Adapun komplikasi-komplikasi yang bisa timbul setelah operasi perbaikan pada atresia
esofagus dan fistula trakeoesofagus adalah sebagai berikut:
1. Dismotilitas Esofagus.
2. Gastrosofagus refluks.
3. Fistula trakeosofagus berulang.
4. Disfagia atau kesulitan menelan.
5. Kesulitan bernafas dan tersendak.
6. Batuk kronis batuk merupakan gejala yang umum setelah operasi perbaikan
atresia esophagus. Hal ini disebabkan oleh kelemahan dari trakea.
7. Meningkatkan infeksi saluran
Tanda dan Gejala-gejala kelainan ini bervariasi tergantung dari tipe
kelainan trakeoesofagus yang ada. Biasanya disertai hidramnion
(60%) dan hal ini pula yang menyebabkan kenaikan frekuensi bayi
lahir prematur, sebaiknya dari anamnesis didapatkan keterangan
bahwa kehamilan ibu diertai hidramnion hendaknya dilakukan
kateterisasi esofagus. Bila kateter terhenti pada jarak ≤ 10 cm, maka
di duga atresia esofagus.
K. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dengan operasi. Pada penderita atresia
anus ini dapat diberikan pengobatan sebagai beriikut :
1. Fistula yaitu dengan melakukan kolostomia sementara dan
setelah 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus.
2. Eksisi membran anal.
Sebelum dilakukan operasi, bayi diletakkan setengah duduk
untuk mencegah terjadinya regurgitasi cairan lambung ke
dalam paru, cairan lambung harus sering diisap untuk
mencegah aspirasi.
Komplikasi yang bisa timbul setelah operasi perbaikan pada atresia
esofagus dan fistula atresia esophagus adalah sebagai berikut :
1. Dismotilitas esophagus..
2. Gastroesofagus refluk.
3. Trakeo esogfagus fistula berulang.
4. Disfagia atau kesulitan menelan.
5. Kesulitan bernafas dan tersedak.
6. Batuk kronis.
7. Meningkatnya infeksi saluran pernafasan.