Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN TUTORIAL 2

MODUL ILMU BEDAH


TRIGGER 1
“Curios sammy”

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
TUTOR 2

Fasilitator : dr. Nilas Warlem, SpP


• Ketua :Anggita Amanda (15-009)
• Sekretaris : M. Kevin. Z (15-010)
• Anggota : Muhammad Zuhdi (15-011)
Nia Satila Zari (15-012)
Vudhya Ulhaq Kafrawi (15-013)
Jely Safitri(15-014)
Aprina Mayang Sari (15-016)
Trigger 1. Corios sammy

sammy adalah seorang mahasiswa kedokteran semester ,


yang saat ini mempelajari modul ilmu bedah. sammy sangat
penasaran dengan ilmu bedah, karena banyak tetangga yang
bertanya karena sammy mahasiswa kedokteran.
tetangganya. seorang laki-laki berusia 18 tahun. Dalam 6
bulan ini kembali merasakan nyeri pada tungkai kirinya,sehingga
gerakannya terbatas. tetangga ini mulai berjalan pincang, dan
dalam beberapa bulan juga muncul benjolan. Dari hasil ronsen
terdapat gambar sun brust apperance.
riwayat trawma pada usia 7 tahun, tetangganya ini mengalami
kecelakaan lalulintas sehingga lutut sebelah kirinya bergeser, bengkak dan
sanagat nyeri bila di gerakkan. Waktu itu langfsung di bawa ke praktik
dokter, dan di lakukan penanganan awal. setelah penangana awal
tetangganya ini di rujuk ke RS. di RS, tetangganya di periksa,dan di
rontgen. Berdasarkan hasil pemeriksaan di dapatkan hip fleksi, adduksi dan
ndorotasi. di lakukan penatalaksanaan closed reduction.
Tetangganya ini bertanya pada semmy, apakah ada hubungan
kecelakaan usia 7 tahun dengan keadaanya sekarang ? lalu apakah kakinya
kembali harus di operas ? setelah mempelajari ilmu bedah, sammy
menganjurkan pada tetangganya ini agar kembali konsultasi pada spesialis
ortopedi, karena kasusnya berbeda agar dapat segera di tangani.
Step 1 : Clarify Unfamiliar Terms
1. Curious : rasa ingin tau
2. Sun Burst Apparance : gambaran radiologi seperti suatu
pancaran mata hari pada permukaan tulang
3. Hip Fleksi : gerakan femur kedepan dalam bidang sagital
4. Adduksi : gerakan mendekati tubuh
5. Endorotasi : gerakan memutar ke arah dalam
6. closed reduction :proses mengurangi kerusakan tulang, tanpa
melakukan pembedahan
Step 2 : Define The Problem
1. Apakah keluhan yang di alami tetangga sammy ?
2. Apakah riwayat penyakit dahulu dari tetangga sammy ?
3. Apa pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada tetangga sammy ?
4. apakah ada hubungan antara RPD dan RPS yang di alami tetangga
sammy ?
5. apa diagnosa kerjanya ?
6. apa diagnosa bandingnya ?
7. apa saja penatalaksanaan yang di lakukan ?
8. apa saja kemungkinan komplikasi yang terjdi ?
Step 3 : Brainstrom Possible Hypotesis Or
Explanation
1. keluhan yang di alami tetangga sammy :
• Nyeri pada tungkai kiri
• gerakan terbatas
• tungkai pincang
• muncul benjolan setelah beberapa bulan
2. RPD :
– pernah mengalam trauma pada usia 7 th yang menyebabkan :
• Pergeseran lutut sebelh kiri, bengkak dan sanagat sulit di gerakan
• telah mendapat terapi Closed Reduction
3. Pemeriksaan penunjang :
– Rontgen : sun burst apparance
4. Hubungan antara RPD & RPS:
ada hubungan, yaitu karena riwayat tarwma terdahulu yang
menyebabkan kerusakan jaringan sehingga tumur tumbuh untuk
menggantikan jaringan yang rusak tersebut
5. Diagnosa kerja : TUMOR MUSCULOSKLETAL
6. Diagnosa Banding : Osteoartritis
7. penatalaksanna : LO
8. kamplikasi : kelumpuhan
Step 4 : Arrange Explanation Into a Tentative
Solution
ILMU BEDAH

Analisa Kasus

Tetangga Sammy,
Laki-laki, 18th

Pemeriksaan fisik &


Anamnesa
penunjang

Diagnosa kerja Diagnosa Banding


Step 5 : Define Learniang Objective
1. Analisa Kasus
2. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
3. Diagnos Kerja : TUMOR MUSCULOSKLETAL
a. Epidemiologi
b. Definisi & Klasifikasi
c. Etiologi
d. patafisiologi
e. Tanda & Gejala
f. Penatalaksanaan
g. Komplikasi
h. peognosa
4. Emergency Ortopedy
5. Dislokasio Sendi
Step 6 : Gather Information and Private Study

BELAJAR MANDIRI
Step 7 :share the result gathering informasi and private
study
Analisa Kasus
1. Anamnesa
– Nama : Tn.x (Tetangga sammy)
– Umur : 18 tahun
– Keluhan utama : Nyeri pada tungkai kiri
– Keluhan lain :
• gerakan terbatas
• mulai berjalan pincang
• muncul benjolan dalam beberapa bulan
– Riwayat Penyakit Dahulu :
pernah mengalam trauma pada usia 7 th yang menyebabkan :
• Pergeseran lutut sebelh kiri, bengkak dan sanagat sulit di
gerakan
• telah mendapat terapi Closed Reduction

– Diagnosa kerja:
TUMOR MUSCULOSKLETAL
• Diagnosa banding :
1. Hematoma Subperiostela atau pada jaringan lunak yang kan
menimbulkan benjolan yang di sertai nyeri
2. Osteomielitis dapat memberikan gejala seperti tumor gans
osteosarkoma atau tumor ganas ewing
3. fraktur stess : ini akan memberikan gejala nyeri dan gambaran
adanya fraktur
4. miositis osifans
5. artritis gout
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan Fisik
• menentukan lokasi tumor
• menentukan besar, bentuk, batas serta sifat tumor
• gangguan pergerakan sendi
• spasme otot dan kekakuan tulan belakang
• fraktur patologis
Pemeriksaan Penunjang
• pemeriksaan neurologis
• pemeriksaan radiologis
• Pemeriksaan laboratorium
• pemeriksaan biopsi3
TUMOR MUSCULOSKLETAL

EPIDEMIOLOGI
Dari seluruh tumor tulang primer 65,8% bersifat jinak dan 34,2% bersifat ganas.
Ini berarti dari setiap tiga tumor tulang terapat satu yanb bersifat ganas, Tumor ganas
tulang menenpati urutan ke sebelas dari keseluruhan tumor ganas yang ada dan hanya
1,5% dari seluruh tumor ganas organ. perbandingan insiden tumor tulang pada pria dan
wanita adalah sama.
tumor jinak primer yang paling sering di temukan adalah osteoma (39,3%),
osteokondroma (32,5%), kondroma(9,8%), dan sisanya oleh tumor tulang jinak yang
lain.
Osteosarkoma (48,8%), kondrosarkoma (10%) dansisanya adala tumor tulang
gans yang lain.
TUMOR MUSCULOSKLETAL

DEFINISI DAN KLASIFIKASI


Tumor tulang adalah pertumbuhan abnormal pada sel-sel
(neoplasma) di dalam tulang yang kemungkinannya benigna (non
kanker) atau maligna (kanker). Neoplasma adalah masa abnormal
dari jaringan, yang pertumbuhannya pesat dan tidak terkoordinasi
dari pada jaringan normal dan berlangsung lama serta berlebihan
setelah perhentian stimulus yang menimbulkan perubahan
tersebut (Robin 1999, 261, basic of pathology disease).
Klasifikasi Tumor Tulang

a. Tumor tulang benigna


Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya
sedikit dan tidak menyebabkan kematian. Tumor tulang benigna terdiri atas :
1. Osteoma, berasal dari jaringan tulang sejati yang relative jarang terjadi,
biasanya timbul pada tulang membranosa tengkorak.
2. Chondroma, sering terjadi pada tulang panjang, misalnya pada lengan
kadang-kadang terdapat pada tulang datar seperti tulang ileum.
3. Osteohondroma, bukan neoplasma sejati, berasal dari sel-sel yang
tertinggal pada permukaan tulang, lapisan kartilago pada osteochondroma
dapat mengalami transformasi maligna setelah trauma dan dapat terjadi
chondrosarkoma.
b. Tumor tulang maligna terdiri dari :
1. Osteosarkoma, berasal dari osteoblas pada metafisis tulang karena itu tumor terlihat
pada daerah pertumbuhan yang aktif terutama dibagian distal femur bagian
proksimal tibia dan hemerus.
2. Ewings sarkoma, adalah tumor ganas yang timbul dalam sumsum tulang, pada
tulang panjang umumnya femur, tibia, fibula, humerus, ulna, vertebra, skapula.
3. Multiple myeloma secara patologi tedapat focus distrakdi tulang yang multiple.
4. Fibrosarkoma adalah tulang yang biasanya menuju kearah ujung korpustulang
panjang terutama tulang femur dan tibia.
5. Chondro sarkoma,timbul dari ujung tulang panjang yang besar atau dari tulang pipih
seperti pelvis dan skapula.
Tumor tulang maligna sekunder yaitu berasal dari metaste tumor, misalnya
tumor payudara, bronkus, prostat dan ginjal. Contoh dari tumor maligna sekunder
adalah osteosarkoma dan osteogeniksarkoma.
c. Kangker tulang metastatic
Tumor tulang metastatik (tumor tulang sekunder) lebih
sering dari tumor tulang maligna primer. Tumor yang muncul dari
jaringan tubuh mana saja bisa menginflasi tulang dan
menyebabkan destruksi tulang lokal, dengan gejala yang mirip
dengan yang terjadi pada tumor tulang primer.
Tumor yang bermetastasis ketulang paling sering adalah
karsinoma ginjal, prostat, paru-paru, payudara, ovarium dan
tiroid. Tumor metastatik paling sering menyerang kranium,
vertebra, pelvis femur dan humerus
TUMOR MUSCULOSKLETAL

Etiologi
Penyebab dari tumor tulang tidak diketahui. Tumor tulang biasanya muncul pada
area yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Tetapi pada penelitian
biomolekuler lebih lanjut ditemukan beberapa mekanisme terjadinya neoplasma tulang,
yaitu melalui identifikasi mutasi genetik yang spesifik dan penyimpangan kromosom
pada tumor. Keabnormalan dari gen supresor tumor dan gen pencetus oncogen. Tumor
histogenik memiliki dua level tipe, yaitu benigna bone tumor dan maligna bone tumor
TUMOR MUSCULOSKLETAL
Faktor resiko
PATOFISOLOGI keturunan(hereditery),Radiasi ion, infeksi

sel tumor menginvasi jarinagn lunak


Respon osteolitik

Destruksi tulang Respon osteoblastik (pembentukan tulang)


penghancuran tulang
lokal
Penimbunan periosteum tulang yang baru
osteoporosis
dekat tepat lesi terjadi

Fraktur
Terjadi pertumbuhan tulang yang abortif
kerusakan integritas Kerusakan
kulit mobilitas fisik
Penambahan masa tulang
Nyeri Resiko Inveksi
TUMOR MUSCULOSKLETAL

TANDA DAN GEJALA


a. Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya
menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan
progresifitas penyakit)
b. Peningkatan kadar fosfate alkalis serum
c. Keterbatasan gerak
d. Kehilangan berat badan
e. Peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena
f. Lesi primer dapat mengenai semua tulang
g. Malaise dan Demam
TUMOR MUSCULOSKLETAL

PENATALAKSANAAN
a. Eksisi luas, tujuan adalah untuk mendapatkan batas-batas tumor secara histologis,
tetapi mempertahankan struktur-struktur neurovaskuler yang utama.
b. Amputasi, tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi. Indikasi
amputasi primer adalah lesi yang terjadi secara lambat yang melibatkan jaringan
neurovaskuler, menyebabkan firaktur patologis (terutama raktur proksimal), biopsi
insisi yang tidak tepat atau mengalami infeksi, atau terkenanya otot dalam area yang
luas.
c. Reseksi enblock, taknik ini memerlukan eksisi luas dari jaringan normal dari
jaringan disekitarnya, pegankatan seluruh serabut otot mulai dari origo sampai
insersinya dan reseksi tulang yang terkena termasuk struktur pembuluh darah.
d. Prosedur tikhofflinbekrg, teknik pembedahan ini digunakan pada lesi humerus
bagian proksimal dan meliputi reaksi enblock skapula, bagian humerus dan
klavikula
e. Pilihan Rekonstruksi :Kriteria pasien untuk pembedahan mempertahankan
ekstremitas, usia, insisi biopsi dan fungsi pasca bedah ekstremitas yang
dipertahankan lebih dari fungsi alat prostesis, rekonstruksi dapat dilakukan dengan
penggunaan berbagai bahan logam maupun sintesis.
f. Kemoterapi:Kemoterapi mengurangi massa tumor dengan agen alkilating
kemoterapi yang dikombinasikan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah
pembedahan dengan tujuan untuk membasmi lesi mikrometastik.
g. Terapi Radiasi :Percobaan untuk sakoma jaringan lunak saat ini dengan
menggunakan doksorubisin / sisplatin diikuti radiasi sebesar 2800 cGy.
TUMOR MUSCULOSKLETAL
Komplikasi
TUMOR MUSCULOSKLETAL

