Anda di halaman 1dari 71

Pleno 2 Indra

Kelompok 1
Tutor: dr. Oentarini
• David Johan V.
• Silvia Dwi M.
• Yogishwara W.
• Elsiana L.
• Galuh Eka T. (Ketua)
• Albert (Penulis)
• Alicia A. (Sekretaris)
• Sri sinta
• Mutiara L.
• Dita P.
• Jasen H.
• Mediana Adriane R.
Kelainan mata

aparaatus
kelopak mata merah
lakrimalis

blefaritis trikiasis hordeolum chalazion Dakrioadenitis dakriosistitis visus tetap visus turun

Glaukoma akut Keratokonjungtivi


Konjungtivitis Pterigium Mata Kering Skleritis Episkleritis Pinguecula iritans Enophtalmitis Iridosiklitis Iritis Ulkus Kornea Panoftalmitis
keratitis tis sicca
Mata merah

Visus Sama Visus Menurun

Glaukoma akut
Konjungtivitis Keratitis
Pterigium Enophtalmitis
Mata Kering Iridosiklitis
Skleritis Iritis
Episkleritis Keratokonjungtivitis sicca
Pinguecula iritans Ulkus Kornea
Panoftalmitis
Mata merah dengan visus sama
Lo. 2
PTERIGIUM
Daging tumbuh yang berbentuk segitiga / seperti sayap pada sudut mata
bagian dalam dan dapat pula diluar walau jarang. Perlahan dan jinak.

Tanda :
• Kemerahan
• Bengkak Terdiri atas 3 grade berdasarkan Jaringan fibrovaskular
• Gatal menutupi :
• Penglihatan kabur jika sudah mencapai pupil –Grade I : menutupi sklera tp tdk melewati limbus
• Iritasi
–Grade II : menutupi kornea tetapi tdk mencapai pupil
–Grade III : menutupi pupil dan mengganggu aksis
penglihatan
Faktor resiko:
1. terkena banyak paparan sinar UV
2. Para pekerja outdoor

Medscape
Komplikasi : Kapita Selekta
Jika tdk d obati bisa menjadi jaringan skuamosa
• Patofisiologi : • Treatment :
Degenerasi elastis • Pterygium membesar &
meluas sampai ke pupil 
kolagen dan proliferasi harus dibedah
fibrovaskular dengan produksi • OTC artificial tears / topical
epitel yang berlebihan lubricating drops (hypo tears,
refresh tears, genteal drops).
• Kortikosteroid untuk
mengurangi pembengkakan
inflamasi dari permukaan
ocular yg dekat dgn lesi
(prednisolone ophthalmic
Pred Forte 1%)
• UV blocking sunglasses is
advisable to reduce exposure
to further UV radiation

melbourneeyecentre.com.au
PINGUECULA
• Nodul kuning pada kedua sisi kornea di daerah apertura palpebrae.
Terdiri dari jaringan hialin dan elastik kuning, sering meradang jarang
bertumbuh besar

• Nodul Umumnya tidak memerlukan terapi, tapi pada keadaan


tertentu dapat diberkan steroid lemah (prednisolon 0,12%)
PINGUEKULA IRITANS
Keterangan
Definsi Benjolan pada konjungtiva bulbi, degenerasi hialin
jaringan submukosa konjungtiva
Epidemiologi Pada orang tua
Etiologi Rangsangan sinar matahari, debu, dan angin panas
Letak Bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian
nasal
Patofisiologi Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula akan
tetapi bila meradang/terjadi iritasi, maka sekitar bercak
degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar
Terapi Tidak perlu, tetapi bila ada tanda peradangan, maka dapat
diberikan obat antiradang

9
KONJUNGTIVITIS
• Radang konjungtiva
• Tanda dan gejala: sensasi benda asing (tergores/terbakar), sensasi
penuh di sekeliling mata, gatal dan fotofobia.
• Etiologi: bakteri, virus, jamur, parasit, imunologik.
Penyebab konjungtivitis
http://www.msdlatinamerica.com/ebooks/ManualofOcularDiagnosisTherapy/sid126384.html#T1-5
BENDA ASING DI KONJUNGTIVA
• Keluhan : “ada sesuatu dlm mata saya”, mata merah,

• Di kornea  terlihat & di bawah kelopak mata atas  mungkin #


terlihat
• D/ : akuitas visual
• Th/ : anestesi lokal (proparakain 0,5%)  hand flashlight (oblique
illumination & loupe)  di buang dgn aplikator kapas basah yg steril
atau jarum hipodermis
KONJUNGTIVITIS VIRUS
• Sekret berair dan purulen terbatas
• Adanya folikel konjungtiva & pembesaran KGB preaurikular
• Terdapat edem kelopak & lakrimasi berlebih
• Dapat sembuh sendiri namun menular
• Penyebab: adenovirus  tersering, coxsackie, & pikonavirus
KLASIFIKASI
• Demam faringokonjungtiva <PCF>
• Keratokonjungtivitis epidemi <EKC>
• Konjungtivitis herpetik
• Konjungtivitis inklusi
• Konjungtivitis new castle
• Konjungtivitis hemoragik epidemik akut
Sering Jarang
Adenovirus 3,4,7,8 Dengue
Herpes simplex Demam sandfly
ETIOLOGI Herpes zoster Echovirus 9,16
Morbili New castle virus
Rubella vaccinia
Enterovirus tipe 70
DEMAM FARINGOKONJUNGTIVA
• Etio : Adenovirus tipe 3, Gambaran Klinis
4, dan 7
• Demam
• Sering mengenai remaja
• Faringitis
• Penyebaran melalui
droplet/air di kolam • Hiperemi konjungtiva
renang • Folikel pd konjungtiva
• Masa inkubasi 5-12 hari • Sekret serous
• Mengenai 1 mata • Fotofobia
terlebih dahulu lalu mata • Kelopak mata bengkak
lainnya dalam minggu
berikutnya • Pseudomembran
• Pd kornea dapat terjadi
keratitis superficial
KERATOKONJUNGTIVITIS EPIDEMI
Gambaran Klinis
• Adenovirus 8, 19, 29, dan 37
• Mata berair berat
• Mudah sekali menular
• Pendarahan subkonjungtiva
• Masa inkubasi 8-9 hari
• Ada folikel pd konjungtiva
• Masa infeksi 14 hari bawah
• Pseudomembran <kadang
kadang>
• Kelenjar preurikel membesar
KONJUNGTIVITIS HERPETIK
• Terdapat limfadenopati preurikel
• Vesikel pada kornea yg meluas
membentuk gambaran dendrit/pohon
• Perjalanan penyakit akut dengan folikelyg
besar disertai terbentuknya jaringan
parut besar pada kornea
• Diagnosis : ditemukan sel raksasa pada • Herpes simplex
pewarnaan giemsa,kultur virus…
-disertai infeksi herpes pd kulit
-ada pembesaran kelenjar pre urikel
• Varicella zoster
-biasa mengenai orang tua
-mata hiperemis
-vesikel&pseudomembran pada
konjungtiva
-papil
-pembesaran kelenjar preurikel
KONJUNGTIVITIS INKLUSI

• Infeksi clamidia
• Masa inkubasi 5-10 hari
• Pada bayi:
-konjungtiva purulen
• Pada dewasa:
-konjungtiva hiperemi
-kemotik
-pseudomembran
-folikel pd kelopak mata bawah
-hipertrofi papil + pembesaran kelenjar preurikel
KONJUNGTIVITIS NEW CASTLE
• Virus new castle
• Gejala:
-influenza +demam ringan
-sakit kepala+nyeri sandi
-mata gatal
-berair
-fotofobia
-edema palpebra ringan
-kemosis dengan sekret yg sedikit
-ditemukan folikel pada konjungtiva tarsal bag.bawah
-keratitis epitel
KONJUNGTIVITIS HEMORAGIK EPIDEMIK AKUT

• Disertai pendarahan konjungtiva


• Etiologi: Coxsackie virus A24
• Gejala:
-sakit periorbita
-edema kelopak
-sekret seromukosa
-fotofobia
-lakrimasi

