NEUROPATI Okt 2019

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

NEUROPATI

dr. Restu Susanti,Sp.S, M.Biomed


DEFINISI

 Kerusakan, penyakit atau disfungsi pada satu atau lebih


neuron terutama sistem saraf perifer

 Ditandai dengan sensasi seperti terbakar maupun ditusuk-


tusuk hingga nyeri hebat, kebas, kelemahan otot atau atrofi

 Penyebab: proses degeneratif, cedera, infeksi, penyakit


lain, obat-obatan dan defisiensi vitamin
FISIOLOGI NEURON

• Satu sel neuron memiliki satu akson dan


≥ 1 dendrit
o Dendrit mengantarkan impuls saraf
ke arah tubuh sel (soma)
o Akson meneruskan impuls saraf
menjauhi soma
• Ujung akson merupakan cabang
terminal yang berhubungan dengan
neuron berikutnya
• Akson dilapisi selubung mielin yang
dibentuk oleh oligodendrosit (di sistem
saraf pusat) dan sel Schwann (di sistem
saraf perifer).
FISIOLOGI NEURON

• Selubung mielin dibentuk oeh dua sel yang


berdekatan dan dipisahkan oleh celah yang
tidak terselubung disebut Nodus Ranvier

• Konduksi impuls melompati satu nodus


Ranvier satu ke nodus Ranvier berikutnya
konduksi saraf lebih cepat pada neuron
bermielin.
PATOFISIOLOGI NEUROPATI

 Patofisiologi tergantung penyebab

 Neuropati:
• Kerusakan di badan sel saraf:
- Kornu anterior menjadi motor neuron disease
- Ganglion radiks dorsalis = neuronopati sensorik atau
ganglionopati
• Kerusakan di akson (aksonopati) atau mielin (mielinopati)
Patofisiologi Neuropati
• Degenerasi Wallerian
o Degenerasi dimulai dari distal ke lokasi lesi yang mengakibatkan gangguan
kontinuitas akson.
o Biasanya terjadi pada mononeuropati fokal akibat trauma atau proses
iskemia/infark

• Demielinisasi Segmental
o Kondisi dimana terjadi kerusakan mielin fokal. Terjadi pada mononeuropati fokal,
neuropati sensori motor.
o Merupakan mekanisme yang sering terjadi pada neuropati autoimun

• Degenerasi Aksonal
o Suatu dying back phenomenon dimana kerusakan dimulai dari distal mendekati
akson.
o Merupakan mekanisme yang sering pada polineuropati serta neuropati metabolik.
Patofisiologi Neuropati
Klasifikasi Cedera Saraf Perifer
(Seddon’s Classification)
Klasifikasi Cedera Saraf Perifer
(Seddon’s Classification)
Klasifikasi Neuropati secara Klinis
01 Mononeuropati Kerusakan bersifat lokal

Kerusakan bersifat lokal namun lebih


02 Neuropati Multifokal
dari 1 lokasi (multifokal)

Disebabkan kerusakan difus sistem


03 Polineuropati
saraf perifer
Contoh Penyakit Neuropati
Multiple Mononeuropathy

Infection
Lepra
Klasifikasi Neuropati Berdasarkan Onset
MANIFETASI KLINIS

 Anamnesis:
• Onset, durasi
• Distribusi gejala klinis saat onset
• Keterlibatan tubuh dan nervus kranial
• Progresivitas (monofasik, fluktuatif atau berjenjang)
• Simetris atau asimteris
• Gangguan aktivitas sehari-hari
• Gejala otonom : konstipasi, diare, impotensi,
inkontinensia uri, gangguan berkeringat karena disfungsi
vasomotor dan pusing karena perubahan posisi
MANIFETASI KLINIS

 Pemeriksaan Fisik Otot


Inspeksi : nilai trofi dan adakah fasikulasi?
Palpasi : nilai tonus dan rigiditas otot
Kekuatan motorik: nilai sesuai distribusi saraf perifer dan
otot yang terganggu
MANIFETASI KLINIS

 Pemeriksaan Fisik
Gejala positif
• Motorik : kaku, twitching
• Sensorik : rasa terbakar, tersayat, alodinia, hiperalgesia

Gejala negatif
• Motorik : kelemahan motorik, kelelahan, atrofi otot
• Sensorik : hipestesia, gangguan input posisi tubuh ataksia
dan gangguan keseimbangan
Pemeriksaan Penunjang Neuropati

Elektrodiagnostik Biopsi Saraf dan Biopsi Kulit


Kecepatan Hantar Saraf Biospi saraf mulai ditinggalkan.
(KHS) dan Elektromiografi 1 2 Namun biopsi kulit masih
(EMG) untuk kerusakan dilakukan untuk kerusakan
serabut saraf besar serabut saraf kecil

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Genetik


Gula darah puasa, faal ginjal, Dilakukan jika dicurigai
faal hepar, darah lengkap, 3 4 neuropati herediter
hitung jenis, kadar vitamin
B12, LED, faal tiroid, Antibodi
spesifik
Perbedaan Hasil Pemeriksaan KHS
pada Kerusakan Aksonal dan Mielin

Kerusakan pada Akson Kerusakan pada Mielin

KHS: Kecepatan konduksi dapat KHS: Kecepatan konduksi menurun


normal atau menurun Amplitudo normal atau
Amplitudo menurun dispersi temporal
Contoh: Contoh:
Neuropati toksik Sindroma Guillain-Barre (SGB)
Neuropati metabolik (neuropati Chronic inflamatory Demyelinating
diabetik dan defisiensi vitamin B) Polyneuropathy (CIDP)
Sindroma Guillain-Barre (SGB) Penyakit Charcot-Marie-Tooth
Penyakit Charcot-Marie-Tooth
Tatalaksana
•Prinsip tatalaksana neuropati adalah berdasarkan
etiologi neuropati tersebut
Neuropati Diabetik
 Kerusakan serabut saraf perifer dibagian distal (umumnya) kadang di
proksimal
 Disebabkan oleh:
• Gangguan Vaskular
Penebalan dinding pembuluh darah mikro iskemia
• Gangguan Metabolik
Terjadi perubahan sintesis protein dan transpor aksonal saat
kondisi hiperglikemi  mengganggu tranpor makromolekul dari
akson distal
Neuropati Diabetik
 Tatalaksana:
• Kontrol gula darah. Pertahankan HbA1c dibawah 7%
• Simtomatik: Gabapentin, pregabalin, karbamaxepin,
okskarbazepin
• Kombinasi analgetik neuropati dapat dengan OAINS,
analgetik lainnya atau antidepresan
Sindroma Guillain-Barre (SGB)
 Merupakan polineuropati akut akibat reaksi autoimun terhadap
saraf perifer
 Bersifat monofasik, perburukan klinis mencapai titik nadir sekitar
28 hari.
 Meningkat seiring usia. Dewasa muda hingga dekade 5 lebih
sering terkena. Proporsi laki-laki lebih sering terkena dibanding
perempuan
 Didahului riwayat infeksi saluran nafas atas atau infeksi saluran
pencernaan
Sindroma Guillain-Barre (SGB)
 Patofisiologi:
• Proses infeksi  terbentuk antibodi mimikri
• Struktur antigen patogen (lipooligosakarida) menyerupai
struktur dinding sel tubuh (gangliosida) menyebabkan antibodi
yang terbentuk berikatan dengan jaringan tubuh sendiri 
proses autoimun
• Aktivasi komolemen dan membentuk membran attack
complement (MAC) pada sel Schwann (SGB varian AIDP) atau
pada akson (SGB tipe AMAN)
Sindroma Guillain-Barre (SGB)
 Manifestasi Klinis
• Waktu antara infeksi antesenden dengan munculnya defisist
sekitar 4 minggu-6 bulan
• Kelemahan motorik bersifat ascending (dari tungkai lalu ke
lengan), bilateral, simetris. Kelemahan bersifat LMN.
• Defisit sensorik khas berupa stocking and gloves
phenommenon  seperti memakai kaus kaki dan sarung
tangan
• Gangguan nervus kranialis paling sering berupa paralisis otot
fasialis bilateral
• Kegawatdaruratan jika menyerang otot pernafasan  sesak
nafas hingga perlu intubasi
Klasifikasi Varian Sindroma Guillain-Barre
Tipe Gejala Pemeriksaan KHS Antibodi
Antigangliosida
Acute Inflammatory Gejala sensorik dan Demielinisasi polineuropati Tidak diketahui pasti
Demyelinating kelemahan otot, sering
Polyneuropathy (AIDP) disertai kelemahan saraf
kranial dan gangguan
otonom
Acute Motor Axonal Kelemahan otot tanpa Polineuropati aksonal, GM1a/b,GD1a dan GalNac-
Neuropathy (AMAN) gejala sensorik pada 10% potensial aksi sensorik GD1a
kasus, jarang disertai normal
gangguan saraf kranial
Acute Motor and Sensory Kelemahan beberapa otot Polineuropati aksonal, GM1,GD1a
Axonal Neuropathy (AMSAN) seperti pada AMAN disertai berkurang atau hilangnya
gangguan sensorik berat potensial aksi sensorik
Miller Fisher Syndrome Ataksia, kelemahan otot Umumnya normal, kadang GQ1b,GT1a
okular, arefleks namun terdapat perbedaan
biasanya tanpa kelemahan terhadap hantaran
otot sensorik
Pemeriksaan Penunjang

Kecepatan Hantar Saraf Lumbal Pungsi

1 Pemeriksaan serial
Minggu pertama dan
setelah minggu kedua
untuk diagnosis banding
neuropati lain, klasifikasi
tipe SGB
2 - Dilakukan setelah
minggu kedua onset
- Ditemukan disosiasi
sitoalbuminik

Radiologi Antibodi Antigangliosida

3 Brain MRI untuk SGB


dengan gejala yang
meragukan. Biasanya
hasil normal 4 Hingga saat ini nilai
diagnostiknya belum
dapat dipastikan
Tatalaksana Sindroma Guillain-Barre
• Prinsip tatalaksana diagnosis dini dan atasi komplikasi
• Imunoterapi (Intravena Imunoglobulin/IVIg)
o Manfaat terbaik jika diberikan pada onset 2 minggu pertama
dan GBS Disability Score ≥ 3
o Dosis 2gr/KgBB/Hari. Diberikan selama 5 hari
• Plasmafaresis
o Dilakukan 5x dalam 2 minggu
o Volume plasma 200-250ml/KgBB/kali
• Steroid
o Hingga saat ini belum ada dukungan penelitian yang
menunjukkan manfaat pemberian steroid oral maupun
intravena
GBS Disability Score
TERIMAKASIH

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai