Manusia Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional Keberhasilan suatu perusahaan yang melakukan bisnis internasional pada akhirnya akan ditentukan oleh kualitas para manajer dan personil kunci, baik yang berada di induk perusahaan (headquaters) maupun yang berada di bawah kontrolnya di cabang atau subsidiaries di luar negri. Berkaitan dengan permasalahan SDM internasional ini, pada hakikatnya terdapat dua sasaran utama, yaitu: – Masalah staffing atau penempatan personil untuk foreign business job yang terbaik dan tepat. – Masalah peningkatan efektivitas tenaga kerja.
Untuk mencapai kedua sasaran diatas, maka perlu
dilakukan langkah-langkah manajemen SDM internasional sbb: A. Rekrutmen dan Pemilihan Sumber Daya Manusia • Menetapkan Rekrutment SDM Langkah awal bagi perusahaan yang memperluas jangkauan bisnis internasionalnya secara geografis adalah mempersiapkan dan merekrut personel yang diperlukan, sejalan dengan perkembangan ekspansi yang dilakukan perusahaan, sehingga dapat mempertahankan dan bahkan memperluas pasar di luar negri dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Dalam hal ini, tentu diperlukan seorang manajer ekspor dan karyawan yang dapat menangani dan menguasai berbagai permasalahan prosedur/tatalaksana ekspor dan impor, baik di home country maupun di host country. Demikian pula bila bisnis internasional telah mencapai kepada tahap foreign direct investment, tentu diperlukan CEO dan karyawan ekspatriat ataupun lokal yang dapat mengendalikan dan menguasai serta menjalankan operasi perusahaan di luar negri. A. Rekrutmen dan Pemilihan Sumber Daya Manusia • Kebijakan Pemilihan Karyawan atau Staffing yang Tepat Tantangan berat dalam manajemen SDM internasional adalah memilih karyawan yang tepat untuk mengisi posisi manajer untuk perwakilan atau subsidiaries di luar negri, yaitu antara menggunakan rekrutment/penyaringan dari home country atau dari host country atau keduanya. Dalam hal ini dapat dijalankan kebijakan sbb: • Ethnocentric, yaitu kecenderungan kebijakan untuk memilih manajer/karyawan yang berasal dari home country. Kebijakan ini biasanya dijalankan oleh perusahaan MNC dari Asia. • Polycentric, yaitu kecenderungan kebijakan untuk memilih manjer/karyawan yang berasal dari lokal atau host country. • Regiocentric, yaitu kecenderungan kebijakan untuk memilih manjer/karyawan yang berasal dari wilayah/region tertentu. • Geocentric, yaitu kecenderungan kebijakan tidak membatasi kemungkinan memilih manajer/karyawan terbaik, yang berasal dari lokal atau host country ataupun dari home country ataupun negara ketiga, karena pasar bisnis internasional dianggap sudah menjadi satu kesatuan (global). Masing-masing pilihan kebijakan di atas tentu mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, baik dari segi ekonomi-keuangan, sosial-budaya, politik,dll. B. Pelatihan dan Kompensasi Serta Hubungan Dengan Serikat Pekerja 1. Seleksi Tempat Pelatihan Dalam penentuan tempat pelatihan karyawan, biasanya dapat dilakukan di home country atau host country atau di negara ketiga, tergantung dari kebutuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana, lamanya pelatihan, serta kebijakan perusahaan induk. Tetapi, satu hal yang paling penting untuk diperhatikan bila pelatihan dilakukan di luar negri adalah perlu dilakukan persiapan dan penyesuaian dengan lingkungan pelatihan, masalah budaya, persoalan keluarga, dll 2. Kompensasi untuk Karyawan di Host Country Menyusun suatu paket kompensasi yang adil dan efektif untuk subsidiaries di host country bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, hal ini sangatlah diperlukan, karena harus diingat bahwa setiap paket kompensasi seharusnya dapat memberikan insentif yang adil, sehingga akan memberikan motivasi bagi para manajer dan karyawan yang bekerja diluar negri dengan baik. Untuk ini, paket kompensasi yang diberikan kepada manajer dan karyawan yang ditempatkan di luar negri haruslah dapat memberikan jaminan sebagai berikut: – Dapat memenuhi standar hidup – Mempertimbangkan pengembangan karir – Mempertimbangkan kebutuhan keluarga – Fasilitas untuk kembali ke home country, dll. Memang tidak ada paket kompensasi yang sama dan ideal untuk setiap perusahaan. Akan tetapi pada umumnya setiap paket kompensasi seharusnya terdiri dari komponen sbb: – Bonus atau premi sebagai allowance untuk penyesuaian penempatan di luar negri. – Allowance untuk mencukupi biaya hidup – Biaya perjalanan untuk cuti atau pulang ke home country. 3. Memahami Hubungan Manajemen dan Serikat Pekerja • Untuk dapat memahami kelancaran fungsi manajemen subsidiraries di host country, maka manajemen harus dapat mengendalikan dan memiliki hubungan yang baik dengan serikat pekerja lokal dan pemerintah lokal. Karakteristik serikat pekerja di setiap host country saling berbeda, sesuai dengan sikap pandangannya terhadap pekerjaan, manajemen, organisasi, waktu dan nilai, tradisi, serta peranan dan peraturan pemerintah tentang hubungan manajemen dan serikat pekerja. • Dalam menjalankan fungsi dan kegiatannya, serikat pekerja di setiap negara juga berbeda, karena ada yang lebih berorientasi kepada masalah ekomoni dan kesejahteraan pekerja. Di negara maju seperti USA, Jepang, Kanada, Jerman, hubungan manajemen dengan serikat pekerja bersifat nonpolitik, dan serikat pekerja lebih berkepentingan dengan isu ekonomi dan tidak mencampurkan masalah politik dalam negosiasi dengan manajemen. Demikian pula bentuk organisasinya, ada yang berdiri sendiri-sendiri, ada yang bersatu dalam satu kelompok industri, dan ada pula yang bersatu dalam satu serikat pekerja. • Di Indonesia, pada zaman orde baru, hanya terdapat satu serikat pekerja, yaitu SPSI. Di USA, hubungan managemen dengan serikat pekerja didasarkan pada kontrak kerja yang penyelesaian sengketanya dapat diajukan ke pengadilan. 3. Memahami Hubungan Manajemen dan Serikat Pekerja • Di Jerman, terdapat hanya satu serikat pekerja untuk satu kelompok industri, dan kesepakatan kerja hanya menyangkut soal upah. Sedangkan permasalahan lain seperti libur jam kerja berdasarkan negosisasi, dan yang menarik, setiap pekerja dapat melakukan negosiasi secara pribadi dengan manajemen untuk mencoba mendapatkan kondisi yang lebih baik. • Di Jepang, serikat pekerja diorganisir oleh masing- masing perusahaan. Peraturan perburuhan di Jepang menentukan upah minimum, jam kerja per minggu, overtime, libur kerja, cuti sakit, kondisi kesehatan, dll. Ketentuan senioritas cukup berperan dalam penentuan posisi dan promosi jabatan. Berbeda dengan di United Kingdom, hubungan manajemen dengan serikat pekerja sangat bersifat politis dan aktivitasnya diidentifikasikan dengan ideologi politik. Soal Latihan 1. Jelaskan arti dan peranan penting dari manajemen SDM dalam bisnis internasional! 2. Sebutkan dua kebijakan pokok atau langkah awal dalam manajemen bisnis internasional! 3. Sebutkan dan jelaskan 4 macam kebijakan manajemen SDM dalam melakukan pemilihan atau staffing karyawan internasional! 4. Sebutkan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kompensasi untuk karyawan di host country! 5. Sebutkan beberapa komponen kompensasi yang harus dipertimbangkan bagi karyawan internasional!