-Pendarahan subkonjungtiva yang didahului ptekiae


PENATALAKSANAAN
• Biasanya self-limited, tapi ada bukti bahwa pengobatan dengan antibiotika
topical mempependek perjalanan penyakitnya

• Tetes mata antibiotika spektrum luas (msl : kombinasi trimethoprim [1 mg


per milliliter] dan polymyxin B [10,000 units per milliliter], 1 – 2 tetes, 4x
sehari) sering diresepkan

 The ostensible reason for this treatment is to prevent bacterial


superinfection
 But the actual reason in many cases is that the patient will not accept a
recommendation that no therapy be administered

• Obat-obatan antiviral topical tidak digunakan

• Jika tidak ada kemajuan dalam 7 – 10 hari  rujuk ke ophthalmologist


Konjungtivitis
http://www.varga.org/conjunctivitis-viral.jpg

http://i1.ytimg.com/vi/8ZsQJqnFGlw/maxresdefault.jpg
Komplikasi konjungtivitis
Keratokonjungtivitis
TATALAKSANA
EPISKLERITIS • Bersifat jinak = sembuh sendiri 1-2
minggu
• Air mata buatan penyejuk tiap 4-6
Peradangan lokal jaringan ikat jam hingga keerahan mereda
vaskular penutup sklera.
• Kelainan lokal atau sistemik=
• Usia muda, dekade ketiga atau – Doxycycline 100mg 2x/hari = rosacea
keempat kehidupan, wanita – Antimikroba = tuberkulosis, sifilis
• Unilateral – NSAID/kortikosteroid = penyakit
kolagen vaskular
• Kekambuhan sering terjadi dan
penyebab tidak diketahui
• Kelainan lokal atau sistemik terkait
= rosacea okular, atopi, gout,
infeksi, atau penyakit kolagen
vaskular.

PEMERIKSAAN FISIK
• Kemerahan dan iritasi ringan
• Rasa tidak nyaman
• Injeksi episklera = nodulaar,
sektoral, atau difus
• Tidak tampak peradangan atau
edema pada sklera
XEROPHTALMIA
• Spektrum penyakit okular disebabkan kurang vitamin A,
merupakan manifestasi akhir dari defisiensi yang berat.
• Penyebab kurang vitamin A :
• Malnutrisi
• Malabsorbsi
• Alkoholisme kronik
• Diet yg selektif

Kanksi Bowling Clinical Ophtamology


8th edition p. 212-3
Xerophtalmia
• Tanda & gejala :
• Nyctalopia, rasa tdk nyaman,
kehilangan penglihatan
• Konjungtiva kering, terdapat bitot’s
spot
• Keratinisasi pd kornea, keratomalasia
• Retinopati ditandai dgn titik2
kekuningan di perifer
• Tatalaksana
• Vitamin A oral (200.000 IU) atau IM
(100.000 IU) untuk keratomalasia.
• Suplemen dan makanan yg
mengandung vit A.
• Lubrikasi.
• Asam retinoat topikal.
• Pembedahan jika perforasi kornea. Kanksi Bowling Clinical Ophtamology
8th edition p. 212-3
GLAUKOMA AKUT
Meningkatnya tekanan intraokular pencekungan
diskus optikus & pengecilan lapang pandang
Temuan klinis
• Kekaburan penglihatan mendadak
• Nyeri hebat mendadak
• Halo
• Mual serta muntah
• Peningkatan mencolok TIO (<21 mmHg)
• COA dangkal
• Kornea berkabut
• Pupil terfikasi berdilatasi sedang
• Injeksi konjungtiva, injeksi siliar
Penilaian glaukoma secara klinis
• Tonometri: pengukuran tekanan intraokular
• Tonometer aplanasi Goldmann
• Hasil: normal 10-24 mmHg
• Gonioskopi: pemeriksaan anatomi angulus
iridokornealis (kamera anterior)
• Pembesaran binokuler dan goniolens khusus
• Penilaian diskus optikus
• Pemeriksaan lapang pandang
Penilaian diskus optikus
• Normal : cekungan di bagian tengahnya (depresi
sentral) yg ukurannya bervariasi bergantung pd
jumlah relatif serat yg menyusun saraf optikus thd
ukuran lubang sklera yg harus dilewati oleh serat2 tsb
• Glaukoma :pembesaran konsentrik cekungan optik
pencekungan superior dan inferior dan disertai
pentaktilan fokal tepi diskus optikus
• Hasil akhir pd glaukoma: cekungan “bean-pot”
(tempat tidak terlihat jar saraf di bag tepi)
Pemeriksaan lapangan pandang
• Pd glaukoma:
• terutama mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian
tengah
• Semakin nyatanya bintik buta
• Pengecilan lapang pandang perifer cenderung berawal di
perifer nasal sbg konstriksi isopter
Mata merah dengan visus
menurun
GLAUKOMA AKUT
• Diagnosis banding:
• Iritis akut
• Konjungtivitis akut
• Glaukoma sudut tertutup akut sekunder
• Penyulit & sekuele:
• Bila terapi tertunda iris perifer melekat ke jalinan
trabekular menimbulkan sumbatan ireversibel sudut COA
• Kerusakan saraf optikus
Terapi medis
• Surpresi pembentukkan • Penurunan vol korpus
humor akueus vitreum
• Penghambat adrenergik beta • Obat2 hiperosmotik
• Apraklonidin • Gliserin
• Inhibitor karbonat anhidrase
• Laser:
• Fasilitasi aliran keluar humor • Iridektomi dan iridotomi
akueus perifer
• Obat parasimpatomimetik
• Trabekuloplasti laserbedah
• Epinefrin drainase glaukoma
• Dipiverin • Tindakan siklodestruktif
Terapi ke1 : pilokarpin 4x1
-Asetazolamin oral 250mg 3x1
-timolol 0,5% 2x1
-betaxcolol jika ada asma
Cronau H, Kankanala RR, Mauger T.
Diagnosing and management of red eye in
primary care. AAFP 2010; 81: 137-44.
Cronau H, Kankanala
RR, Mauger T.
Diagnosing and
management of red
eye in primary care.
AAFP 2010; 81: 137-
44.
Cronau H, Kankanala RR,
Mauger T. Diagnosing and
management of red eye in
primary care. AAFP 2010; 81:
137-44.
KERATITIS
Definisi Inflamasi pada lapisan kornea

Klasifikasi • Bacterial keratitis


• Fungal keratitis
• Viral keratitis
• Protozoan keratitis

Etiologi • Bakteri (Pseudomonas, Staphylococcus aureus, Streptococci)


• Fungal (Candida & filamentous fungi)
• Virus (Herpes simplex)
• Protozoa (Acantamoeba)

Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systemic approach. 7th ed. UK: Saunders Elsevier; 2011.
.
Patofisiologi Kerusakan lapisan epitel kornea  invasi mikroorganisme  infeksi dan inflamasi  ulkus

Diagnosis • Anamnesa: riwayat trauma, masuknya benda asing, abrasi, riwayat penyakit dahulu (gejala :
opacities : scar, edem, hipopion, mata merah, lesi pigmentasi, infiltrat)
• Pemeriksaan fisik dengan lup dan senter
• Slit lamp
• Pemeriksaan lab : corneal scraping  dikultur
• PCR

Tatalaksana • Debridement
• Bakteri : antibiotik (ciprofloxacin, ofloxacin, moxifloxacin, ceftriaxone, vancomycin)
• Fungal : antifungal (amfoterisin B 0,15%, fluconazol 2%)
• HSV : asiklovir oral 5 X 400 mg, asiklovir 3% ointment
• Protozoa : neomycin eyedrops

