Anda di halaman 1dari 10

Ilmu Kesehatan

Masyarakat
Paradigme Sehat
Nama Anggota:
1. Adira Mustika Sari
2. Fatimah Rahmi
3. Hafifahtul Husna
4. Hanifa Rasti
5. Nabila Fathia Rahmi
6. Nur Lailatul Rahmi Pilpis
A. Pengertian Paradigme Sehat
a. Pengertian Paradigme
Menurut para ahli :
1. masterman, 1970
Pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu
pengetahuan.
2.Adam Smith, 1975
Bagaimana kita, menyerap dunia. Paradigma menjelaskan dunia
kepada kita dan menolong kita mehami setiap fenomena yang terjadi
disekitar kita
3.Ferguson
Pola pikir dalm memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari
setiap kenyataan
4. Kohu, 1977
Paradigma adalah suatu pandangan global yang dianut mayoritas
anggota suku kelompok ilmiah
5. Purwarto. P, 1997
Suatu perangkat bantuan yang memilik nilai tinggi dan sangat
menetukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara
pandangan yang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, dan
memberi makna, menyikapai dan memilih tindakan mengenai suatu
kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
b. Pengertian Sehat
a. UU No.23,1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
b. Definisi WHO (1981)
mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan
sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial
seseorang.
c. Pengertian Paradigme Sehat
Paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan yang jangka
panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri
B. Kerangka Pikir
C.Kebijakan regulasi
 Mewajibkan daerah membuat Sistem Kesehatan Provinsi dan
Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai arah kebijakan
pembangunan kesehatan di daerah.
 Merevisi SKB POKJANAL Desa Siaga (Kemenkes, Kemendagri
dan Kementerian Pemerintahan Desa, PDT dan Transmigrasi),
termasuk pendanaannya.
 Menerbitkan Perda, Pergub, Perwali, Perbup, promotif
preventif seperti : Imunisasi, KTR di sekolah, Gizi, dll
 Adanya komitmen pemerintah daerah dalam mendukung
upaya promotif preventif bidang kesehatan yang ditandai
dengan penyediaan sumber daya yang memadai.
 Membentuk lembaga promosi kesehatan di daerah seperti
Balai Promosi Kesehatan Daerah.
 Mendorong revisi UU Pernikahan terkait batas usia minimal
dari 16 tahun menjadi 20 tahun.
 Menerbitkan regulasi ketenagaan promotif preventif melalui
tenaga kontrak daerah.
 Meningkatkan proporsi anggaran promotif preventif bidang
kesehatan menjadi minimal 10% dari anggaran desa.
 Menerapkan penghargaan dan sanksi bagi pelaksanaan upaya
promotif dan preventif.
 Mengutamakan fungsi UKM di Puskesmas.
 Menerbitkan regulasi pemanfaatan dana kapitasi JKN yang
meningkatkan porsi pembiayaan kegiatan promotif preventif
 Menerbitkan regulasi yang menetapkan jumlah dan kualifikasi
SDM Promosi Kesehatan di daerah.
D. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
 Peningkatan jumlah, distribusi dan kompetensi SDM promosi
kesehatan.
 Peningkatan jumlah tenaga dan kelas jabatan fungsional
PKM/Promkes.
 Penempatan petugas sesuai dengan kompetensi/ jabatan
fungsional.
 Peningkatkan kemampuan petugas dalam pendekatan
edukatif (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
 Peningkatan kepatuhan terhadap aturan dan pedoman
teknis/SOP yang ada melalui pelatihan penyegaran dan
pengawasan.
 Pengarus-utamaan upaya promotif preventif oleh seluruh
tenaga kesehatan.
b. Sumber Daya Pembiayaan

 Memasukkan unsur UKM dlm revisi Permenkes 19/2014


tentang Penggunaan Dana Kapitasi serta Permenkes 28/2014
tentang Pedoman Pelaksanaan JKN.
 Menyusun costing UKM sbg dasar perhitungan alokasi anggaran
pemberdayaan masyarakat terutama dalam pemenuhan SPM.
 SKB/SEB Menkes, Menkeu dan Mendagri ttg pedoman
pemanfaatan pajak rokok untuk bidang Kesehatan.
 Menggali Sumber Pembiayaan dari Mitra Potensial termasuk
masyarakat.
Paradigme Sehat Dalam Nawacita 9

1. Pilar Pertama: Paradigme sehat


2. Pilar Kedua Penguatan Layanan Kesehatan
3. Pilar Ketiga: Jaminan Kesehatan Nasional
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai