LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh
Lie Liana Fuadiati
NIM 192311101032
LEMBAR PENGESAHAN
Hari, Tanggal :
Jember, 2019
Mahasiswa
LEMBAR PENGESAHAN
Hari, Tanggal :
Jember, 2019
Mahasiswa
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN.................................................................1
1.1 Konsep Teori Penyakit............................................................................1
1.2 Definisi Stroke Infark.............................................................................5
1.3 Epidemiologi............................................................................................6
1.4 Etiologi......................................................................................................7
1.5 Klasifikasi.................................................................................................8
1.6 Pemeriksaan penunjang........................................................................15
1.7 Penatalaksanaan (farmakologi dan non farmakologi)......................17
BAB 2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...............................................20
2.1 Pengkajian...................................................................................................21
2.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................25
2.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................26
2.4 Discharge Planning.....................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
1
4) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area asosiasi
penglihatan: menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari
nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf
lain & memori (White, 2008).
5) Lobus Limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia, memori emosi
dan bersama hipothalamus menimbulkan perubahan melalui pengendalian
atas susunan endokrin dan susunan otonom (White, 2008).
Otak terbagi menjadi Hemisfer kanan dan kiri. Hemisfer kanan bertugas
mengendalikan tubuh bagian kiri dan sebaliknya. Hemisfer otak mengandung
banyak nervus yang memiliki fungsi masing-masing dalam kehidupan. Adapun
letak nervus-nervus tersebut dalam hemisfer otak dapat dilihat pada gambar
berikut.
Otak diberi nutrisi oleh darah. Darah mengangkut zat asam, makanan dan
substansi lainnya yang diperlukan bagi fungsi jaringan hidup yang baik. Suplai
darah arteri ke otak merupakan suatu jalinan pembuluh-pembuluh darah yang
bercabang-cabang, berhubungan erat satu dengan yang lain sehingga dapat
menjamin suplai darah yang adekuat untuk sel.
Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan
arteri karotis interna, yang bercabang dan beranastosmosis membentuk circulus
willisi. Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis komunis
yang berakhir pada arteri serebri anterior dan arteri serebri medial. Di dekat akhir
arteri karotis interna, dari pembuluh darah ini keluar arteri communicans posterior
yang bersatu kearah kaudal dengan arteri serebri posterior. Arteri serebri anterior
saling berhubungan melalui arteri communicans anterior. Arteri vertebralis kiri
5
dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama. Arteri subklavia kanan
merupakan cabang dari arteria inominata, sedangkan arteri subklavia kiri
merupakan cabang langsung dari aorta. Arteri vertebralis memasuki tengkorak
melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua
arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris.
1.3 Epidemiologi
Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 diperkirakan 5,54 juta orang
meninggal akibat stroke. Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian di
dunia. Selain itu stroke juga mengakibatkan kecatatan. Pada tahun 1999, 50 juta
orang mengalami kecatatan akibat stroke (Bahrudin, 2013). Stroke merupakan
penyebab kematian nomer tiga di Amerika dan terdapat 750.000 orang terserang
stroke (Davis, 2005).
7
1.4 Etiologi
Menurut Muttaqin (2008), beberapa penyebab CVD infark adalah sebagai berikut
a. Trombosis serebri
1.5 Klasifikasi
Klasifikasi stroke dapat dibedakan menjadi stroke secara umum dan stroke
yang menjadi materi bahasan dalam laporan yakni stroke infark. Pembagian stroke
secara umum berdasarkan gambaran manifestasi klinisnya adalah sebagai berikut:
1. TIA (Transient Ischemic Attack)
Gambaran defisit neurologis secara tiba-tiba, defisit tersebut hanya
berlangsung sementara (tidak lebih dari 24 jam) dan disfungsi fokalnya
bersifat reversibel.
2. Stroke in Evolution
Menggambarkan perkembangan defisit neurologis yang berlangsung secara
bertahap dan berangsur-angsur dalam beberapa jam sampai 1 hari.
3. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit)
Disfungsi fokal yang reversibel dalam waktu lebih dari 24 jam.
4. Completed Stroke
Dibagi menjadi dua yaitu hemoragik dan non-hemoragik. Merupakan kasus
hemiplegia yang disajikan pada tahap dimana tubuh penderita sudah
mengalami kelumpuhan sesisi yang tidak memperlihatkan progresi lagi.
a. Pembagian stroke berdasar sifat gangguan aliran darah :
9
1. Non Hemoragik (infark/ iskemik): Dibagi menjadi dua yaitu trombosis dan
emboli. Stroke Infark/ Iskemik/ Non Hemoragik adalah stroke yang terjadi
akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi
serebrum. Obstruksi dapat berupa bekuan yang terbentuk dalam jantung/
pembuluh darah (trombus) maupun benda asing berbentuk padat/ cair/ gas
yang tersangkut dalam sirkulasi darah (embolus) (Price, 2006). Selain itu,
menurut Barret & Meschia (2013), stroke infark adalah salah satu jenis
stroke yang ditandai dengan defisit neurologi fokal atau global yang
berlangsung akut pada pembuluh darah serebrovaskular.
2. Hemoragik: Dibagi menjadi dua yaitu subarachnoidal dan intraserebral.
Stroke hemoragik merupakan suatu gangguan peredaran darah otak yang
ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan
subarakhnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di dalam
otak.
Berikut ini adalah perbedaan antara jenis-jenis stroke:
Selain itu, kondisi lain yang memicu terjadinya stroke adalah kolesterol
tinggi. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah menyebabkan plak-plak lipid
yang menempel pada tunika intima dan menyebabkan atherosclerosis. Kondisi
atherosclerosis juga dapat dipicu oleh penyakit misalnya Diabaetes Mellitus
(DM). Defisiensi insulin yang terjadi pada klien DM akan menurunkan pemakaian
glukosa dan menyebabkan hiperglikemia dan peningkatan kadar gula dalam urin
(Glikosuria). Hal tersebut menyebabkan klien mengalami dehidrasi. Kondisi
tersebut dipercaya dapat memicu terbentuknya trombosis akibat peningkatan
12
viskositas darah (Gofir, 2009). Peningkatan viskositas darah juga dapat terjadi
pada klien dengan kadar hematokrit yang tinggi dalam darah.
Perilaku yang menyumbang potensi terbesar terjadinya stroke adalah
merokok. Merokok dapat menyebabkan vasokontriksi dan penurunan
permeabilitas vascular. Selain itu, aktivitas merokok dapat menyebabkan
peningkatan fibrinogen dalam darah. Akibatnya darah akan mudah menggumpal
dan berisiko menjadi thrombus. Thrombus merupakan produk gumpalan yang
terbentuk dalam vascular itu sendiri. Jika produk gumpalan berasal dari tempat
lain selain otak dan pembuluh darah, misal jantung maka disebut dengan istilah
embolus.
Embolus biasanya terbentuk akibat beberapa kondisi penyakit seperti:
infark miokard, fibrilasi atrium, penyakit katup jantung, katup jantung buatan, dan
kardiomiopati iskemik akan menyebabkan terbentuknya bahan trombotik di
dinding rongga jantung atau katup mitralis. Bahan trombotik biasanya berukuran
sangat kecil sehingga dapat hanyut bersama aliran darah ke otak melalui arteri
karotis dan vertebralis. Thrombus embolik sewaktu-waktu dapat menyangkut
pada pembuluh darah yang mengalami stenosis. Hal tersebut menyebabkan
hambatan aliran darah ke otak dan mengakibatkan serangan stroke.
sistem suplai arteri otak (Price, 2006). Terhentinya aliran darah ke otak
menyebabkan iskemi pada daerah otak yang terkena. Selanjutnya iskemi dapat
berkembang menjadi infark pada jaringan serebral. Hal tersebut akan
menimbulkan masalah pada perfusi jaringan serebral dan menyebabkan berbagai
kerusakan pada organ-organ yang dipersyarafinya.
1. Lobus Frontal
a. Defisit kognitif: kehilangan memori, rentang perhatian singkat,
peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak mampu
menghitung, memberi alasan atau berpikir abstrak
b. Defisit motorik: hemiparese, hemiplegia, disatria (kerusakan otot-otot
bicara), disfagia (kerusakan otot-otot menelan).
c. Defisit aktivitas mental dan psikologi antara lain: labilitas emosional,
kehilangan kontrol diri dan hambatan sosial, penurunan toleransi terhadap
stres, ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan mental dan
keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi.
2. Lobus Parietal
Dominan:
a. Defisit sensori antara lain defisit visual (jarak visual terpotong sebagian
besar pada hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap sensasi superfisial
(sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin), hilangnya respon terhadap
proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi bagian tubuh)
b. Defisit bahasa/komunikasi: Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah
suara menjadi pola-pola bicara yang dapat dipahami); Afasia reseptif
(kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan); Afasia global (tidak
mampu berkomunikasi pada setiap tingkat); Aleksia (ketidakmampuan
untuk mengerti kata yang dituliskan); dan Agrafasia (ketidakmampuan
untuk mengekspresikan ide-ide dalam tulisan).
Non Dominan:
15
1) Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam waktu 15-30
menit, 4-6 kali/hari
2) Infus gliserol 10% 250 ml dalam waktu 1 jam, 4 kali/hari
c. Posisi kepala head up (15-30⁰)
d. Menghindari mengejan pada BAB
e. Hindari batuk
f. Meminimalkan lingkungan yang panas.
Sedangkan penatalaksanaan nonfarmakologis pada kondisi akut, dapat
dilakukan dengan menjaga kestabilan TTV dengan cara:
a. Pertahankan kepatenan saluran nafas
b. Kontrol tekanan darah
c. Merawat kandung kemih, tidak memakai keteter
d. Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif
(Muttaqin, 2008).
19
Ketidakefektifan
Lambatnya aliran Penurunan Penurunan ↑ asam laktat pada Gangguan Gangguan citra tubuh
pola napas
darah ke otak suplai oksigen ATP pembuluh darah otak pernafasan
Wajah asimetris dan
Nervus 7
Ketidakeektifan Hipoksia Iskemi pembuluh Gangguan medulla tertarik ke sisi sehat
perfusi jaringan darah otak oblongata
Nervus 1
serebral Iskemi Daya penciuman ↓
Infark jaringan Infark batang
serebral Nervus 2
Pompa darah ↓ Hipermetabolisme otak Daya penglihatan ↓
2.1 Pengkajian
1. Identitas
Biasanya dialami oleh lanjut usia, namun tidak menutup kemungkinan juga
dapat dia alami oleh usia muda, jenis kelamin, dan juga ras juga dapat
mempengaruhi
2. Keluhan utama
Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi, dan penurunan kesadaran pasien
3. Riwayat kesehatan sekarang
Stroke infark mendadak saat istirahat atau bangun pagi,
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus,
penyakit jantung (terutama aritmia), penggunaan obat-obatan anti koagulan,
aspirin, vasodilator, obesitas. Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol
dan penyalahgunaan obat (kokain).
5. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes mellitus, atau
adanya riwayat stroke pada generasi terdahulu
6. Riwayat psikososial-spiritual
Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan
keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas
emosi dan pikiran klien dan keluarga. Perubahan hubungan dan peran terjadi
karena pasien kesulitan untuk berkomunikasi akibat sulit berbicara. Rasa
cemas dan takut akan terjadinya kecacatan serta gangguan citra diri.
7. Kebutuhan Nutrisi
Adanya gejala nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut,
kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi, tenggorokan, disfagia
ditandai dengan kesulitan menelan, dan obesitas.
8. Eliminasi
22
Intermitten
4.
6 Konstan -12
Total
Siriraj Stroke Score =
(2,5 x Derajat Kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) +
(0,1 x tekanan darah diastol) – (3 x ateroma) – 12
Skor < 1 maka: stroke non hemoragik
Skor ≥ 1 maka: stroke hemoragik.
Keterangan:
Jika klien stroke akut dengan atau tanpa penurunan kesadaran,
nyeri kepala dan reflex babinski positi/ 2 dari ketinganya maka:
Stroke hemoragik.
Jika ditemukan penurunan kesadaran atau nyeri kepala ini juga
merupakan stroke non hemoragik. Sedangkan bila hanya
25
ketidakmampuan 2) Mampu
membasuh tubuh mempertahankan
kebersihan dan
penampilan rapi secara
mandiri
DAFTAR PUSTAKA