Komplikasi Penurunan visual dan kebutaan

Eva PR, Cunningham ET, editors. Vaughan & asbury’s general ophthalmology. 18th ed. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.; 2011
Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systemic approach. 7th ed. UK: Saunders Elsevier; 2011.
ULKUS KORNEA
• Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea
• Etiologi
• Bakteri, jamur, Acanthamoeba (biasanya berasal dari cairan pencuci lensa
kontak), herpes simpleks
• Gambaran klinis
• mata merah, sakit ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun
• Pemeriksaan
• Kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel, iris sukar dilihat
akibat edema kornea dan infiltrasi sel radang pada kornea, penipisan kornea,
lipatan descement, flare, hipopion, hifema,dan sinekia posterior.
• Bila disebabkan oleh jamur  infiltrat berwarna abu-abu dikelilingi infiltrat
halus di sekitarnya (fenomena satelit).
• Pemeriksaan sediaan langsung dan pemeriksaan jamur dengan sedian hapus
KOH.
• Diagnosa banding
• Keratomalasia, tukak hipersensitif stafilokok, infiltrat sisa benda asing.
• Terapi
• Diberikan sikloplegik serta antibiotik topikal dan subkonjungtiva yang sesuai,
Keratitis herpetik dilakukan debridemen epitel dengan aplikator kapas,
sikloplegik atropin 1% dan dibalut tekan.
ENDOFTALMITIS
• Peradangan berat dalam bola mata
• Etiologi
• Akibat infeksi stlh trauma / bedah tu endogen akibat sepsis
• Bakteri : stafilokok, streptokok, pneumokok, pseudomonas, basil sublitis
• Jamur: aktinomises, aspergilus, fitomikosis sportikum, kokidioides
• Manifestasi
– Radang supuratif di dlm rongga mata & struktur didalamnya
• Dlm bola mata  abses dlm badan kaca
– Ok bakteri:
• Sakit sangat
• Kelopak merah dan bengkak, sukar dibuka
• Konjungtiva kemotik dan merah
• Kornea keruh
• Bilik mata depan keruh, hipopion (prognosis buruk)
• Badan kaca keruh/ abses
• Th/
– Antibiotika periokular/ subkonjungtiva
– Ab topikal & sistemik :
• ampisilin 2 g/ hari &
• Kloramfenikol 3 g/ hari
– Stafilokok
• Basitrasin (topikal)
• Metisilin (subkonjungtiva & iv)
– Pneumokok, streptokok, & stafilokok;
neiserria
• Penisilin G (top, subkonj, & iv)
• Th/
– pseudomonas,; batang gram negatif
• Gentamisin, tobramisin, & karbesilin (top, subkonj, iv)
– Batang gram negatif lain
• Gentamisin (top, sunkonj, iv)
– Siklopelgik 3x sehari tetes mata
– Kortikosteroid dg hati2
– Eviserasi  i/: pengobatan gagal dilakukan
– Enukleasi  i/: mata telah tenang & ftisis bulbi
– Jamur
• Amfoterisin B150 mikro gram sub- konjungtiva
• Penyulit :
• Panoftalmitis
• Progosis
• Buruk jika ok parasit/ jamur
PANOFTALMITIS
• Peradangan seluruh bola mata tmsk sklera dan kapsul tenon  bola
mata merupakan rongga abses
• Etiologi
– Infeksi ke dlm bola mata , mll
• Peredaran darah (endogen)
• Perforasi bola mata (eksogen)
• Tukak kornea perforasi
– Ok bakteri  perjalanan peny cepat & berat
– Ok jamur  perjalanan peny perlahan
• Manifestasi
• Kelopak edema
• Konjungtiva kemotik
• Mata menonjol
• Kornea keruh
• Hipopion
• Refleks putih di dlm fundus dan okuli
• Kemunduran tajam penglihatan diserti rasa sakit
• Th/
• Ab dosis tinggi
• Eviserasi (jk gejala radang sangat berat)
• Penyulit
• Membentuk jringan granulasi & vaskularisasi dari koroid
• Fibrosis  ftisis bulbi
UVEITIS
Adalah peradangan pada iris (iritis, iridosiklitis), corpus
ciliaris (uveitis intermediet, siklitis, uveitis perifer/pars
planitis) atau koroid (koroiditis)
Klasifikasi uveitis:
• Uveitis anterior
• Peradangan terbatas di COAiritis, peradangan COA-
vitreus anterior  iridosiklitis
• Tanda & gejala: unilateral, onset akut, nyeri, fotofobia,
penglihatan kabur, kemerahan sirkumkorneal, injeksi
konjungtiva palpebralis, sekret minimal, pupil
miosis/iregular (sinekia posterior)
• Komplikasi: berathipopion
• Uveitis intermediet
• Siklitis, uveitis perifer atau pars planitis
• Peradangan pada viterus
• Tanda & gejala: khas bilateral, floaters, penglihatan kabur.
Pada vitritis ada kondensat vitreus snowball atau
snowbanking
• Komplikasi: kena COA  panuveitis/uveitis difus, edema
makula kistoid, vaskulitis retina, neovaskularisasi di optic
disc
• Etiologi: sarkoidosis dan sklerosis multipel, sifilis, TBC,
• Uveitis posterior
• Retinitis, koroiditis, vaskulitis retina dan papilitis
• Gejala: floaters, kehilangan lap. Pandang/scotoma,
penurunan tajam penglihatan
• DD: keratitis dan konjungtivitis
• Komplikasi: sinekia anteriorglaukoma, sinekia
posterior glaukoma sudu tertutup, peradangan bilik
matapenebalan & opasifikasi lensa ggg refraksi
minimal (miopia) atau katarak, edem makula kistoid
 hilang penglihatan permanen dan Ablatio retina
eksudatif
• Terapi:
• Pemberian kortikosteroid (prednisolone acetate 1% 1-2
tetes setiap 1-2 jam untuk mengontrol peradangan
anterior.
• Homatropin 2-5% 2-4x sehari mencegah terjadinya sinekia
dan meredakan rasa tidak nyaman akibat spasme ciliaris
• dan midiratik/siklopegik
• Peradangan non infeksi intermediet posterior dan difus
diberi injeksi triamcinolone acetonide sub-tenon 1 ml
(40mg)pada daerah superotemporal
Kelopak mata
Hordeolum Chalazion (Kista Meibom)
Definisi Infeksi kelenjar palpebra Radang granulomatosa kronik pada Meibom atau Zeis
Etiologi Staphylococcus aureus Mempertahankan sekresi sebasea
Klasifikasi Interna: infeksi kelenjar meibom  pembengkakan besar  Histopatologi: inflamasi kronik lipogranulomatosa krn lemak
pecah ke arah kulit atau permukaan konjungtiva extraselular oleh lipid-laden epithelioid cells, multinucleated giant
Eksterna: infeksi kelenjar Zeis atau Moll  pembengkakan cells dan limfosit
kecil  pecah ke arah kulit
Tanda dan Sakit, bengkak, merah Nodul
gejala Lesi multiple dan abses Subakut/kronik: tidak atau sedikit sakit sekitar nodul
Akut: infeksi bakteri dengan selulitis, infeksi sekunder hordeolum
interna
Talak Kompres hangat 3-4x/hari selama 10-15 menit Antibiotik oral, Konservatif, Kompres hangat
48 jam  insisi vertikal atau horizontal dan drainase purulen Expresi
Salep antibiotik pada sakus konjungtiva tiap 3 jam Injeksi steroid
Antibiotik sistemik jika terjadi selulitis Operasi, profilaksis tetrasiklin sistemik

Bowling B. Kanski’s Clinical Ophthalmology. 8th ed. New South Wales: Elsevier; 2015.
Brad Bowling. Kanski's Clinical

BLEFARITIS ANTERIOR Ophthalmology: A Systematic Approach,


8ed. Saunders Ltd. 2015.

Definisi Inflamasi kronik pada batas kelopak mata bilateral


Klasifikasi Stafilokokal Seboroik
Staphylococcus aureus,
Etiologi Staphylococcus epidermidis, Pityrosporum ovale
Staphylococcus koagulase negatif
Sisik kering, kelopak merah, ulkus
Sisik berminyak, ulkus (-), tidak
kecil sepanjang batas kelopak,
terlalu merah
madarosis
•Iritasi, sensasi terbakar, gatal
Tanda Gejala •Tepi mata merah (red rimmed)
•Banyak sisik/granulasi menempel pada bulu mata
•Sering campuran
•Sering komplikasi dari hordeolum, chalazia, keratitis epitel kornea,
infiltrasi tepi kornea
•Jaga kebersihan kepala, alis, dan kelopak mata mandi + shampo
•Sisik selalu dibersihkan dengan cotton bud dan baby shampoo
Tata Laksana
•Antibiotik antistafilokokus/ sulfonamide eye ointment
•doxycycline 500-200 2dd1
Komplikasi Predisposisi untuk konjungtivitis rekuren
Blefaritis Posterior
Inflamasi sekunder pada kelopak mata akibat disfungsi kelenjar
Definisi meibom. Terjadinya kronik, bilateral, bisa koeksis dengan blefaritis
anterior.
Etiologi Dermatitis seboroik, kolonisasi Staphylococcus
Etiologi inflamasi orifisium meibom sekresi kental melekat di
Patofisiologi orifisium dilatasi kel meibom di lempeng tarsal produksi sekret
lembut, “berkeju”

•Batas kelopak hiperemia dan telangiektasis


•Terbentuk sikatrik pada konjungtiva tarsal bengkak dan memutar ke
dalam hubungan selaput air mata dengan orifisium kel meibom mnjd
Tanda Gejala abnormal
•Air mata berbuih dan berminyak
•Tekanan ekspresi cairan meibom menjadi keruh atau toothpaste-like
•Kasus berat sekresi sangat kental
•Kompres hangat
•Kultur bakteri (+) Antibiotik topikal
•Inflamasi metrogel topikal 0,75% bdd +/ doksisiklin 50-100 mg PO
Tata Laksana
bdd
•Air mata buatan
•Tetrasiklin
Komplikasi Hordeolum dan chalazion

Brad Bowling. Kanski's Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach, 8ed. Saunders Ltd. 2015.
Blefaritis

Brad Bowling. Kanski's Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach, 8ed. Saunders Ltd. 2015.
TRIKIASIS
• Definisi : bulu mata
tumbuh ke arah dalam
bola mata &
mengakibatkan
penggesekan bulu mata
pada kornea.
Etiologi :
- Infeksi
- Inflamasi
- Autoimun
- trauma
- Entropion
- Epiblefaron
- Blefaritis  parut folikel
bulu mata
pertumbuhan salah arah
- Iritasi kornea  ulserasi
American academy of opthalmology
Tanda &
gejala Treatment
• Epiplation
• mengganjal pada (menggunakan
forcep)
mata
• Surgery:
• Kemerahan
- Ablasi (laser/
• Berair radiofrekuensi)
• Sensitif pada - Elektrolisis
cahaya terang - Cryosurgery (efektif tp
byk menimbulkan
komplikasi)
DACRIOCYSTITIS
• Infeksi pada sakus lakrimalis, biasanya
sekunder akibat obstruksi duktus
nasolakrimal.
• Akut atau kronik
• Staphylococcal atau streptococcal

• Epiphora
• Sangat rapuh, bengkak kemerahan
(kencang )
• Progressing membentuk absces
• Dapat disertai selulitis
Tatalaksana
akut dacrocystitis
• Kompres air hangat
• Oral AB (flucloxacilin/ co-amoxiclav)
• insisi& drainase dipertimbangkan risiko fistula
• Dacryocystorhinostomy  mengurangi risiko infesi rekuren
DACRIOADENITIS
• Dacryoadenitis akut dapat terjadi idiopathic atau virus (e.g.
mumps, Epstein–Barr, cytomegalovirus) atau bacterial
(jarang)

• Tidak nyaman pada area kelenjar lakrimal


• Sekresi lakrimal dapat meningkat atau menurun
• Sekret
• Pembengkakan pada bagian lateral kelopak mata dengan
karakteristik S-shaped ptosis Treatment:
• Lunak • Varies according to the cause,
• Chemosis (pembengkakan stroma konjungtiva) but in many case not required
• Pembesaran KGB
R/ Erlamycetin eye drop s fl. I
S 6 dd 1 gtt O.D.S

R/ Gentamycin eye ointment tube I


S u.e_3dd O.D

Pro : Nm. A
Usia : 20 thn
kesimpulan
• Kami telah mempelajari kelainan kelainan pada aparatus lakrimalis,
palpebra, dan kelainan mata metah

Anda mungkin juga menyukai