Anda di halaman 1dari 44

Inventory Control

Menagement
Kelompok 3:
Asri Nurul Ismi (1601006)
Febby Rafita (1601015)
Lusi Asmarani Dewi (1601022)
Reyvia Rahma Ningsih (1601039)
Rosnita Dewi Rahmawati (1601042)

Dosen : Erniza Pratiwi, M. Farm., Apt

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Sub bahasan
Definisi Inventory Control
01
System

02
Tujuan Inventory Control
System

03 Model Pengendalian
Persediaan
Definisi Inventory
Control System
Inventory Control Management
(Manajemen Pengendalian
Persediaan)

Menurut Ristono (2009)


persediaan dapat diartikan sebagai barang-
barang yang disimpan untuk digunakan atau
dijual pada masa atau periode yang akan
datang.

Pengendalian persediaan merupakan suatu


usaha memonitor dan menentukan tingkat
komposisi bahan yang optimal dalam
menunjang kelancaran dan efektifitas.
Inventory Control Management
(Manajemen Pengendalian
Persediaan)

Menurut Rangkuti (2007), inventory control management adalah salah satu fungsi
manajemen yang dapat dipecahkan dengan menerapkan metode manajemen, yakni
hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan antara besarnya persedia
an dengan biaya yang ditimbulkan dari persediaan.
Inventory
Menagement Manajemen
Pengendalian
System Persediaan

Menajemen Pengendalian
Persediaan adalah keseimbangan
antara biaya dan keuntungan terkait
persediaan yang dimiliki.
Menajemen
Pengendalian
Persediaan

Konsep dasar pengendalian sediaan farmasi :


menjaga keseimbangan penyimpanan
persediaan dengan biaya yang dibutuhkan
untuk menyimpan persediaan tersebut.

Pengendalian ini untuk menghindari


kekosongan persediaan dan menghindari
menumpuknya persediaan.
Freddy Rangkuti Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsi
menjelaskan jenis-
jenis Persediaan
terdiri dari dua 1. Batch Stock,
karakteristik 2. Fluctuation Stock,
3. Anticipation Stock
Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan
Posisi Barang
1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material ),
2. PersediaanKomponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts
/Components)
3. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies),
4. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process),
5. Persediaan Barang Jadi ( Finished Goods)
1. Batch Stock , persediaan yang didakan karena
membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-
Jenis-jenis barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang
Persediaan dibutuhkan saat itu.
menurut
Fungsi :
2. Fluctuation Stock,persediaan yang diadakan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat
diramalkan

3. Anticipation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi


fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola
musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi
penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.
1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Inventory)
Menurut
Assauri (2004), 2. Persediaan Bagian Produk atau Parts yang dibeli
(Purchased).
inventory dibedakan
menjadi 5 : 3. Persediaan Bahan-Bahan Pembantu
(Supplies Stock)

4. Persediaan Bahan Setengah Jadi


(Work In Process Inventory)

5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory)


URAIAN

1.Persediaan Bahan Baku (Raw Material Inventory).


Persediaan bahan baku yaitu persediaan barang-barang berwujud yang
digunakan dalam proses produksi, yang diperoleh dari sumber-sumber alamat
aupun dibeli dari pemasok atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku
bagi perusahaan yang menggunakannya.

2.Persediaan Bagian Produk atau Parts yang dibeli (Purchased).


Persediaan bagian produk atau parts yaitu persediaan yang dIbeli dari perusahaan
lain, yang dapat secara langsung dirakit dengan parts lain, tanpa melalui proses
produksi sebelumnya.
3.Persediaan Bahan-Bahan Pembantu (Supplies Stock)
Persediaan bahan-bahan pembantu yaitu persediaan
bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu
berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu
perusahaan, tetap tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan Bahan Setengah Jadi (Work In Process Inventory).


Persediaan barang setengah jadi yaitu persediaan barang-barang yang
keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah
diolah Menjadi suatu bentuk, tetapi diproses kembali untuk kemudian
menjadi barang jadi.

5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory).


Persediaan barang jadi yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai di
proses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual pada pelanggan atau
perusahaan lain.
1. Fungsi Decoupling
Fungsi decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan
bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam kuantitas dan waktu pengiriman.

Menurut Freddy 2. Fungsi Economic Lot Sizing.


Rangkuti, Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau
potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih
fungsi-fungsi murah, dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan
persediaan, melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan
antara lain : biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang,
investasi, resiko, dan lain sebagainya).
Menurut Freddy 3. Fungsi Antisipasi
Rangkuti, Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang
fungsi-fungsi dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau
persediaan, data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini
antara lain : perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasonal in
ventories). Di samping itu, perusahaan juga sering menghadapi
ketidakpastian jika waktu pengiriman dan permintaan barang-
barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan
memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan
pengaman (safety stock).
Menghilangkan resiko
menurut Herjanto (1997) terdapat 6 keterlambatan pengiriman
fungsi penting yang dikandung oleh
persediaan dalam memenuhi
01 bahan baku atau barang yang
dibutuhkan perusahaan

kebutuhan perusahaan :

Mendapatkan keuntungan dari


pembelian berdasarkan potongan

02 kuantitas (Quantity Discount ).

Menghilangkan resiko
terhadap kenaikan harga
barang atau inflasi. 03
menurut Herjanto (1997) terdapat 6 Untuk menyimpan bahan baku
fungsi penting yang dikandung oleh
persediaan dalam memenuhi
04 yang dihasilkan secara musiman
sehingga perusahaan tidak akan
sulit bila bahan tersebut tidak
kebutuhan perusahaan : tersedia dipasaran.

Menghilangkan resiko jika material

05 yang dipesan tidak baik sehingga


harus dikembalikan

Memberikan pelayanan
kepada langganan dengan
tersediaanya barang yang
diperlukan 06
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persediaan

 Lead time , yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan


datang.
 Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi
 pembelian yang tinggi menyebabkan jumlah inventory menjadi
lebih kecil untuk 1 periode pembelian
 Jumlah dana yang tersedia
 Daya tahan material
Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi per
sediaan adalah:

Bahan baku, Barang dalam proses Barang jadi, persediaan


dipengaruhi oleh : , dipengaruhi oleh: ini sebenarnya
perkiraan produksi, lamanya produksi merupakan masalah
sifat musiman produksi yaitu waktu yang koordinasi produksi dan
, dapat diandalkan dibutuhkan sejak saat penjualan
pemasok, dan tingkat bahan baku masuk
efisiensi penjadualan ke proses produksi
pembelian dan sampai dengan saat
kegiatan produksi. penyelesaian barang
jadi.
Tujuan Inventory
Control System
Tujuan Memastikan persediaan efektif
Pengendalian dan efisien / tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan
Persediaan persediaan.
Memastikan agar penggunaan obat sesuai
dengan Formularium Rumah Sakit.

Kerusakan dan kehilangan persediaan dapat


dikendalikan.

Memudahkan dalam pencarian dan pengawasan.


Tujuan pengendalian
a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan
persediaan menurut
Assauri (2004,) secara sehingga mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
terinci dapat dinyatakan
sebagai berikut. b. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak
terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul
dari persediaan tidak terlalu besar.

c. Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari karena


ini akan memperbesar biaya pemesanan.
PENGENDALIAN

PERSEDIAAN
Cara untuk mengendalikan
persediaan :

a) Melakukan evaluasi persediaan


yang jarang digunakan (slow
moving).
b) Melakukan evaluasi persediaan
yang tidak digunakan dalam
waktu 3 bulan berturut-turut
(death stock).
c) Stock Opname yang dilakukan
secara periodik dan berkala.
Model Pengendalian
Persediaan
ABC

EOQ
JIT
Model & EOI
pengendalian
persediaan

PUT VEN
Model ABC (Always Better Control)
Pengendalian perusahaan berhubungan dengan aktivitas pengaturan persediaan bahan
-bahan agar dapat menjamin persediaan dan pelayanannya kepada pasien. Salah satu
pengendalian persediaan adalah dengan model ABC atau analisis pareto. Analisi ABC
ini menekankan kepada persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang relatif
tinggi atau mahal, seperti pada bagan berikut ini :

 Kel Jumlah item Jumlah nilai

 A 20% 75%
 B 30% 20%
 C 50% 5%
100% 100%
Sistem analisis ABC ini berguna dalam sistem
pengelolaan obat, yaitu dapat menimbulkan fr
ekuensi pemesanan dan menentukan prioritas
pemesanan berdasarkan nilai atau harga obat.
Metode ABC, digunakan untuk :
Mengurangi persediaan (inventory) dan biaya
dengan mengatur pembelian yang lebih sering
01 dan pengiriman dalam jumlah lebih sedikit untuk
obat kelas A.
Mencari penurunan harga yang besar untuk
02 obat kelas A dan penyimpanannya harus
diperhatikan.

03 Kontrol yang ketat oleh staf, dan


order yang besar untuk kelas A harus
dicatat secara ketat.
• 2. Metode EOQ & EOI

Economic Order Quantity


adalah salah satu metode
pengendalian persediaan
berdasarkan pada
kuantitas/jumlah
pengadaan/pembelian Economic Order Interval
perbekalan farmasi secara adalah salah satu metode
ekonomis. pengendalian persediaan
berdasarkan interval waktu
pengadaan/pembelian
perbekalan farmasi dengan
beberapa penyesuaian.
2. Metode EOQ & EOI

Secara matematis,
perhitungan tersebut
dirumuskan dalam rumus
jumlah pesanan yang
ekonomis.

Keterangan :
Co : Cost of order (biaya sekali pesan)
Cm : Cost of maintenance (biaya pemeliharaan)
S : Jumlah permintaan setahun
U : Cost per unit
2. Metode EOQ & EOI

Cost of maintenance :
• Biaya penyimpanan : sewa
bangunan, penyusutan, biaya
operasi, pajak, asuransi
• Biaya penanganan :
peralatan, sewa, listrik, biaya
operasi
• Biaya tenaga kerja :
penanganan tambahan
• Biaya investasi : biaya
pinjaman, pajak asuransi
persediaan
• 3. Metode VEN
Vital
Definisi

Suatu sistem pengendalian perbekalan


farmasi berdasarkan pada dampak
masing-masing obat terhadap kesehatan VEN Esensial
dan keberlangsungan hidup pasien.

Non ese
nsial
VEN ini terdiri dari 3 kategori, yaitu :

• Vital
• Obat-obatan yang harus ada dan penting untuk
V kelangsungan hidup

• Esential
• Obat-obat penting yang dapat melawan penyakit
E
• Non Esential
• obat-obat yang kurang penting, dan diadakan
N hanya sebagai penunjang kelengkapan saja.
4. Metode PUT
Definisi
Merupakan metode pengendalian
perbekalan farmasi yang
menggabungkan metode ABC dan
VEN sehingga pengendalian
PUT
dilakukan tidak hanya berdasarkan
biaya obat tetapi juga dampak
penggunaan obat bagi kesehatan
pasien.
P U T
Prioritas Utama Tambahan
• Prioritas
• harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran. Pada analisis
P ABC dan VEN termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV

• Utama
• Dialokasikan pengadaannya dari sumber dana tertentu. Pada analisis
U ABC dan VEN termasuk dlm kelompok AE, BE, CE

• Tambahan
• dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama terpenuhi.
T Pada analisis ABC-VEN dlm kelompok AN, BN dan CN

34
4. Metode PUT

V E N
A AV AE AN
B BV BE BN
C CV CE CN
P U T
5. METODE JIT
(JUST IN TIME)
Metode pengendalian perbekalan farmasi
dengan cara mengadakan atau membeli obat
sesuai dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan
pada waktu tertentu.

Dengan sistem inventory Just In Time, order dilakukan


apabila persediaan hampir atau sudah habis. Kelemahan
sistem ini adalah jika tidak didukung oleh keteraturan
defecta, perhitungan stok pengamanan, maka akan
mengakibatkan terganggunya sistem pegelolaan obat.
 Dalam JIT, perusahaan memberikan kepercayaan kepada
pemasok untuk memasok bahan hanya pada saat perusahaan
memerlukannya dalam jumlah yang diperlukan.

 Dengan system inventori just in time, order dilakukan


apabila persediaan hampir atau sudah habis. Kelemahan
system ini adalah jika tidak didukung dengan keteraturan
defecta, perhitungan stok pengamanan, maka akan
mengakibatkan terganggunya system pengelolaan obat.
Hal lain yang perlu di perhatikan dalam
Inventory Control System

Titik Pemesanan
Kembali (Reorder Point)

Persediaan Pengaman
(Safety Stock)

Waktu Tunggu
(Lead Time)
Titik Pemesanan Reorder Point adalah suatu titik
atau batas dari jumlah persediaan
Kembali yang ada pada suatu saat dimana
(Reorder Point) pemesanan harus diadakan
kembali.
Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Persediaan Pengam
an (Safety Stock)
Savety Stock adalah
persediaan yang
diadakan untuk
melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya
kekurangan persediaan
(stock out).
Waktu Tunggu
(Lead Time)

Lead time adalah


waktu antara
penempatan pesan
an dan menerima
pesanan tersebut.
Graphic of Inventory Control System
Beberapa model sistem pengendalian persedia
an yang lain :

1. One Bin System (One storage bin system)

2. Two Bin System (Two and bag account system)


3. Fixed Order Period System = Reorder Cycle System (Sistem waktu pesanan tetap)

4. Fixed Order Quantity System = Reorder Level System (Sistem jumlah pesanan tetap)

5. Safety Stock (Buffer Stock) = Persediaan Pengaman

6. Kombinasi antara EOQ dengan analisa ABC

7. Card File System

8. Computerized

43
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai