Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN

POST PARTUM

By. Emi lindayani


Konsep post partum (MASA NIFAS)

Definisi
 Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya placenta sampai dengan 6 mgg (42 hari)
setelah itu (Hadijono, 2008).
 Periode pasca partum (puerperium) ialah masa enam
minggu sejak bayi lahir sampai organ2 reproduksi
kembali nke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak,2004).
 Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan
perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil,
serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga
baru (Mitayani, 2013)
Tahap masa nifas

Masa nifas dibagi 3 tahap :


1. Puerperium dini ; mrpk masa kepulihan, dalam hal ini ibu
telah diperbolehkan berdiri berjalan2. dalam agama islam,
dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial ; mrpk masa kepulihan menyeluruh
alat2 genetalia, yg lamanya sekitar 6-8 mgg.
3. Remote puerperium ; mrpk masa yg diperlukan utk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi . Waktu utk sehat
sempurna dpt berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan
, bahkan tahunan.
Tujuan perawatan masa nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis.


2. Melaksanakan skrining yg komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila tjd komplikasi pd ibu maupun
bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehataan ttg perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pd bayi dan
perawatan bayi sehat.
4. Untuk mendapatkan kesehatan emosi
( Bari Abdul, 2000)
Perawatan masa nifas

Menurut Manuaba ( 1998) :


a. Mobilisasi dini ; lelah sehabis melahirkan, ibu hrs istirahat
tidur terlentang selama 8 jam pasca melahirkan. Kemudian
boleh mika miki utk mencegah tjd nya trombosis & trombo
emboli. Pd hari ke 2 di perbolehkan duduk, hari ke 3 jalan2 &
hari ke 4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang.mobilisasi di
atas memiliki variasi tergantung pd komplikasi persalinan,
nifas & sembuhnya luka2..
Manfaat mobilisasi dini :
 Melancarkan pengeluaran lochea
 Mengurangi infeksi puerperium
 Mempercepat involusi alat kandungan
 Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
 Meningkatkan kelancaran peredaran darah shgg mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
Nex..

b. Rawat gabung ; perawatan ibu dan bayi dlm satu ruangan


bersama2 shgg ibu lebih banyak memperhatikan bayinya,
segera dpt memberikan ASI shgg kelancaran pengeluaran ASI
lebih terjamin..
c. Pemeriksaan umum ; yg perlu dilakukan antara lain adl
kesadaran penderita, keluhan yg tjd stlh persalinan.
d. Pemeriksaan khusus, meliputi :
 Pemeriksaan TTV ; TD, N, S.
 Fundus uteri ; TFU, kontraksi uterus .
 Payudara ; puting susu, pembesaran & pengeluaran ASI.
 Lochea ; lohcea rubra, lochea sanginolenta, lochea serosa,
lochea alba.
 Luka jahitan episiotomi ; apakah baik atau terbuka, apakah
ada tanda2 infeksi.
Penatalaksanaan

1. Observasi ketat 2 jam post partum ( adaanya komplikasi


perdarahan).
2. 6-8 jam pasca persalinan; istirahat dan tidur tenang, usahakan
mika miki.
3. Hari ke- 1-2 ; memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui
yg benar & perawatan payudara, perubahan2 yg tjd pd masa
nifas, pemberian informasi ttg senam nifas.
4. Hari ke- 2 ; mulai latihan duduk.
5. Hari ke- 3 ; diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.
Komplikasi

1. Pembengkakan payudara.
2. Mastitis ( peradangan pada payudara)
3. Endometritis ( peradangan pd endometrium )
4. Post partum blues
5. Infeksi puerperalis ditandai dg pembengkakan, rasa
nyeri, kemerahan pd jaringan terinfeksi atau
pengeluaran cairan berbau dari jalan lahir selama
persalinan atau sesudah persalinan.
Nasehat yang perlu diberikan saat pulang

1. Diit ; mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein,


sayuran & buah2an
2. Pakaian ; agar longgar terutama dada , perut tdk terlalu
kencang, pakaian dalam sebaiknya yg menyerap, kasa
pembalut sebaiknya dibuang setiap saat tersa penuh.
3. Perawatan vulva ; dg tujuan utk mencegah tjd infeksi daerah
vulva, perineum maupun di dalam uterus.
4. Miksi ; kencing spontan hrs dpt dilakukan dlm 8 jam pp.kadang
sulit krn spingter uretra tertekan kepala janin & spasme o/
iritasi musculus spinter ani.
5. Defekasi ; BAB hrs tjd pd 2-3 hari pp. bila tdk diberikan obat
laksan (oral atau per rektal) atau pencahar /laksatif
Nex..

6. Perawatan payudara ; dimulai sejak hamil spy


puting lemas, tdk keras & kering. Segera setelah
lahir susui bayi.
7. Kembalinya menstruasi ; dg memberi ASI kembali
menstruasi sulit diperhitungkan & bersifat individu.
Biasanya setelah 4-6 bulan
8. Cuti hamil dan bersalin ; menurut UU ct 1 bln sblm
dan 2 bln sesudah melahirkan.
9. Mempersiapkan utk KB ; pemeriksaan post partum
mrpk waktu yg tepat utk membicarakan metoda KB.
Penggunaan metoda KB dibutuhkan sblm haid
pertama.
ADAPTASI FISILOGI DAN PSIKOLOGIS
POST PARTUM

Periode post partum dibagi menjadi tiga yaitu:


1. Immediately PP: masa 24 jam pertama PP
2. Early PP : masa pada minggu pertama PP
3. Late PP : masa pada minggu ke 2 sampai dengan minggu
ke 6 PP
Banyak faktor yang mempengaruhi proses pemulihan ini,
termasuk tingkat energi, kenyamanan psikologis dan
fisik, kesehatan bayi baru lahir, perawatan dan motivasi
yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional,
dimana pada periode ini lebih ditekankan pada
kesejahteraan ibu dan respon dari bayinya. Untuk
memberikan perawatan yang bermanfaat bagi ibu, bayi
dan keluarganya, perawat harus menggunakan
pendekatan yang holistik.
Adaptasi fisiologi post partum
A. Perubahan /adaptasi fisik
1. Tanda-tanda vital ; suhu tubuh dlm 24 jam >38 C. 1-2 sampai hari
ke 10 > 38 Chati2 thp adanya infeksi puerperalis, ainfeksi saluran
kemih, endometritis, mastitis & infeksi lain.
2. Involusi ; perubahan yg mrpk proses kembalinya alat kandungan
atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai
keadaan seperti sebelum hamil.

Proses involusio tjd karena :


a. Autolysis ; penghancuran jaringan otot-otot uterus-> hiperplasi, jar.
otot membesar > pjg 10x, 5x > tebal dari waktu hamil -> susut ke
semula. Penghancuran jar diserap o/ drh, dikeluarkan o/ ginjal->
akan beser stlh melahirkan.
b. Aktivitas otot2 ; kontraksi & retraksi dari otot2 stlh anak lahir yg
diperlukan utk menjepit pemb. drh yg pecah krn adanya pelepasan
placenta & berguna mengeluarkan isi uterus yg tdk berguna. Krn
kontraksi & retraksi -> terganggunya peredaran drh uterus yg
mengakibatkan jar . otot < zat yg diperlukan shgg ukuran jar. Otot
mjd lebih kecil.
Nex..

c. Ischemia ; kekurangan drh pd uterus yg menyebabkan


atropi pd jar. otot uterus

Involusi pd alat kandungan meliputi :


 Pundus uteri ; stlh placenta lahir uterus mrpk alat yg
keras, krn kontraksi & retraksi otot2nya
 Tempat insersi placenta ; pd permulaan nifas bekas
plasenta mengandung banyak pemb. Drh besar yg
tersumbat o/ trombus. Luka bekas implantasi placenta tdk
meninggalkan parut krn dilepaskan dari dasarnya dg
pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan
luka.
 Perubahan pembuluh darah rahim ; dlm kehamilan, uterus
mempunyai banyak pemb. drh yg besar, tetapi stlh
persalinan tdk diperlukan lagi peredaran drh yg banyak ->
arteri hrs mengecil lagi dlm masa nifas.
TINGGI PUNDUS UTERI MENURUT MASA INVOLUSI

INVOLUSI TFU BERAT UTERUS

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Plasenta lahir ± 2 cm di bawah ± 1000 gram


umbilikalis dengan bagian
fundus bersandar pada
promontorium sakralis

1 minggu Pertengahan antara 500 gram


umbilikalis dan simpisis
pubis
2 minggu Tidak teraba di atas 350 gram
simpisis
6 minggu Bertambah kecil 50 – 60 gram
Nex..

Involusi pd alat kandungan meliputi :


 Perubahan cervix dan vagina ; beberapa hari stlh
persalinan ostium eksternum dpt dilalui 2 jari, pd
akhir mgg pertama dpt dilalui 1 jari. Krn hiperplasi &
retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh.
Vagina yg sangat diregang waktu persalinan, lambat
laun mencapai ukuran normal, beberapa saat stlh
melahirkan tonus otot menurun, edema, membiru,
trdpt laserasi & saluran melebar, lambat mencapai
ukuran normal. Pd mgg ke 3 post partum ruggae
mulai nampak kembali.
Nex..

Rasa sakit yg disebut after pains (meriang atau


mules-mules) disebabkan kontraksi rahim biasanya
berlangsung 3-4 hari pasca persalinan.
after pains adalah relaksasi dan kontraksi secara
bergantian dan periodik menyebabkan kram
uterus yang tidak nyaman dan sisebut sebagai
afterpains dan terjadi pada awal postpartum.
Afterpains lebih dirasakan ibu-ibu yang melahirkan
bayi yang besar, gemeli atau hidramnion. Menyusui
dan oksitosin injeksi dapat memperberat
afterpains karena menyebabkan kontraksi uterus
lebih kuat
Nex..

 Endometrium ; akan mengalami involusi daerah


inplantasi placenta. Nekrosis pemb. drh tjd hari 2-3
post partum. Pd hari ke 7 terbentuk lapisan basal &
pd 16 hari normal kembali.
 Lochia ; adl cairan yg dikeluarkan dari uterus melalui
vagina dlm masa nifas. Lochia bersifat alkalis,
jumlahnya lebih banyak dari drh menstruasi. Berbau
anyir dlm keadaan normal.
 Clitoris ; kencang dan tidak terlalu keras
 Perineum
 Luka episiotomi terasa nyeri. Pd tahap early edema
dan luka biru
Pengeluaran lochia menurut jumlah
dan warnanya

a. Lochia rubra berwarna merah dan hitam tdd sel


desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekonium, sisa darah dan keluar pd hari pertama
sampai hari ketiga.
b. Lochia sangiolenta berwarna putih bercampur
merah, mulai hari ketiga sampai hari ketujuh
c. Lochia serosa berwarna kekuningan dari hari
ketujuh sampai hari keempat belas.
d. Lochia alba berwarna putih setelah hari keempat
belas
Adaptasi fisiologis

3. Dinding perut dan perintonium ; stlh persalinan dinding


perut longgar krn diregang begitu lama,biasanya akan pulih
dlm 6 mgg. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yg meregang
pd waktu partus stlh bayi lahir berangsusr2 mengecil & pulih
kembali. Uterus bisa retroleksi-> ligamentum rotundum jd
kendor->pulih dg latihan.
4. Sistem kardiovaskuler ; selama kehamilan scr normal
volume drh utk mengakomodasi penambahan aliran drh yg
diperlukan o/ placenta & pemb. drh uterus. Penurunan dari
estrogen mengakibatkan diuresis yg menyebabkan volume
plasma menurun scr cepat pd kondisi normal. Tjd pd 24
sampai 48 jam pertama stlh kelahiran. Klien mengalami sering
kencing.
Nex..

Penurunan progesteron membantu mengurangi


retensi cairan sehubungan dg penambahaan
vaskularisasi jar. selama kehamilan:
a.Tek .drh stabil
b. Bradikardi (50-70x/mnt) normal jika tidak ada
keluhan.
c. Tachicardi akibat persalinan lama & perdarahan
berat.
d. Diaporesis dan menggigil yg disebabkan
instability vasomotor. Normal jika disertai
demam.
e. Komponen drh trombosit lebih aktif (risiko
tromboemboli)
Nex..

5. Sistem urinaria ; aktifitas ginjal bertambah pd masa nifas krn


reduksi dari volume drh & ekskresi produk sampah dari
autolysis. Puncak dari aktivitas ini tjd pd hari pertama. post
partum.
6. Sistem endokrin
a. Hormon Oxytoxin ; disekresi o/ kelenjar hipofise posterior &
bereaksi pd otot uterus & jar payudara. Selama kala III
persalinan aksi oksitosin menyebabkan pelepasan plasenta.
b. Hormon prolaktin ; penurunan estrogen menyebabkan
prolaktin yg disekresi o/ kelenjar hipofise anterior
bereaksi pd alveolus payudara & merangsang produksi air
susu.
Nex..

7. Laktasi ; dpt diartikan dg pembentukan


dan pengeluaran air susu ibu. Mrpk
makanan pokok & terbaik. Selama
kehamilan hormon estrogen & progesteron
merangsang pertumbuhan kelenjar susu
sedangkan progesteron merangsang
pertumbuhan saluran kelenjar, kedua
hormon ini mengerem LTH , stlh placenta
lahir LTH bebas dpt merangsang laktasi.
8. Sistem pencernaan; tjd konstipasi akibat
klien takut episiotomi rusak. Penurunan
tonus abdomen, kurang intake menjelang
partus.
9. Sistem muskuloskeletal
Relaksasi sendi terutama pada sendi panggul
yang terjadi selama persalinan kembali mendekat
dan stabil pada minggu ke 6-8 post partum
a. peningkatan ukuran uterus menyebabkan distasis rektus
abdominis.
b. Sensasi ekstremitas bawah mengalami penurunan.
c. Tromboplebitis tjd akibat penurunan aktivitas &
peningkatan protombin.
d. Edema tjd pd periode post partum
10. Sistem persarafan
Sakit kepala (headaches) saat postpartum
dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti :
preeklamsi (PIH), stress, kehilangan cairan
serebrospinal saat dilakukan spinal anesthesi.
Tergantung pada penyebab dan tindakan,
sakit kepala akan berkurang pada hari ke 1-3
postpartum sampai beberapa minggu
11. Sistem integumen
Kleasma gravidarum biasanya menghilang
pada akhir kehamilan. Hiperpigmentasi pada
areola dan linea nigra mungkin masih ada
sampai setelah persalinan. Striae di payudara,
abdomen dan tungkai mungkin berkurang
tetapi tidak hilang
Perubahan / adaptasi psikologis

B. Perubahan Psikologis
menurut Reva-Rubin terbagi 3 tahap :
1. Periode Taking In ; periode ini tjd stlh 1-2 hr dari persalinan. Pd
masa ini tjd interaksi & kontak yg lama antara ayah, ibu & bayi. Hal
ini disebut psikis honey moon yg tdk memerlukan hal2 yg romantis,
masing2 memperhatikan bayinya & menciptakan hub. yg baru
2. Periode taking Hold ; berlangsung pd hari ke – 3 sampai ke 4 post
partum. Ibu berusaha bertanggungjawab thdp bayinya dg berusaha
utk menguasai keterampilan perawatan bayi. Pd periode ini ibu
berkonsentrasi pd pengontrolan fungsi tubuhnya, misal BAK & BAB.
3. Periode Letting Go ; tjd stlh ibu plg ke rumah. Pd masa ini ibu
mengambil tanggungjawab thp bayi (mary h, 19995).
Sedangkan stres emosional pd ibu nifas kadang2 dikarenakan
kekecewaan yg berkaitan dg mudah tersinggung & terluka sehingga
nafsu makan & pola tidur terganggu. Ini disebut Post partum Blues tjd
pd hari ke 3-5 pp.( Ibrahim C S,1993 ).
Adaptasi lain yang secara psikologis
dialami oleh ibu hamil
 Abandonmen
Adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan.
Sesaat setelah persalinan, ibu merasa menjadi pusat
karena semua orang menanyakan keadaan dan
kesehatannya. Beberapa jam setelah itu, perhatian
orang-orang di sekitar mulai ke bayi dan ibu merasa
“cemburu” kepada bayi. Saat pulang kerumah, ayah akan
merasakan hal yang sama dengan ibu, karena istri akan
lebih fokus pada bayi. Perawat harus membicarakan hal
ini pada ayah dan ibu secara bersamaan, bagaimanapun
juga peran orang tua adalah sama dalam perawatan bayi.
Melakukan perawatan bayi secara bersamaan akan
membantu orang tua memiliki peran yang sama dalam
perawatan bayi.
Disappointment
Adalah perasaan orang tua yang merasa kecewa
terhadap kondisi bayi karena tidak sesuai yang
diharapkan saat hamil. Orang tua yang
menginginkan bayi yang putih, berambut keriting,
dan selalu tersenyum akan merasa kecewa ketika
mendapati bayinya berkulit gelap, berambut tipis
dan menangis terus. Perawat harus membantu
orang tua untuk dapat menerima bayinya, dengan
menunjukkan kelebihan-kelebihan bayi, seperti,
sehat, mata yang bersinar dan kondisi yang lengkap
tanpa cacat.
 Post partum blues
80% wanita post partum mengalami perasaan sedih yang
tidak mengetahui alasan mengapa sedih. Ibu sering menangis
dan lebih sensitif. Pospartal blues juga dikenal sebagai baby
blues. Kejadian ini dapat disebabkan karena penurunan kadar
estrogen dan progesteron. Pada beberapa wanita dapat
disebabkan karena respon dari ketergantugan pada orang
lain akibat kelelahan, jauh dari rumah dan ketidaknyamanan
fisik. Jika hal ini berlanjut maka ibu perlu dikonsulkan ke
psikiatri agar tidak berlanjut ke depresi.
Proses adaptasi menjadi orang tua mencakup:
 Tanggung jawab terhadap peran baru
 Sikap terhadap adanya peran baru
 Penyesuaian hubungan dengan anggota keluarga yang lain

Secara biologik adaptasi ini dimulai sejak pertemuan


ovum dan sperma.
Pada periode pranatal ibu merupakan orang utama
yang memfasilitasi terciptanya lingkungan sehingga
janin dapat tumbuh dan berkembang.
Proses parenting akan menyokong kematangan
Seseorang.
Melibatkan semua unsur dalam keluarga.
Menurut Steele and Pollack (1968) proses menjadi
orang tua mencakup:
1. Cognitif- motorik skill
Berkaitan dengan perawatan bayi seperti
menyusui,menggendong,memakaikan baju dll.
Kemampuan tersebut tidak timbul secara otomatis
Dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman individu,
sehingga beberapa ortu perlu belajar bagaimana
pelaksanaan tugas perawatan bayi kepada : teman,
nenek, baca buku tetangga, perawat dll.
2. Cognitif – afektif skliil
Merupakan komponen Psikologik baik ayah –ibu sebagai
dasar menjadi ortu
Aspek kecintaan, menerima figur orang tua
mencakup sikap kehalusan,kelembutan,
kesadaran dan perhatian terhadap kebutuhan
bayi berpengaruh terhadap lingkungan bayi.
Parental Attachment( kasih sayang orang tua)
 Dimulai selama kehamilan, bersifat terus menerus konstan
dan konsisten
 Mercer (1982) Menjelaskan lima pre kondisi yang
mempengaruhi kasih sayang yaitu:
1. Kesehatan mental, emosi orang tua ( termasuk
kemampuan percaya terhadap orang lain)
2. Sistem suport dari lingkungan sosial, teman ortu
3. Kemampuan berkomunikasi dan merawat bayi
4. Pendekatan dan kedekatan ortu terhadap bayi
5. Kecocokan ortu bayi( status bayi,temperamen, sex)
Sensual Respon ( respon yang memberi kepuasan)
1. Touch ( raba )
Digunakan secara meluas oleh orang tua atau pengasuh
sebagai cara untuk mengenal dengan bayi sebagai
anggota baru
 jari- jari- merupakan alat raba yang sensitif
2.Eye to eye contack
Membantu perkembangan awal- membentuk hubungan
saling percaya
3. Suara( Voice)
Orang tua – bayi saling mengenal melalui suara
4. Bau ( odor )
Ibu berkomentar terhadap bau bayinya yang unik
Bayi belajar mengenal bau ibu terutam terhadap
bau asi.
Kontak awal:
- Sangat penting di dalam perkembangan hubungan di masa
yang akan datang
- Segera dilakukan pada jam- jam pertama sesudah
kelahiran
- Keuntungan: - bagi ibu: meningkatkan kadar prolaktin dan
oksitosin
- Pada bayi: mempercepat reflek menghisap
Bonding- Attachment
- Hubungan ibu anak atas dasar kasih sayang( bonding ) ,
keterikatan ( attachment)
- Dapat melibatkan ayah
- Pada kala (IV) sesudah kelahiran merupakan waktu yang
optimal untuk bonding
- Timbul respon spesifik ketika pertama kali bayi diberikan
Adaptasi ayah:
- Ayah mulai melibatkan diri terhadap perawatan bayi
- Ayah terpikat pada bayi
- Sering mengadakan kontak mata dengan sentuhan atau
kontak mata
- Merasa meningkat harga dirinya
- Mersa lebih matur, lebih tua
- Merasa bangga menjadi laki-laki
Adaptasi Sibling:
Memperkenalkan bayi pada keluargaKakaknya
- Orang tua harus mampu membagi kasih sayang perhatian
pada semua anak
- Reaksi cemburu sering sekali terjadi pada kakanya,
terutama jika bayi menyita waktu dan perhatian
Cara adaptasi sibling:
- Menjenguk ke RS
- Telepon
- Waktu pulang: ayah dengan bayi, ibu dengan sibling
- Beri hadiah dari bayi untuk sibling
- Anjurkan pengunjung menegur sibling
- Sibling terlibat waktu perawatan bayi
- Jangan mengurangi waktu kontak dengan sibling
Tugas Orang tua dalam mengurangi” Sibling Rivalry”
- Upayakan anak yang besar atau sibling mersa tetap
dicintai dan diperhatikan
- Monitor prilaku sibling dari kemungkinan melakukan
prilaku agresif
- Atur waktu dan ruang dalam perawatan anak
- Perkenalkan sibling dengan bayi sejak dalam
kandungan
Proses keperawatan post partum
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien : yg perlu dikaji ; umur (biasa tjd pd umur
15 -44 thn)
b. Identitas penanggungjawab
2. Keluhan utama : keluhan yg paling dirasakan pd PP yaitu
nyeri pd genetalia
3. Riwayat penyakit sekarang : biasanya merasakan nyeri
krn trauma akibat proses persalinan. ASI sudah keluar
dan klien dpt memberikan ASI pd bayinya.
4. Riwayat penyakit dahulu : menyangkut riwayat penyakit
yg pernah di derita yg ada hubungannya dg penyakit
sekarang.
Nex..

5. Riwayat penyakit keluarga : menyangkut riwayat


penyakit yg pernah di derita yg berhubungan dg penyakit
keluarga dan keturunan .
6. Riwayat obstetri : yang perlu diketahui adalah :
a. Keadaan haid ; tentang menarche, siklus haid, haid
pertama haid terakhir (HPHT), jml dan warna drh
keluar (encer, menggumpal), lamanya haid nyeri atau
tidak dan bau.
b. Riwayat kehamilan : berapa kali melakukan ANC, selama
kehamilan periksa dimana, perlu di ukur TB dan BB.
c. Riwayat persalinan : riwayat persalinan yg baru perjadi,
jenis persalinan spontan atau sectio caesaria, penyulit
saat persalinan.
Pengkajian
7. Pola kebiasaan sehari-hari menurut Virginia
Henderson
a. Respirasi : frekuensi pernafasan
b. Nutrisi : biasanya tdk mengalami gangguan.
Kebanyakan ibu merasa lapar, permintaan utk
memperoleh makanan 2 kali dari jumlah biasa
dikonsumsi disertai konsumsi cemilan yg serint di
temukan.
c. Eliminasi : BAK scr spontan sdh hrs dpt dilakukan 8
jam PP. Kadang ibu sulit kencing krn spincter uretra
mengalami tek. o/kepala janin & spasme o/ iritasi
musculus spincter ani selam persalinan. Bila penuh &
mengalami kesulitan sebaiknya dilakukan kateterisasi
Nex..

d. Istirahat tidur : biasanya tdk mengalami gangguan.


mempertahankan suhu tbh & sirkulasi, pd klien PP
biasanya mengalami gangguan suhu tbh, dpt
mencapaai > 37,5˚C.
e. Kebutuhan personal hygiene : kebersihan diri mrpk
pemeliharaan kes. utk diri sendiri, dimana kebut.
personal hygiene klien PP dibantu klg.
f. Aktivitas pada klien PP aktivitas terganggu,
pekerjaan/kegiatan sehari2 tdk mampu dilak.
Maksimal krn keaadaan yg semakin lemah
g. Gerak dan keseimbangan tubuh : aktivitas berkurang,
tdk bisa berjalan krn nyeri akibat trauma persalinan
h. Kebutuhan berpakaian : tdk mengalami gangguan
dlm memenuhi berpakaian.
Nex..

i. Kebutuhan keamanan : perlu ditanyakan apakah


klien tetap merasa aman & terlindungi o/ klg. Klien
mampu menghindari bahaya dari lingkungan.
j. Sosialisasi : bgm klien mampu berkomunikasi dg
orang lain dlm mengekspresikan emosi, kebutuhan,
kekhawatiran & opini.
k. Kebutuhan spiritual : tanyakan apakah klien tetap
menjalankan ajaran agamanya ataukah terhambat
krn keadaan yg sedang dialami.
l. Kebutuhan bermain dan rekreasi : biasanya tdk dpt
memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi krn
kondisi yg lemah.
8. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada PP normal


a. Keadaan umum : keadaan umum klien biasanya
lemah
b. Kesadaran : kesadaran klien biasanya compos mentis
c. Pemeriksaan TTV :
1) Suhu : meningkat diatas 38˚C
2) Nadi : meningkat (> 90x/mnt)
3) Pernafasan : meningkat (> 20x/mnt
4) tekanan darah : Normal/menurun 120/80 mmHg
Nex..

d. Pemeriksaan fisik head to toe


1) Kepala dan rambut : pd kepala dikaji adl bentuk
kepala, kulit kepala apakah kotor atau berketombe,
rambut apakah tampak lusuh atau kusut, apakah ada
laserasi/luka.
2) Wajah : warna kulit apakah pucat atau tidak, bentuk
wajah apakah lonjong atau oval.
3) Mata : bentuk bola mata, ada tdknya gerak mata,
konjung tiva anemis atau tdk, bentuk mata simetris
atau tidak.
4) Hidung : ada tdknya septuminasi, polip dan
kebersihannya
Nex..

5) Telinga : kebersihan atau tidaknya, kelainan fungsi


pendengaran, kelainan anatomi pd telinga.
6) Mulut, bibir dan laring : bentuk bibir apakah simetris
atau tdk, kelembaban, kebersihan mulut, ada tdknya
pembesaran tonsil, ada tdknya kelainan bicara.
7) Gigi : jml gigi lengkap atau tdk, kebersihan gigi, ada
tdknya peradangan pd gusi atau caries gigi, karang
gigi.
8) Leher : ada tdknya pembesaran kelenjar tiroid dan
vena jugularis.
Nex..

9) Integumen : meliputi warna kulit, apakah pucat atau


tdk, kebersihan, turgor, tekstur kulit.
10) Thorax : dikaji kesimetrisannya, ada tdknya suara
ronchi, ada tidaaknya kolostrum, apakah putting susu
masuk atau tdk, apakah tampak kotor atau tdk.
11) Payudara : payudara membesar, areola mammae
warnanya lebih gelap, papila mamae menonjol,
keluar ASI.
12) Abdomen : ada tdknya distensi abdomen, tinggi
pundus uteri masih setinggi pusat, bgm dg bising
usus, apakah ada nyeri tekan.
Nex..

13) Genetalia : adakah pengeluaran lochea, bgm


warnanya, banyaknya, bau serta adakah oedema
pd vulva.
14) Ekstremitas atas : kesimetrisannya, ujung2 jari
sianosis atau tdk, ada tdknya oedema.
15) Ekstremitas bawah : kesimetrisannya, ada tdknya
oedema, sianosis, bgm pergerakannya, reflek
patela.
B. Diagnosa keperawatan
(AspianiYuli Reny, 2017)

1. Nyeri akut bd trauma jaringan (luka


episiotomi), involusi uteri, pembengkakan
payudara ditandai dg klien mengatakan nyeri
pd daerah genetalia, nyeri pd payudara,
payudara bengkak, ekspresi wajah meringis.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan bd intake tdk adekuat ditandai dg
klien mengatakan tdk ada nafsu makan.
Nex..

3. Risiko infeksi : penyebaran/sepsis bd


adanya infeksi, kerusakan kulit atau
jaringan yg trauma.
4. Gangguan eliminasi BAK (disuria) bd
trauma perineum dan saluran kemih.
5. Risiko gangguan proses parenting bd
adaanya infeksi post partum.
6. Kurang perawatan diri bd kelemahan :
kelelahan post partum.
C. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan klien dengan infeksi post partum

Anda mungkin juga menyukai