. 20 Tahun 2008):

1. Memiliki kekayaan bersih Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.


50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua miliar lima
ratus juta rupiah).
2. Pengertian dan Fungsi Akuntansi
Pengertian akuntansi menurut American Institute of Public Accounting (AICPA)
dalam Agustina (2013:8) adalah:
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara
tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian – kejadian yang bersifat
keuangan dan termasuk menafsirkan hasil – hasilnya.

Menurut Samryn (2015: 3) Akuntansi adalah Suatu informasi yang digunakan untuk
mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi
kegiatan mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan, mengomunikasikan peristiwa
ekonomi dari sebuah organisasi kepada pemakai informasinya.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi


akuntansi adalah menyediakan informasi sehingga dapat mengambil
keputusan ekonomi.
3. Karakteristik Kualitatif Laporan Kuangan
Menurut Kerangka Dasar Panyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2009:54),
terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu:

Dapat dipahami
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas

1 ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.

relevan.

2 agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna


dalam proses pengambilan keputusan.

Keandalan.
informasi memiliki kualitas yang dapat diandalkan penggunanya sebagai
3 penyajian yang tulus atau jujur), dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Dapat dibandingkan.
Pengguna juga harus dapat memperdandingkan laporan keuangan antar
4 perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.
4. Konsep Dasar Akuntansi
Menurut Rudianto (2009:20) terdapat beberapa hal yang menjadi
konsep dasar dan melindasi struktur akuntansi antara lain:

1. Kesatuan usaha khusus (economic entity)


2. Dasar pencatatan
Ada dua macam dasar pencatatan dalam akuntansi yang
dipakai dalam mencatat transaksi, yaitu:
•Akuntansi berbasis kas,
•Akuntansi berbasis akrual,
3. Konsep periode waktu (time period)
4. Kontinuitas usaha (going concern)
5. Penggunaan unit moneter (monetery unit)
Langkah – langkah dalam penyusunan laporan keuangan seringkali disebut dengan siklus
akuntansi. Adapun siklus – siklus akuntansi meliputi:

BUKU BESAR NERACA SALDO JURNAL PENYESUAIAN


Hal. 16 Hal. 18
(posting)
Hal. 15

NERACA LAJUR
JURNAL UMUM
Hal. 14 Portalakuntansi.com

BUKTI – BUKTI LAPORAN KEUANGAN (19)


TRANSAKSI 1. Laporan Laba/ rugi (20)
JURNAL JURNAL
(Nota, cek, PEMBALIK PENUTUP 2. Lap. Perubahan modal (21)
kwitansi, faktur Hal. 26 Hal. 25 3. Neraca (22)
dan lain-lain) 4. Arus kas (23)
Hal:13 5. Catatan atas lap. Keu (24)
5. Konsep Akuntansi Untuk Usaha Kecil

Kebanyakan usaha kecil hanya menerapkan akuntansi


dalam bidang pencatatan pembukuan saja, tanpa
menginterprestasikan dalam bentuk laporan keuangan.
Sedangkan dalam perusahaan besar penerapan akuntansi sudah
sempurna dilakukan hingga pada laporan keuangan dan telah
sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi.

Dalam hal ini perbedaan akuntansi perusahaan kecil dan


perusahaan besar hanya terletak dari segi pencatatan
akuntansinya saja, akan tetapi secara keseluruhan pengelolaan
antara perusahaan kecil dan besar tersebut hampir sama pada
setiap perusahaan.
6. Sistem Akuntansi Untuk Usaha Kecil.
JAMES D. STICE, DKK
(2009:30:

Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi


Tunggal Berpasangan

pencatatan asetnya hanya menggunakan satu


sisi pendapatan dan sisi pengeluaran. Pencatatan setiap transaksi dicatat dalam suatu cara
ini relatif mudah dan sederhana. Dalam tata buku untuk memastikan keseimbangan atau kesamaan
tunggal lap. Neraca & perhitungan L/R tidak persamaan dasar akuntansi yaitu aktiva= kewajiban
disusun dari buku besar, akan tetapi dari catatan – + ekuitas pemilik.
catatan dalam buku harian dan buku – buku
lainnya.

Menurut Lisa dalam Agustina (2013:28) bahwa sistem akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan kecil
masih bersifat sederhana dan sistem akuntansi yang digunakan yaitu sistem akuntansi tunggal (single
entry system).
B. HIPOTESIS

Berdasarkan perumusan masalah dan telaah pustaka yang telah diuraikan diatas maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian
sebagai berikut:

Penerapan Akuntansi Yang Dilakukan Oleh Usaha Toko Busana Syar’i Di Pekanbaru Belum Memenuhi Konsep – Konsep
Akuntansi.

METODE PENELITIAN
a. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pekanbaru. Objek dari penelitian ini adalah usaha toko busana
syar’i di Pekanbaru.
b. Operasional Variabel Penelitian
1. asumsi dasar akuntansi
Menurut Kieso (2008:41) yang termasuk asumsi asumsi – asumsi yang menjadi anggapan
dasar akuntansi adalah:

a. Entitas ekonomi Dasar akrual


b. Dasar pencatatan Dasar kas

c. Konsep kelangsungan usaha (perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang)
d. Konsep periode waktu (Periode waktu dapat beberapa bulanan, kuartalan, dan
tahunan)
e. Unit moneter (unit yang relevan, sederhana, terseedia secara universal, dapat
dipahami & berguna)

2. Sistem pembukuan
Menurut Warren, dkk (2008:489) ada dua jenis sistem pembukuan akuntansi, yaitu:

a. Akuntansi berpasangan
b. Akuntansi tunggal
c. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah toko


busana syar’i di Pekanbaru. Adapun rincian toko
busana syar’i yang menjadi populasi dalam
penelitian ini disajikan pada Tabel. 1. halaman 31
berdasarkan survei lapangan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti,


dari 41 toko busana syar’i di Pekanbaru, terdapat
20 responden yang bersedia untuk dilakukan
penelitian pada toko busana syar’i nya. Maka,
Sampel dari penelitian ini adalah 20 toko busana
syar’i di Pekanbaru. Adapun rincian nama – nama
toko busana syar’i yang menjadi sampel dalam
penelitian ini disajikan pada tabel. 2 (halaman 33).
d. Jenis dan sumber data
Data primer Data sekunder
data diperoleh langsung dari responden melalui data yang diperoleh dari instansi terkait yaitu pengelola toko
wawancara dan kuesioner. busana syar’i dan pencatatan harian (buku kas) dari
pemiliknya.

e. Teknik pengumpulan data


1. Wawancara terstruktur, yaitu cara pengumpulan data dengan wawancara dimana peneliti telah menyediakan
instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah
disiapkan.
2. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengambilan dokumen – dokumen yang
sudah ada tanpa pengolahan data.

f. Teknik analisis data


Setelah semua data terkumpul, data tersebut dikelompokkan menurut jenisnya
masing – masing, kemudian dituangkan dalam bentuk tabel dan akan diuraikan secara
deskriptif, yaitu dalam bentuk persen (%) sehingga dapat diketahui apakah toko busana
syar’i di Pekanbaru telah menerapkan akuntansi. Setelah dilakukan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian maka peneliti dapat menarik kesimpulan untuk disajikan dalam
bentuk penelitian.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Tingkat Umur Responden

GAMBARAN UMUM
A 2. Tingkat Pendidikan
3. Lama Berusaha Perusahaan

B MODAL USAHA RESPONDEN

C JUMLAH KARYAWAN
BAB IV

RESPON RESPONDEN TERHADAP PELATIHAN DALAM


D BIDANG PEMBUKUAN

RESPON RESPONDEN TERHADAP PEMEGANG


E KEUANGAN PERUSAHAAN

F RESPON RESPONDEN TERHADAP KEPEMILIKAN USAHA

G RESPON RESPONDEN TERHADAP BARANG KONSINYASI

H RESPON RESPONDEN TERHADAP TEMPAT USAHA

RESPON RESPONDEN TERHADAP BARANG YANG TIDAK


I TERJUAL
A. IDENTITAS RESPONDEN
adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 25 usaha toko busana
muslim di Pekanbaru.

1.Tingkat Umur Responden


Untuk melihat penyebaran umur, penulis menyajikan tabel berikut:

Tabel IV.1
Responden Menurut Tingkat Umur
Tahun 2018 (Hal 36)

No Tingkat umur (tahun) Jumlah Persentase (%)


1 20-30 5 20%
2 31-40 9 36%
3 41-50 8 32%
4 51-60 3 12%
Jumlah 25 100%
Tingkat Pendidikan
Tabel IV.2
Tingkat Pendidikan Responden
Tahun 2018
(Hal 37)
No Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SD - 0
2 SMP 1 4
3 SMA (SEDERAJAT) 7 28
4 DIPLOMA 3 12
5 STRATA 1 13 52
6 STRATA 2 1 4
Jumlah 25 100
Hasil wawancara: pengusaha busana muslim lebih memilih membuka usaha, karena
keuntungan yang didapat mencukupi dari yang telah diharapkan. Kemudian diperkuat lagi
dengan sulitnya mendapat pekerjaan.
3. Lama berusaha responden
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemui bahwa lama berusaha
responden adalah sebagai berikut:

Tabel IV.3
Distribusi responden dirinci menurut lama berusaha
Tahun 2018 (hal37)

No Lama usaha Jumlah persentase


1 <1 1 4
2 1-5 18 72
3 6-10 5 20
4 11-15 1 4
Jumlah 25 100

Berdasarkan data diatas, banyaknya usaha responden toko busana muslim di Pekanbaru
berada antara 1 sampai 5 tahun.
B. Modal Usaha Responden
Tabel IV.4
Distribusi responden dirinci menurut lama berusaha
Tahun 2018 (hal38)

No Modal (juta rupiah) Jumlah Persentase (%)


1 <50 10 40
2 50-99 7 28
3 100-149 4 16
4 150-200 3 12
5 >250 1 4
Jumlah 25 100

Berdasarkan modal usaha responden, dapat diketahui Meskipun penanaman


modal kecil, responden sebagai pengusaha kecil harus memahami dan memiliki
sistem akuntansi yang memadai, terutama pada sistem pencatatannya. Sehingga
memungkinkan untuk mengetahui perkembangan usaha dan dapat mengambil
suatu tindakan untuk perkembangan usahanya selanjutnya.
C. Jumlah karyawan
Pengusaha
Pengusaha busanabusana
muslimmuslim memiliki
memiliki jumlahjumlah
karyawankaryawan yang berbeda
yang berbeda – beda. –Untuk
beda.lebih
Untuk lebih
jelasnya
jelasnya
dapat dilihat padadapat
tabeldilihat pada
IV.5 Hal 39 tabel IV.5 Hal 39
Tabel IV.5
Rincian jumlah karyawan
Tahun 2018

N Nama toko Jumlah N Nama toko Jumlah N Nama toko Jumlah


o karyawan o karyawan o karyawan

1 Al fatih moslem store 5 10 Gallery muslim tia 0 19 Ninos shop 0

2 Az zahra hijab 4 11 Hanifah fashion 0 20 Rayhana syari 2

3 Butik daneshi 0 12 Istiqomah 2 21 RJ. Kalina 4

4 Diana 0 13 Kedai umar delima 0 22 Rumah hijab 1


mustanir

5 Deanara syar’i 2 14 Lois jilbab 1 23 Sabrina boutique 0

6 Dkhadijah store 4 15 Luthfah moeslem 1 24 Saliha 2


store

7 D’liyana 2 16 Marsa boutique 0 25 Toko berkah sayri 0

8 D’salya 0 17 Nadhzifa 2

9 Farras boutique 1 18 Nadwa boutique 2


Dari keseluruhan responden yang tidak mempekerjakan karyawan
karena mereka menganggap bahwa usaha nya dapat ditangani sendiri.
Berbicara masalah tenaga kerja, erat kaitannya dengan tingkat gaji dan upah
yang dibayarkan. Sistem penggajian yang dipakai seluruh pengusaha adalah
sistem bulanan yaitu gaji atau upah dibayar setiap bulannya.

D. Respon Responden Terhadap Pelatihan


Dalam Bidang Pembukuan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pada umumnya
pengusaha toko busana muslim di Pekanbaru belum pernah mendapatkan
pelatihan dalam bidang pembukuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
Tabel IV.6 berikut:
Tabel IV. 6
Respon Responden Terhadap Pelatihan Dibidang Pembukuan
Tahun 2018
No Respon Respondden Jumlah Persentase (%)
1 Pernah Mendapat Penelitian 3 12

2 Tidak Pernah Mendapat Pelatihan 22 88

Jumlah 25 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak pernah
mendapatkan pelatihan dalam bidang pembukuan. Hal ini terjadi karena mereka
beranggapan bahwa usaha yang dijalankan masih tergolong kecil, sehingga
pembukuan tidak perlu dilakukan dengan baik dan benar. Dengan adanya pelatihan
dibidang pembukuan akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran usaha baik
dari segi perencanaan maupun pengambilan keputusan.

Dari penelitian diatas, yang pernah mendapatkan pelatihan dalam bidang


pembukuan berjumlah 3 responden atau 12% yaitu toko busana muslim Dkhadijah
Hijab, Nadwa Boutique serta RJ. Kalina.
E. Respn responden terhadap pemegang keuangan
perusahaan

Tabel IV.7 Hal 42

NO RESPON RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Kuangan dipegang oleh pimpinan 4 16


usaha
2 Keuangan dipegang oleh kasir 21 84
Jumlah 25 100

Perusahaan yang menggunakan tenaga kasir 4 responden atau 16% yaitu: toko busana muslim Al Fatih
moslem Store, Istiqomah, RJ.Kalina, Farras Boutique.
Hal ini dikarenakan masih kecilnya usaha yang dijalankan dan segala sesuatunya masih bs dikerjakan
sendiri termasuk dalam bidang keuangan.
F. Respon Responden Terhadap Kepemilikan Usaha
Tabel IV.8

NO RESPON RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE(%)


1 USAHA MILIK SENDIRI 24 96
2 USAHA ADALAH MILIK PIMPINAN 1 4
USAHA
JUMLAH 25 100

G. Respon Responden Terhadap Barang Konsinyasi


Tabel IV.9
2018 (Hal) 43
NO RESPON RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE(%)
1 Terdapat barang konsinyasi 6 24
2 Tidak terdapat barang konsinyasi 19 76
Jumlah 25 100

Terdapat barang konsinyasi dalam toko busana muslim yaitu sebanyak 6 responden atau 24% . Berdasarkan wawancara
yang dilakukan, seluruh barang konsinyasi akan diretur jika barang tdk terjual.
h. Respon responden terhadap tempat usaha
Tabel IV.10, hal 44

NO RESPON RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE


1 TEMPAT USAHA ADALAH MILIK SENDIRI 6 24%
2 TEMPAT USAHA ADALAH SEWA (KONTRAK) 19 72%
25 100%

i. Respon responden terhadap barang yang tidak terjual

TABEL IV.11
Distribusi Responden Terhadap Barang Yang Tidak Terjual
Tahun 2018 (hal 40)

NO RESPON RESPONDEN JUMLAH


1 Tetap di stok di toko sampai terjual 10
2 Dijual murah/ diskon 15
3 Disedekahkan 2
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. BUKU PENCATATAN TRANSAKSI
1. Buku Pencatatan Penerimaan Kas
TABEL V.1
NO RESPON RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE (%)
1 Mempunyai Buku Penerimaan Kas 25 100
2 Tidak Mempunyai Buku Penerimaan Kas 0 0
Jumlah 25 100
2. Buku Pencatatan Pengeluaran Kas
TABEL V.2
NO RESPON RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE (%)
1 Mempunyai Buku Pengeluaran Kas 21 84
2 Tidak Mempunyai Buku Pengeluaran Kas 4 16
Jumlah 25 100

Dalam pencatatan pengeluaran kas yang dilakukan pengusaha toko busana muslim ini masih
kurang memadai karena masih ada pengeluaran rumah tangga dimasukkan dalam pengeluaran
usaha.
3. Pemisahan Pencatatan Keuangan Usaha Dengan Keuangan Rumah Tangga

TABEL V.3
Pemisahan Pencatatan Keuangan Usaha Dengan Keuangan Rumah Tangga
Hal (48)
No Respon responden Jumlah %
1 Melakukan pemisahan pencatatan keuangan usaha dengan 17 68
keuangan rumah tangga
2 Tidak melakukan pemisahan pencatatan keuangan usaha 8 32
dengan keuangan rumah tangga
Jumlah 25 100

Dari tabel V.3 dapat ditarik kesimpulan sebaiknya pencatatan terhadap


penerimaan dan pengeluaran kas harus dilaksanakan dengan benar dan dapat dipahami
oleh berbagai pihak yang memerlukan dengan cara memisahkan penerimaan dan
pengeluaran kas milik perusahaan dengan pengeluaran kas rumah tangga agar tidak terjadi
tumpang tindih (overlapping) terhadap kas tersebut
B. Komponen laporan posisi keuangan (neraca)
1. Pencatatan Piutang
Tabel V.4
Buku Pencatatan Piutang
Tahun 2018
No Respon responden Jumlah %
1 Melakukan pencatatan terhadap piutang 8 32
2 Tidak Melakukan pencatatan terhadap piutang 17 68

Jumlah 25 100

Berdasarkan informasi diatas dapat diketahui bahwa sebagian responden yang melakukan
pencatatan terhadap piutang dan ada sebagian yang tidak melakukan pencatatan tersebut. Hal ini
dikarenakan responden hanya mencatat penjualan tunai saja, kalaupun ada penjualan secara kredit itu
hanya berdasarkan ingatan pengusaha tersebut.
2.Hutang
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel V.5 (hal 49) berikut:
Tabel V.5
Buku Pencatatan Hutang
Tahun 2018

No Respon responden Jumlah %


1 Melakukan pencatatan terhadap utang 2 8
2 Tidak melakukan pencatatan terhadap utang 23 92
Jumlah 25 100

Dari tabel V.5 dapat dilihat bahwa dari 25 responden, hanya 2 responden atau sebesar
8% responden yang mempunyai catatan hutang yaitu toko busana muslim D’Salya dan toko
Nadwa Boutique. Sedangkan 24 responden atau 96% tidak melakukan pembelian barang secara
kredit atau berhutang.
3. Pencatatan Persediaan Barang
Tabel V.6
Buku Pencatatan Persediaan Barang
Tahun 2018
No Respon responden Jumlah %
1 mempunyai buku pencatatan persediaan barang 10 40
2 Tidak mempunyai buku pencatatan persediaan barang 15 60
JUMLAH 25 100
berdasarkan hasil wawancara kepada responden tidak dilakukan pencatatan terhadap persediaan dikarenakan jika
ditemukan persediaan mereka sudah habis maka responden membeli dengan stok yang baru begitu seterusnya. Responden
hanya melihat dan mengingat apakah barang yang tersedia masih banyak atau sedikit.

C. KOMPONEN LABA RUGI

Tabel V.7 (hal.50)


Responden Yang Melakukan Perhitungan Perhitungan Laba Rugi
No Respon responden Jumlah %
1 Melakukan perhitungan laba rugi 25 100
2 Tidak melakukan perhitungan laba rugi - -
jumlah 25 100
1. Penjualan/ pendapatan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel V.8 (hal 52) Berikut:

Tabel V.8
Respon Responden Terhadap Pencatatan Pendapatan
Tahun 2018

No Respon responden Jumlah %


1 Mempunyai catatan pendapatan 25 100
2 Tidak mempunyai catatan pendapatan - -
Jumlah 25 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang telah menerapkan pencatatan atas pendapatan yaitu berjumlah 25 responden atau 100%.

2. Harga Pokok Penjualan


Tabel V.9
Respon Responden Terhadap Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Tahun 2018

No Respon responden Jumlah %


1 Membutuhkan perhitungan harga pokok penjualan 15 60
2 Tidak membutuhkan perhitungan harga pokok penjualan 10 40
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel V.9 diketahui bahwa toko busana muslim yang membutuhkan perhitungan harga pokok penjualan berjumlah 15 responden atau
60%. Berdasarkan wawancara, responden hanya memasukkan harga pembelian sebagai harga pokok penjualan tanpa memasukkan komponen
lainnya yaitu persediaan awal dan persediaan akhir. Dan responden yang tidak membutuhkan perhitungan harga pokok penjualan adalah 10
responden atau 40%.
3. Biaya – Biaya Dalam Perhitungan Laba Rugi

Tabel V. 10
Respon Responden Terhadap Biaya - Biaya Dalam Perhitungan Laba Rugi
Tahun 2018

no Biaya - biaya jumlah % jumlah %


1 Biaya gaji karyawan 15 60% 10 40%

2 Biaya transportasi 5 20% 20 80%

3 Biaya listrik 17 68% 8 32%

4 Biaya sewa toko 19 72% 6 24%

5 Biaya ATK 11 44% 14 56%

6 Biaya pengeluaran rumah tangga 8 32% 17 68%

7 Biaya kebersihan 8 32% 17 68%

8 Biaya keamanan 3 12% 22 88%


4. Periode Perhitungan Laba Rugi

Dari penelitian yang telah dilakukan pada usaha toko busana muslim di Pekanbaru, diketahui
bahwa dalam pencatatan periode perhitungan laba rugi perusahaan melakukan perhitungan secara
berbeda- beda. Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel tentang periode perhitungan laba rugi.
Tabel V. 11
Periode Perhitungan Laba Rugi
Tahun 2018

