Anda di halaman 1dari 33

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN ALIH JENIS

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014
Rahma Anugerah Oksalina 011411223001
Rossy Handayani 011411223002
Torvia Indriyani 011411223003
IqsyadinaFikriya 011411223004
Rachmawati Sukarno Putri 011411223005
Yulia Mufida 011411223006
Rohmatu Sangadah 011411223007
Yuliatuti 011411223008
Yeni Mustika 011411223009
Grace Riyanti Simbolon 011411223010
Lucky Citra Safitri 011411223011
Anisa Mardiati Imaniar 011411223012
Desi Fitriani 011411223013
Monita Lia Anggraeni 011411223014
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-
duanya.
(American Diabetes Association)
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara
genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi
berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
(Sylvia&Loraine, 2005)
Klasifikasi
Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes melitus gestasional (DMG)

Tipe Spesifik Lainnya


Diabetes Melitus Gestasional
 Pregestasional • Diabetes melitus
(Preexixting Diabetes) : gestasional :
perempuan hamil
dengan diabetes yang perempuan hamil
sudah diketahui sejak dengan diabetes
sebelum perempuan yang baru
tersebut hamil. diketahui setelah
perempuan
tersebut hamil.
Patofisiologi
Hormon diabetogenik hasil sekresi plasenta

Fungsi Resistensi insulin dan


hiperinsulinemia
pankreas
tidak cukup
mengatasi
keadaan perubahan endokrinologik
resistensi serta metabolik menjamin
insulin pasokan bahan bakar dan
nutrisi ke janin
Penegakan Diagnosis
keluhan sekarang (trias
poliuri, polidipsi,
polifagi) dan pernah
berobat sakit gula pada
dokter
1.
Anamnesa Riwayat persalinan yang
lalu

Riwayat keluarga
(herediter)
Lanjutan.. Urin

2. kadar gula darah puasa


Pemeriksaan dan post-prandiol

Glucosa tolerant test


(GTT): Bisa dilakukan
oral atau intravena
Pengaruh Kehamilan pada
Diabetes
 Diabetes dalam kehamilan
lebih sukar diatur karena
toleransi terhadap glukosa
berubah-ubah. Wanita
yang hamil juga mudah
menderita asidosis dan
kadar insulin yang
diberikan variasi. • kemungkinan tejadinya
peningkatan gangguan
hipertensi Morbiditas
antepartum
Pengaruh Diabetes pada
Kehamilan
Komplikasi pada Janin
 Kemungkinan gestosis 4 kali lebih besar
 Prematuritas
 Makrosomia
 IUFD.
 Hipoglikemi dan hipoksia setelah lahir
 Hidramnion sering terjadi
 Kelainan kongenital
 Kelainan letak janin
 Insufiensi plasenta
 Kematian perinatal
Sastrawinata (2004)
Komplikasi Intranatal & Maternal
 Inersi uteri dan atonia uteri
 Distosia bahu
 Kelahiran mati
 Partus lebih sering dilakukan
dengan tindakan.
 Angka kematian maternal lebih
tinggi
 Dalam masa nifas : infeksi dan
sepsis, menghambat
penyembuhan luka jalan lahir,
baik ruptur perinei maupun luka
episiotomi.
Penatalaksanaan
TUJUAN:
Pengawasan dan pengendalian diabetes untuk
keselamatan ibu dan anak

Kolaborasi dengan dokter ahli penyakit


Contoh

Asuhan
Kebidanan
Pada Ibu Hamil
dengan
Diabetes
Melitus
DATA SUBJEKTIF

Keluhan yang biasa di keluhkan oleh ibu yaitu: polifagia, mata


kabur, poliuria, penambahan berat badan berlebihan, polidipsi, mual
dan muntah, lemas dan sering kesemutan.
Ibu mengatakan pernah melahirkan anak dengan berat > 4000 gr,
dengan cacat bawaan dan atau bayi meninggal dalam kandungan.
Ibu mengatakan ada riwayat penyakit diabetes milletus.
Ibu mengatakan ada riwayat Abortus, partus prematurus, pre
eklamsia dan kembar air (hidramnion) pada kehamilan sebelumnya.
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai
- Peningkatan tekanan darah
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi
Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi
- Poliuri
- Obesitas
- Ketonuria
- Nyeri tekan abdomen
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada bekas
injeksi insulin yang sering
- Mata : Kerusakan penglihatan atau retinopati
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
Hasil pemeriksaan laboratorium darah : kadar glukosanya > 130 mg/dL dan 140
mg/dL.
ASSESMENT

