Sistem persarafan terdiri dari neuron dan neuroglia yang tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan sistem saraf di luar sistem saraf pusat yang membawa pesan dari dan menuju sistem saraf pusat untuk menjalankan otot dan organ tubuh. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, sehingga rentan terhadap trauma. Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonomik. Saraf-saraf tersebut mengandung serabut saraf aferen dan eferen. Pada umumnya serabut eferen terlibat dalam fungsi motorik, seperti kontraksi otot atau sekresi kelenjar sedangkan serabut aferen biasanya menghantarkan rangsang sensorik dari kulit, selaput lendir dan struktur yang lebih dalam (Snell, 2006). Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf tepi yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf sensoris dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respons diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban atau respons adalah sistem saraf motorik. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatik sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sistem saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar sebasea (Mahadewa, 2013).
2.2.1 Sistem saraf Somatik
1. Sistem saraf kranial Saraf kranial adalah bagian dari sistem saraf perifer yang terdiri dari 12 pasang serabut saraf kranial. Saraf kranial berfungsi sebagai saraf sensorik, motorik dan otonom. Saraf kranial yang berfungsi sebagai saraf sensorik terdiri dari saraf olfaktorius (CN.1), saraf optik (CN. II), dan saraf vestibulokoklear (CN. VIII). Saraf kranial yang berfungsi sebagai saraf motorik terdiri dari saraf okulomotor (CN. III), saraf troklear (CN. IV), saraf abdusen (CN. VI), saraf asesorius (CN. VI), dan saraf hipoglosal (CN. XII). Saraf kranial yang berfungsi campuran terdiri dari saraf trigeminal (CN. V), saraf fasial (CN. VII), saraf glossofaringeal (CN. IX), dan saraf vagus (CN. X) (Snell, 2006). 2. Sistem saraf Spinal Saraf spinal adalah sistem saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf pusat (SSP) di tubuh manusia. Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik dan sensorik, membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan melalui eferen (Snell, 2006). 2.2.2 Sistem Saraf Otonom