Trigger 2ttriger 2
Trigger 2ttriger 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
TUTOR 2
ILMU BEDAH
Analisa Kasus
Laki-laki, 32th
Pemeriksaan penunjang :
• CT scan kepala: Patah tulang kepala disertai perdarahan diantara tengkorak dan lapisan
duramater.
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
• EPIDEMIOLOGI
Cedera kepala merupakan penyebab kematian terbanyak usia 15 – 44 tahun dan
merupakan penyebab kematian ketiga untuk keseluruhan. Di negara berkembang seperti indonesia,
seiring dengan kemajuan teknologi dan pembangunan frekuensinya cenderung makin meningkat.
Cedera kepala berperan pada hampir separuh dari seluruh kematian akibat trauma, mengingat
bahwa kepala merupakan bagian yang tersering dan rentan terlibat dalam suatu kecelakaan.
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
• DEFINISI
Perdarahan intrakranial adalah perdarahan di dalam tulang tengkorak. Perdarahan bisa
terjadi di dalam otak atau di sekeliling otak.
Setiap perdarahan akan menimbulkan kerusakan pada sel-sel otak. Ruang di dalam tulang
tengkorak sangat terbatas, sehingga perdarahan dengan cepat akan menyebabkan bertambahnya
tekanan dan hal ini sangat berbahaya.
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
KLASIFIKASI :
1. Epidural Hematoma
Perdarahan antara permukaan dalam
tengkorak dan lapisan luar duramater.
Umumnya terkait dengan riwayat trauma dan
terkait patah tulang tengkorak.
• Etiologi :
• fraktur,akibat trauma kapitis,tengkorak
retak.
• Robeknya arteri meningea media.
EPIDURAL HEMATOMA
• Patogisiologi
EPIDURAL HEMATOMA
• Tanda & Gejala :
• Pada fase awal tidak menunjukan gejala/tanda
• Setelah hematom membesar terlihat tanda tekanan intrakranial meningkat yaitu :
sakit kepala, mual, muntah, dan hilang kesadaran.
• Gejala neurologik: pupil mata anisokor, reflek cahaya menurun.
• Penatalaksanaan :
• Trepanasi - evakuasi hematom
• Menghentikan perdarahan
EPIDURAL HEMATOMA
• Komplikasi : Herniasi otak
• Prognosa :
• Mortalitas 20% -30%
• Sembuh dengan defisit neurologik 5% - 10%
• Sembuh tanpa defisit neurologik
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
KLASIFIKASI :
2. Subdural Hematoma
Adalah perdarahan yang terjadi diantara
duramater dan araknoid.
• Etiologi:
• Trauma kepala.
• Robeknya vena cerebral / pembuluh darah
kortikal
SUBDURAL HEMATOMA
• Patofisiologi
Trauma kepala akselerasi & deselerasi otak robeknya pem. Darah kortikal
perdarahan penggumpalan darah memisahkan duramater dan araknoid.
• Tanda & Gejala :
• Gejala yang timbul tidak khas dan merupakan manisfestasi dari peninggian tekanan
intrakranial seperti : sakit kepala, mual, muntah, vertigo, papil edema, diplopia akibat
kelumpuhan n. III, epilepsi, anisokor pupil, dan defisit neurologis lainnya.
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
• Penatalaksanaan:
• Trepanasi - evakuasi hematom
• Komplikasi :
• Hemiparese/hemiplegia.
• Disfasia/afasia
• Epilepsi.
• Prognosa :
• Sembuh tanpa gangguan neurologi sekitar 50%-80%.
• Sembuh dengan gangguan neurologi sekitar 20%-50%.
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
KLASIFIKASI :
3. Intraserebral Hematom
Adalah perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak, paling banyak terjadi di lobus
frontalis atau temporalis, dan tidak jarang di temukan multiple.
• Etiologi :
• Trauma kepala.
• Hipertensi.
• Malformasi arteriovenosa.
• Aneurisme
INTRASEREBRAL HEMATOMA
• Tanda & gejala :
• Sakit kepala
• Mual dan muntah
• Letargi atau kebingungan
• Kelemahan mendadak atau mati rasa pada wajah , lengan atau kaki , biasanya pada satu
sisi
• Penurunan kesadaran
• Kejang
INTRASEREBRAL HEMATOMA
• Penatalaksanaan :
• Setelah penyebab dan lokasi perdarahan diketahui, perawatan medis atau bedah
dilakukan untuk menghentikan pendarahan, menghilangkan bekuan, dan meringankan
tekanan pada otak.
• Umumnya, pasien dengan perdarahan kecil (<10 cm3) dan defisit minimal diperlakukan
secara medis.
• Pasien dengan perdarahan cerebellar (> 3 cm3) yang memburuk atau yang memiliki
kompresi batang otak dan hidrosefalus diperlukan pembedahan untuk menghapus
hematoma sesegera mungkin.
• Pasien dengan perdarahan lebar besar (50 cm3) yang memburuk biasanya menjalani
operasi pengangkatan hematoma.6
INTRASEREBRAL HEMATOMA
• Komplikasi :
• Oedem serebri, pembengkakan otak
• Kompresi batang otak, meninggal
• Prognosa :
• Mortalitas 20%-30%
• Sembuh tanpa defisit neurologis
• Sembuh denga defisit neurologis
4. Pemeriksaan neurologi
• GCS
GCS yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien
dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang
diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata ,
bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka
1 – 6 tergantung responnya.
Selanutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan
terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Respon motor terbaik
6
5 Mengikuti perintah
4 Terlokalisasi pada rasa sakit
3 Terjadi efek penarikan dari rasa sakit
2 Fleksi abnormal
1 Ekstensi abnormal
Tidak ada pergerakan
Pembukaan mata
4
3 Spontan
2 Terhadap pembicaraan
1 Terhadap rasa sakit
Tidak ada pembukaan mata
Interpretasi hasil :
A. GCS 15-14 : compos mentis
B. GCS 13-12 : apatis
C. GCS 11-10 : delirium
D. GCS 9-7 : somnolen
E. GCS 6-5 : sopor
F. GCS 4 : semi-coma
G. GCS 3 : coma
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi tutor 2 kami bendiagnosa pasien dengan “Fractur Tulang Tengkorang
Disertai Perdarahan Intrakranial – Epidural Hematoma” diagnosa di buat dari tanda dan gejala yang ada
serta di tunjang dengan pemeriksaan fisik dan penunjang yaitu hasil CT scan kepala: patah tulang kepala
disertai perdarahan diantara tengkorak dan lapisan duramater. dimana terdapat beberapa tingkat
pengobatan yang bisa di lakukan untuk membantu memulihkan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA