stimulasi bau ASI terhadap lama transisi pemberian minum
melalui selang ke pemberian minum oral total pada bayi
prematur di unit perinatologi RS Kanjuruan Kabupaten Malang Latar Belakang • Bayi prematur mempunyai indera penciuman yang sensitif. Bayi berespon terhadap bau dengan ekspresi wajah, aktivitas non- nutritive sucking, pola nafas, dan aliran darah otak (Bingham, Churchill, & Ashikaga, 2007). Bau cairan amnion mirip dengan bau air susu ibu (ASI). Bayi dapat membedakan bau ASI ibunya dengan bau ASI ibu lainnya karena mendapatkan pengalaman bau cairan amnion di dalam rahim. Bau ASI dapat meningkatkan aktivitas hisapan (Bingham, Churchill, & Ashikaga, 2007; Yildiz, Arikan, Gozum, Tastekin, & Budancamanak, 2009). Pengalaman tersebut penting bagi bayi prematur untuk mengembangkan kemampuan non-nutritive sucking. Kemampuan non-nutritive sucking akan mengantarkan kesuksesan kemampuan sehingga diharapkan meningkatkan kemampuan minum per oral bayi prematur (Pinelli & Symington, 2010). Next........ • Ruang perinatology RSUD Kanjuruan memiliki kapasitas 25 tempat tidur, yang terdiri dari ruang isolasi 5 tempat tidur ruang observasi 10 tempat tidur, dan ruang resti 7 inkubator. Bayi prematur masih menjadi penyebab sebagian besar bayi dirawat di rumah sakit Kanjuruan Kabupaten Malang. Oleh karena itu kami ngin memberikan inovasi tentang stimulasi bau ASI untuk mengurangi masa transisi pemberian minum melalui selang. Tujuan DAN MANFAAT • Untuk mengetahui stimulasi bau ASI terhadap lama transisi pemberian minum melalui selang ke pemberian minum oral total pada bayi prematur di unit perinatologi RS Kanjuruan Kabupaten Malang.
• Hasil dari penelitian EBP ini dapat diharapkan menjadi
pertimbangan masukan pemikiran untuk perkembangan ilmu keperawatan serta dapat menambah wawasan kajian ilmu keperawatan untuk perawat dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan intervensi pemberian stimulasi bau ASI terhadap lama transisi pemberian minum melalui selang ke pemberian minum oral total pada bayi prematur di unit perinatologi RS Kanjuruan Kabupaten Malang. Clinical Problem Statement (masalahnya apa) • stimulasi bau ASI terhadap lama transisi pemberian minum melalui selang ke pemberian minum oral total pada bayi premature di unit perinatologi RS Kanjuruan Kabupaten Malang. PICO Template Clinical Appraisal for Literature(validitas, reabilitas, jurnal bisa diterapkan atau tidak di indonesia/dirsud
• Literature jurnal penelitian yang ditemukan berdasarkan
kesimpulan yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa Pemberian stimulasi bau ASI terhadap lama transisi pemberian minum melalui selang ke pemberian minum oral total pada bayi prematur di unit perinatologi dapat di terapkan di unit ruang Cut Nya Dien RS Kanjuruan Kabupaten Malang karena intervensi pemberian bau ASI efektif dan mudah untuk diterapkan hanya memerlukan waktu untuk memberikan intervensi ini kepada bayi prematur di ruang Cut Nya Dien namun hal ini harus di dukung oleh adanya kesediaan ASI dari ibu kandung. DATA UMUM NEXT Pembahasan Kegiatan penerapan EBP Stimulasi Bau ASI pada bayi prematur dilakukan di ruang perinatologi RSCM. Adapun hasil evaluasi kegiatan dilakukan pada tahap persiapan, proses, dan hasil pelaksanaan. 1. Evaluasi Persiapan Presentasi dan sosialisasi penerapan EBN stimulasi bau ASI pada bayi prematurdilakukan setelah selesai penyususnan proposal. Kegiatan dilakukan pada tanggal 11 desember 2019 sampai 17 desember 2019 2. Evaluasi Proses Penerapan stimulasi bau ASI pada bayi prematur dilakukan setelah perbaikan pada lembar instruksi kerja disetuji oleh supervisor dan head nurse. Kegiatan yang dilakukan dalam proses penerapan EBN ini adalah: identifikasi karakteristik bayi prematur yang sesuai kriteria; pemberian informasi dan permintaan persejuan dari orang tua bayi; dan pemberian intervensi stimulasi bau ASI pada bayi. Pemberian intervensi dapat terlaksana karena adanya faktor pendukung, yaitu: tersedianya peralatan yang dibutuhkan untuk intervensi di ruangan; ruang memerah, dan menyimpan ASI; serta adanya dukungan head nurse, perawat primer, perawat associate, dan dokter jaga. Semua faktor pendukung tersebut memudahkan mahasiswa untuk memberikan intervensi Next • Proses pemberian intervensi dilakukan saat bayi minum melalui selang oleh mahasiswa. Pemberian intervensi dihentikan jika saat proses ditemukan adanya tanda kegawat daruratan yang memerlukan intervensi lain. Proses intervensi juga dihentikan jika bayi ditemukan perubahan kondisi yang menyebabkan tidak memenuhi kriteria karakteristik seperti kondisi pernafasan bayi tidak stabil, ditemukan adanya penyakit kongenital yang dapat mempengaruhi kondisi pernafasan dan ditemukannya perdarahan otak serta kern ikterus. Pemberian intervensi dilakukan pada 4 bayi yang ada di ruang perina • Kendala lain yang dihadapi saat menerapkan EBN stimulasi bau ASI pada bayi prematur adalah ketidaktersedian ASI sehingga bayi mendapatkan minum susu formula. Satu bayi dikeluarkan dari kegiatan ini karena dikeluarkan merupakan responden/bayi yang pertama kali diberikan intervensi. Berdasarkan pengalaman tersebut maka mahasiswa menambahkan adanya edukasi tentang mafaat dan cara memerah ASI sebelum intervensi dimulai. Pemberian edukasi pada ibu dilakukan di ruang menyusui dengan menggunakan media audiovisual video. Video edukasi ASI merupakan video dari Rustina, Wanda, Waluyanti, Kusumasari, dan Rahmawati (2012). KESIMPULAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya. Maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan pada by menunjjukkan rata-rata 3,9 hari dalam masa transisi pemberian minum selang dan menjadi minum oral secara permanen. TERIMAKASIH