Anda di halaman 1dari 36

KODE ETIK DAN FRAUD

PRESENTED BY: KELOMPOK 2


KELOMPOK 2
2
AGENDA
3

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. PERUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN
MAKALAH
PEMBAHASAN
1. KODE ETIK
2. FRAUD

STUDI KASUS
1. ENRON
2. PENGGELAPAN PAJAK
IM3

KESIMPULAN
LATAR BELAKANG
BERDAMPAK BAGI JASA AUDIT
BANYAK PERUSAHAAN DAN PROFESI AUDITOR
TERGANTUNG PADA JASA INDEPENDEN ATAU AKUNTAN
AUDIT YANG DITAWARKAN PUBLIK DI INDONESIA
OLEH AUDITOR INDEPENDEN KEBUTUHAN AKAN
LAPORAN KEUANGAN
AUDITOR INDEPENDEN
TANGGUNG JAWAB PROFESI
SELAYAKNYA MEMBERIKAN
AKUNTAN PUBLIK TIDAK
JASA DENGAN KUALITAS
HANYA TERBATAS PADA
TERBAIK
KEPENTINGAN KLIEN, JUGA
KETIKA BERTINDAK UNTUK
KODE ETIK
KEPENTINGAN PUBLIK, HARUS
MEMATUHI DAN
MENERAPKAN ETIKA PROFESI 4
PELANGGARAN KODE ETIK
sebagai profesional senantiatasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional

MASYARAKAT AKAN SANGAT PADA KASUS KAP ANDERSEN DAN


MENGHARGAI PROFESI YANG ENRON, ADANYA PELANGGARAN
MENETAPKAN STANDAR MUTU ETIKA, YAITU TIDAK MEMELIHARA
TINGGI TERHADAP KEPERCAYAAN MASYARAKAT
TERHADAP JASA PROFESIONAL. DAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PRINSIP KEDUA YAITU
ANGGOTA PROFESINYA KEPENTINGAN PUBLIK, TANGGUNG
JAWAB TDK SEMATA-MATA HANYA
UNTUK KEPENTINGAN KLIEN TETAPI
JUGA PADA KEPENTINGAN PUBLIK.

MASYARAKAT AKAN TERJAMIN KPMG MENYOGOK APARAT


UNTUK MEMPEROLEH JASA PAJAK DI INDONESIA, DENGAN
YANG DAPAT DIANDALKAN MENERBITKAN FAKTUR PALSU
DARI PROFESI YANG UNTUK BIAYA JASA
BERSANGKUTAN PROFESIONAL KPMG YANG
HARUS DIBAYAR KLIENNYA
5
KECURANGAN(FRAUD) MENURUT LAPORAN
ACFE

KECURANGAN YANG TERJADI


APRIL 2018, ACFE (ASSOCIATION OF PADA ORGANISASI, YANG
CERTIFIED FRAUD EXAMINER) TELAH DILAKUKAN OLEH PEMILIK
MENERBITKAN 2018 REPORT TO THE PERUSAHAAN, DIREKSI, ATAU
NATIONS, SEBUAH ANALISIS GLOBAL PEGAWAINYA.
ATAS BIAYA DAN DAMPAK DARI
KECURANGAN (OCCUPATIONAL
FRAUD

6
MENURUT LAPORAN ACFE DIKETAHUI TERDAPAT 2.690 KASUS KECURANGAN YANG
DILAPORKAN DARI 125 NEGARA KAWASAN ASIA – PASIFIK.
TERDAPAT 220 KASUS DARI 18 NEGARA

SINGAPURA 19
CHINA 49 KASUS
KASUS

AUSTRALIA 38 MALAYSIA 14
KASUS KASUS

INDONESIA 29 HONGKONG 10
KASUS KASUS

FILIPHINA 25 11 NEGARA 1-6


KASUS KASUS

7
ACFE REPORT 8

JENIS MENURUT TEMPAT


KECURAN DETEKSI- TERJADI-
GAN NYA NYA

melalui tip (47%),


80% kasus asset
perusahaan swasta 39%,
internal audit (16%),
misappropriation, management review (10%), perusahaan publik 38%,
51% kasus corruption, external audit (8%), other (4%), pemerintah 17%,
13% kasus financial by accident (4%), lembaga non-profit 4%,
statement fraud document examination (3%), lainnya sebanyak 3%.
account reconciliation (3%),
surveillance/monitoring (2%),
notification by law enforcement 1%),
IT controls (1%),
dan confession (<1%).
ACFE REPORT 9

MENURUT PENYEBAB
INDUSTRINYA (5 TERJADINYA
TERBESAR)

