Anda di halaman 1dari 10

Prosedur Perawatan

Paliatif pada Kasus


Neurologis
KELOMPOK 6
1. ANNISA FITRI
2. FAJRIN JUNIARTO
3. HENDI HERDIYAN
4. MERE RAHMAN
5. RENI RAHMI PUTRI
6. TATA MAULITA
Pengelolaan Gawat Darurat Pada Pasien
Gangguan Sistem Persyarafan
(Neurosensori)
 1. Stroke
 Penatalaksanaan Medis Stroke (Arif Muttaqin, 2008)
i. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang
sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
ii. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
iii. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
iv. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
v. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
vi. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang
berlebihan,
Pengobatan konservatif pada stroke

 Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,


tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
 Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
 Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
 Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/
memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem
kardiovaskuler.
Data Pengkajian pasien Stroke

a. Identitas diri klien


b. Status kesehatan saat ini
c. Riwayat kesehatan yang lalu
d. Riwayat keluarga
e. Riwayat lingkungan
f. Aspek psikososial
g. Pengkajian fisik
h. Pengkajian primer (ABC)
i. Pengkajian sekunder
Diagnosa Keperawatan

 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017)


 Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005)
 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
 Nyeri Kronis (D.0078)
 Gangguan Pola Tidur (D.0055)
Pengelolaan Gawat Darurat Pada
Pasien Gangguan Sistem Persyarafan
(Neurosensori)
 2. Cedera Kepala
 Penatalaksanaan Medik
 Posisikan kepala 15-30◦ dan istirahatkan klien (tirah baring)
 Mempertahankan A, B, C (Airway, Breathing, Circulation) (Berikan oksigen jika
perlu)
 Menilai status neurologis D, E (Disability dan Exposure)
 Periksa AGD
 Monitor tekanan intrakranial (TIK) dan tanda- tanda vital
 Atasi syok bila ada
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
Pengobatan

 Diuretik : untuk mengurangi edema serebral misalnya manitol 20%, furosemid


(lasic).
 Antikonvulsan : untuk menghentikan kejang misalnya dengan dilantin, tegretol,
valium
 Kortokosteroid : untuk menghambat pembentukan edema misalnya dengan
dexametason.
 Antagonis histamin : mencegah terjadinya iritasi lambung karena hipersekresi
akibat efek trauma kepala misalnya dengan cemetidin, ranitidin.
 Antibiotik jika terjadi luka yang besar.
Diagnosa Keperawatan

 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017)


 Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
 Nyeri Kronis (D.0055)
 Gangguan Pola Tidur (D.0055)
Kasus Paliatif

 C:\Users\user\Desktop\NERS MUDA\MATRIKULASI NERS


2019\paliatif\paliatif (Neurosensori).docx
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai