MOCH.

FAJAR YUSRIVANDANA
11171120000085
PERNYATAAN MASALAH:

MENJADI PETUGAS PENYELENGGARA

PEMILU (KPPS) AWALNYA MENJADI HAL
YANG CUKUP DI DAMBA OLEH BEBERAPA
ORANG, NAMUN DI TPS 078 PERUMAHAN
TAMAN KEDAUNG JUSTRU BANYAK
PETUGAS KPPS YANG AKHIRNYA TIDAK
SANGGUP MENERUSKAN TUGAS DAN
BAHKAN ADA BEBERAPA YANG
DILARIKAN RUMAH SAKIT.
PERTANYAAN MASALAH:

MENGAPA BANYAK PETUGAS KPPS DI TPS

078 PERUMAHAN TAMAN KEDAUNG
YANG AKHIRNYA TIDAK SANGGUP
MENJALANKAN TUGASNYA DAN
DILARIKAN KE RUMAH SAKIT?
 TINJAUAN PUSTAKA:

SURAT MENTERI KEUANGAN NOMOR S-118/MK.02/2016 tentang

Penetapan Standar Biaya Honorium Tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD,
DPRD, Presiden, dan Wakil Presiden, serta Tahapan Pemilihan
Gubernur/Bupati/Wali Kota Serentang yang menyatakan Honor yang
diterima petugas KPPS pada Pemilu Serentak 2019 sebesar Rp 550 ribu
untuk ketua dan Rp 500 ribu untuk anggota.

Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2015 Pasal 15 s.d Pasal 19 tentang tugas,
wewenang, dan kewajiban KPPS serta prasyarat menjadi anggota KPPS

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190521142148-12-
396887/komnas-ham-ungkap-hasil-investigasi-ratusan-kpps-meninggal

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/25018/Banyak-yang-
Meninggal,-Petugas-KPPS-Tak-Didaftarkan-BPJS-TK
 METODE PENELITIAN:

WAWANCARA LANGSUNG KEPADA 7 ANGGOTA

KPPS YANG BERTUGAS DI TPS 078
PERUMAHAN TAMAN KEDAUNG.
Wah, dobel capeknya," ujar pak Beni, Minggu 19
Mei 2019.

"Tidak tidur dari mulai pemungutan suara

Pak Beni, pahlawan
demokrasi, salah satu petugas
KPPS
sampai beres. Penghitungan itu beres jam
22.00 WIB, terus lanjut siapin formulir C1 itu
sampai jam 24.00 WIB." sambung Beni.
Ia bercerita, baru betul-betul merampungkan
pekerjaannya sekitar pukul 07.00 WIB keesokan
harinya, atau pada 18 April.
"Yang bikin lama itu, penghitungan DPRD, kan
anakannya banyak. Kalau penghitungan capres-
cawapres sih cepat. Cuma karena ini ada lima
kotak kan, jadi seperti kerja lima kali," ujarnya
sambil tersenyum kecut.
 HASIL PENELITIAN

• DARI 7 ANGGOTA KPPS RENTANG USIA BERKISAR 30 S.D 65

TAHUN
• DARI 7 ANGGOTA, 4 DIANTARANYA TIDAK DAPAT
MELANJUTKAN TUGAS. ANGGOTA KPPS YANG TIDAK DAPAT
MELANJUTKAN TUGAS BERUSIA DIATAS 57 TAHUN
• PARA ANGGOTA KPPS MENGAKU TUGAS YANG DIBERIKKAN
SANGAT DILUAR EKSPETASI
• MENURUT PENGAKUAN PARA ANGGOTA KPPS DI TPS 078
PERUMAHAN TAMAN KEDAUNG, PEMILU SERENTAK SANGAT
MENGURAS ENERGI KPPS
• KEBANYAKKAN DARI MEREKA TERGIUR DENGAN UPAH YANG
DITAWARKAN
• PEMERINTAH (KPU) HANYA MEMBATASI USIA MINIMUM
PETUGAS TAPI TIDAK MEMBATASI USIA MAKSIMUM.
 SOLUSI

Ada beberapa solusi yang saya tawarkan:

1. Mempertimbangkan kembali ide keserentakkan dalam Pemilu

Serentak. Saran saya, keserentakkan tersebut dibagi menjadi 2.
Serentak Nasional (meliputi Pilpres, DPR-RI, DPD-RI) dan
Serentak Daerah (meliputi Pilkada, DPRD Prov., dan DPRD
Kab/Kota)
2. Mengembangkan rekapitulasi secara elektronik
3. Merevisi undang-undang untuk menambah jumlah KPPS di setiap
TPS