Anda di halaman 1dari 34

Kelompok 7

candra Anggara
Hazelelfoni Efraim Pangi
Husaini
Ika Farida
Rio Pratama
Victoria Paningoan

1
Menjelang ajal

Kematian

2
HOSPICE
Hospice adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana
pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi.Perawatan ini
bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien,
berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual

PALIATIF
Tujuannya mencapai kualitas hidup maksimal bagi si sakit (lanjut usia) dan
keluarganya. Perawatan paliatif tidak hanya diberikan kepada lanjut usia
yang menjelang akhir hayatnya, tetapi juga diberikan segera setelah
didiagnosisoleh dokter bahwa lanjut usia tersebut menderita penyakit yang
tidak ada harapan untuk sembuh (mis. menderita kanker).

3
• Sikap Peduli Terhadap Klien
• Menganggap Klien Sebagai Seorang Individu
• Pertimbangan Kebudayaan
• Persetujuan
• Memilih Tempat Dilakukannya Perawatan
• Komunikasi
• Aspek Klinis: Perawatan yang Sesuai
• Perawatan Komprehensif dan Terkoordinasi Dari Berbagai Bidang Profesi
• Kualitas Perawatan yang Sebaik Mungkin
• Perawatan yang Berkelanjutan
• Mencegah Terjadinya Kegawatan
• Bantuan Kepada Sang Perawat
• Pemeriksaan ulang (Rasjidi, 2010):
• Penyakit kronis : AIDS dll
• Kondisi Keganasan seperti Ca.
• Kelainan Syaraf seperti Stroke,
Hydrocephalus dll.
• Keracunan seperti keracunan obat, makanan,
zat kimia
• Kecelakaan/Trauma seperti Trauma Kapitis,
Trauma Organ Vital (Paru-Paru atau jantung),
ginjal dll.

5
• Proses ketika individu semakin mendekati
akhir hayatnya.
• Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sakit yang
parah/terminal, atau oleh kondisi lain yg
berujung pd kematian individu
• Menjelang ajal adalah bagian dari kehidupan
yang merupakan proses menuju akhir. Konsep
menjelang ajal dibentuk seiring dengan waktu,
saat seseorang tumbuh, mengalami berbagai
kehilangan, dan berpikir mengenai konsep yang
konkret dan abstrak (Kozier, 2010).

6
Untuk dapat
menyiapkan
dukungan klien meninggal
dan bantuan dengan tenang
bagi klien dan damai

7
Tujuan Keperawatan Pasien dengan Kondisi Terminal

• Menghilangkan atau mengurangi rasa kesendirian,


takut dan depresi
• Mempertahankan rasa aman, harkat dan rasa berguna
• Membantu pasien menerima rasa kehilangan
• Membantu kenyamanan fisik
• Mempertahankan harapan (faith and hope)

Stuart & Sundeen (2009)

8
• Berhak untuk dirawat yang jujur atas pertanyaan.
• Berhak untuk merasakan perasaan dan • Berhak untuk tidak ditipu.
emosi mengenai kematian • Berhak untuk mendapat bantuan dari
• Berhak untuk berpartisipasi dalam dan untuk keluarganya dalam
pengambilan keputusan mengenai menerima kematian.
perawatannya. • Berhak untuk mati dengan tenang dan
• Berhak untuk tetap merasa mempunyai terhormat.
harapan • Berhak untuk mempertahankan
• Berhak untuk mengharapkan terus individualitas dan tidak di-hakimi atas
mendapat perhatian medis dan keputusan yang mungkin saja
perawatan, walaupun tujuan bertentangan dengan orang lain.
penyembuhan harus diubah menjadi • Membicarakan dan memperluas
tujuan memberi rasa nyaman pengalaman keagamaan dan
• Berhak untuk tidak mati dalam kerohanian.
kesepian. • Berhak untuk mengharapkan bahwa
• Berhak untuk bebas dalam rasa nyeri. kesucian tubuh manusia akan dihormati
• Berhak untuk memperoleh jawaban sesudah mati.
Nugroho (2008)
Elizabeth Kubler-Ross, ahli kejiwaan (Amerika)
menjelaskan:
Respon individu dalam menghadapi kematian. Scr
umum dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Penyangkalan,
2. Marah,
3. Tawar menawar,
4. Depresi
5. Penerimaan (Taylor dkk,1989)

10
1. Kematian yg pasti dgn waktu yg diketahui →
adanya perubahan yg cepat dari fase akut ke
kronik
2. Kematian yg pasti dgn waktu tdk bisa diketahui
→ biasanya terjadi pd kondisi penyakit yg kronik
3. Kematian yg belum pasti kemungkinan
sembuh blm pasti → biasanya terjadi pd pasien
dgn operasi radikal karena adanya kanker
4. Kemungkinan mati & sembuh yg tdk tentu →
pd pasien dgn sakit kronik & telah b’jalan lama

11
• Gerakan dan pengindraan menghilang secara berangsur-
angsur.
• Gerakan peristaltik usus menurun.
• Badan dingin dan lembab, terutama pada kaki, tangan, dan
ujung hidungnya.
• Kulit tampak pucat, berwarna kebiruan/kelabu.
• Denyut nadi mulai tidak teratur.
• Napas mendengkur berbunyi keras (stridor) yang
disebabkan oleh adanya lendir pada saluran pernapasan
yang tidak dapat dikeluarkan
• Tekanan darah menurun.
• Terjadi gangguan kesadaran

12
Secara etimologi death → • Secara defenitif
berarti keadaan mati kematian
atau kematian. → terhentinya fungsi
jantung & paru
secara menetap,
atau
terhentinya kerja otak
secara permanen.

13
1. Saat
Kematian
2. Setelah
Kematian

14
a. Tidak berfungsinya organ vital (jantung, paru &
otak) TTV menurun / tdk ada
b. Hilangnya respon terhadap stimulasi eksternal
c. Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih &
rectum
d. Peredaran darah terhambat
e. Hilangnya kemampuan pancaindra:
kecuali pendengaran (Steven,dkk.2000)
f. Adanya garis datar pada mesin
elektroensefalografi
g. Menunjukan terhentinya aktivitas listrik otak untuk
penilaian pasti suatu kematian
15
World Medical Assembly (1986)

a. Tidak ada respon terhadap rangsangan


dari luar secara total
b. Tidak adanya gerak dari otot
khususnya pernafasan
c. Tidak ada refleks
d. Gambaran mendatar pada EKG
(Assitole)

16
a. Rigor mortis (kaku)
Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah
kematian
b. Algor Mortis (dingin)
Suhu tubuh perlahan2 turun
c. Livor Mortis (post-mortem decomposition)
Perubahan warna kulit pd daerah yg tertekan

17
Proses Perawatan Pada Klien Menjelang
Ajal Dan Setelah Kematian

Perawatan Klien Menjelang Ajal


• Perencanaan Untuk Perawatan Di Rumah
• Memenuhi Kebutuhan Fisiologi Klien Yang Menjelang
Ajal
• Menyediakan Dukungan Spiritual
• Mendukung Keluarga
• Membantu Klien Meninggal Dengan Terhormat
• Bantuan untuk kebutuhan fisiologis
• Bantuan untuk kebutuhan sosial
• Bantuan untuk kebutuhan
psikologis

19
37
38

Perawat mengkaji seluruh data baik subjektif maupun objektif yg berhubungan


dengan proses menjelang ajal & kematian
Salah satu metode untuk membantu perawat dalam mengkaji data psikososial
pada klien terminal yaitu dengan menggunakan metode “PERSON”.
P: Personal Strenghat
Yaitu: kekuatan seseorang ditunjukkan melalui gaya hidup, kegiatannya atau
pekerjaan.
E: Emotional Reaction
Yaitu reaksi emosional yang ditunjukkan dengan klien
R: Respon to Stress
Yaitu respon klien terhadap situasi saat ini atau dimasa lalu.
S: Support System
Yaitu: keluarga atau orang lain yang berarti.
O: Optimum Health Goal
Yaitu: alasan untuk menjadi lebih baik (motivasi)
O: Optimum Health Goal
Yaitu: alasan untuk menjadi lebih baik (motivasi)
1. Menjelang kematian
Fase ini ditandai dgn :
a. Perubahan tanda vital
b. Sirkulasi melemah
c. Tonus otot menghilang
d. Kegagalan sensorik : pandangan kabur,
kegagalan fungsi indra perasa & penciuman
e. Tingkat kesadaran : bervariasi dari sadar,
s/d koma
22
 Pengkajian Psikologi
kecemasan yang terjadi pada pasien terminal, harus
bisa mengenali ekspresi wajah yang ditunjukan apakah
sedih, depresi, atau marah
 Sosial
pasien cenderung menarik diri, mudah tersinggung,
tidak ingin berkomunikasi, dan sering bertanya tentang
kondisi penyakitnya.
 Spiritual
keyakinan klien akan proses kematian, bagaimana sikap
pasien menghadapi saat-saat terakhirnya.
23
 amati manifestasi klinis

Meliputi :
a. Pupil berdilatasi
b. Reflex menghilang
c. Frekuensi nadi meningkat, kemudian
menurun
d. Pernapasan cheyne stokes
e. Tidak bisa bergerak
f. Klien mengorok / bunyi napas terdengar
kasar
24
Pada tahap ini, manifestasi klinik yg dapat
diamati pada klien antara lain :
a. Pernapasan, nadi
b. Hilangnya respon terhadap
eksternal stimulus
c. Pergerakan otot sudah tidak ada
d. Pada ensepalogram datar (garis otak)
berarti katifitas listrik otak terhenti

25
• Nyeri Kronis (D.0078)
• Ansietas (D.0080)
• Distress spiritual (D.0082)
• Keputusasaan (D.0088)
• Gangguan Proses Keluarga (D.0120)
• Berduka (D.0081)
DX KH Intervensi
Nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri:
Kronis keperawatan selama … x …
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(D.0078) diharapkan nyeri dapat terkontrol.
frekuensi, kualitas intenitas nyeri
Tingkat nyeri 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
Keluhan nyeri
3. Kontrol lingkungan yang memperberat
12345
rasa nyeri
Kontrol nyeri. 4. Fasilitasi isirahat dan tidur
Melaporkan nyeri terkontrol 5. Ajarkan teknik nonfamakologis
12345
Kemampuan menggunakan teknik 6. Kolaborasi pemberian analgetik
nonfarmakologis
12345
Status Kenyamanan Latihan Pernapasan
Kesejahteraan fisik
1. Identifikasi indikasi dilakukan latihan pernafasan
12345
Perawatan sesuai 2. Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman nafas sebelum
kebutuhan dan sesudah latihan
12345
3. Sediakan tempat yang tenang

