Rehabilitasi Paska Serangan Stroke: Dr. Dyah Gita Rambu Kareri, SPKFR., M.Si - Med
Rehabilitasi Paska Serangan Stroke: Dr. Dyah Gita Rambu Kareri, SPKFR., M.Si - Med
Serangan Stroke
dr. Dyah Gita Rambu Kareri, SpKFR., M.Si.Med
PENDAHULUAN
Pelayanan medik :
• Pencegahan & pengobatan belum dapat memecahkan
masalah pasien yang ingin kembali ke pekerjaan atau
aktivitas semula berkembang upaya rehabilitasi : tujuan
akhir untuk memperbaiki kualitas hidup yaitu dapat
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) secara
mandiri dan produktif dengan kemampuan yang tersisa
• Tidak mandiri beban keluarga, masyarakat, pemerintah
Impairment, Disability, Handicap
Impairment:
• Gangguan sementara atau menetap yang mengenai struktur anatomi, fisiologi
maupun psikologik
Disability:
• Pembatasan kemampuan akibat impairment tidak dapat melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari yang dianggap normal
Handicap:
• Disability atau Impairment menghalangi penderita melakukan tugas-tugas
sosial handicap
Contoh kasus
Penyakit Impairment Disability Handicap
Contoh:
• Sopir, 45 th, laki-laki, jatuh di kamar mandi, lumpuh anggota gerak kanan.
• Diagnosis medik : stroke
• Impairment: lumpuh tangan dan kaki kanan
• Disability: Tidak dapat menginjak pedal mobil dan memegang setir
mobil tdk dpt mengendarai mobil biasa
• Handicap: Tidak dapat mencari nafkah/meneruskan pekerjaan sebagai
sopir
Tujuan Rehabilitasi Stroke (WHO)
Memperbaiki fungsi motorik, bicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu
Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpersonal dan aktivitas sosial
Problem
Paska
STROKE Efek Sosial
Efek Psikologis
Finansial
Memori dan kognitif
Peran dalam keluarga dan
Emosi dan Kepribadian masyarakat
Depresi Stress bagi keluarga
Bagaimana cara
merehabilitasi
pasien stroke?
TIM REHABILITASI
Tim Rehabilitasi
• Dokter: Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dan Dokter
Spesialis lain yang terkait.
• Psikolog
Psikolog fokus pada permasalahan mental dan emosional pasien.
Psikolog melakukan wawancara dan tes untuk mengidentifikasi
permasalahan psikologis yang ada, dan berperan dalam rehabilitasi
memori, kognitif dan daya pikir.
Fisioterapis
• Bertugas untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
gerak, keseimbangan dan koordinasi.
• Memberikan pelatihan dan exercise untuk meningkatkan kemampuan
berjalan, transfer dari dan ke tempat tidur atau kursi, dan menjaga
keseimbangan
• Mengedukasi keluarga tentang bagaimana keluarga dapat membantu
penderita melakukan exercise di rumah
Static ergocycle dan EN-TREE
Terapis Okupasi
• Melatih penderita stroke mengerjakan ADL yang belum dapat
dilakukan secara mandiri, seperti makan, mandi, berpakaian, menulis,
atau memasak.
• Penderita pasca stroke seringkali tidak dapat mengerjakan ADL
dengan cara seperti saat sebelum stroke, terapis okupasi mengajarkan
teknik-teknik adaptasi untuk mengerjakan ADL yang terganggu.
Terapi Okupasi
Terapis wicara
Membantu penderita stroke untuk mendapatkan kembali
kemampuan bahasanya dan membantu pasien untuk mempelajari
cara lain untuk berkomunikasi ketika kemampuan bahasanya
terganggu
Terapis wicara juga berperan dalam melatih oro-motor pada
penderita stroke yang mengalami gangguan menelan (disfagia).
Terapis wicara
Berbicara dengan penderita pasca stroke:
• Harus jelas dan sederhana
• Mengulangi atau mengeja kata jika pasien tidak
mengerti, jangan berteriak
• Gunakan isyarat jika pasien tidak tahu bahasa
verbal
• Beri penghargaan atas usaha pasien untuk
berkomunikasi
• Tidak menyalahkan pasien
• Petugas sosial medik.
Petugas sosial medik membantu pasien dan keluarganya untuk
membuat rencana kelanjutan program rehab, rencana kembali
bekerja, dan membantu menjembatani antara pihak penjamin
pembiayaan dengan keluarga dan rumah sakit.
Ortotis Prostetis
• Ortotis menyediakan brace untuk support ekstremitas yang
mengalami kelemahan untuk membantu lebih fungsional, dengan
menggunakan alat bantu jalan (Cane, Tripod, quadripod, walker, kursi
roda, ankle foot orthosis).
Parallel Bar, Wheel chair
Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik pada
Penderita Stroke
• Fase Akut
• Fase Kronik
FASE AKUT
Stroke
Tujuan :
• Mencegah komplikasi dari imobilisasi lama
• Rehabilitasi stroke fase akut dilaksanakan seawal mungkin
• Tiga hal mendasar yang dapat dilakukan saat fase akut adalah:
• Positioning
• Alih baring
• Latihan lingkup gerak sendi untuk mencegah kontraktur dan
mempertahankan fungsi yang masih ada
• Apabila tidak ada komplikasi, kondisi medis stabil biasanya didapatkan
setelah 1-2 hari. Pasien dapat mulai dilatih untuk program mobilisasi .
• Mobilisasi bertahap pada pasien stroke meliputi:
• Aktivitas di bed
• Duduk
• Berdiri
• Ambulasi dengan tujuan akhir fungsional mandiri
Posisi Penderita Di Tempat Tidur (Positioning)
Pencegahan Kontraktur
• Kontraktur dapat dicegah dengan posisi yang tepat,
latihan lingkup gerak sendi aktif atau pasif, mobilisasi
dini dan ambulasi
• Bila kontraktur sudah terjadi, maka latihan
peregangan otot (stretching exercise) harus dilakukan
lebih giat lagi ROM pasif + stretching setidaknya
dua kali sehari
Transfer dan Ambulasi
Dimulai sedini mungkin dan bertahap mulai dari aktivitas di tempat tidur (miring, bergeser dan duduk) kemudian pindah tempat:
tempat tidur ke kursi roda, dari kursi roda ke posisi berdiri, sampai kemudian latihan berjalan dengan alat bantu
FASE KRONIK
• Tujuan:
- Mencegah komplikasi
- Mempertahankan dan mengoptimalkan kemampuan
fungsional
- Mengajarkan metode adapatif baru dalam
mengerjakan AKS
- Memperbaiki kualitas hidup
Latihan AKS
• Makan
Biasanya merupakan kemampuan AKS yang pertama kali dapat
dikuasai
Alat makan adaptasi dapat membantu penderita stroke
Minum dengan disesuaikan kekentalannya
• Personal Hygiene (mandi dan toileting)
Dengan adaptasi lingkungan kamar mandi, pemasangan pegangan,
alas lantai agar tidak licin, dan dudukan toilet yang ditinggikan
Latihan AKS
• Berpakaian mandiri
Pada saat memakai pakaian, ekstremitas yang lemah dikenakan
lebih dahulu
• Berhias
Alat cukur elektrik, dan sisir yang mudah digunakan dapat
mempermudah
Strategi Baru Dalam Rehabilitasi
Pasien paska Stroke
Mirror Therapy
• Penelitian klinis membuktikan bahwa kombinasi mirror therapy
dengan rehabilitasi konvensional menghasilkan outcome yang sangat
positif terutama pada fungsi ekstremitas atas
Constraint-Induced Movement Therapy
(CIMT)
• Prinsip dari CIMT adalah memaksa anggota gerak yang
mengalami kelemahan untuk bekerja
Permasalahan lain paska stroke