Kelompok 1
Tutor: dr. Oentarini
• David Johan V.
• Silvia Dwi M.
• Yogishwara W.
• Elsiana L.
• Galuh Eka T. (Ketua)
• Albert (Penulis)
• Alicia A. (Sekretaris)
• Sri sinta
• Mutiara L.
• Dita P.
• Jasen H.
• Mediana Adriane R.
Kelainan mata
aparaatus
kelopak mata merah
lakrimalis
blefaritis trikiasis hordeolum chalazion Dakrioadenitis dakriosistitis visus tetap visus turun
Glaukoma akut
Konjungtivitis Keratitis
Pterigium Enophtalmitis
Mata Kering Iridosiklitis
Skleritis Iritis
Episkleritis Keratokonjungtivitis sicca
Pinguecula iritans Ulkus Kornea
Panoftalmitis
Mata merah dengan visus sama
Lo. 2
PTERIGIUM
Daging tumbuh yang berbentuk segitiga / seperti sayap pada sudut mata
bagian dalam dan dapat pula diluar walau jarang. Perlahan dan jinak.
Tanda :
• Kemerahan
• Bengkak Terdiri atas 3 grade berdasarkan Jaringan fibrovaskular
• Gatal menutupi :
• Penglihatan kabur jika sudah mencapai pupil –Grade I : menutupi sklera tp tdk melewati limbus
• Iritasi
–Grade II : menutupi kornea tetapi tdk mencapai pupil
–Grade III : menutupi pupil dan mengganggu aksis
penglihatan
Faktor resiko:
1. terkena banyak paparan sinar UV
2. Para pekerja outdoor
Medscape
Komplikasi : Kapita Selekta
Jika tdk d obati bisa menjadi jaringan skuamosa
• Patofisiologi : • Treatment :
Degenerasi elastis • Pterygium membesar &
meluas sampai ke pupil
kolagen dan proliferasi harus dibedah
fibrovaskular dengan produksi • OTC artificial tears / topical
epitel yang berlebihan lubricating drops (hypo tears,
refresh tears, genteal drops).
• Kortikosteroid untuk
mengurangi pembengkakan
inflamasi dari permukaan
ocular yg dekat dgn lesi
(prednisolone ophthalmic
Pred Forte 1%)
• UV blocking sunglasses is
advisable to reduce exposure
to further UV radiation
melbourneeyecentre.com.au
PINGUECULA
• Nodul kuning pada kedua sisi kornea di daerah apertura palpebrae.
Terdiri dari jaringan hialin dan elastik kuning, sering meradang jarang
bertumbuh besar
9
KONJUNGTIVITIS
• Radang konjungtiva
• Tanda dan gejala: sensasi benda asing (tergores/terbakar), sensasi
penuh di sekeliling mata, gatal dan fotofobia.
• Etiologi: bakteri, virus, jamur, parasit, imunologik.
Penyebab konjungtivitis
http://www.msdlatinamerica.com/ebooks/ManualofOcularDiagnosisTherapy/sid126384.html#T1-5
BENDA ASING DI KONJUNGTIVA
• Keluhan : “ada sesuatu dlm mata saya”, mata merah,
• Infeksi clamidia
• Masa inkubasi 5-10 hari
• Pada bayi:
-konjungtiva purulen
• Pada dewasa:
-konjungtiva hiperemi
-kemotik
-pseudomembran
-folikel pd kelopak mata bawah
-hipertrofi papil + pembesaran kelenjar preurikel
KONJUNGTIVITIS NEW CASTLE
• Virus new castle
• Gejala:
-influenza +demam ringan
-sakit kepala+nyeri sandi
-mata gatal
-berair
-fotofobia
-edema palpebra ringan
-kemosis dengan sekret yg sedikit
-ditemukan folikel pada konjungtiva tarsal bag.bawah
-keratitis epitel
KONJUNGTIVITIS HEMORAGIK EPIDEMIK AKUT
http://i1.ytimg.com/vi/8ZsQJqnFGlw/maxresdefault.jpg
Komplikasi konjungtivitis
Keratokonjungtivitis
TATALAKSANA
EPISKLERITIS • Bersifat jinak = sembuh sendiri 1-2
minggu
• Air mata buatan penyejuk tiap 4-6
Peradangan lokal jaringan ikat jam hingga keerahan mereda
vaskular penutup sklera.
• Kelainan lokal atau sistemik=
• Usia muda, dekade ketiga atau – Doxycycline 100mg 2x/hari = rosacea
keempat kehidupan, wanita – Antimikroba = tuberkulosis, sifilis
• Unilateral – NSAID/kortikosteroid = penyakit
kolagen vaskular
• Kekambuhan sering terjadi dan
penyebab tidak diketahui
• Kelainan lokal atau sistemik terkait
= rosacea okular, atopi, gout,
infeksi, atau penyakit kolagen
vaskular.
PEMERIKSAAN FISIK
• Kemerahan dan iritasi ringan
• Rasa tidak nyaman
• Injeksi episklera = nodulaar,
sektoral, atau difus
• Tidak tampak peradangan atau
edema pada sklera
XEROPHTALMIA
• Spektrum penyakit okular disebabkan kurang vitamin A,
merupakan manifestasi akhir dari defisiensi yang berat.
• Penyebab kurang vitamin A :
• Malnutrisi
• Malabsorbsi
• Alkoholisme kronik
• Diet yg selektif
Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systemic approach. 7th ed. UK: Saunders Elsevier; 2011.
.
Patofisiologi Kerusakan lapisan epitel kornea invasi mikroorganisme infeksi dan inflamasi ulkus
Diagnosis • Anamnesa: riwayat trauma, masuknya benda asing, abrasi, riwayat penyakit dahulu (gejala :
opacities : scar, edem, hipopion, mata merah, lesi pigmentasi, infiltrat)
• Pemeriksaan fisik dengan lup dan senter
• Slit lamp
• Pemeriksaan lab : corneal scraping dikultur
• PCR
Tatalaksana • Debridement
• Bakteri : antibiotik (ciprofloxacin, ofloxacin, moxifloxacin, ceftriaxone, vancomycin)
• Fungal : antifungal (amfoterisin B 0,15%, fluconazol 2%)
• HSV : asiklovir oral 5 X 400 mg, asiklovir 3% ointment
• Protozoa : neomycin eyedrops
Eva PR, Cunningham ET, editors. Vaughan & asbury’s general ophthalmology. 18th ed. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.; 2011
Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systemic approach. 7th ed. UK: Saunders Elsevier; 2011.
ULKUS KORNEA
• Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea
• Etiologi
• Bakteri, jamur, Acanthamoeba (biasanya berasal dari cairan pencuci lensa
kontak), herpes simpleks
• Gambaran klinis
• mata merah, sakit ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun
• Pemeriksaan
• Kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel, iris sukar dilihat
akibat edema kornea dan infiltrasi sel radang pada kornea, penipisan kornea,
lipatan descement, flare, hipopion, hifema,dan sinekia posterior.
• Bila disebabkan oleh jamur infiltrat berwarna abu-abu dikelilingi infiltrat
halus di sekitarnya (fenomena satelit).
• Pemeriksaan sediaan langsung dan pemeriksaan jamur dengan sedian hapus
KOH.
• Diagnosa banding
• Keratomalasia, tukak hipersensitif stafilokok, infiltrat sisa benda asing.
• Terapi
• Diberikan sikloplegik serta antibiotik topikal dan subkonjungtiva yang sesuai,
Keratitis herpetik dilakukan debridemen epitel dengan aplikator kapas,
sikloplegik atropin 1% dan dibalut tekan.
ENDOFTALMITIS
• Peradangan berat dalam bola mata
• Etiologi
• Akibat infeksi stlh trauma / bedah tu endogen akibat sepsis
• Bakteri : stafilokok, streptokok, pneumokok, pseudomonas, basil sublitis
• Jamur: aktinomises, aspergilus, fitomikosis sportikum, kokidioides
• Manifestasi
– Radang supuratif di dlm rongga mata & struktur didalamnya
• Dlm bola mata abses dlm badan kaca
– Ok bakteri:
• Sakit sangat
• Kelopak merah dan bengkak, sukar dibuka
• Konjungtiva kemotik dan merah
• Kornea keruh
• Bilik mata depan keruh, hipopion (prognosis buruk)
• Badan kaca keruh/ abses
• Th/
– Antibiotika periokular/ subkonjungtiva
– Ab topikal & sistemik :
• ampisilin 2 g/ hari &
• Kloramfenikol 3 g/ hari
– Stafilokok
• Basitrasin (topikal)
• Metisilin (subkonjungtiva & iv)
– Pneumokok, streptokok, & stafilokok;
neiserria
• Penisilin G (top, subkonj, & iv)
• Th/
– pseudomonas,; batang gram negatif
• Gentamisin, tobramisin, & karbesilin (top, subkonj, iv)
– Batang gram negatif lain
• Gentamisin (top, sunkonj, iv)
– Siklopelgik 3x sehari tetes mata
– Kortikosteroid dg hati2
– Eviserasi i/: pengobatan gagal dilakukan
– Enukleasi i/: mata telah tenang & ftisis bulbi
– Jamur
• Amfoterisin B150 mikro gram sub- konjungtiva
• Penyulit :
• Panoftalmitis
• Progosis
• Buruk jika ok parasit/ jamur
PANOFTALMITIS
• Peradangan seluruh bola mata tmsk sklera dan kapsul tenon bola
mata merupakan rongga abses
• Etiologi
– Infeksi ke dlm bola mata , mll
• Peredaran darah (endogen)
• Perforasi bola mata (eksogen)
• Tukak kornea perforasi
– Ok bakteri perjalanan peny cepat & berat
– Ok jamur perjalanan peny perlahan
• Manifestasi
• Kelopak edema
• Konjungtiva kemotik
• Mata menonjol
• Kornea keruh
• Hipopion
• Refleks putih di dlm fundus dan okuli
• Kemunduran tajam penglihatan diserti rasa sakit
• Th/
• Ab dosis tinggi
• Eviserasi (jk gejala radang sangat berat)
• Penyulit
• Membentuk jringan granulasi & vaskularisasi dari koroid
• Fibrosis ftisis bulbi
UVEITIS
Adalah peradangan pada iris (iritis, iridosiklitis), corpus
ciliaris (uveitis intermediet, siklitis, uveitis perifer/pars
planitis) atau koroid (koroiditis)
Klasifikasi uveitis:
• Uveitis anterior
• Peradangan terbatas di COAiritis, peradangan COA-
vitreus anterior iridosiklitis
• Tanda & gejala: unilateral, onset akut, nyeri, fotofobia,
penglihatan kabur, kemerahan sirkumkorneal, injeksi
konjungtiva palpebralis, sekret minimal, pupil
miosis/iregular (sinekia posterior)
• Komplikasi: berathipopion
• Uveitis intermediet
• Siklitis, uveitis perifer atau pars planitis
• Peradangan pada viterus
• Tanda & gejala: khas bilateral, floaters, penglihatan kabur.
Pada vitritis ada kondensat vitreus snowball atau
snowbanking
• Komplikasi: kena COA panuveitis/uveitis difus, edema
makula kistoid, vaskulitis retina, neovaskularisasi di optic
disc
• Etiologi: sarkoidosis dan sklerosis multipel, sifilis, TBC,
• Uveitis posterior
• Retinitis, koroiditis, vaskulitis retina dan papilitis
• Gejala: floaters, kehilangan lap. Pandang/scotoma,
penurunan tajam penglihatan
• DD: keratitis dan konjungtivitis
• Komplikasi: sinekia anteriorglaukoma, sinekia
posterior glaukoma sudu tertutup, peradangan bilik
matapenebalan & opasifikasi lensa ggg refraksi
minimal (miopia) atau katarak, edem makula kistoid
hilang penglihatan permanen dan Ablatio retina
eksudatif
• Terapi:
• Pemberian kortikosteroid (prednisolone acetate 1% 1-2
tetes setiap 1-2 jam untuk mengontrol peradangan
anterior.
• Homatropin 2-5% 2-4x sehari mencegah terjadinya sinekia
dan meredakan rasa tidak nyaman akibat spasme ciliaris
• dan midiratik/siklopegik
• Peradangan non infeksi intermediet posterior dan difus
diberi injeksi triamcinolone acetonide sub-tenon 1 ml
(40mg)pada daerah superotemporal
Kelopak mata
Hordeolum Chalazion (Kista Meibom)
Definisi Infeksi kelenjar palpebra Radang granulomatosa kronik pada Meibom atau Zeis
Etiologi Staphylococcus aureus Mempertahankan sekresi sebasea
Klasifikasi Interna: infeksi kelenjar meibom pembengkakan besar Histopatologi: inflamasi kronik lipogranulomatosa krn lemak
pecah ke arah kulit atau permukaan konjungtiva extraselular oleh lipid-laden epithelioid cells, multinucleated giant
Eksterna: infeksi kelenjar Zeis atau Moll pembengkakan cells dan limfosit
kecil pecah ke arah kulit
Tanda dan Sakit, bengkak, merah Nodul
gejala Lesi multiple dan abses Subakut/kronik: tidak atau sedikit sakit sekitar nodul
Akut: infeksi bakteri dengan selulitis, infeksi sekunder hordeolum
interna
Talak Kompres hangat 3-4x/hari selama 10-15 menit Antibiotik oral, Konservatif, Kompres hangat
48 jam insisi vertikal atau horizontal dan drainase purulen Expresi
Salep antibiotik pada sakus konjungtiva tiap 3 jam Injeksi steroid
Antibiotik sistemik jika terjadi selulitis Operasi, profilaksis tetrasiklin sistemik
Bowling B. Kanski’s Clinical Ophthalmology. 8th ed. New South Wales: Elsevier; 2015.
Brad Bowling. Kanski's Clinical
Brad Bowling. Kanski's Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach, 8ed. Saunders Ltd. 2015.
Blefaritis
Brad Bowling. Kanski's Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach, 8ed. Saunders Ltd. 2015.
TRIKIASIS
• Definisi : bulu mata
tumbuh ke arah dalam
bola mata &
mengakibatkan
penggesekan bulu mata
pada kornea.
Etiologi :
- Infeksi
- Inflamasi
- Autoimun
- trauma
- Entropion
- Epiblefaron
- Blefaritis parut folikel
bulu mata
pertumbuhan salah arah
- Iritasi kornea ulserasi
American academy of opthalmology
Tanda &
gejala Treatment
• Epiplation
• mengganjal pada (menggunakan
forcep)
mata
• Surgery:
• Kemerahan
- Ablasi (laser/
• Berair radiofrekuensi)
• Sensitif pada - Elektrolisis
cahaya terang - Cryosurgery (efektif tp
byk menimbulkan
komplikasi)
DACRIOCYSTITIS
• Infeksi pada sakus lakrimalis, biasanya
sekunder akibat obstruksi duktus
nasolakrimal.
• Akut atau kronik
• Staphylococcal atau streptococcal
• Epiphora
• Sangat rapuh, bengkak kemerahan
(kencang )
• Progressing membentuk absces
• Dapat disertai selulitis
Tatalaksana
akut dacrocystitis
• Kompres air hangat
• Oral AB (flucloxacilin/ co-amoxiclav)
• insisi& drainase dipertimbangkan risiko fistula
• Dacryocystorhinostomy mengurangi risiko infesi rekuren
DACRIOADENITIS
• Dacryoadenitis akut dapat terjadi idiopathic atau virus (e.g.
mumps, Epstein–Barr, cytomegalovirus) atau bacterial
(jarang)
Pro : Nm. A
Usia : 20 thn
kesimpulan
• Kami telah mempelajari kelainan kelainan pada aparatus lakrimalis,
palpebra, dan kelainan mata metah