Ket: 4. Posisikan pasien nyaman dan rileks


1 = menurun 5. Tempatkan satu tagan didada dan satu tangan diperut
2= cukup menurun 6. Pastikan tangan didada mundur ke belakang dan
3= sedang
4= cukup meningkat telapak tangan diperut maju ke depan saat menarik
5= meningkat napas
7. Ambil napas dalam secara perlahan melalui hidung dan
tahan selama tujuh hitungan
8. Hitungan ke delapan hembuskan nafas melalui mulut
dengan perlahan
9. Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
(D.0080) keperawatan selama … x … 1. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
diharapkan ansietas berkurang. 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
3. Ciptakan suasana terepeutik untuk menumbuhkan
Tingkat Ansietas kepercayaan
Verbalisasi khawatir akibat 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
kondisi yang dihadapi 5. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
1 2 3 4 5 dialami
6. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Ket : 7. Latih teknik relaksasi
1 = Meningkat 8. Kolaborasi pemberian obat antiansietas
2 = Cukup Meningkat Dukungan Emosional
3 = Sedang 1. Identifikasi hal yang telah memicu emosi
4 = Cukup Menurun 2. Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah atau
5 = Menurun sedih
3. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan
4. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
5. Rujuk untuk konseling
Distress Setelah dilakukan Dukungan Spiritual
Spiritual tindakan keperawatan 1. Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan
(D.0082 selama … x … 2. Indentifikasi pandangan tentang hubungan antara spiritual dan kesehatan
) diharapkan kebutuhan 3. Identifikasi ketaatan dalam beragama
spiritual pasien terpenuhi 4. Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan kematian
5. Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa ketidakberdayaan
Status Spiritual 6. Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
Verbalisasi Makna dan 7. Atur kunjungan dengan rohaniwan
Tujuan Hidup Dukungan Pengambilan Keputusan
1 2 3 4 5 1. Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik
Perilaku Marah pada 2. Fasilitasi melihat situasi secara realistic
Tuhan 3. Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
1 2 3 4 5 4. Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
5. Informasikan alternative, solusi secara jelas
Harapan 6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi pengambilan keputusan
Verbalisasi Keputusasaan Manajemen Stress
Perilaku Pasif 1. Identifikasi tingkat stress
1 2 3 4 5 2. Berikan kesempatan untuk menenangkan diri
3. Pastikan keselamatan pasien, anggota keluarga dan staff
4. Ajarkan teknik menurunkan stress (mis. Latihan pernapasan, massase, imajinasi terbimbing,
terpai sentuhan, terapi music, terapi humor, terapi tertawa dan meditasi)
Keputusasaan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Emosional
(D.0088) keperawatan selama … x … 1. Identifikasi hal yang telah memicu emosi
diharapkan pasien 2. Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah
mempunyai keyakinan atau sedih
positif 3. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan
4. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
Harapan 5. Rujuk untuk konseling
Verbalisasi Keputusasaan Konseling
Perilaku Pasif 1. Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
1 2 3 4 5 2. Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya
dan penghargaan
Motivasi 3. Berikan empati, kehangatan dan kejujuran
Harga Diri Positif 4. Berikan privacy dan pertahankan kerahasiaan
1 2 3 4 5 5. Anjurkan mengekspresikan perasaan
Keyakinan Positif 6. Anjurkan membuat daftar alternative penyelesaian
1 2 3 4 5 masalah
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Koping Keluarga
proses keluarga keperawatan selama … x … 1. Identifikasi respon emosional terhadap kondisi
(D.0120) diharapkan keluarga dapat saat ini
beradaptasi dengan situasi. 2. Identifikasi pemahaman tentang keputusan
perawatan setelah pulang
Proses Keluarga 3. Fasilitasi anggota keluarga melalui proses
Adaptasi keluarga terhadap situasi kematian dan berduka, jika perlu
12345 4. Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan peralatan yang diperlukan untuk
Status Koping Keluarga mempertahankan keputusan perawatan pasien
Kemampuan memenuhi kebutuhan 5. Hargai dan dukung mekanisme koping yang
anggota keluarga digunakan
12345
Komitmen pada
perawatan/pengobatan
12345
Berduka Setelah dilakukan Dukungan Proses Berduka
(D.0081) tindakan keperawatan 1. Indentifikasi proses berduka yang dialami
selama … x … 2. Tunjukkan sikap menerima atau empati
diharapkan keluarga 3. Motivasi untuk mengungkapkan perasaan kehilangan
dapat menerima 4. Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang
kehilangan. terdekat
5. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari,
Resolusi Berduka marah, tawar-menawar, sepresi dan menerima adalah wajar dalam
Verbalisasi menerima menghadapi kehilangan
kehilangan 6. Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
12345 7. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
Dukungan Keluarga
Verbalisasi Harapan 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
12345 2. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
3. Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya
kesehatan
4. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
34

Anda mungkin juga menyukai