G..P..... Uk …minggu dengan diabetes mellitus


Masalah: Polifagia, Mata kabur, Poliuria, Polidipsi,
Lemas dan sering Kesemutan.
Kebutuhan: HE pola nutrisi
Identifikasi diagnose dan masalah potensial:
abortus, hipoglikemia
Planning
 Beritahu hasil pemeriksaan
Rasional ibu mengetahui kondisi yang dialaminya sekarang.
 Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal.
Rasional: Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk
untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan kalori.
 Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester
pertama.
Rasional : Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi
karbohidrat yang dapat mengakibatkan metabolisme lemak dan
terjadinya ketosis.
 Kaji pemahaman stress pada diabetic.
Rasional : Stress dapat mengakibatkan peningkatan kadar
glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan insulin.
• Kaji gerakan janin dan denyut janin setiap kunjungan.
Rasional : Terjadi insufisiensi plasenta dan ketosis maternal
mungkin secara negatif mempengaruhi gerakan janin dan denyut
jantung janin.
• Observasi tinggi fundus uteri setiap kunjungan.
Rasional : Untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan abnormal
• Pantauan adanya tanda tanda edema, proteinuria, peningkatan tekanan darah.
Rasional : sekitar 12% – 13% dari diabetes akan berkembang
menjadi gangguan hipertensi karena perubahan kardiovaskuler berkenaan
dengan diabetes.
 Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau hiperglikemia.
Rasional : Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada
trimester pertama karena peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen oleh
ibu dan perkembangan janin. Hiperglikemia berefek terjadinya
hidramnion.
 Pemantauan keton urine.
Rasional : Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan dengan
ketonuria, menandakan kebutuhan terhadap peningkatan
karbohidrat.
 Kolaborasi dengan team medis:
• Siapkan untuk ultrsonografi pada gestasi minggu ke 8, 12, 18, 28, 36 sampai
minggu ke 38.
Rasional : Ultrasonografi bermanfaat dalam memastikan
tanggal gestasi dan membantu dalam evaluasi retardasi
pertumbuhan intra uterin.
 Rujuk pada ahli gizi.
Rasional : Diet secara spesifik pada individu perlu untuk
mempertahankan normoglikemi.
 Observasi kadar Glukosa darah.
Rasional : Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir
menurun bila kadar glukosa darah antara 60 – 100 mg/dl,
sebelum makan antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan
dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari 200 mg/dl.
PENYAKIT KELENJAR
THYROID
Kelenjar Tiroid adalah
Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah
laring pada kedua sisi dan sebelah anterior
trakea. Tiroid mensekresikan dua hormone
utama, tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3).
Fungsi yang penting dalam pertumbuhan
adalah meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan otak selama kehidupan
janin dan beberapa tahun pertama
kehidupan pasca lahir (Guytonand Hall,
2007)
Penyakit Tiroid dalam
Kehamilan
Hiperfungsi Metabolisme
Hamil
kel.thyroid basal

Masih dalam batas


normal

Pengaruh kehamilan terhadap penyakit tyroid kehamilan


tidak menyebabkan tiromegali
Penyakit kelenjar tiroid dibagi
menjadi dua, yaitu:

Hipertiroidisme(morbusbasedowi)

Hipotiroidisme (myxoedema)
Hipertiroidisme (morbusbasedowi)
Etiologi
 Insidensi 1: 2000 kehamilan (Sarwono, 2009)
 0,05 – 0,2 % dari seluruh kehamilan (Errol& John
Schorge, 2007)
 Penyakit Graves merupakan penyebab tersering dengan
RAIU (Radio ActiveIodine) yang tinggi dalam kehamilan
(95%).
 Lebih umum terjadi pada usia 20-50 tahun.
Tanda-tanda Hipertiroidisme :
 Takikardi yang melebihi peningkatan yang biasa
terjadi pada kehamilan
 Kecepatan nadi pada saat tidur yang meningkat
abnormal
 Tiromegali
 Eksoftalmus
 Kegagalan pada wanita yang tidak kegemukan untuk
menambah berat badan walaupun asupan makanan
normal atau meningkat
Pengaruh Kehamilan terhadap
Hipertiroidisme

Stroma
Hamil Keluhan > berat
bertambah besar
Pengaruh Hipertiroidisme terhadap
Kehamilan dan Persalinan

Pada ibu Pada janin


 Infertilitas  Kelahiran preterm,
 Keguguran berulang  Pertumbuhan Janin
 Gagal jantung (10-20%) Terhambat (PJT),
 Badai tiroid  Peningkatan
 Preeklamsia. mortalitas perinatal
Tata laksana
Tujuan selama kehamilan mengontrol
tirotoksikosis dan mencegah hipotiroidisme janin.
Pembedahan sebaiknya dihindari selama
kehamilan. Kecuali apabila terapi dengan obat-
obatan tidak berhasil atau terjadi efek toksis dari
obat, maka dipertimbangkan untuk tiroidektomi
(lebih baik dilakukan pada trimester ke-II).
HIPOTIROIDISME (MYXOEDEMA)

Etiologi
 Insidensi kejadian hipotiroid adalah sekitar 2,5%. Defisiensi
kelenjar tiroid klinik ditemukan pada 1,3 per 1000 dan
subklinis 23 per 1000 orang (Sarwono, 2009).
 Insidensi 0,5% dari seluruh kehamilan (Errol& John Schorge,
2007).
 Sebagian besar disebabkan oleh proses dirusaknya kelenjar
tiroid oleh otoantibodi, khususnya antibodi
antithyroidperoxidase.
 Secara klinis diagnosis ditegakkan bila kadar tiroksin bebas
rendah sedangkan kadar tirotropin meningkat.
Hipotiroid dibagi menjadi dua, yakni :

Hipotiroid
Subklinis

Hipotiroid Kongenital
HIPOTIROID SUBKLINIS HIPOTIROID KONGENITAL

• Penyakit abnormal  Insidensi hipotiroid


tirotropin serum & normal kongenital adalah sekitar 1
kadar tiroksin serum pada diantara 4000-7000 bayi.
pasien asimptomatik
• Efek penyakit pada
kehamilan tidak jelas
• Efek hipotiroid subklinis
pada kehamilan
menghambat perkembangan
neurofisiologik janin,
persalinan prematur, solusio
plasenta, perawatan bayi di
NICU.
Tata laksana
 Diagnosis dini sangat penting untuk menghindari
komplikasi antepartum (abruptioplacenta, PJT, lahir
mati) dan gangguan perkembangan neonatus dan anak
– anak (kretinismus).

Anda mungkin juga menyukai