0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang indikator bisnis dan etika. Terdapat beberapa indikator yang dapat menunjukkan bahwa seseorang atau perusahaan telah menerapkan bisnis secara etis, diantaranya efisiensi pengelolaan sumber daya, kepatuhan terhadap peraturan dan hukum, serta penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan budaya. Hal penting lainnya adalah menetapkan bisnis dan etika dalam hukum, jujur
Dokumen tersebut membahas tentang indikator bisnis dan etika. Terdapat beberapa indikator yang dapat menunjukkan bahwa seseorang atau perusahaan telah menerapkan bisnis secara etis, diantaranya efisiensi pengelolaan sumber daya, kepatuhan terhadap peraturan dan hukum, serta penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan budaya. Hal penting lainnya adalah menetapkan bisnis dan etika dalam hukum, jujur
Dokumen tersebut membahas tentang indikator bisnis dan etika. Terdapat beberapa indikator yang dapat menunjukkan bahwa seseorang atau perusahaan telah menerapkan bisnis secara etis, diantaranya efisiensi pengelolaan sumber daya, kepatuhan terhadap peraturan dan hukum, serta penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan budaya. Hal penting lainnya adalah menetapkan bisnis dan etika dalam hukum, jujur
Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang
baru, bahkan secara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Alasannya adalah sebagai berikut : 1. Secara moral keuntungan memungkinkan organisasi/perusahaan untuk bertahan dalam kegiatan bisnisnya. 2. Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas yang produktif dalam memacu pertumbuhan ekonomi. 3. Keuntungan tidak hanya memungkinkan perusahaan bertahan melainkan dapat menghidupi karyawannya ke arah tingkat hidup yang lebih baik. Keuntungan dapat dipergunakan sebagai pengembangan perusahaan sehingga hal ini akan membuka lapangan kerja baru. Dari berbagai pandangan bisnis dan etika, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan bahwa seseorang atau perusahaan telah mengimplementasikan bisnis dan etika antara lain adalah sebagai berikut : 1. Indikator Bisnis Dan Etika menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain. 2. Indikator Bisnis Dan Etika menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan- aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya. 3. Indikator Bisnis Dan Etika menurut hukum. Berdasarkan indikator hukum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. 4. Indikator Bisnis Dan Etika berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya. 5. Indikator Bisnis Dan Etika berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa. 6. Indikator Bisnis Dan Etika menurut masing-masing individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya. Hal – Hal yang Harus diperhatikan dalam Menciptakaan Bisnis dan Etika
a. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian bisnis dan etika dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari bisnis dan etika tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah. b. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait. c. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility) Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. d. Memelihara Kesepakatan Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan bisnis dan etika.