Anda di halaman 1dari 28

Laporan Jaga 25 september

2018

Shinta Ramadhani
Nisa kurniawati
Randi Agustian Sitorus

Konsulen: dr. Wasis Rohima. Sp.A, M.Kes.

KEPANITERAAN KESEHATAN ANAK & REMAJA


RSUD Dr. M. Yunus BENGKULU
2018
NO Nama pasien Diagnosis Ruangan

1 An. Abidah, 9 bulan BB 6,5 kg Kejang tanpa Edelweis


demam

2 An. M. Aryarizal, 8,6 tahun BB TFA + Leukositosis Edelweis


39 kg

3 An, Abdul Fathir, 2 bulan BB Kejang demam + Edelweis


14 kg GEA tanpa
dehidrasi
4 An. Rangga, 5 bulan 6 hari, BB Bronkopneumonia Edelweis
3,7 kg

5 An. Fahreza, 1,2 tahun, BB 10 GEA + riwayat Edelweis


kg hemofilia

6 An. Naila, 5,1 tahun, BB 19 kg Denque Fever Edelweis


NO Nama pasien Diagnosis Ruangan

7 An. Ahmad Sahibul, 10 bulan Kejang tanpa PICU


14 hari, BB 6,5 kg demam

8 An. Monica, 15 tahun, BB 42 kg Denque Fever Edelweis


Grade II

9 An. Olepia, 8 tahun, BB kg GEA dengan Edelweis


intake tidak
adekuat
10 An. Rivan, 4 tahun, GEA dengan Edelweis
dehidrasi ringan
sedang
Pasien 2
Anamnesis
Identitas penderita
• Nama : An. Mo
• Umur : 15 tahun 3 bulan 20 hari (07-06-
2003)
• Jenis kelamin : Perempuan
• BB : 42 kg
• TB : 155 CM
• Masuk RS : 25 September 2018
Keluhan Utama:
Mimisan (+) pada lubang hidung kanan , muntah (+),
demam (-), nyeri sendi (+), BAB cair hitam seperti aspal
(+)

Riwayat Penyakit Sekarang:


Sejak ± 5 hari SMRS pasien mengeluhkan mimisan pada
hari jum’at pukul 10.00 WIB, jumlahnya sedikit. Pasien
mengeluhkan demam ± 6 hari yang lalu yaitu hari kamis.
Demam tinggi dirasakan terus-menerus sepanjang hari.
Demam disertai dengan menggigil. Demam turun
setelah diberikan obat penurun demam (paracetamol),
kemudian demam naik kembali. Demam disertai
dengan mual dan muntah. Muntah dengan frekuensi >
3 kali dalam sehari sebanyak ½ gelas aqua berwarna
merah gelap bercampur ampas makanan.
Kamis sabtu minggu senin Selasa
jumat
12.00 wib

Grafik demam pasien

Pasien mengeluhkan nyeri sendi (+), nyeri


tenggorokan (-), mata pasien terasa nyeri dibalik
bola mata. BAB hitam seperti aspal (+) frekuensi 4
kali dalam sehari sebanyak ½ gelas aqua. Gusi
berdarah (-). BAK (+) kuning jernih. 1 hari SMRS
pasien mengeluhkan mimisan kembali dengan
jumlah yang lebih banyak sekitar ½ gelas belimbing
sehingga pasien datang ke IGD RSUD M Yunus.
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Pasien baru pertama kali mengalami mimisan
banyak disertai dengan demam.

Riwayat Penyakit Keluarga:


- Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan
hal serupa.
Riwayat pemeliharaan antenatal :
Ibu pasien tidak rutin memeriksakan kehamilan ke bidan,
mual muntah selama kehamilan. Konsumsi obat selama hamil
tidak ada

Riwayat Persalinan:
Anak ketiga, lahir spontan dirumah ditolong dukun, lahir
langsung menangis, usia kehamilan cukup bulan, A/S tidak
tahu, ketuban jernih, berat badan lahir : tidak ditimbang
Riwayat Imunisasi :
Pasien diimunisasi sampai usia 9 bulan
BCG : 1 bulan
Hepatitis B : saat lahir, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Polio : 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
DTP : 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
HiB : 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Campak : 9 bulan
Kesan : imunisasi dasar lengkap
Pemeriksaan fisik
• Keadan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Status gizi : gizi baik (93%)
• Tanda vital
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit (reguler, isi lemah, equal)
RR : 32 x/menit (reguler,
thorakoabdominal)
Suhu : 37,1 C (aksila)

• Pemeriksaan antopometri:
Berat Badan : 42 kg
tinggi badan : 155 cm
Kepala Normocephali, rambut hitam tidak mudah
dicabut.

Mata Konjungtiva palpebra anemis, sklera tidak


ikterik, ingesti konjungtiva, edema palpebra (+)
kiri dan kanan.
Hidung Terpasang tampon di lubang hidung kanan,
keluar darah (-).

Telinga Tidak ada sekret, nyeri tekan tragus - / -, nyeri


tekan mastoid - / -

Mulut Bibir tidak sianosis, mukosa bibir basah (+),


lidah kotor.

T1-T1, faring tidak hiperemis

Leher Tidak ada pembesaran KGB, kelenjar tiroid


tidak teraba membesar
Thorax I Gerakan dinding dada statis dinamis, simetris kiri kanan.
Pulmo Retraksi dinding dada (-)
P Stem fremitus kanan = kiri

P Sonor seluruh lapangan paru

A Suara napas vesikuler, wheezing ( -), Rhonki (-)

Cor I Iktus kordis tidak terlihat

P Iktus Cordis teraba di SIC V linea midklavikula sinistra,

P Batas kiri : SIC V linea midclavikulas sinistra


Batas atas :SIC II linea parasterna sinistra
Batas kanan : SIC IV linea parasternal dextra.

A Bunyi Jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-), irama


reguler
Abdomen I Tampak asites

P nyeri tekan (+) di regio hipokondrium dextra, hepar


teraba 3 cm dibawah arcus costa dan 2 cm dibawah
prosesus xipoideus, tepi tajam, konsistensi kenyal,
permukaan rata, lien tidak teraba
P Timpani seluruh lapang abdomen, turgor kulit baik,
shifting dulness (+)
A Bising usus (+) normal

Extrimitas akral hangat +/+, edema -/-, CRT < 2’, ptekie (>20)
Superior dalam ukuran 5 cm

Extrimitas akral hangat +/+, edema -/-, CRT < 2’, ptekie (>20)
inferior dalam ukuran 5 cm
Pemeriksaan Penunjang
Hitung jenis leukosit GDS : 107 mg/dl
• Basofil : 1% Hb :11,8 gr/dl
• Eusinofil : 0% Ht : 36%
• Netrofil batang : 70% Leukosit : 2.600 mm3
• Netrofil segmen : 2% Trombosit : 39.000/
• Monosit : 0% mm3
• Limfosit : 21%
Asesment
Diagnosis Kerja:
Denque hemorrage fever grade II

Diagnosis banding:
Malaria
Plan
IVFD RL XX gtt/m
Inj. Vit K 1x1 amp
Inj. Transamin 3x500 mg
Paracetamol tab 3 x 500 mg
Monitoring cairan
Monitoring tanda tanda vital pasien
Pemeriksaan lab:
Cek gula darah sewaktu
serologi IgG dan IgM dengue
Hb, Ht per 6 jam
Trombosit per 12 jam
Pembahasan
Terapi pada DHF
• Jumlah cairan pada pasien DHF
Tujuan pemberian cairan pada pasien DBD adalah
untuk mengganti volume plasma.
• tatalaksana awal dalah dengan memberikan
• 6-7 ml/kg bb/jam
Monitoring selama 6 jam. Kemudian cek Hb, Ht,
trombosit.
Jika HT meningkat maka cairan
10 ml/kgbb/jam jika tidak ada perbaikan maka
15 cc/kgbb/jam
Dan apabila terjadi distress atau syok maka 20-30
ml/kgbb/jam
• Jika ada perbaikan cairan menjadi 3 ml/kgbb/jam
• Pemberian cairan ini dilakukan selama 24-48 jam,
jika terjadi perbaikan maka infus di stop dengan
catatan tanda vital, Ht, dan diuresis stabil.
• Pada pasien ini diberikan cairan 10 ml/kgbb/jam.
• Dengan rumus
10 x 42 = 420 cc per jam.

Dan jumlah cairan 105 tetes per menit bukan 20 tetes


permenit.
.
Plan pada DBD
• Pemeriksaan Ht, Hb, setiap 6 jam, trombosit stetiap
12 jam
• Jika Ht naik atau trombosit turun infus diganti RL
• Jika hasil lab baik dan klinis baik pasien pulang

Pada pasien tersangka dbd


• Hb, ht, diperiksa per 6 jam dan trombosit per 2 jam
jika Ht meningkat dan trombosit turun berikan
tatalaksana RL.
alasan pemberian vit. K
dan asam traneksamat.
Alasan pemberian vit K dan asam traneksamat
bukan untuk tatalaksana demam berdarah
dengue melainkan untuk tatalaksana epistaksis.
Setelah pasien dikonsunsulkan ke dokter spesialis
THT maka pasien mendapatkan terapi tambahan
berupa vit K dan Asam traneksamat.
• Sebagai tanggapan terhadap infeksi virus dengue,
kompleks antigen antibodi selain mengaktivasi
sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi
trombosit dan mengaktivitasi sistem koagulasi
melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah.
Kedua faktor tersebut akan menyebabkan
perdarahan pada DBD.
• Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari
perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membran
trombosit mengakibatkan pengeluaran ADP (adenosin
diphosphat), sehingga trombosit melekat satu sama lain.
Hal ini akan menyebabkan trombosit dihancurkan oleh
RES (reticuloendothelial system) sehingga terjadi
trombositopenia.
• Agregasi trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran
platelet faktor III mengakibatkan terjadinya koagulopati
konsumtif (KID = koagulasi intravaskular deseminata),
ditandai dengan peningkatan FDP (fibrinogen
degredation product) sehingga terjadi penurunan faktor
pembekuan. Oleh karena itu epistaksis sering terjadi
pada kasus demam berdarah.
Sehingga penggunaan asam traneksamat yang merupakan obat
anti-fibrinolitik yang mampu menghambat plasminogen, sehingga
mengurangi konversi plasminogen menjadi plasmin (fibrinolisin).
Penghambatan tersebut mampu mencegah degradasi fibrin,
pemecahan trombosit, dan pemecahan faktor koagulasi. Dengan
proses penghambatan plasminogen, maka obat ini mampu
mencegah dan mengurangi pendarahan.
Penggunaan vit K bertujuan untuk mengurangi
perdarahan dan berhubungan dengan faktor
pembekuan.
• Faktor X, faktor IX, faktor VII, dan protrombin disebut
faktor-faktor yang tergantung vitamin K (vitamin K-
dependen factor), Vitamin K berfungsi sebagai suatu
kofaktor yang penting untuk sintesis faktor II, faktor VII,
faktor IX, faktor X, protein C dan protein S, dimana
vitamin K merupakan kofaktor penting yang diperlukan
untuk menyelesaikan post-translational dari sintesis
faktor-faktor pembekuan yang tergantung vitamin K,
yaitu untuk reaksi karboksilasi dari asam glutamat
menjadi residu g-carboxyglutamic acid.
Mekanisme perdarahan
pada DBD

Anda mungkin juga menyukai