PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. PERUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN
MAKALAH
PEMBAHASAN
1. KODE ETIK
2. FRAUD
STUDI KASUS
1. ENRON
2. PENGGELAPAN PAJAK
IM3
KESIMPULAN
LATAR BELAKANG
BERDAMPAK BAGI JASA AUDIT
BANYAK PERUSAHAAN DAN PROFESI AUDITOR
TERGANTUNG PADA JASA INDEPENDEN ATAU AKUNTAN
AUDIT YANG DITAWARKAN PUBLIK DI INDONESIA
OLEH AUDITOR INDEPENDEN KEBUTUHAN AKAN
LAPORAN KEUANGAN
AUDITOR INDEPENDEN
TANGGUNG JAWAB PROFESI
SELAYAKNYA MEMBERIKAN
AKUNTAN PUBLIK TIDAK
JASA DENGAN KUALITAS
HANYA TERBATAS PADA
TERBAIK
KEPENTINGAN KLIEN, JUGA
KETIKA BERTINDAK UNTUK
KODE ETIK
KEPENTINGAN PUBLIK, HARUS
MEMATUHI DAN
MENERAPKAN ETIKA PROFESI 4
PELANGGARAN KODE ETIK
sebagai profesional senantiatasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional
6
MENURUT LAPORAN ACFE DIKETAHUI TERDAPAT 2.690 KASUS KECURANGAN YANG
DILAPORKAN DARI 125 NEGARA KAWASAN ASIA – PASIFIK.
TERDAPAT 220 KASUS DARI 18 NEGARA
SINGAPURA 19
CHINA 49 KASUS
KASUS
AUSTRALIA 38 MALAYSIA 14
KASUS KASUS
INDONESIA 29 HONGKONG 10
KASUS KASUS
7
ACFE REPORT 8
MENURUT PENYEBAB
INDUSTRINYA (5 TERJADINYA
TERBESAR)
11
ETIKA PROFESI
SECARA ETIMOLOGI ETIKA BERASAL DARI BAHASA YUNANI YAITU “ETHOS” YANG
BERARTI ADAT ISTIADAT ATAU KEBIASAAN YANG BAIK.
SUATU PROFESI BIASANYA DIATUR DALAM KODE ETIK PROFESI TERSEBUT SEBAGAI
SARANA UNTUK MEMBANTU PARA PELAKSANA SEBAGAI SESEORANG YANG
PROFESSIONAL AGAR TIDAK MERUSAK ETIKA PROFESI TERSEBUT.
13
KODE ETIK
Elder, R. J., M. S. Beasley, Kode etik dapat diartikan sebagai suatu sistem
dan A. A. Arens norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
Ethics can be defined broadly secara tegas menyatakan apa yang benar dan
as a set of moral principles or baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
values profesional.
Etika dapat didefinisikan
secara luas sebagai Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
seperangkat prinsip moral atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan
atau nilai-nilai. dan apa yang harus dihindari.
Apabila terdapat aturan
tertulis mengenai prinsip Tujuan kode etik agar profesional memberikan
moral atau nilai-nilai tersebut, jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
maka dapat dikatakan nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
sebagai kode etik perbuatan yang tidak profesional.
ETIKA PROFESSIONAL BAGI
PRAKTIK AKUNTAN DI INDONESIA
DISEBUT DENGAN ISTILAH KODE
ETIK, DIKELUARKAN OLEH IKATAN
AKUNTAN INDONESIA YANG
MENGATUR ANGGOTANYA
BERPRAKTIK SEBAGAI AKUNTAN
PROFESIONAL
KODE ETIK YANG BERISI PRINSIP DASAR ETIKA PROFESIONAL BAGI AKUNTAN
PROFESIONAL DAN KERANGKA KONSEPTUAL YANG AKAN DITERAPKAN
PRINSIP OBJEKTIVITAS
HUMAN RESOURCE
PRINSIP KOMPETENSI
SERTA SIKAP
KECERMATAN DAN
KEHATI-HATIAN
PROFESSIONAL
KERANGKA ATURAN ETIKA BAGI AUDITOR (MULYADI, 2013) :
1. Independensi, Integritas, dan Obyektifitas.
Independensi
• Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan
jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional
akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen
tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun
dalam penampulan (in appearance) Standar Umum dan Prinsip
Akuntansi.
Intergritas dan obyektivitas.
• Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus
mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement)
yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)
pertimbangannya kepada pihak lain.
2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
Standar Umum
• Anggota KAP harus mematuhi Standar: 1). Kompetensi profesional 2). Kecermatan dan
keseksamaan profesional. 3). Perencanaan dan supervisi. 4). Data relevan yang memadai.
Prinsip-Prinsip Akuntansi
• Anggota KAP tidak diperkenankan: 1). Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan
bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
PABU; 2). menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan PABU, apabila laporan
tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data
secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur
standar yang ditetapkan IAI
3. Tanggungjawab kepada Klien.
Informasi Klien Yang Rahasia
• Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien
yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien.
Fee Profesional
• Besaran Fee Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara
lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur
biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
• Fee Kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada
temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada
temuan atau hasil tertentu tersebut.
4. Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi.
Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi
• Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan
perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan
seprofesi.
Komunikasi Antar-Akuntan Publik
• Anggota wajib bekomunikasi tertulis dengan akuntan publik
pendahulu bila akan mengadakan perikatan (engagement) audit
menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang
sama ditujuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.
Perikatan Atestasi
• Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi
yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang
dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali
apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk emembuhi ketentuan
perundang-undangan atau pertauran yang dibuat oleh badan yang
berwenang.
5. Tanggung jawab dan praktik lain.
Perbuatan dan Perkataan Yang Mendiskreditkan
• Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia, tanpa persetujuan dari klien.
Inspire Presentation 24
Kecurangan (fraud)
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud
merupakan perbuatan melawan hukum yang dilakukan
dengan sengaja untuk tujuan tertentu dilakukan orang-
orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan
keuntungan pibadi ataupun kelompok secara langsung atau
tidak langsung merugikan pihak lain.
Inspire Presentation 25
KLASIFIKASI
FRAUD MENURUT
ACFE DIKENAL
DENGAN ISTILAH
“THE FRAUD
TREE”
FRAUDULENT
ASSET MISAP
STATEMENT
CORRUPTION
FRAUD – THEODORUS M
TUANAKOTTA
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam
bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang
merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat
bersifat finansial atau kecurangan non finansial
Asset misappropriation meliputi
penyalahgunaan/pencurian aset atau harta
perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk
fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya
yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined
value).
sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak
lain, terjadi di negara yang penegakan hukumnya lemah dan
masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga
integritasnya masih dipertanyakan. para pihak yang bekerja
sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme).
Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan
27 wewenang/konflik kepentingan, penyuapan , penerimaan
yang tidak sah/illegal dan pemerasan secara ekonomi .
PENYEBAB FRAUD
KESEMPATAN
FAKTOR GENERIK
PENGUNGKAPAN
PENGENDALIAN ORGANISASI
SEBAB FRAUD
KESERAKAHAN
FAKTOR INDIVIDU
DILUAR PENGENDALIAN
ORGANISASI KEBUTUHAN
28
29
PENCEGAHAN FRAUD
Membangun
Mengefektifkan Meningkatkan Mengefektifkan
struktur
pengendalian aktivitas kultur fungsi internal
yang baik pengendalian organisasi. audit.
NEXT LEVEL
COMPANY
BENTUK-BENTUK KEJAHATAN
AKUNTANSI
Manajemen Laba yang Tidak Kejahatan Akuntansi di Pasar
Sah (illegal earnings Modal
management)
Kejahatan Perbankan
30
Jurnal terkait FRAUD
(Rilla Izzatul Haqqi dan Moh. Nizarul Alim dan Tarjo, 2015)
Kemampuan rasio likuiditas dan profitabilitas untuk
mendeteksi fraud laporan keuangan
Inspire Presentation 31
STUDI KASUS
32
KASUS ENRON DAN KAP ARTHUR ANDERSEN
Kasus Enron melibatkan kantor akuntansi publik Arthur
Andersen, manajemen Enron telah melakukan window
dressing dengan cara menaikkan pendapatannya senilai US
$ 600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US $ 1,2
miliar dengan teknik off-balance sheet. Auditor Enron,
Arthur Andersen kantor Huston dipersalahkan karena ikut
membantu proses rekayasa laporan keuangan selama
bertahun-tahun. Akhirnya pada waktu yang singkat, Enron
melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal.
Arthur Andersen juga dipersalahkan karena telah
melakukan pemusnahan ribuan surat elektronik dan
dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron.
Inspire Presentation 33
KASUS PENGGELAPAN PAJAK OLEH IM3