PROGNOSA
pengobatan dari tumor tulang biasanya bisa berhasil dengan sukses,
secara garis besar bila tumor belum bermetastase atau belum menyebar ke
bagian tubah yang lain, lebihdari 40% laki-laki dan 50% perempuan yang
menderita tumor tulang memiliki angka hidup 5 tahun setelah di diagnosa
dengan tumor tulang primer dan di tangani. Akan tetapi prognosisi untuk
tumor tulang yang sudah bermetastase ke jarinagan atau organ yang lain
tidak dapat di pastikankarena bergantung pada banyak faktor salah satunya
adalah stadium kanker utama dan stadium kanker tulang sendiri.
Emergency Ortopedy

Yang termasuk emergency ortopedy :


1. FRAKTUR PEDIATRI
2. DISRUPSI CINCIN PELVIS
3. SINDROMA KOMPARTEMEN
4. FRAKTUR TERBUKA
Pemeriksaan fisik cedera ortopedi pada departemen
emergensi berdasarkan pada proses 4 langkah sederhana
1. Palpasi cedera untuk deformitas dan kerapuhan
2. Menilai ROM/range of motion (aktif dan pasif) tulang
yang terkena, juga mempertimbangkan sendi diatas dan
dibawah tulang yang cedera
3. Inspeksi (deformitas, pembengkakan, diskolorasi)
4. Pemeriksaan neurovaskular
DISLOKASI SENDI

Definisi dan klasifikasi


Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi
tulang yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis.
(Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2355)
Klasifikasi
Klasifikasi dislokasi menurut penyababnya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8,
vol 3,Halaman 2356) adalah:
1. Dislokasi congenital, terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering
terlihat pada pinggul.
2. Dislokasi spontan atau patologik, akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar
sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh
kekuatan tulang yang berkurang
3. Dislokasi traumatic, kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan
mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena
mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak
struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang
dewasa.
Dislokasi sendi

Etiologi
1. Cedera olah raga
Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah
raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley.
Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan
dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma kecelakaan
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi
Dislokasi sendi

Manifestasi Klinis
 Nyeri akut
 Perubahan kontur sendi
 Perubahan panjang ekstremitas
 Kehilangan mobilitas normal
 Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
Dislokasi Sendi

PENATALAKSANAAN
Non Medis
Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislokasi berat.
RICE
1) R : Rest (istirahat)
2) I : Ice (kompres dengan es)
3) C : Compression (kompresi/ pemasangan pembalut tekan)
4) E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)
• Medis
Farmakologi (ISO Indonesia 2011-2012)
Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik
a) Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala,
nyeri pinggang. Efek samping dari obat ini adalah agranulositosis.
Dosis: sesudah makan, dewasa: sehari 3×1 kapsul, anak: sehari 3×1/2
kapsul.
b) Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau
sedang, kondisi akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri otot,
nyeri setelah melahirkan. Efek samping dari obat ini adalah mual,
muntah, agranulositosis, aeukopenia. Dosis: dewasa; dosis awal 500mg
lalu 250mg tiap 6 jam.
Pembedahan
Operasi ortopedi
Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang
mengkhususkan pada pengendalian medis dan bedah para pasien
yang memiliki kondisi-kondisi arthritis yang mempengaruhi
persendian utama, pinggul, lutut dan bahu melalui bedah invasif
minimal dan bedah penggantian send
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil diskusi tutor 2 kami bendiagnosa pasien


dengan “TUMOR MUSCULOSKLETAL” diagnosa di buat dari
tanda dan gejala yang ada dan di tunjang dengan pemeriksaan
fisik dan penunjang, Dimana terdapat beberapa tingkat
pengobatan yang bisa di lakukan untuk membantu memulihkan
kondisi pasien.
Daftar Pustaka

• Sjamsuhidayat R, Win de Jong,2004.Buku Ajar Ilmu


Bedah.Jakarta: Salaemba Medica

Anda mungkin juga menyukai