Anda di halaman 1dari 17

FARMAKOTERAPI

KARDIOVASKULER
HIPERTENSI

GOLONGAN 3 / KELOMPOK E

CHOIRUL AINUN

DANIEL HAFIS

DEWI NUR AZIZAH


TUJUAN

 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi dari hipertensi.


Dan asam urat
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami patofisiologi dari
penyakit tersebut.
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ciri klinik dari penyakit
tersebut.
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami diagnosis dari penyakit
tersebut.
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengobatan
penyakit tersebut.

 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami evaluasi hasil


terapi dari penyakit tersebut.
KASUS

 HIPERTENSI

 ASAM URAT
DEFINISI

 HIPERTENSI

 Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah


140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan
darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun.
Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih
memastikan keadaan tersebut (WHO, 2005).
 Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu:

1.Hipertensi primer atau essensial

2. Hipertensi sekunder.

 Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui


penyebabnya. Hipertensi primer menyebabkan perubahan pada
jantung dan pembuluh darah.

 Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan


atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya
sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (Anggraini, 2009).
 ASAM URAT

 Dalam istilah bahasa medis asam urat disebut sebagai gout.

 Asam urat adalah bentuk rematik umum dan kompleks yang bisa
menyerang siapa saja. Hal ini terjaga dengan serangan rasa sakit,
pembengkakan, kemerahan dan sakit pada sendi yang tiba-tiba dan
parah, terjangkit di dasar jempol kaki.

 Asam urat bisa terjadi sendiri (asam urat primer) atau mungkin
terkait dengan kondisi medis atau obat lain (asam urat sekunder).
PATOFISIOLOGI

 Patofisiologi hipertensi sangat kompleks. Walaupun belum


diketahui secara pasti, pada hipertensi essensial, faktor genetik,
lingkungan serta gaya hidup dapat mempengaruhi fungsi dan
struktur sistem kardiovaskular, ginjal, dan neurohormonal hingga
menimbulkan peningkatan tekanan darah kronik.
 HIPERTENSI

 Dalam suatu studi, pada pasien hipertensi dengan partisipan etnis


Cina didapatkan mutasi gen α-adducin yang berperan dalam aktivitas
enzimatik pompa ion Na+/K+/ATPase terkait absorpsi sodium di
ginjal mengakibatkan peningkatan sensitivitas terhadap garam.
 ASAM URAT

 Patofisiologi asam urat dibagi menjadi empat tahap yaitu:

 Tahap ini terjadi akibat peningkatan asam urat yang berasal dari
metabolisme purin yang berasal dari diet dan pemecahan sel tubuh.
Pada keadaan normal asam urat yang terbentuk selanjutnya akan
dipecah oleh enzim urikase menjadi substans yang larut pada urin
sehingga mudah diekskresikan. Tidak adanya enzim urikase ini
dapat menimbulkan peningkatan kadar asam urat.
ETIOLOGI

 Etiologi hipertensi tersering adalah penyakit renovaskular. Jika


tidak ditemukan penyebab sekunder maka hipertensi tersebut
tergolong hipertensi essential.

 Faktor risiko hipertensi terdiri atas faktor yang dapat diubah dan
tidak dapat diubah.
 Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah

Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi faktor genetik dan
penuaan.

 Faktor Risiko Yang Dapat Diubah

Faktor risiko yang dapat diubah meliputi faktor sosioekonomi, serta


perilaku dan pola hidup.
 Etiologi Asam Urat adalah peningkatan kadar asam urat darah
yang berasal dari metabolisme purin. Peningkatan ini dapat
disebabkan oleh penurunan ekskresi maupun overproduksi asam urat.
FAKTOR RISIKO.
 Faktor risiko hipertensi yang tidak bisa diubah:
 Riwayat hipertensi dalam keluarga
 Usia
 Jenis kelamin
 Faktor risiko hipertensi yang masih bisa diubah :
 Obesitas dan kelebihan berat badan
 Kurang gerak.
 Pola makan.
 Merokok
 Kecanduan alkohol

 Stres

 Konsumsi obat-obatan tertentu.


 Beberapa Faktor Lain Yang Dapat Memicu Naiknya Kadar
Asam Urat Dalam Darah Adalah:

 Memiliki keluarga yang juga menderita penyakit asam urat.

 Baru saja mengalami cedera atau menjalani operasi.

 Mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi, seperti


daging merah, jeroan hewan, dan beberapa jenis hidangan laut
(misalnya teri, sarden, kerang, atau tuna).
 Mengonsumsi minuman beralkohol dan minuman tinggi gula.

 Menggunakan obat, seperti diuretik, aspirin, ciclosporin, dan


beberapa obat kemoterapi.

 Memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, sindrom


metabolik, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit tiroid, kolesterol
tinggi, leukemia, anemia, sleep apnea, hipertensi, dan obesitas.

Anda mungkin juga menyukai