No Respon responden Jumlah %

1 Setiap hari 6 24
2 Setiap minggu sekali 0 0
3 Setiap bulan sekali 13 52
4 Setiap tahun sekali 6 24
Jumlah 25 100
C. Kebutuhan Responden Terhadap Sistem Pembukuan
Tabel V. 12
Respon Responden Terhadap Kebutuhan Pembukuan
Tahun 2018
No Respon responden Jumlah %
1 Membutuhkan sistem pembukuan 25 100
2 Tidak membutuhkan sistem pembukuan
Jumlah 25 100

Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan

Berdasarkan tabel V.12 dapat dilihat bahwa 25 responden atau 100 persen
membutuhkan sistem pembukuan dalam menjalankan usahanya. Hal ini berguna untuk
mengetahui pendapatan dalam satu periode.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan penulis, dikarenakan mereka mengetahui


manfaat pembukuan didalam menjalankan usaha. Secara tidak langsung mereka membutuhkan
sistem pembukuan tidak hanya dibutuhkan pengusaha besar saja, akan tetapi juga dibutuhkan
oleh pengusaha kecil dalam menjalankan usahanya.
D. Analisis Penerapan Konsep Dasar Akuntansi
1. Konsep Kesatuan Usaha
Konsep kesatuan usaha yaitu pemisahan transaksi usaha dengan transaksi non usaha (rumah
tangga).

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa tidak seluruh pengusaha busana
muslim melakukan pemisahan keuangan perusahaan dengan keuangan rumah tangga, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel V.3. Pengusaha busana muslim yang tidak melakukan pemisahan antara keuangan
perusahaan dengan keuangan rumah tangga berjumlah 8 responden atau 32 persen. Umumnya mereka
beranggapan bahwa usaha yang mereka jalani adalah usaha keluarga dan mereka tidak perlu melakukan
pemisahan keuangan keluarga dengan usahanya. Maka akibatnya, laporan laba rugi yang telah dibuat tersebut
belum atau tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya, hal ini dapat mempengaruhi besarnya kerugian atau
kecilnya keuntungan.
Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa pengusaha toko busana muslim belum memenuhi
konsep prinsip dasar akuntansi, yaitu konsep kesatuan usaha karena ada beberapa usaha yang masih
menggabungkan pencatatan antara pengeluaran usaha dengan pengeluaran rumahtangga.

2. Dasar Pencatatan
Dasar pencatatan akuntansi ada dua yaitu dasar kas dan dasar akrual. Dasar kas adalah
penerimaan dan pengeluaran dicatat atau diakui apabila kas sudah diterima atau dikeluarkan.
Sedangkan dasar akrual penerimaan dan pengeluaran dicatat atau diakui pada saat terjadinya
transaksi tanpa melihat kas yang telah diterima atau dikeluarkan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa para pengusaha toko busana muslim telah
menerapkan dasar pencatatan untuk toko yaitu dasar kas.
3. Konsep Kelangsungan Usaha (going concecrn
concept)
Konsep yang menganggap suatu kesatuan usaha diharapkan akan terus
beroperasi dengan menguntungkan dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa semua pengusaha busana
muslim menerapkan konsep kelangsungan usaha. Terlihat dari usaha yang mereka
jalankan selalu mendapatkan keuntungan dan usaha yang mereka jalani berjalan terus
menerus.

4. Konsep periode waktu (Time Peiod Concept)


Periode waktu adalah posisi keuangan atau hasil usaha dan
perubahannya harus dilaporkan secara berkala seperti perhari, perminggu, perbulan,
dan pertahun. Berdasarkan hasil penelitian tentang periode perhitungan laba rugi
maka diketahui bahwa sebagian pengusaha busana muslim yang melakukan
perhitungan laba rugi setiap hari berjumlah 6 responden atau 24%, perbulan
berjumlah 13 responden atau 52%, dan pengusaha busana muslim yang melakukan
perhitungan laba rugi pertahun berjumlah 6 responden atau 24%.
Ditarik kesimpulan bahwa perusahaan kecil telah melakukan konsep
periode waktu (Time Peiod Concept) meskipun perhitungan laba rugi usahanya
sebagian dalam jangka waktu pendek, agar mereka dapat mengetahui laba rugi
usahanya.
5. Konsep Penandingan (matching concept)
Konsep penandingan adalah suatu konsep akuntansi dimana semua pendapatan yang
dihasilkan harus dibandingkan dengan beban – beban yang ditimbulkan untuk memperoleh laba dari
pendapatan untuk jangka waktu tertentu.
Ini dapat dilihat dari beban – beban yang diperhitungkan dalam laba rugi, bahwa belum semua responden
memasukkan beban – beban yang seharusnya diperhitungkan dalam laba rugi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel V. 10. Berdasarkan analisis, toko belum menerapkan konsep penanding.

6. Konsep Unit Moneter (Monetery Unit Concept)


Konsep unit moneter adalah sebagian peralatan utama dalam pengukuran aktiva
dan menganggap nilai uang stabil dari waktu ke waktu.
Dapat dilihat bahwa pengusaha toko busana muslim sudah melakukan
pencatatan sesuai dengan unit moneter, ini dapat dilihat dari transaksi yang dilakukan, yang
dinyatakan dalam bentuk mata uang yang digunakan dan nilai dari unit mata uang yang
digunakan untuk mencatat transaksi relatif stabil dari waktu ke waktu.
A. KESIMPULAN
Pada tabel (V.3) sebanyak 8 responden atau 32 persen toko busana
muslim belum sesuai dengan konsep kesatuan usaha (business entity
1 concept), karena dalam pencatatan yang dilakukan oleh pengusaha toko
busana muslim masih menggabungkan pencatatan transaksi antara
pengeluaran usaha dengan pengeluaran pribadi.

Dasar pencatatan yang digunakan pengusaha toko busana muslim adalah cash
2 basis, yaitu mengakui atau mencatat transaksi pada saat kas sudah diterima atau
dibayarkan.
SARAN
BAB VI

pengusaha muslim telah menerapkan konsep kelangsuangan usaha.


3 Terlihat dari usaha yang mereka jalankan selalu mendapatkan
keuntungan usaha dan usaha yang mereka jalani berjalan terus menerus.

pada (Tabel V.12) maka diketahui pengusaha toko busana muslim pada
umumnya telah melakukan konsep periode waktu. Komponen laba rugi pada
4 usaha toko busana muslim yaitu dari penjualan/ pendapatan dikurangi dengan
biaya – biaya yang dikeluarkan.

Pengusaha busana muslim belum sepenuhnya melakukan konsep


5 penandingan (matching concept) yang menyatakan bahwa pendapatan
harus dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

Pengusaha toko busana muslim telah melakukan konsep unit moneter, hal ini
terlihat dari transaksi yang dlakukan, yang dinyatakan dalam bentuk mata uang
6 yang digunakan dan nilai dari unit mata uang yang digunakan untuk mencatat
transaksi relatif stabil dari waktu ke waktu.

Penerapan akuntansi yang dilakukan sebagian pengusaha toko busana muslim


7 belum sesuai dengan konsep dasar akuntansi karena masih ada pengusaha yang
belum menerapkan konsep – konsep dasar akuntansi.
Bagi para pengusaha yang belum menerapkan business entity
concept maka sebaiknya diterapkan dengan cara melakukan
pemisahan antara keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga.
Hal ini untuk mengetahui laba bersih selama satu periode.

Bagi para pengusaha yang belum menerapkan going concern maka


sebaiknya menerapkan perhitungan laba rugi. Hal ini dapat
membantu perusahaan kecil toko busana muslim supaya
berlangsung terus dimasa depan.

Sebaiknya pengusaha toko busana muslim menerapkan konsep

SARAN penandingan, agar pemilik usaha dapat membandingkan antara


pendapatan dan pengeluaran untuk mengetahui keuntungan dan
kerugian pada usaha.

Untuk pengusaha busana muslim yang selama ini tidak pernah


mendapat pelatihan cara melakukan pembukuan serta penerapan
akuntansi, maka seharusnya membuat permohonan kepada
pemerintah agar perusahaan – perusahaan kecil juga diperhatikan
mengenai pelatihan – pelatihan dibidang tersebut atau membuat
buku pencatatan terpisah antara buku pemasukan kas, buku
pengeluaran kas, buku hutang dan piutang.

Sebaiknya dalam penerapan akuntansi, usaha busana muslim harus


sesuai dengan konsep – konsep dasar akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai