Anda di halaman 1dari 86

dr. Alvarez Z.

Moningka , SpOT
PEMERIKSAAN
BEDAH
Initial Assasment & Resusitasi
Tujuan :
1.Menentukan Prioritas.
2.Menerapkan Primary Survey dan Secondary Survey.
3. Mengenal Riwayat Trauma utk membantu Diagnosa.
4.Antisipasi masalah yg timbul pd Initial
Assessment.
Pendahuluan
 Primary Survey (ABCDE).
 Resusitasi.
 Pemeriksaan Tambahan thp Primary Survey dan
Resusitasi.
 Secondary Survey.
 Pemeriksaan Tambahan thp Secondary Survey.
 Pemantauan dan Re-evaluasi berlanjut.
 Penanganan Definitif.
 Follow up
1. Primary Survey
A. : Airway. (Menjaga Airway dgn kontrol Servical).

B. : Breathing. (Menjaga Pernafasan dgn Ventilasi).

C. : Circulation. (Dgn kontrol Perdarahan / INFUS).

D. : Disability. (Status Neurologis (AVPU / GCS).


AVPU GCS (Glassgow Coma Scale)
- A : Alert (sadar) - Respons buka Mata (4).
- V : Vokal Respons (suara) - Respons Motoric terbaik (6)
- P : Pain Respons (nyeri) - Respons Verbal (5).
- U : Unresponsive (tak ada respons)
E. : Exposure. Enviroment Controle (hrs buka pakaiannya)
GLASGOW COMA SCALE
 RESPONS BUKA MATA.
 Spontan ……………………………… 4.
 Thp Suara …………………………… 3.
 Thp nyeri ……………………………. 2.
 Tidak ada ………………………........ 1.

 RESPONS MOTORIK TERBAIK.


 Ikut Perintah ………………………… 6.
 Melokaliser Nyeri ………………….. 5.
 Fleksi Normal ………………………. 4.
 Flexsi Abnormal (Dekortikasi) …… 3.
 Extensi Abnormal (Deserebrasi) … 2.
 Tidak ada (Flasid) ………………….. 1.

 RESPONS VERBAL.
 Berorientasi Baik …………………… 5.
 Berbicara ngacau (Bingung) ……... 4.
 Kata2 tak teratur ……………………. 3.
 Suara tak Jelas ……………………… 2.
 Tidak ada ……………………………. 1.
2. RESUSITASI
 OXYGANISASI dan VENTILASI.
 Pengelolaan SYOK (Jalur Infus dgn RL yg
dihangatkan).
 Meneruskan pengelolaan masalah yg mengancam
nyawa pd saat Primary Survey.
3.Pemeriksaan Tambahan pada
Primary Survey dan Resusitasi
 Monitoring.
 - Tek Darah / Nadi / Suhu. - Nafas
 - Pulse Oxymetry / EKG. - Analisa gas.
 Katheter Urethra & Nasogastrik Tube.
 Pemeriksaan Ro” Foto & Px Tambahan.
4.SECONDARY SURVEY
ANAMNESE.
Riwayat Trauma (Mechanisme of Injury).
Riwayat AMPLE (Alergy, Medication, Past illness,
Last meal, Enviroment)

PEMERIKSAAN PHISIK. (Dari Ujung Rambut


sampai
● Inspeksi Ujung Kaki).
● Palpasi
● Percusi
● Auskultasi
5.Pemeriksaan Tambahan pada
Secondary Survey
 CT. SCAN.
 Pemeriksaan Rontgen dgn kontras.
 Foto Extremitas.
 Endoskopy dan USG.
6. PEMANTAUAN & RE-EVALUASI
7. PENANGANAN DEFINITIP.
8. FOLLOW UP (soap)
S : SUBJEKTIP
O : OBJEKTIP
A : ASSESSMENT
P : PLANNING PENANGANAN
TERIMA KASIH
STERILISASI
CARA-CARA STERILISASI
1.OTOKLAF
Pemanasan dengan uap panas 115⁰C-125⁰C
atau lebih bertekanan tinggi ( 2-4 atm)
selama 10-15 menit
2.Air Panas Mendidih
Dibiarkan mendidih selama 10-30 ‘ (utk
membunuh spora )
3.Api
Pada pembedahan kecil,cepat dan darurat
4.Uap Kering (Drying Sterilisation )
Alat-alat dimasukkan dalam electric-oven
sterilisator dengan suhu 120⁰C-160⁰C selama
1-4 jam.Untuk bahan-bahan yang tidak dapat
disterilkan dengan otoklaf atau direbus
seperti minyak,powder
5. Rendam dalam bahan kimia atau
desinfektan
Uap formalin,lar.sublimat 1/1000,lar.hibitane
5 %, lar.Savlon, glutardehyde
6. Gas etilen okside
Digunakan untuk alat-alat yang akan rusak bila kena
panas
7. Radiasi
Sinar gamma dosis tinggi
ASEPSIS
Upaya membunuh semua mikroorganisme
dengan cara mekanis dan atau fisis

ANTISEPSIS
Segala upaya untuk membunuh semua
mikroorganisme dengan bahan kimia atau
Antiseptikum
Dapat dilakukan secara kimia,mekanik
dan fisik terhadap :

- Kamar operasi dan sarananya


Desain kamar bedah yang khusus dan sterilisasi
teratur dengan uap formalin /sinar ultraviolet

- Alat-alat/perlengkapan operasi
Dengan sterilisasi panas,sinar ultraviolet atau radiasi
- Personil bedah
Memakai pakaian khusus, topi dan masker.
Cuci tangan menururt Fuerbringer :
Tangan dibilas dengan air mengalir dan sabun cair lalu
disikat mulai dari ujung jari/kuku jari,tapak
tangan,punggung tangan, lengan sampai batas siku
selama 10‘ lalu dibilas dengan air, bilas dengan alkohol
70 % dan keringkan tangan /lengan dengan handuk
steril.
Waktu pembedahan operator/asisten memakai baju
dan sarung tangan steril
Sarung Tangan
ST yg dipakai berulang harus disterilisasi.
ST yg robek saat dipakai harus segera dilepas / diganti
Jika dipakai untuk prosedur yang lama ST harus diganti
sesudah digunakan selama 2 jam atau lebih.
Cuci tangan dengan sabun / antiseptik sebelum dan sesudah
memakai ST.
Dapat dipakai Double Gloves (2ST) sekaligus jika dibutuhkan
seperti pada:
Tindakan oeprasi yang berlangsung lama (>60 menit).
Daerah operasi yang sulit/sempit sehingga banyak
manuver.
Berhubungan dengan darah/cairan tubuh yang sangat
banyak.
Memakai ST yang bukan disposable (bukan 1x pakai).
- Kulit penderita
Rambut dicukur, memakai pakaian khusus
kemudian desinfeksi kulit sekitar lapangan operasi
mulai dari sentral ke perifer sampai 2 x dengan
desinfektan
- Usus
Sterilisasi usus dengan cara :
 Mekanis
 Makanan kurang serat
 Obat pencahar atau enema kolon
 Obat-obatan
Gol.Aminoklikosid,eritromisin atau metronidazole
ANTISEPSIS
Adalah suatu methode untuk mengontrol infeksi dgn meng-
hancurkan bakteri yg kontak dgn cara kimiawi / chemical.

Antisepsis kekuatannya kurang dan tidak dapat menghan-


curkan bentuk spora dari pertumbuhan bakteri.

CONTOH ANTISEPTIKUM

● Carbolic acid (5 %). ● Jodoform (Bethadine)10 %


● Lysol (0,3 %). ● Silver Nitrate (1 ‰).
● Mercury Bichloride (0,1 %). ● Chloracide (2 %).
● Hydrogen Peroxide / H2O2 (2-3 %). ● Chloramine (25 %).
● K. Permanganat 1‰ (5%). ● Aniline Dyes / Gentian V.
● Tintura Jodii (5-10 % Alkohol). ● Rivanol / Boor water.
● Ethyl Alcohol (70 %). ● Furacilline / Sulfonamide.
TERIMA KASIH
MINOR
SURGERY
Instrumen Dasar
PISAU : ● GUNTING :
Scalpel. ● Kasar & Halus.
Bistouri. ● Lurus & Bengkok (Metzembaum).

● PINSET : ● PEMEGANG JARUM :


Anatomis. Needle Holder.
● Chirurgis. Nedle Holder with Scissor.

● HEMOSTAT/KLEM : ● BENANG & JARUM :


● Kocher. ● Atraumatic.
● Pean. ● Traumatic.
Benang Absorbabel
Suatu bahan benang operasi steril yg terbuat dari
derivat kollagen dari mammalia yang sehat yg dpt
diserap oleh tubuh.
Terbuat dari bahan polymer synthetic, yg dapat
diserap oleh jaringan mammalia hidup.

SUTURE : COMPOSITION :
- Surgical Gut. Submucosa (sheep intestine).
- Dexon. Poly-glycolic acid.
- Vicryl. Co-polymer of glycolide.
- Polydioxanone (PDS). Polyester of p-dioxane.
Benang non Absorbable
Suatu bahan benang operasi steril yg tidak
dpt diserap oleh jaringan hidup mammalia.

SUTURE : KOMPOSISI :

- Surgical Silk. Silkworms Spun.


- Nylon (Ethylon). Polyamide Polymer.
- Polypropylene (Prolene). Polymer of Propylene.
- Ethibond. Polyesther Fibers.
- Surgical Stainless Steel. Iron, Nickel, Chrom.
TERIMA KASIH
LUKA
APAKAH LUKA ITU ?

Hilangnya kontinuitas jaringan


Akibat aksi dari luar :
Mekanik
Panas
Kimia
Aktinik
Jenis-jenis Luka
 Contused-lacerated wounds caused by knocks or blows
 Cuts or incised wounds
 Surgical cuts
 Wounds caused by stabbing or puncture
 Bite wounds
 Excoration and décollement
 Shot wounds
 Wounds caused by scalds or burns
 Wounds caused by frostbite
 Wounds caused by acids or caustic solutions
 Actinic necrosis
Klasifikasi Luka

1. LUKA TERBUKA.
- Luka akut
Clean Wound.
Clean contaminated Wound.
Contaminated Wound.
Dirty and infected Wound.
- Luka kronik

2. LUKA TERTUTUP.
Fase-fase Penyembuhan Luka
 INFLAMASI / Lag phase. (3 - 4 hari)
 PROLIVERATIVE / Regenerative
phase. (2 – 3 mgg)
 REMODELING / Maturasi phase.
(1 – 2 thn)
Penilaian Luka
PENATALAKSANAAN
 PENILAIAN LUKA
 PREPARASI LUKA
 PENUTUPAN LUKA
 DRESSING
PREPARASI LUKA
 ANESTESI
 Umum Spinal / Epidural
 Parenteral Lokal

 DEBRIDEMENT
 Surgical Debr. Autolytic Debr.
 Mechanical Debr. Enzymatic Debr.
 Biological Debr.

 BACTERIAL BALANCE (Anti Biotica)



 EXUDATES MANAGEMENT
 Pressure Dressing. Kompres / Irigasi NaCl
 Absorbent Dressing Mechanical Vacum
Tahapan Penanganan

 Perhatikan waktu penanganan (Golden periode).


 Hentikan perdarahan.
 Bersihkan (wound Toilet) / Debridement (Eksisi).
 Bila diperlukan dpt diperlebar lukanya utk explorasi.
 Explorasi (kedlman / panjang luka & organ terkait).
 Reparasi organ.
 Penutupan Luka.
 Dressing.
Follow up Luka

Nyeri.(Color, Dolor, Odem, Fungsiolesa).


Sekret.
Demam.
Perhatikan pengobatannya.
Granulated Wound
AIDS (Acquired Immuno Deficiency)
Chronic Wound
Pressure Sore (Decubitus).
Perivasculer Disease (Varicosis Ulcer).
Ulcus Carsinomatous
Rheumatoid Arthritis (Tophy).
Diabetes Melitus (krn Perubahan
Microangiopathic).
Faktor sistemik yang menghambat
penyembuhan luka

Age Systemic connective tissue disease


Adiposity Systemic vascular disease (vasculitis)
Anaemia Systemic infections
Tumours Trauma (hypovolemia, hypoxia)
Hormones Medication (corticosteroids, antiinflam-
Deficient diet matories, anticoagulants, cytostatics)
Diabetes
Faktor lokal yang menghambat
penyembuhan luka
 Mechanical Traction / Pressure
 Chronic Irritation
 Disturbed blood supply
 Infection
 Oedema
 Foreign Bodies
 Surgical Technique
 Suture Material and Suturing Technique
 Wound Dressing
 Medication (e.g. Local Anaesthetics, Topical Steroids /
Antibiotics)
TERIMA KASIH
TETANUS
TERIMA KASIH
TRAUMA
KAPITIS
TERIMA KASIH
LUKA BAKAR
PENYEBAB
1. Thermal Burn
- Flash/Flame Burn
- Contact Burn
- Scald Burn
2. Chemical Burn
- Acid Burn
- Alkaline Burn
3. Sun Burn
4. Electrical Burn
-Circuit, Arus (+)
- Flame , Arus ((-), Ledakan
- Lightned Burn ( Petir )

5. Radiation Burn
Sinar radio aktif
Severitas Luka Bakar
- Luasnya luka bakar
Berdasarkan Rule of Nine atau luas telapak
tangan

- Dalamnya luka bakar


Derajat 1 : mengenai epidermis
Derajat 2 : mengenai dermis
Derajat 3 : mengenai seluruh ketebalan
kulit
- Lokalisasi luka bakar
Berat bila mengenai wajah, tangan, kaki,
persendian dan perineum

- Umur penderita
Luka bakar tertambah berat pada anak dan
orang tua
Komplikasi
KOMPLIKASI DALAM 24 JAM I : KOMPLIKASI DLM MGG I

- SYOK NEUROLOGIS. - INFEKSI SEKUNDER (SEPSIS).


- SYOK HYPOVOLEMIS. - DILATASI LAMBUNG
MENDADAK.
- KEGAGALAN PERNAPASAN. - ILEUS PARALYTIC.
- KEGAGALAN JANTUNG. - ULCUS CURLING.

- KEGAGALAN GINJAL. - KONTRAKSI ESCHAR.


- GG-AN KES. CAIRAN/ ELECTROLIT.

KOMPLIKASI LANJUT

- HYPERTROPIC/KONTRACTUR SCAR.
- KELOID & MALIGNANCY.
- MALNUTRISI.
- SEPSIS YANG BERKELANJUTAN.
Penanggulangan Luka Bakar
 Resusitasi cairan
Akibat ekstravasasi cairan intravaskuler
Komponen cairan :
- Volume replacement ( akibat syok )
dewasa : 2000 cc ( secepatnya )
anak : 40 cc/kgBB ( secepatnya )
- Terapi cairan luka bakar
Sesuai formula Baxter pada dewasa dan Modifikasi
Brooks pada anak dengan monitor urine
- Cairan maintenance
 Perawatan luka
mencegah degradasi luka dengan :
-debridemant
- eschariotomi
- nekrotomi
 Mengurangi evaporating dan mencegah kehilangan
panas
 Enteral nutrisi dini
 Fisioterapi
Latihan pergerakan dini sesuai program
Penanggulangan di TKP
-Pastikan jalan nafasnya baik & bersih.
-Singkirkan ketempat aman, kmd Infus & berik O2 (bila
ada).
- Lepaskan semua yg mencekat (baju / ikat pinggang / dasi /
cincin / jam tangan / giwang dan lain lain).
-Bersihkan, Dinginkan dgn air mengalir (syarat <½ jam, LLB
<20%)
-Tutup dgn kain bersih / selimut / blanket / aluminium foil.
-Segera evakuasi pasien ke pusat kesehatan terdekat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai