Pembimbing:
Dr. Vera Madonna L T, M.Kes, M.Ked(DV), sp. DV
(Adverse Drug Reaction/ADR)
- Suatu respon terhadap sebuah pengobatan
yang berbahaya
- Tidak diinginkan
- Terjadi pada dosis yang normal
Obat penyebab:
Beta laktam (5-10% kasus karena amphisilin),
sulfonamida, dan antiepilepsi test patch dan
test provokasi
Penanganan
Hentikan Antihistamin
Kortikosteroid
obat Gangguan tidur, oral
pencetus gatal AH sedatif
Terapi:
1) Hindari pencetus
2) Simptomatik
3) Kortikosteroid topikal
Reaksi Foto Sensitivitas
• Interaksi antara agen kimia dengan sinar matahari
• Fotoaktivasi bahan kimia manifestasi kulit akan
muncul
• 8% reaksi erupsi obat pada kulit bersifat fotosensitif
Berdasar pathogenesis:
• Fototoksik
• Fotoalergik
Reaksi I:
• Eritema, edema intens dan lambat
• 8 – 24 jam setelah terpapar sinar matahari
• Hiperpigmentasi, > merah tua dibandingkan sunburn
• Hidroklorotiazid
Reaksi II:
• Muncul dalam 30 menit, bertahan 1 – 2 hari
• Eritema, edema (-), gatal, rasa terbakar
• Doksisiklin, derivat tar (antrasena & acridine)
Reaksi III:
• Porfirin
• Reaksi cepat, bertahan sementara, erupsi yang mirip
urtikaria tetapi diaktivasi oleh cahaya ruangan
Reaksi fotoalergi
- setelah periode sensitisasi,
- dapat berulang (dosis kecil)
- Lesi papulovesikular, gatal dan dermatitis eksematus, 1-14 hari
setelah paparan terhadap sinar matahari.
- Pemeriksaan penunjang: phototest dan tes photopatch.
Penanganan
• Pencegahan, edukasi pasien (↑sensitivitas terhadap sinar
matahari dan proteksi)
• Pelembab dan emolian
• Antibiotik topical: vesikel dan bula.
• Antihistamin oral dan kortikosteroid topical: simptomatik
IV. MANIFETASI LAIN
• Serum Sickness Like Reaction (SSLR) ditandai
dengan demam, pruritus, urtikaria, dan arthralgia.
• Limfadenopati dan eosinofilia ±
• Terkait penggunaan terapi cefaclor
agen biologis (efalizumab, omalizumab, rituximab, infliximab),
antibiotik (meropenem, minosiklin, siprofloksasin, rifampisin),
antimikotik (griseofulvin, itraconazole), bupropion, clopidogrel,
dluoksetin, insulin detemir, imunoglobulin, mesalamin, streptokinase
• Terjadi dalam 103 minggu setelah paparan dengan obat
• Tatalaksana:
• Simptomatik: identifikasi dan stop obat pencetus.
• Antihistamin: urtikaria
• NSAID: arthralgia persisten dan/atau radang sendi
Erupsi Akneiform
• Erupsi pustular
• Predileksi: lengan dan tungkai.
• Lesi monomorf dan sembuh tanpa jaringan parut.
• Pencetus: Iodida, bromida, hormon adrenokortikotropik,
kortikosteroid, isoniazid, androgen, litium, aktinomisin d,
dan fenitoin.
• Tatalaksana: benzoil peroksida topikal, antibiotik topikal,
dan tretinoin topikal
KESIMPULAN
• Diagnosis CADR cukup sulit karena menyerupai
penyakit lainnya
• Identifikasi
obat pencetus sulit bila pasien
menggunakan lebih dari satu jenis pengobatan.
• Diagnosis yang salah membatasi opsi terapi,
penggunaan obat toksik, obat kurang efektif
• Tatalaksana: Obat pencetus wajib dihindari
• Gold standar diagnosis: tes provokasi
ERUPSI OBAT EKSANTEMATOSA
URTIKARIA
ANGIOEDEMA
FIXED DRUG ERUPTION
PHOTOSENSITIVITY REACTION
SERUM SICKNESS LIKE REACTION