Syahriana Pahutar
Npm: 135310399
A ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI
PADA TOKO BUSANA SYAR’I DI
PEKANBARU
B
LATAR BELAKANG MASALAH
C PERUMUSAN MASALAH
SISTEMATIKA PENULISAN
E
LATAR BELAKANG MASALAH
back next
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang
telah dikemukakan, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
BAB VI PENUTUP
1. Pengertian Usaha Kecil
Menurut Dharmawati (2016: 263) usaha kecil adalah usaha yang
pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan
operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam
kegiatan usaha tersebut, dan biasanya hanya mempekerjakan tidak lebih
dari 50 orang.
Menurut Samryn (2015: 3) Akuntansi adalah Suatu informasi yang digunakan untuk
mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi
kegiatan mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan, mengomunikasikan peristiwa
ekonomi dari sebuah organisasi kepada pemakai informasinya.
Dapat dipahami
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
1 ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
relevan.
Keandalan.
informasi memiliki kualitas yang dapat diandalkan penggunanya sebagai
3 penyajian yang tulus atau jujur), dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Dapat dibandingkan.
Pengguna juga harus dapat memperdandingkan laporan keuangan antar
4 perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.
4. Konsep Dasar Akuntansi
Menurut Rudianto (2009:20) terdapat beberapa hal yang menjadi
konsep dasar dan melindasi struktur akuntansi antara lain:
NERACA LAJUR
JURNAL UMUM
Hal. 14 Portalakuntansi.com
Menurut Lisa dalam Agustina (2013:28) bahwa sistem akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan kecil
masih bersifat sederhana dan sistem akuntansi yang digunakan yaitu sistem akuntansi tunggal (single
entry system).
B. HIPOTESIS
Berdasarkan perumusan masalah dan telaah pustaka yang telah diuraikan diatas maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
Penerapan Akuntansi Yang Dilakukan Oleh Usaha Toko Busana Syar’i Di Pekanbaru Belum Memenuhi Konsep – Konsep
Akuntansi.
METODE PENELITIAN
a. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pekanbaru. Objek dari penelitian ini adalah usaha toko busana
syar’i di Pekanbaru.
b. Operasional Variabel Penelitian
1. asumsi dasar akuntansi
Menurut Kieso (2008:41) yang termasuk asumsi asumsi – asumsi yang menjadi anggapan
dasar akuntansi adalah:
c. Konsep kelangsungan usaha (perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang)
d. Konsep periode waktu (Periode waktu dapat beberapa bulanan, kuartalan, dan
tahunan)
e. Unit moneter (unit yang relevan, sederhana, terseedia secara universal, dapat
dipahami & berguna)
2. Sistem pembukuan
Menurut Warren, dkk (2008:489) ada dua jenis sistem pembukuan akuntansi, yaitu:
a. Akuntansi berpasangan
b. Akuntansi tunggal
c. Populasi Dan Sampel Penelitian
GAMBARAN UMUM
A 2. Tingkat Pendidikan
3. Lama Berusaha Perusahaan
C JUMLAH KARYAWAN
BAB IV
Tabel IV.1
Responden Menurut Tingkat Umur
Tahun 2018 (Hal 36)
Tabel IV.3
Distribusi responden dirinci menurut lama berusaha
Tahun 2018 (hal37)
Berdasarkan data diatas, banyaknya usaha responden toko busana muslim di Pekanbaru
berada antara 1 sampai 5 tahun.
B. Modal Usaha Responden
Tabel IV.4
Distribusi responden dirinci menurut lama berusaha
Tahun 2018 (hal38)
8 D’salya 0 17 Nadhzifa 2
Jumlah 25 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak pernah
mendapatkan pelatihan dalam bidang pembukuan. Hal ini terjadi karena mereka
beranggapan bahwa usaha yang dijalankan masih tergolong kecil, sehingga
pembukuan tidak perlu dilakukan dengan baik dan benar. Dengan adanya pelatihan
dibidang pembukuan akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran usaha baik
dari segi perencanaan maupun pengambilan keputusan.
Perusahaan yang menggunakan tenaga kasir 4 responden atau 16% yaitu: toko busana muslim Al Fatih
moslem Store, Istiqomah, RJ.Kalina, Farras Boutique.
Hal ini dikarenakan masih kecilnya usaha yang dijalankan dan segala sesuatunya masih bs dikerjakan
sendiri termasuk dalam bidang keuangan.
F. Respon Responden Terhadap Kepemilikan Usaha
Tabel IV.8
Terdapat barang konsinyasi dalam toko busana muslim yaitu sebanyak 6 responden atau 24% . Berdasarkan wawancara
yang dilakukan, seluruh barang konsinyasi akan diretur jika barang tdk terjual.
h. Respon responden terhadap tempat usaha
Tabel IV.10, hal 44
TABEL IV.11
Distribusi Responden Terhadap Barang Yang Tidak Terjual
Tahun 2018 (hal 40)
Dalam pencatatan pengeluaran kas yang dilakukan pengusaha toko busana muslim ini masih
kurang memadai karena masih ada pengeluaran rumah tangga dimasukkan dalam pengeluaran
usaha.
3. Pemisahan Pencatatan Keuangan Usaha Dengan Keuangan Rumah Tangga
TABEL V.3
Pemisahan Pencatatan Keuangan Usaha Dengan Keuangan Rumah Tangga
Hal (48)
No Respon responden Jumlah %
1 Melakukan pemisahan pencatatan keuangan usaha dengan 17 68
keuangan rumah tangga
2 Tidak melakukan pemisahan pencatatan keuangan usaha 8 32
dengan keuangan rumah tangga
Jumlah 25 100
Jumlah 25 100
Berdasarkan informasi diatas dapat diketahui bahwa sebagian responden yang melakukan
pencatatan terhadap piutang dan ada sebagian yang tidak melakukan pencatatan tersebut. Hal ini
dikarenakan responden hanya mencatat penjualan tunai saja, kalaupun ada penjualan secara kredit itu
hanya berdasarkan ingatan pengusaha tersebut.
2.Hutang
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel V.5 (hal 49) berikut:
Tabel V.5
Buku Pencatatan Hutang
Tahun 2018
Dari tabel V.5 dapat dilihat bahwa dari 25 responden, hanya 2 responden atau sebesar
8% responden yang mempunyai catatan hutang yaitu toko busana muslim D’Salya dan toko
Nadwa Boutique. Sedangkan 24 responden atau 96% tidak melakukan pembelian barang secara
kredit atau berhutang.
3. Pencatatan Persediaan Barang
Tabel V.6
Buku Pencatatan Persediaan Barang
Tahun 2018
No Respon responden Jumlah %
1 mempunyai buku pencatatan persediaan barang 10 40
2 Tidak mempunyai buku pencatatan persediaan barang 15 60
JUMLAH 25 100
berdasarkan hasil wawancara kepada responden tidak dilakukan pencatatan terhadap persediaan dikarenakan jika
ditemukan persediaan mereka sudah habis maka responden membeli dengan stok yang baru begitu seterusnya. Responden
hanya melihat dan mengingat apakah barang yang tersedia masih banyak atau sedikit.
Tabel V.8
Respon Responden Terhadap Pencatatan Pendapatan
Tahun 2018
Tabel V. 10
Respon Responden Terhadap Biaya - Biaya Dalam Perhitungan Laba Rugi
Tahun 2018
Dari penelitian yang telah dilakukan pada usaha toko busana muslim di Pekanbaru, diketahui
bahwa dalam pencatatan periode perhitungan laba rugi perusahaan melakukan perhitungan secara
berbeda- beda. Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel tentang periode perhitungan laba rugi.
Tabel V. 11
Periode Perhitungan Laba Rugi
Tahun 2018
1 Setiap hari 6 24
2 Setiap minggu sekali 0 0
3 Setiap bulan sekali 13 52
4 Setiap tahun sekali 6 24
Jumlah 25 100
C. Kebutuhan Responden Terhadap Sistem Pembukuan
Tabel V. 12
Respon Responden Terhadap Kebutuhan Pembukuan
Tahun 2018
No Respon responden Jumlah %
1 Membutuhkan sistem pembukuan 25 100
2 Tidak membutuhkan sistem pembukuan
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel V.12 dapat dilihat bahwa 25 responden atau 100 persen
membutuhkan sistem pembukuan dalam menjalankan usahanya. Hal ini berguna untuk
mengetahui pendapatan dalam satu periode.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa tidak seluruh pengusaha busana
muslim melakukan pemisahan keuangan perusahaan dengan keuangan rumah tangga, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel V.3. Pengusaha busana muslim yang tidak melakukan pemisahan antara keuangan
perusahaan dengan keuangan rumah tangga berjumlah 8 responden atau 32 persen. Umumnya mereka
beranggapan bahwa usaha yang mereka jalani adalah usaha keluarga dan mereka tidak perlu melakukan
pemisahan keuangan keluarga dengan usahanya. Maka akibatnya, laporan laba rugi yang telah dibuat tersebut
belum atau tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya, hal ini dapat mempengaruhi besarnya kerugian atau
kecilnya keuntungan.
Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa pengusaha toko busana muslim belum memenuhi
konsep prinsip dasar akuntansi, yaitu konsep kesatuan usaha karena ada beberapa usaha yang masih
menggabungkan pencatatan antara pengeluaran usaha dengan pengeluaran rumahtangga.
2. Dasar Pencatatan
Dasar pencatatan akuntansi ada dua yaitu dasar kas dan dasar akrual. Dasar kas adalah
penerimaan dan pengeluaran dicatat atau diakui apabila kas sudah diterima atau dikeluarkan.
Sedangkan dasar akrual penerimaan dan pengeluaran dicatat atau diakui pada saat terjadinya
transaksi tanpa melihat kas yang telah diterima atau dikeluarkan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa para pengusaha toko busana muslim telah
menerapkan dasar pencatatan untuk toko yaitu dasar kas.
3. Konsep Kelangsungan Usaha (going concecrn
concept)
Konsep yang menganggap suatu kesatuan usaha diharapkan akan terus
beroperasi dengan menguntungkan dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa semua pengusaha busana
muslim menerapkan konsep kelangsungan usaha. Terlihat dari usaha yang mereka
jalankan selalu mendapatkan keuntungan dan usaha yang mereka jalani berjalan terus
menerus.
Dasar pencatatan yang digunakan pengusaha toko busana muslim adalah cash
2 basis, yaitu mengakui atau mencatat transaksi pada saat kas sudah diterima atau
dibayarkan.
SARAN
BAB VI
pada (Tabel V.12) maka diketahui pengusaha toko busana muslim pada
umumnya telah melakukan konsep periode waktu. Komponen laba rugi pada
4 usaha toko busana muslim yaitu dari penjualan/ pendapatan dikurangi dengan
biaya – biaya yang dikeluarkan.
Pengusaha toko busana muslim telah melakukan konsep unit moneter, hal ini
terlihat dari transaksi yang dlakukan, yang dinyatakan dalam bentuk mata uang
6 yang digunakan dan nilai dari unit mata uang yang digunakan untuk mencatat
transaksi relatif stabil dari waktu ke waktu.