MANUFACTURING 17%, LACK OF INTERNAL CONTROLS (25%),


BANKING AND FINANCIAL SERVICES 11%, OVERRIDE OF EXISTING INTERNAL CONTORLS (21%),
GOVERNMENT AND PUBLIC POOR TONE OF THE TOP (20%),
ADMINISTRATION 10%, LACK OF MANAGEMENT REVIEW (13%),
HEALTH CARE, EDUCATION, ENERGY, LACK OF COMPETENT PERSONNEL IN OVERSIGHT
TECHNOLOGY, DAN INSURANCE MASING- ROLES (8%),
MASING SEBANYAK 5% LACK OF EMPLOYEE FRAUD EDUCATION(3%),
LACK OF CLEAR LINES OF AUTHORITY (2%),
DAN LACK OF INDEPENDENT CHECKS/AUDITS (2%)
10

PERUMUSAN TUJUAN PENULISAN MAKALAH


MASALAH
Apa fungsi dan Untuk mengetahui hal-
pentingnya kode etik bagi hal terkait dengan etika
auditor; profesi berupa kode
etik yang perlu
Apa pentingnya diketahui dan ditaati
mengetahui atau oleh auditor.
mengidentifikasi
Kecurangan atau fraud
oleh auditor dalam Untuk mengetahui hal-
pelaksanaan tugasnya. hal terkait dengan
kecurangan atau fraud
dan mendeteksinya.
BAB 2 -PEMBAHASAN

KODE ETIK FRAUD

11
ETIKA PROFESI
SECARA ETIMOLOGI ETIKA BERASAL DARI BAHASA YUNANI YAITU “ETHOS” YANG
BERARTI ADAT ISTIADAT ATAU KEBIASAAN YANG BAIK.

PROFESI MERUPAKAN KELOMPOK LAPANGAN KERJA YANG KHUSUS MELAKSANAKAN


KEGIATAN YANG MEMERLUKAN KETRAMPILAN DAN KEAHLIAN TINGGI GUNA MEMENUHI
KEBUTUHAN PEMAKAINYA.

SUATU PROFESI BIASANYA DIATUR DALAM KODE ETIK PROFESI TERSEBUT SEBAGAI
SARANA UNTUK MEMBANTU PARA PELAKSANA SEBAGAI SESEORANG YANG
PROFESSIONAL AGAR TIDAK MERUSAK ETIKA PROFESI TERSEBUT.
13

KEISER DALAM (LUBIS, SUHRAWARDI K, 1994)


Etika Profesi bertujuan :
ETIKA PROFESI adalah sikap 1. Menetapkan tanggung jawab
hidup berupa keadilan untuk kepada lembaga dan masyarakat umum,
memberikan pelayanan 2. Membantu para profesional dalam
professional terhadap menentukan apa yang harus mereka perbuat
masyarakat dengan penuh dalam mengahadapi dilema pekerjaan mereka,
ketertiban dan keahlian sebagai 3. Menjaga reputasi atau nama para professional,
pelayanan dalam rangka 4. Untuk menjaga kelakuan dan integritas
melaksanakan tugas berupa para tenaga profesi,
kewajiban terhadap masyarakat. 5. Merupakan pencerminan dan pengharapan
dari komunitasnya yang menjamin
pelaksanaan kode etik tersebut dalam
pelayanannya.
14

KEISER DALAM (LUBIS, SUHRAWARDI K, 1994)


Etika Profesi bertujuan :
ETIKA PROFESI adalah sikap 1. Menetapkan tanggung jawab
hidup berupa keadilan untuk kepada lembaga dan masyarakat umum,
memberikan pelayanan 2. Membantu para profesional dalam
professional terhadap menentukan apa yang harus mereka perbuat
masyarakat dengan penuh dalam mengahadapi dilema pekerjaan mereka,
ketertiban dan keahlian sebagai 3. Menjaga reputasi atau nama para professional,
pelayanan dalam rangka 4. Untuk menjaga kelakuan dan integritas
melaksanakan tugas berupa para tenaga profesi,
kewajiban terhadap masyarakat. 5. Merupakan pencerminan dan pengharapan
dari komunitasnya yang menjamin
pelaksanaan kode etik tersebut dalam
pelayanannya.
15

KODE ETIK
Elder, R. J., M. S. Beasley, Kode etik dapat diartikan sebagai suatu sistem
dan A. A. Arens norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
Ethics can be defined broadly secara tegas menyatakan apa yang benar dan
as a set of moral principles or baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
values profesional.
Etika dapat didefinisikan
secara luas sebagai Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
seperangkat prinsip moral atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan
atau nilai-nilai. dan apa yang harus dihindari.
Apabila terdapat aturan
tertulis mengenai prinsip Tujuan kode etik agar profesional memberikan
moral atau nilai-nilai tersebut, jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
maka dapat dikatakan nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
sebagai kode etik perbuatan yang tidak profesional.
ETIKA PROFESSIONAL BAGI
PRAKTIK AKUNTAN DI INDONESIA
DISEBUT DENGAN ISTILAH KODE
ETIK, DIKELUARKAN OLEH IKATAN
AKUNTAN INDONESIA YANG
MENGATUR ANGGOTANYA
BERPRAKTIK SEBAGAI AKUNTAN
PROFESIONAL
KODE ETIK YANG BERISI PRINSIP DASAR ETIKA PROFESIONAL BAGI AKUNTAN
PROFESIONAL DAN KERANGKA KONSEPTUAL YANG AKAN DITERAPKAN

PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI


PRINSIP INTEGRITAS
PRINSIP KERAHASIAAN

PRINSIP OBJEKTIVITAS

HUMAN RESOURCE
PRINSIP KOMPETENSI
SERTA SIKAP
KECERMATAN DAN
KEHATI-HATIAN
PROFESSIONAL
KERANGKA ATURAN ETIKA BAGI AUDITOR (MULYADI, 2013) :
1. Independensi, Integritas, dan Obyektifitas.
Independensi
• Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan
jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional
akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen
tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun
dalam penampulan (in appearance) Standar Umum dan Prinsip
Akuntansi.
Intergritas dan obyektivitas.
• Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus
mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement)
yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)
pertimbangannya kepada pihak lain.
2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
Standar Umum
• Anggota KAP harus mematuhi Standar: 1). Kompetensi profesional 2). Kecermatan dan
keseksamaan profesional. 3). Perencanaan dan supervisi. 4). Data relevan yang memadai.

Kepatuhan Terhadap Standar


• Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi,
konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya wajib mematuhi standar
yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

Prinsip-Prinsip Akuntansi
• Anggota KAP tidak diperkenankan: 1). Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan
bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
PABU; 2). menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan PABU, apabila laporan
tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data
secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur
standar yang ditetapkan IAI
3. Tanggungjawab kepada Klien.
Informasi Klien Yang Rahasia
• Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien
yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien.
Fee Profesional
• Besaran Fee Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara
lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur
biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
• Fee Kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada
temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada
temuan atau hasil tertentu tersebut.
4. Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi.
Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi
• Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan
perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan
seprofesi.
Komunikasi Antar-Akuntan Publik
• Anggota wajib bekomunikasi tertulis dengan akuntan publik
pendahulu bila akan mengadakan perikatan (engagement) audit
menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang
sama ditujuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.
Perikatan Atestasi
• Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi
yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang
dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali
apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk emembuhi ketentuan
perundang-undangan atau pertauran yang dibuat oleh badan yang
berwenang.
5. Tanggung jawab dan praktik lain.
Perbuatan dan Perkataan Yang Mendiskreditkan
• Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia, tanpa persetujuan dari klien.

Iklan, Profesi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya


• Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari
klien melalui pemasangan iklan, melalui promosi pemasaran dan kegiatan
pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi

Komisi dan Fee Referal


• Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya
yang diberikan kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk
memperoleh perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari
sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Fee referal (rujukan)
hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
STANDAR ETIKA UNTUK AUDITOR
1. Penerimaan Klien
2. Penerimaan Perikatan
3. Perubahan Dalam Penunjukkan Praktisi, KAP,
atau Jaringan KAP
4. Benturan kepentingan
5. Pendapat kedua
6. Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk
Remunerasi lainnya
Jurnal terkait kode etik
(Agung Wibowo, 2015)
Pengaruh Kode Etik Akuntan, Personal Ethical
Philosophy, Corporate Ethical Value Terhadap Persepsi
Etis Dan Pertimbangan Etis Auditor (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
(Bhinga Primaraharjo dan Jesica Handoko, 2011)
Pengaruh kode etik profesi akuntan public Terhadap
kualitas audit auditor Independen di Surabaya

(Chrisna Suhendi dan Zullanita, 2013)


Persepsi akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi
Terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan

Inspire Presentation 24
Kecurangan (fraud)
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud
merupakan perbuatan melawan hukum yang dilakukan
dengan sengaja untuk tujuan tertentu dilakukan orang-
orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan
keuntungan pibadi ataupun kelompok secara langsung atau
tidak langsung merugikan pihak lain.

(Sukanto, Eman, 2009), Fraud merupakan penipuan yang


sengaja dilakukan, yang menimbulkan kerugian pihak lain
dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan dan
atau kelompoknya. Dalam bahasa aslinya fraud meliputi
berbagai tindakan melawan hukum.

Inspire Presentation 25
KLASIFIKASI
FRAUD MENURUT
ACFE DIKENAL
DENGAN ISTILAH
“THE FRAUD
TREE”

FRAUDULENT
ASSET MISAP
STATEMENT

CORRUPTION
FRAUD – THEODORUS M
TUANAKOTTA
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam
bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang
merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat
bersifat finansial atau kecurangan non finansial
Asset misappropriation meliputi
penyalahgunaan/pencurian aset atau harta
perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk
fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya
yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined
value).
sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak
lain, terjadi di negara yang penegakan hukumnya lemah dan
masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga
integritasnya masih dipertanyakan. para pihak yang bekerja
sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme).
Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan
27 wewenang/konflik kepentingan, penyuapan , penerimaan
yang tidak sah/illegal dan pemerasan secara ekonomi .
PENYEBAB FRAUD

KESEMPATAN
FAKTOR GENERIK

PENGUNGKAPAN
PENGENDALIAN ORGANISASI

SEBAB FRAUD

KESERAKAHAN
FAKTOR INDIVIDU

DILUAR PENGENDALIAN
ORGANISASI KEBUTUHAN

28
29

PENCEGAHAN FRAUD

Membangun
Mengefektifkan Meningkatkan Mengefektifkan
struktur
pengendalian aktivitas kultur fungsi internal
yang baik pengendalian organisasi. audit.

NEXT LEVEL
COMPANY
BENTUK-BENTUK KEJAHATAN
AKUNTANSI
Manajemen Laba yang Tidak Kejahatan Akuntansi di Pasar
Sah (illegal earnings Modal
management)

Pendapat (opini) Auditor Transaksi dengan pihak yang


Eksternal yang Tidak Benar memiliki hubungan istimewa
(Related-Party Transactions).

Kejahatan Perbankan

30
Jurnal terkait FRAUD

(Rilla Izzatul Haqqi dan Moh. Nizarul Alim dan Tarjo, 2015)
Kemampuan rasio likuiditas dan profitabilitas untuk
mendeteksi fraud laporan keuangan

(Hariri dan Moh. Nizarul Alim, 2015)


Menyibak praktik kecurangan akuntansi di PT XYZ

(Indah Sri Wahyuni dan Tarjo, 2016)


Pola Fraud pada Penyelengaraan Bimbingan Teknis
(Bimtek) di Sektor Pemerintahan

Inspire Presentation 31
STUDI KASUS

Kasus Enron dan KAP


Arthur Andersen

Kasus penggelapan Pajak


oleh IM3

32
KASUS ENRON DAN KAP ARTHUR ANDERSEN
Kasus Enron melibatkan kantor akuntansi publik Arthur
Andersen, manajemen Enron telah melakukan window
dressing dengan cara menaikkan pendapatannya senilai US
$ 600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US $ 1,2
miliar dengan teknik off-balance sheet. Auditor Enron,
Arthur Andersen kantor Huston dipersalahkan karena ikut
membantu proses rekayasa laporan keuangan selama
bertahun-tahun. Akhirnya pada waktu yang singkat, Enron
melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal.
Arthur Andersen juga dipersalahkan karena telah
melakukan pemusnahan ribuan surat elektronik dan
dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron.
Inspire Presentation 33
KASUS PENGGELAPAN PAJAK OLEH IM3

• IM3 melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Nilai SPT


Masa PPN ke kantor pajak untuk tahun buku 2001 dan 2002. Jika pajak
masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi. IM3
melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar.
• 750 PMA terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan
rugi selama 5 tahun terakhir secara berturut-turut.
• Dalam kasus ini terungkap pihak manajemen berkonspirasi dengan
para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan
penipuan akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan
auditor dari kantor akuntan publik dalam memanipulasi laba yang
menguntungkan dirinya dan korporasi.
Inspire Presentation 34
KESIMPULAN
1. Etika menjadi landasan bagi akuntan dalam menjalankan kegiatan
profesional. Tanggung jawab Akuntan Profesional tidak hanya terbatas
pada kepentingan klien. Namun juga pada kepentingan publik. Dalam
bertindak, Akuntan Profesional harus memerhatikan dan mematuhi
ketentuan Kode Etik yang berisi prinsip dasar etika profesional dan
kerangka konseptual yang akan diterapkan

2. Kecurangan akan menimbulkan kerugian bagi organisasi dan menimbulkan


ketidakpercayaan masyarakat terhadap auditor yang gagal dalam
mendeteksi kecurangan yang terjadi. Kecurangan adalah tanggungjawab
manajemen dan juga menjadi tanggungjawab auditor. Untuk menghindari
kerugian yang terjadi karena adanya kecurangan manajemen harus
menerapkan pengendalian yang memadai. auditor wajib menjaga
skeptisisme profesional selama pelaksanaan audit, mempertimbangkan
potensi penyalahgunaan wewenang oleh manajemen dan menyadari
kelemahan prosedur untuk mendeteksi kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai