Anda di halaman 1dari 29

DETERMINAN DAN

PERUBAHAN PERILAKU

KELOMPOK I :
ANA PEPIANA
FITRIYANTI DJAFAR
FRANSISKAWATI POLANGITAN
PRATIWI DUNGGIO
SITI RAHMATIA DATAU
SRI MEI DINA WAHYUNI SAIN
Definisi Perilaku

Perilaku dari pandangan


biologis adalah merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manusia
pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu, perilaku manusia itu
mempunyai bentangan yang sangat
luas, mencakup berjalan, berbicara,
bereaksi, berpakaian, dan sebagainya.
Teori-Teori yang Berhubungan dengan Determinan
Perilaku

Teori Laurance Green

Teori Snehandu B. Kar

Teori WHO
Teori Laurance Green

Green menganalisis perilaku manusia dari tingkat


kesehatan. Menurut Green kesehatan individu
maupun masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu: faktor di luar perilaku (non-behaviour
cause) dan faktor perilaku (behavior cause).
Menurut Green perilaku di bentuk oleh 3 faktor
antara lain :
1. Faktor-faktor predisposisi (Predisposing
Factors)
2. Faktor-faktor pendukung (Enebling Factors)
3. Faktor-faktor pendorong (Reinforcing Factors)
Perilaku seperti ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
B = f (PF,EF,RF)

Dimana :
B = Behaviour
PF = Predisposing Factors
EF = Enabling Factors
RF = Reinforcing Factors
F = Fungsi
Teori Snehandu B. Kar

Kar menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik


tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari :
• Niat seseorang untuk bertindak sehubungan
dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya
(Behaviour Intention).
• Dukungan social dari masyarakat sekitarnya (Social
Support).
• Ada atau tidak adanya informasi tentang
kesehatan atau fasilitas kesehatan (Accessibility
of information).
• Otonomi pribadi yang bersangkutan dengan hal
ini mengambil tindakan atau keputusan
(Personal Autonomy).
• Situasi yang memungkinkan untuk bertindak
dan tidak bertindak (Action Situation).
Uraian ini dapatdirumuskan sebagai berikut :

B = f (BI,SS,AL,PA,AS)
Dimana :
B = Behaviour
PA = Personal Autonomy
F = Fungsi
AS = Action Situation
BI = Behaviour intention
SS = Social Support
AI = Accessibility of information
Teori WHO

Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang


menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu
karena adanya 4 alasan, yaitu :
1. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan
tergantung pada situasi saat ini.
2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tidakan
yang mengacau kepada pengalaman orang lain.
3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu
tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya
pengalaman seseorang.
4. Nilai (Value). Pemikiran dan perasaan (Thoughts
and Felling), yakni dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan
penilaian-penilaian seseorang terhadap objek
(dalam hal ini adalah objek kesehatan). Nilai
(Value) dapat dilihat dari :
• Pengetahuan
• Kepercayaan
• Sikap
• Orang Penting Sebagai Referensi
• Sumber-Sumber Daya (Resource)
• Perilaku normal
Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut :

B = f (TF,PR,R,C)

Di mana :
B = Behaviour
F = fungsi
TF = Thoughts and Felling
PR = Personal Reference
R = Resources
C = Culture
Teori Perubahan Perilaku

•Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)

•Teori Festinger (Dissonance Theory)

•Teori Fungsi

•Teori Kurt Lewin


Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab


terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada
kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi
dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber
komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,
kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan
keberhasilan perubahan perilaku seseorang,
kelompok atau masyarakat
Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan
proses belajar pada individu yang terdiri dari :
1. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada
organisme dapat diterima atau ditolak.
2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari
organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus
ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
3. Setelah itu organisme mengolah stimulus
tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk
bertindak demi stimulus yang telah
diterimanya (bersikap).
4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta
dorongan dari lingkungan maka stimulus
tersebut mempunyai efek tindakan dari
individu tersebut (perubahan perilaku).
Proses perubahan perilaku berdasarkan teori SOR
ini dapat digambarkan seperti dibawah (lihat bagan).
Organisme

Perhatian
Stimulus
Pengertian

Penerimaan

Reaksi (Perubahan Sikap)

Reaksi (Perubahan Praktek)


Teori Festinger (Dissonance Theory)

Finger (1957) ini telah banyak pengaruhnya dalam


psikologi sosial. Teori ini sebenarnya sama
dengan konsep imbalance (tidak seimbang). Hal
ini berarti bahwa keadaan cognitive dissonance
merupakan keadaan ketidakseimbangan
psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang
berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.
Apabila terjadi keseimbangan dalam diri individu
maka berarti sudah tidak terjadi ketegangan diri
lagi dan keadaan ini disebut consonance
(keseimbangan).
Sherwood danBorroumerumuskan dissonance
itusebagaiberikut:

Pentingnya stimulus X jumlah kognitif dissonance


Dissonance=
Pentingnya stimulus X jumlah kognitif consonance

Rumusinimenjelaskanbahwaketidakseimbangandalamdiri
seseorang yang
akanmenyebabkanperubahanperilakuterjadidisebabkank
arenaadanyaperbedaanjumlahelemenkognitif yang
seimbangdenganjumlahelemenkognitif yang
tidakseimbangsertasama-samapentingnya. Hal
iniakanmenimbulkankonflikpadadiriindividutersebut.
Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan


perilaku individu itu tergantung kepada
kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang
dapat mengakibatkan perubahan perilaku
seseorang apabila stimulus tersebut dapat
dimengerti dalam konteks kebutuhan orang
tersebut.
Menurut Katz (1960) perilaku dilator belakangi oleh
kebutuhan individu yang bersangkutan. Katz berasumsi
bahwa :
1. Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya
dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap
kebutuhan.
2. Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mecanism
atau sebagai pertahanan diri dalam menghadapi
lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan
tindakan-tindakannya, manusia dapat melindungi
ancaman-ancaman yang datang dari luar.
3. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan
memberikan arti. Dalam peranannya dengan
tindakannya itu, seseorang senantiasa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
4. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri
seseorang dalam menjawab suatu situasi. Nilai
ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang
dan merupakan pencerminan dari hati sanubari.
Teori Kurt Lewin

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku


manusia adalah suatu keadaan yang seimbang
antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving
forces) dan kekuatan-kekuatan penahan
(restrining forces). Perilaku ini dapat berubah
apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua
kekuatan tersebut didalam diri seseorang.
Ada 3
kemungkinanterjadinyaperubahanperilakupadadirise
seorangitu, yakni :
1. Kekuatan-kekuatanpendorongmeningkat. Hal
initerjadikarenaadanya stimulus-stimulus yang
mendoronguntukterjadinyaperubahan-
perubahanperilaku. Stimulus
iniberupapenyuluhan-penyuluhanatauinformasi-
informasisehubungandenganperilaku yang
bersangkutan.

Kekuatan Pendorong – Meningkat


Perilaku semula >PerilakuBaru
Kekuatan Penahan
2. Kekuatan-kekuatan penahanmenurun. Hal
iniakanterjadikarenaadanya stimulus-stimulus
yang memperlemahkekuatanpenahantersebut.
Misalnyacontohtersebubtdiatas,
denganmemberikanpengertiankepada orang
tersebutbahwaanakbanyakrezeki,
banyakadalahkepercayaan yang
salahmakakekuatanpenahantersebutmelemahdan
akanterjadiperubahanperilakupada orang
tersebut.

Kekuatan Pendorong
Perilaku semula > Perilaku Baru
Kekuatan Penahan – Menurun
3. Kekuatanpendorongmeningkat,
kekuatanpenahanmenurun.
Dengankeadaansemacaminijelasjugaakanterjad
iperubahanperilaku.

Kekuatan Pendorong – Meningkat


Perilaku semula > Perilaku Baru
Kekuatan Penahan – Menurun
Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku

1. Perubahan Alamiah (Natural Change)


Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian
perubahan itu disebabkan karena kejadian
alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi
suatu perubahan lingkungan fisik atau social
budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota
masyarakat di dalamnya juga akan mengalami
perubahan.
2. Perubahan Terencana (Planned Change)
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang
direncanakan sendiri oleh subyek
3. Kesediaan Untuk Berubah (Readdiness to Change)
Apabila terjadi suatu inovasi atau program-
program pembangunan di dalam masyarakat, maka
yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat
untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut
(berubah perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat
lambat untuk menerima inovasi atau perubahan
tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai
kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.
Contoh Kasus

Seseorang yang punya saudara dengan


penyakit kusta sebelumnya tidak mau
memeriksakan saudaranya karena malu dikira
penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya
untuk memeriksakan saudaranya ke klinik
terdekat karena adanya penyuluhan dari petugas
kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini
kusta.

Anda mungkin juga menyukai